KAJIAN PUSTAKA
Menurut Cohan & Lazarus (dalam Handini, 2011) kualitas hidup adalah
tingkatan yang menggambarkan keunggulan seseorang individu yang dapat dinilai
dari kehidupan mereka. Keunggulan individu tersebut biasanya dilihat dari tujuan
hidupnya, kontrol pribadinya, hubungan interpersonal, perkembangan pribadi,
intelektual dan kondisi materi. Sedangkan Ghozali juga mengungangkap faktor-
8
faktor yang mempengaruhi kualitas hidup diantaranya adalah mengenali diri
sendiri, adaptasi, merasakan perhatian orang lain, perasaan kasih dan sayang,
bersikap optimis, mengembangkan sikap empati.
9
Menurut Karangora (2012) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi
seseorang dalam konteks budaya dan norma yang sesuai dengan tempat hidup
seseorang tersebut serta berkaitan dengan tujuan, harapan, standard an kepedulian
selama hidupnya. Kualitas hidup individu yang satu dengan yang lainnya akan
berbeda, hal itu tergantung pada definisi atau interpretasi masing-masing individu
tentang kualitas hidup yang baik. Kualitas hidup akan sangat rendah apabila
aspek-aspek dari kualitas hidup itu sendiri masih kurang dipenuhi.
Dari beberapa uraian tentang kualitas hidup diatas maka dapat ditegaskan
bahwa yang dimaksud dengan kualitas hidup dalam kontek penelitian ini adalah
persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupannya baik dilihat dari
konteks budaya maupun system nilai dimana mereka tinggal dan hidup yang ada
hubungannya dengan tujuan hidup, harapan, standart dan fokus hidup mereka
yang mencakup beberapa aspek sekaligus, diantaranya aspek kondisi fisik,
psikologis, sosial dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
10
5. Kejadian dalam hidup, hal ini terkait dengan tugas perkembangan dan stress
yang diakibatkan oleh tugas tersebut. Kejadian dalam hidup sangat
berhubungan erat dengan tugas perkembangan yang harus dijalani, dan
terkadang kemampuan seseorang untuk menjalani tugas tersebut
mengakibatkan tekanan tersendiri.
6. Sumber daya, terkait dengan kemampuan dan kondisi fisik seseorang.
Sumber daya pada dasarnya adalah apa yang dimiliki oleh seseorang sebagai
individu.
7. Perubahan lingkungan, berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada
lingkungan sekitar seperti rusaknya tempat tinggal akibat bencana.
8. Perubahan politik, berkaitan dengan masalah Negara seperti krisi moneter
sehingga menyebabkan orang kehilangan pekerjaan/mata pencaharian.
Selain itu, kualitas hidup seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya, mengenali diri sendiri, adaptasi, merasakan pasienan orang lain,
perasaan kasih dan sayang, bersikap optimis, mengembangkan sikap empati.
Menurut WHO (2008) terdapat empat aspek mengenai kualitas hidup, diantaranya
sebagai berikut:
11
keterampilan baru, partisipasi dalam dan peluang untuk kegiatan rekreasi /
olahraga, lingkungan fisik ( polusi / suara / lalu lintas / iklim ), mengangkut.
2.2 Lansia
12
Departemen Kesehatan RI memberikan batasan lansia sebagai berikut:
13
Organ tersebut adalah sistem endokrin dan sistem imun. Pada proses penuaan,
kelenjar timus mengecil yang menurunkan fungsi imun. Penurunan sistem
imun menimbulkan peningkatan insidensi penyakit infeksi pada lansia. Dapat
dikatakan bahwa peningkatan usia berhubungan dengan peningkatan
insidensi penyakit (Fatmah, 2010). Lansia mengalami penanggalan gigi
akibat hilangnya tulang penyokong periostal dan periodontal, sehingga lansia
akan mengalami kesulitan mencerna makanan (Stanley, 2006).
2. Teori Kekebalan Tubuh Teori kekebalan tubuh (breakdown theory) ini
memandang proses penuaan terjadi akibat adanya penurunan sistem
kekebalan secara bertahap, sehingga tubuh tidak dapat lagi mempertahankan
diri terhadap luka, penyakit, sel mutan ataupun sel asing. Hal ini terjadi
karena hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar timus yang
mengontrol sistem kekbalan tubuh telah menghilang seiring dengan
bertambahnya usia (Fatmah, 2010).
3. Teori Fisiologik Sebagai contoh, teori adaptasi stress (stress adaptation
theory) menjelaskan proses menua sebagai akibat adaptasi terhadap stres.
Stres dapat berasal dari dalam maupun dari luar, juga dapat bersifat fisik,
psikologik, maupun sosial (Fatmah, 2010).
4. Teori Psikososial Semakin lanjut usia seseorang, maka ia semakin lebih
memperhatiakn dirinya dan arti hidupnya, dan kurang memperhatikan
peristiwa atau isu-isu yang terjadi (Fatmah, 2010).
