Kemudian pada tahun 1999 - 2001 mulai dilakukan uji coba penggunaan obat dalam
kombinasi dosis tetap (KDT) di awasi setelah tahun 2002 DAT KDT mulai digunakan
di beberapa propinsi di indonesia ( jawa barat, jawa tengah , jawa timur dan sulawesi
selatan ) dan mulai tahun 2007 , DAT KDT digunakan secara rasional .
Mulai tahun 1995, program pengendali TB mengadopsi strategi DOTS atau Directly
observed treatment shortcourse, yang dikombinasikan oleh WHO.
Strategi dots telah dibuktikan dan berbagai uji coba lapangan dapat memberikan
angka kesembuhan yang tinggi . Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan
strategi kesehatan yang paling cost effective seorang petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan dalam melaksanakan tugasnya seharusnya mempunyai pengetahuan tentang
tuberkolusis , program pengendalian TB, serta hal-hal lain yang mendukung
terselengaranya pelayanan pengendalian TB.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Kegiat Pokok
Dengan tujuan mencapai” menuju , masyarakat bebas masalah TB, sehat, mandiri, dan
berkeadilan “ dikembangkan strategi yang merupakan trobosan akses universal.
2. Rincian Kegiatan
Kegiatan program pengendalian TB terdiri dari.
- Penemuan tersangka
- Diaknosis
- Pengobatan
b. Pasien di Anamnese
- Hidupkan bunsen
- Bakar ose cincin kemudian ambil sputum lakukan di atas objek gelas dengan
bentuk lonjong dengan ditetes 3 cm tepi.
f. Seminggu setelah akhir bulan ke 2 di periksa sputum ulang bila negatif diberi OAT
tahap lanjutan selama 4 bulan BTA masih (+) pasien TB di kasih sisipan OAT selama
1 bulan , pada bulan ke tiga sputum kembali di periksa bila BTA positif pasien
dugaan MDR rujuk ke RSU adam malik / Pencatatan dan penerapan pasien TB
dengan mengisi formulir pencataan yaitu.
- TB. 09 : Rujukan.
- Pasien dianjurkan berobat ke tempat yang lebih dekat dari tempat tinggalnya
mis: Puskesmas.
- Sasaran
- Pekerjaan berat.
- Gizi buruk.