Anda di halaman 1dari 6

KEPALA DESA…………………..

KABUPATEN …………..

PERATURAN DESA……………
NOMOR TAHUN 20….

TENTANG

PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN


RUKUN WARGA DESA ……..

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA ………….,

Menimbang : a. bahwa untuk membantu Pemerintah Desa dalam meningkatkan


kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan di desa ……….., perlu dibentuk Rukun Tetangga
dan Rukun Warga;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Pembentukan
Rukun Tetangga dan Rukun Warga Desa …………;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah dirubahn menjadi Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015, Tentang Perubahan Pelaksanaan Undang – undang
6 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 157
Tahun 2016);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa


Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5694);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 111


Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Repulik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Pedoman Kewenangan Lokal dan Hak Asal Usul Berskala Desa;

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ………….


dan
KEPALA DESA ………..

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN


RUKUN WARGA DESA ………..

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:


1. Desa adalah Desa ….. Kecamatan …….. Kabupaten ………..
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa.
4. Kepala Desa adalah Kepala Desa ….. Kecamatan …. Kabupaten ……………..
5. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan
Permusyawaratan Desa ……… Kecamatan ……… Kabupaten ………….
6. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk melalui
musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
7. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari wilayah kerja Kepala
Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui penunjukan,pemilihan langsung,
dan musyawarah keterwilayahan kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
8. Kepala keluarga adalah:
a. orang yang bertempat tinggal dengan orang lain, baik mempunyai hubungan darah
maupun tidak dan bertanggung jawab terhadap keluarga;
b. orang yang bertempat tinggal seorang diri; atau
c. kepala asrama, kepala rumah yatim piatu dan tempat lain dimana beberapa orang
tinggal bersama.

BAB II
PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Desa ini dibentuk RW dan RT di Desa ……….

Pasal 3

(1) RW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari:


a. RW 001;
b. RW 002;
c. RW 003;
d. Dst……….
(2) RW 001, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf e
berkedudukan di Jl. …………….
(3) RW 002 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berkedudukan di Jl. …………….
(4) RW 003 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berkedudukan di Jl. ……………..

Pasal 4

(1) RT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berkedudukan di setiap RW.

(2) RT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang berkedudukan di RW 001 terdiri dari:
a. RT …;
b. RT ……;
c. RT ……;
d. Dst…….
(3) RT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang berkedudukan di RW 002 terdiri dari:
a. RT ……..
b. RT …….
c. Dst…...
(4) RT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang berkedudukan di RW 003 terdiri dari:
a. RT 001;
b. RT 002; dan
c. RT 003.

BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 5
(1) RW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mempunyai tugas:
a. membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah;
b. membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan,
sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat;
c. mengkoordinir dan mensinkronisasikan tugas RT dalam wilayahnya; dan
d. mengkoordinasikan dan menyalurkan aspirasi RT dalam segala bidang kehidupan
sosial kemasyarakatan dan pembangunan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), RW mempunyai
fungsi:
a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;
b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan
aspirasi dan swadaya murni masyarakat;
d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya;
e. penyelesaian permasalahan perselisihan yang tidak dapat diselesaikan di tingkat RT;
f. pelaksanaan koordinasi dan penyaluran aspirasi RT dalam segala bidang kehidupan
sosial kemasyarakatan dan pembangunan; dan
g. pelaksanaan ketentraman dan ketertiban lingkungan antar RT dalam rangka
mendukung terwujudnya ketentraman dan ketertiban daerah.

Pasal 6
(1) RT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mempunyai tugas:
a. membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah;
b. membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan,
sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat;
c. menyerap aspirasi masyarakat untuk disampaikan dalam musyawarah rencana
pembangunan desa;
d. membantu terciptanya ketentraman, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
e. menggerakan swadaya gotong royong, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat di
wilayahnya; dan
f. membantu terciptanya kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), RT mempunyai
fungsi:
a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;
b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan
aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan
d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.

BAB IV
PENGURUS

Pasal 7

(1) Pengurus RW dan RT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari:


a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Seksi.
(2) Pengurus RW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih oleh Pengurus RT dan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(3) Pengurus RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih oleh kepala keluarga dan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(4) Masa bhakti Pengurus RW dan RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 5 (lima)
tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa bhakti berikutnya.
(5) Tata cara pemilihan Pengurus RW dan RT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) berpedoman pada Peraturan perundang-undangan.

BAB V
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 8
(1) Tata cara pengangkatan pengurus sebagaimana yang terdapat pasal 7 ayat (1) huruf a,
dapat dilakukan dengan penunjukan langsung, musyawarah perwakilan wilayah
kerjanya, dan pemilihan langsung

(2) Tata cara pengangkatan penunjukan langsung sebagaimana ayat (1), terlebih dahulu
dengan memperhatikan :
a. Wilayah kerja RT/ RW, terdapat Pengurus yang sudah habis masa baktinya sesuai
yang diatur peraturan perundang – undangan
b. Tidak pernah menjabat Ketua RT selama 2 (dua) kali secara berturut – turut atau
tidak berturut – turut, baik diwlayah kerja, dan /atau diluar wilayah kerja tempat
pengangkatan
c. Meminta Calon Ketua RT/ RW yang akan diangkat untuk menyerahkan berkas,
sekurang – kurangnya :
1. Fotocopy KTP
2. Surat Keterangan Sehat
3. Surat Keterangan Tidak Pernah dijatuhi hukuman (SKCK)
d. Dan hal lainya yang diaturoleh peraturan perundang – undangan yang berlaku