5. Teori Kontinuitas Gabungan antara teori pelepasan ikatan dan teori pelepasan
ikatan dan teori aktivitas. Perubahan diri lansia dipengaruhi oleh tipe
kepribadiannya. Seseorang yang sebelumnya sukses, pada usia lanjut akan
tetap berinteraksi dengan lingkungannya serta tetap memlihara identitas dan
kekuatan egonya karena memiliki tipe kepribadian yang aktif dalam kegiatan
sosial (Fatmah, 2010)
6. Teori Sosiologik Teori perubahan sosial yang menerangkan menurunnya
sumber daya dan meningkatnya ketergantungan, mengakibatkan keadaan
sosial yang tidak merata dan menurunnya sistem penunjang sosial. Teori
pelepasan ikatan (disengagement theory) menjelaskan bahwa pada usia lanjut
14
terjadi penurunan partisipasi ke dalam masyarakat karena terjadi proses
pelepasan ikatan atau penarikan diri secara pelan-pelan dari kehidupan
sosialnya. Pensiun merupakan contoh ilustrasi proses pelepasan ikatan yang
memungkinkan seseorang untuk bebas dari tanggung jawab dari pekerjaan
dam tidak perlu mengejar peran lain untuk mendapatkan tambahan
penghasilan. Teori ini banyak mendapatkan kritikan dari berbagai ilmuwan
sosial (Fatmah, 2010)
7. Teori Aktifitas Berlawanan dengan teori pelepasan ikatan, teori aktivitas ini
menjelaskan bahwa lansia yang sukses adalah yang aktif dan ikut dalam
kegiatan sosial. Jika seseorang sebelumnya sangat aktif, maka pada usia
lanjut ia akan tetap memelihara keaktifannya seperti peran dalam keluarga
dan masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, karena ia
tetap merasa dirinya berarti dan puas di hari tuanya. Bila lansia kehilangan
peran dan tanggung jawab di masyarakat atau kelaurga, maka ia harus segera
terlibat dalam kegiatan lain seperti klub atau organisasi yang sesuai dengan
bidang atau minatnya. Teori ini menganggap bahwa pelepasan ikatan bukan
merupakan proses alamiah seperti pendapat Cumming & Hendry. Dalam
pandangan teori aktivitas, teori pelepasan adalah melekatnya sifat atau
pembawaan lansia dan tidak ke arah masa tua yang positif (Fatmah, 2010).
8. Teori Penuaan Ditinjau dari Sudut Biologis. Dulunya proses penuaan biologis
tubuh dikaitkan dengan organ tubuh. Akan tetapi, kini proses penuaan
biologis ini dihubungkan dengan perubahan dalam sel-sel tubuh disebabkan
oleh :
a. memiliki batas maksimum untuk membelah diri sebelum mati,
b. setiap spesies mempunyai karakteristik dan masa hidup yang berbeda,
c. penurunan fungsi dan efisiensi selular terjadi sebelum sel mampu membelah
diri secra maksimal. Lansia mengalami penurunan fungsi fisiologis pada
rongga mulut sehingga mempengaruhi mekanisme makanan. Perubahan
dalam rongga mulut yang terjadi pada lansia mencakup tanggalnya gigi,
muluit kering dan penurunan motilitas esofagus (Meiner, 2006).
15
2.3 Penurunan Pada Lansia
a. Penurunan jumlah sel, cairan tubuh serta cairan intraselular. Protein dalam
otak, ginjal, otot, hati serta dan darah akan berkurang, mekanisme perbaikan
sel menjadi terganggu, terjadi atrofi pada otak, berat otak berkurang 5 – 10 %.
b. Pada sistem persarafan lansia, lansia menjadi lambat dalam merespon
sesuatu, saraf pancaindra mengecil.
c. Sistem pendengaran pada lansia menurun ditandai dengan hilangnya daya
pendengaran pada telinga dalam.
d. Terjadi sklerosis pupil dan hilangnya respon sinar bisa menyebabkan
penglihatan lansia menjadi berkurang.
e. Pada sistem kardiovaskuler, jantung sudah tidak bisa memompa darah secara
optimal.
f. Pada sistem pengaturan temperatur tubuh, tubuh seorang lansia sudah tidak
bisa memproduksi panas yang maksimal. Hal ini menyebabkan aktifitas otot
menjadi berkurang.
g. Sistem pernafasan yang menurun ditandai dengan hilangnya elastisitas paru –
paru.
h. Pada sistem gastrointestinal, lansia akan kehilangan gigi, indra pengecap
menurun, fungsi absorpsi akan mengalami penurunan.
i. Sekresi lendir vagina pada lansia perempuan akan berkurang. Produksi testis
pada lansia laki – laki semakin menurun. Produksi hormon pada lansia akan
menurun.
j. Hilangnya jaringan lemak pada lansia menyebabkan kulit keriput pada lansia.
Rambut pada lansia akan semakin tipis serta terjadi perubahan warna yaitu
menjadi lebih kelabu
16
2.3.2 Perubahan Psikologis Pada Lansia
17
maupun berkembang pada populasi penderita hati dan paru-paru yang kronik
sebagai alat screening (Salim dkk, 2007).
