Anda di halaman 1dari 3

1.

Gangguan Bipolar

1. 1. Definisi

Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders-Text Revision edisi ke-4 (DSM-IV-TR) adalah gangguan mood yang terdiri dari

paling sedikit satu episode manik, hipomanik atau campuran yang biasanya disertai dengan

adanya riwayat episode depresi mayor.

1. 2. Epidemiologi

Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa berat yang prevalensinya cukup

tinggi. Studi di berbagai negara menunjukkan bahwa risiko untuk terjadinya gangguan

bipolar sepanjang kehidupan adalah sekitar 1-2%. Studi Epidemiologic Catchment Area

(ECA) menemukan bahwa prevalensi sekali seumur hidup gangguan bipolar adalah antara

0,6%-1,1% (antara 0,8%-1,1% pada pria dan 0,5%-1,3% pada wanita).

Walaupun dalam buku-buku teks tradisional disebutkan bahwa gangguan bipolar

memiliki awitan pada usia yang relatif tua, namun bukti- bukti pada saat sekarang

menunjukkan puncak terjadinya gangguan bipolar adalah pada usia 20 hingga 25 tahun.

Beberapa survei menunjukkan gejala-gejala premorbid bahkan bisa dimulai lebih awal, pada

masa remaja. Jarang awitan di atas usia 60 tahun.

Berbeda dengan depresi unipolar, gangguan bipolar terjadi pada laki-laki dan

perempuan dengan prevalensi yang seimbang, kira-kira 1:1 tidak seperti depresi, di mana

kejadian pada perempuan diperkirakan dua kali lebih sering dibandingkan laki-laki).

Gangguan depresif mayor dan gangguan bipolar frekuensinya lebih tinggi pada

kejadian perceraian, perpisahan dan pada janda.

1. 3. Etiologi

Dalam usaha memahami etiologi gangguan bipolar, para peneliti terus melakukan

penelitian untuk mencari hubungan antara manifestasi penyakit yang sangat kompleks dengan
dasar biologinya. Gangguan bipolar dihubungkan dengan berbagai gangguan otak seperti

gangguan struktur, fungsi, kimia, neurokimia, neuroendokrin, dan transduksi sinyal otak.

Stres yang terjadi dalam peristiwa kehidupan sering mengawali terjadinya episode pertama

gangguan mood. Peristiwa-peristiwa seperti itu dapat menyebabkan perubahan neuronal

permanen yang menjadi predisposisi pada seseorang bagi terjadinya rentetan episode

gangguan mood.

1. 4. Klasifikasi

Berdasarkan DSM-IV-TR klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

a. Gangguan bipolar I.

Ditandai oleh satu atau lebih episode manik atau campuran yang biasanya disertai

oleh episode-episode depresi mayor;

b. Gangguan bipolar II

Gambaran utama ditandai oleh terjadinya satu atau lebih episode depresi mayor

yang disertai oleh paling sedikit satu episode hipomanik;

c. Gangguan siklotimik

Ditandai paling sedikit dua tahun dari sejumlah periode waktu gejala hipomanik

yang tidak memenuhi kriteria episode manik dan sejumlah periode gejala depresif yang tidak

memenuhi kriteria depresif mayor;

d. Gangguan bipolar yang tidak terinci

Gangguan ini mencakup gambaran bipolar yang tidak memenuhi kriteria di atas.

1.5. Manifestasi Klinis

Episode mania yaitu pada kelompok ini terdapat efek yang meningkat, disertai

peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik mental, dalam berbagai derajat

keparahan. Sedangkan episode depresi ditandai dengan gejala utama yaitu: afek depresi,

kehilangan minat dan kegembiraan, serta kekurangan energi yang menuju meningkatnya

keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas. Hipomania yaitu derajat gangguan yang

lebih ringan dari mania, afek meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas menetap
selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturur-turut, pada suatu derajat intensitas dan

bertahan melebihi siklotimia serta tidak ada halusinasi atau waham.

Pasien dengan gangguan bipolar juga bisa mendapat episode campuran yang

didefinisikan sebagai terjadinya simultan gejala mania dan depresi. Episode campuran terjadi

hingga 40% dari semua episode dan lebih umum pada pasien lebih muda dan tua serta wanita.

Serta dapat juga mengalami siklus cepat ; yaitu bila terjadi paling sedikit empat episode –

depresi, hipomania atau mania – dalam satu tahun. Seseorang dengan siklus cepat jarang

mengalami bebas gejala dan biasanya terdapat adanya kesulitan dalam hubungan

interpersonal atau pekerjaan. Siklus ultra ceoar yaitu episode mania, hipomania, dan episode

depresi bergantian dengan sangat cepat dalam beberapa hari. Gejala dan hendaknya lebih

berat bila dibandingkan dengan siklotimia dan sangat sulit diatasi. Symptom psikotik kasus

berat, pasien bisa mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik yang paling sering yaitu:

halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya) dan waham .

1.6. Terapi bipolar

a. Tujuan terapi

Tujuan terapi untuk gangguan bipolar adalah untuk mencegah terjadinya

kekambuhan episode mania, hypomania, atau depresif, mempertahankan berfungsi-fungsi

normal, dan untuk mencegah episode lebih lanjut mania atau depresi.

b. Algoritma terapi

Pengobatan gangguan bipolar dapat bervariasi tergantung pada jenis episode pasien

mengalami. Setelah didiagnosis dengan gangguan bipolar pasien harus mendapat mood

stabilizer (misalnya litium, valproat) untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Selama episode

akut obat dapat ditambahkan dan kemudian dapat diturunkan takarannya setelah pasien stabil.

Anda mungkin juga menyukai