(3) Tata cara pengangkatan musyawarah perwakilan wilayah sebagaimana ayat (1), yaitu
dengan urutan sebagai berikut :
a. Calon ketua Rt/ RW mendaftar dengan membuat surat lamaran kepada Kepala
Desa …….,
b. Kepala Desa menyurati Badan Permusyawaratan Desa…….. untuk memimpin
musyawarah desa dengan inti surat untuk memimpin musyawarah desa pemilihan
RT/ RW, serta melampirkan Calon ketua RT/ RW yang akan dipilih, dan sekurang
– kurangnya memuat tempat, hari / tanggal, dan waktu
c. Badan Permusyawaratan Desa mengundang minimal 2/3 setiap masyarakat di
wilayah pemilihan dari data jumlah penduduk yang dimiliki oleh Pemerintah
Desa………………. untuk memilih ketua RT/ RW di wilayah kerjanya dengan
sekurang - kurangnya
d. Hak suara memilih Calon Ketua RT/ RW adalah Masyarakat yang mendapatkan
undangan Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana huruf b
e. Masyarakat yang mendapatkan undangan sebagaimana huruf b tidak boleh
memilih Calon Ketua RT/ RW yang bukan wilayah pemilihannya, sebagaimana yang
terdapat pada pasal 3 dan 4
f. Bagi masyarakat yang sudah mendapatkan undangan , namun tidak hadir di
musyawarah desa pemilihan Calon Ketua RT/ RW, maka dianggap tidak
memberikan suara
g. Waktu pemilihan Calon Ketua RT/ RW disampaikan dalam surat undangan Badan
Permusyawaratan Desa
h. Calon Ketua RT/ RW yang terpilih adalah Calon Ketua RT/ RW yang mendapatkan
suara terbanyak
i. Setelah mendapatkan Calon Ketua RT/ RW terpilih, maka badan permusyawartan
desa membuat berita acara, dan menyerahkannya kepada Kepala
Desa………,melalui surat resmi, dan akan sebagai dasar Kepala Desa untuk
menerbitkan Surat Keputusan Pengangkatan Calon Ketua RT/ RW Terpilih menjadi
Ketua RT/ RW paling lambat 3 hari kerja setelah berita acara musyawarah diterima
Kepala Desa……….. dari Badan Permusyawaratan Desa………
j. Tahapan pemilihan dengan musyawarah keterwakilan wilayah akan dibuatkan
skema urutannya sebagaimana yang teradapat pada Lampiran I Peraturan Desa ini
k. Biaya yang dikeluarkan dengan pengangkatan Calon ketua RT/ RW yang dipilih
secara musyawarah keterwakilan dibebankan kepada APBDes dan dana lainya yang
tidak mengikat

4) Tata cara pengangkatan dengan pemilihan langsung sebagaimana ayat (1), untuk
mekanisme pemilihannya disepakati melalui musyawarah desa

BAB V

Pasal 8

(1) Pendanaan RW dan RT diperoleh dari:


a. swadaya masyarakat bardasarkan hasil musyawarah mufakat;
b. anggaran yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pemerintah Daerah;
c. bantuan dari Pemerintah dan Pemerintah Provinsi; dan
d. bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat.
(2) Sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan untuk biaya
operasional, tunjangan bagi pengurus serta pengadaan sarana dan prasarana
masyarakat.
(3) Pengelolaan keuangan RW yang diperoleh dari sumber sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diadministrasikan secara tertib, teratur dan membuat laporan tertulis yang
disampaikan setiap semester kepada pengurus RT.
(4) Pengelolaan keuangan RT yang diperoleh dari sumber sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diadministrasikan secara tertib, teratur dan membuat laporan tertulis yang
disampaikan setiap semester kepada kepala keluarga.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Desa……

Ditetapkan di …………….
pada tanggal 201…

KEPALA DESA ………………,

………………….
(Nama Lengkap Tanpa Gelar)

TATA URUTAAN DOKUMEN MENJADI PERATURAN DESA

1. Sekretaris Desa Menyusun Dokumen


2. Sekretaris Desa menyerahkan Dokumen ke Kepala Desa
3. Kepala Desa Menyurati BPD untuk dilakukan Pembahasan dan Disepakati Bersama, serta
menyerahkan Dokumen sebagai Bahan BPD
4. BPD Menyusun jadwal Pelaksanaan untuk dilakukannya Pembahasan dengan Pemeritah Desa
5. Setelah BPD mendapatkan Jadwal , maka BPD mengundang Pemerintah Desa (kepala Desa dan
Perangkat) dengan waktu yang sudah disepakati sebagaimana angka 4
6. Dalam hal pembahasan , dan sudah ditemukan kesepakatan, maka BPD mengembalikan
dokumen ke Pemerintah Desa untuk Ditetapkan menjadi Peraturan Desa dan Diundangkan
Sekretaris Desa

Anda mungkin juga menyukai