Masalah gizi yang kurang pada lansia dapat disebabkan oleh anoreksia
yang berkepanjangan. Hal tersebut menyebabkan penurunan berat badan pada
lansia. Gizi kurang juga sering diakibatkan oleh penyakit infeksi kronis, penyakit
jantung kongestif, masalah sosial dan ekonomi atau sebab lain. Kehilangan berat
badan terjadi amat berlebihan sehingga asupan makanan tak dapat mengimbangi
kehilangan yang cepat itu. Keadaan kurang gizi pada lansia ini juga perlu
mendapat penanganan diet khusus (Irianto, 2014).
IMT (Indeks Massa Tubuh) adalah suatu alat untuk pemantauan status gizi
orang dewasa yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT
dihitung dengan cara :
18
2.4.1.2 Kondisi Psikologis Lansia
Depresi adalah suatu masa terganggunya fungsi dalam diri manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih serta gejala yang menyertainya,
termasuk perubahan pada pola tidur, perubahan nafsu makan, perubahan
psikomotor, sulit berkonsentrasi, merasa tidak bahagia, sering merasa kelelahan,
sering timbul rasa putus asa, merasa tidak berdaya, serta keinginan bunuh diri
(Kaplan dan Saddock, 2007).
1. Kecemasan serta histeria yang merupakan suatu gejala dari depresi justru
sering menutupi depresinya
2. Masalah sosial sering membuat depresi menjadi rumit
3. Usia lanjut sering menutupi kesepian serta rasa sedih dengan justru lebih aktif
dalam kegiatan di masyarakat (Soejono dkk, 2009).
Diagnosis awal dan terapi segera terhadap depresi pada pasien geriatri dapat
memperbaiki kualitas hidup, status fungsional, dan mencegah kematian dini.
Tanda dan gejala depresi yakni:
19
7. Sulit konsentrasi
8. Pikiran berulang tentang kematian atau gagasan bunuh diri (Soejono dkk,
2009)
20
mengalami penurunan yang terus menerus adalah kecepatan belajar, kecepatan
memproses informasi baru dan kecepatan beraksi terhadap rangsangan sederhana
ataukompleks, penurunan ini berbeda antar individu (Lumbantobing, 2006).
Aktivitas sosial merupakan salah satu dari aktivitas sehari – hari yang
dilakukan oleh lansia. Lansia yang sukses adalah lansia yang mempunyai aktivitas
sosial di lingkungannya. Contoh aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan
aktivitas sosial yang dikemukan oleh Marthuranath pada tahun (2004) dalam
Activities of Daily Living Scale for Elderly People adalah lansia mampu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya bersama lansia lainnya atau orangorang
terdekat, menjalankan hobi serta aktif dalam aktivitas kelompok. Aktivitas sosial
merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dengan masyarakat di lingkungan
sekitar (Napitupulu, 2010). Menurut Yuli pada tahun (2014) Teori aktivitas atau
kegiatan (activity theory) menyatakan bahwa lansia yang selalu aktif dan
mengikuti banyak kegiatan sosial adalah lansia yang sukses.
21
merupakan suatu proses di mana manusia melakukan komunikasi dan saling
mempengaruhi dalam tindakan maupun pemikiran. Penurunan derajat kesehatan
dan kemampuan fisik menyebabkan lansia secara perlahan akan menghindar dari
hubungan dengan orang lain. Hal ini akan mengakibatkan interaksi sosial
menurun (Hardywinoto dan T., 2005).
22
2.5 Hubungan Antara Aktivitas Sosial, Interaksi Sosial, dan Fungsi Keluarga
Dengan Kualitas Hidup Lansia
Penelitian oleh Sutikno pada tahun (2007) memenukan bahwa faktor umur
lansia mempunyai hubungan dengan kualitas hidup pada lansia. Menurut
Nugroho, pada tahun (2000) kualitas hidup lansia akan semakin buruk dengan
bertambahnya usia. Dengan pertambahan usia maka akan ada perubahan dalam
cara hidup seperti merasa kesepian dan sadar akan kematian, hidup sendiri,
perubahan dalam hal ekonomi, penyakit kronis, kekuatan fisik semakin lemah,
terjadi perubahan mental, ketrampilan psikomotor berkurang, perubahan
psikososial yaitu pensiun, akan kehilangan sumber pendapatan, kehilangan
pasangan dan teman, serta kehilangan pekerjaan dan berkurangnya kegiatan.
23
Lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi tubuh, sehingga akan
berakibat pada penurunan fungsi jalan, penurunan keseimbangan, serta penurunan
pada kemampuan fungsional. Tingkat kemandirian pada lanjut usia akan menurun
sehingga kualitas hidupnya juga akan mengalami penurunan (Utomo, 2010).
Suatu penelitian di Makassar mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat kemandirian dengan kualitas hidup lanjut usia (Aziz,
2015).
24