Anda di halaman 1dari 40

PORTOFOLIO TUGAS KELOMPOK AZAS DAN METODE

PERANCANGAN
PROSES METODA RANCANG

Kelompok 6
Ahmad Rodhi 18051010001
Rina Maya Safira 18051010068
Skolastika Virginia Audrey O W 18051010084
Gurith Indika 18051010092

DOSEN PENGAMPU:
Ir. Rullan Nirwansyah, M.T.
Adibah N.Y, BBE, MSc

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
TAHUN 2019
TATANAN MASSA

Suatu bangunan yang memiliki ruang, apabila ditempati atau dihuni maka
akan terjadi suatu hubungan timbal balik antara ruang dengan penghuni
tersebut.
Dalam konteks ini tidak hanya manusia saja yang disebut penghuni ruang,
tetapi juga makhluk hidup lainnya yang menempati ruangan tersebut.Karena
selain rumah manusia juga ada rumah anjing, kandang sapi, kandang ayam,
sampai rumah semut.
Namun dalam konteks manusia dan arsitektur, manusialah yang memiliki
paling banyak macam korelasi dengan ruangan karena memiliki cipta rasa dan
karsa.Hubungan tersebut dibagi menjadi hubungan secara fisik maupun non fisik
(psikis) ruang.
Dalam hal ini arsitek memiliki peran untuk menjembatani antara ruang
dengan penghuninya agar terjadi hubungan timbal balik yang harmonis.
Menurut Dharma Yadnya (2012) pengembangan konsep bentuk dan pola
massa pada tapak memenuhi kreteria:
a) Memenuhi tuntutan fungsi bangunan pada tapak,
b) Kaidah-kaidah orientasi, dan
c) Kaidah-kaidah estetika berupa irama, tekanan, keseimbangan, proporsi dan
skala. Tidak seluruh bentuk dasar dari massa dapat dikembangkan,
pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan dengan memperhatikan
kriteria tersebut.

Dharma Yadnya (2012) juga mengemukakan bahwa dalam pengambangan bentuk


dasar massa dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni:
1. Menggabungkan kedua bentuk dasar massa baik lingkaran, segitiga dan
persegi, dengan penambahan atau pengurangan dan
2. Mengkombinasikan kedua benntuk dasar atau lebih dengan teknik
penambahan atau pengurangan.
Pengembangan pola massa dengan bentuk dasar sama dengan menggunakan
teknik pengurangan dan penambahan.

POLA TATANAN MASSA BANGUNAN

Pola merupakan suatu yang mengungkapkan skema organisasi struktural


mendasar yang mencangkup suatu penataletakan masa, baik itu bangunan
maupun lingkungan, yang menciptaan suatu hubungan keseimbnagan dan
keselarasan. Untuk jenis pola masa dapat dibagi menjadi beberapa yaitu (Yadnya,
2012):

1. Axial

Organisasi ruang yang terbentuk berdasarkan garis axis tertentu yang


menghubungkan antar ruang dan membuat sebuah pola. Pola axial ini bisa juga
merupakan pengembangan dari beberapa pola organisasi ruang linier. Axial
berasal dari garis axis atau sumbu tertentu yang membentuk pola ruang.

Contoh organisasi axial adalah pola permukiman di sebuah desa, dimana


rumah-rumah penduduk akan terbangun di sepanjang tepi jalan, sementara area
yang tidak dilalui oleh jalan biasanya merupakan sawah atau tegalan.

2. Radial

BANGUNAN UTAMA

Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang-ruang Iinier yang
berkembang menurut arah jari-jari.
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat dan
linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah
organisasi linier berkembang menurut arah jari-jarinya.
Apabila suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang
memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi
radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang keluar
Iingkupnya.
Ruang pusat pada suatu organisasi radial pada umumnya berbentuk teratur.
Lengan-lengan liniernya, mungkin mirip satu sama lain dalam hal bentuk dan
panjang untuk mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara
keseluruhan.
Lengan-lengan radialnya juga dapat berbeda satu sama lain untuk
menanggapi kebutuhan-kebutuhan akan fungsi dan konteksnya.
Variasi tertentu dari organisasi radial adalah pola baling-baling.
Susunan ini menghasilkan suatu pola dinamis yang secara visual mengarah
kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya.
3. Linear

Perulangan Bangunan

Suatu urutan dalam satu garis dan ruang-ruang yang berulang.


Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini
dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan
melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah.
Organisasi linier biasanya terdiri dan ruang-ruang yang berulang, serupa
dalam ukuran, bentuk, dan fungsi.
Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya
terhadap organisasi dapat berada di manapun sepanjang rangkaian linier.
 Derajat kepentingannya ditegaskan melalui ukuran, bentuk, maupun
lokasinya.
 Penempatan ruang penting pada bagian tengah rangkaian linier.
 Penempatan ruang penting pada ujung rangkaian linier.
 Penempatan ruang penting pada titik-titik belok rangkaian linier.
 Penempatan ruang penting di luar organisasi linier.
Bentuk organisasi Iinier bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap
bermacam kondisi dan bentuk tapak. Bentuknya dapat lurus, bersegmen, atau
melengkung. Konfigurasinya dapat berbentuk horisontal sepanjang tapak,
diagonal menaiki suatu kemiringan, atau berdiri tegak seperti sebuah menara.
Bentuk-bentuk lengkung dan bersegmen pada organisasi linier melingkupi
daerah ruang eksterior pada sisi cekungnya dan mengarahkan ruang-ruangnya
menghadap ke pusat daerah.
Pada sisi cembungnya bentuk ini tampak menghadang dan memisahkan
ruang di hadapannya terhadap Iingkungannya.
4. Grid (Papan Catur)

5. Cluster

Bangunan Utama

Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama


memanfaatkan satu cirii atau hubungan visual.
Organisasi dalam bentuk kelompok atau “cluster” mempertimbangkan
pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya.
Sering kali organisasi ini terdiri dari ruang-ruang yang berulang yang memiliki
fungsi-fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan
orientasi.
Di dalam komposisinya, organisasi ini juga dapat menerima ruang-ruang yang
berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang
lain berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti simetri atau sumbu.
Karena polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku, bentuk
organisasi ini bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan
perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.
Ruang-ruang cluster dapat diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke
dalam bangunan atau sepanjang alur gerak yang melaluinya.
Ruang-ruang dapat juga dikelompokkan berdasarkan luas daerah atau
volume ruang tertentu atau dimasukkan dalam suatu daerah atau volume ruang
yang telah dibentuk.
Kondisi simetris atau aksial dapat dipergunakan untuk memperkuat dan
menyatukan bagian-bagian organisasi dan membantu menegaskan pentingnya
suatu ruang atau kelompok ruang.

6. Memusat

Bangunan Sekunder

Bangunan Utama

Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang


sekunder.
Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri
dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengeIiIingi sebuah ruang pusat
yang luas dan dominan.
Ruang pemersatu terpusat pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya
cukup besar untuk menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingnya.
Ruang-ruang sekunder dan suatu organisasi mungkin setara satu sama lain dalam
fungsi, bentuk dan ukuran.
Menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang secara geometnis teratur
dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.
Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain dalam hal bentuk
atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap:
• kebutuhan akan fungsi.
• menunjukkan kepentingan relatif.
• lingkungan sekitar.
• kondisi tapak.
Pola sirkuIasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat mungkin
berbentuk radial, loop, atau spiral.
Hampir dalam setiap kasus pola tersebut akan berakhir di dalam atau di sekeliling
ruang pusat.

SIRKULASI PADA RUANG

Sirkulasi adalah elemen yang sangat kuat dalam membentuk struktur


lingkungan.
3 prinsip utama dalam pengaturan teknik sirkulasi :

1. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual
yang positif.

2. Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan


membuat lingkungan menjadi jelas terbaca.

3. Sektor publik harus terpadu dan saling bekerjasama untuk mencapai


tujuan bersama.

Ada 3 pola sirkulasi :

 Linier
Pola linier adalah jalan yg lurus yg dapat menjadi unsur
pembentuk utama deretan ruang.
Tipe ruang ini biasanya menempatkan fungsi-fungsi yang ada
dalam satu tata atur yang menyerupai sebuah garis lurus yang
meneruskan fungsi dari ruang satu ke ruang yang lain sehingga
terjadi interaksi tatap muka langsung antar keduanya.

contoh :

Ruang ini dapat diakses melalui satu arah saja yaitu dari dari depan menuju
punggung ruangan. Ruang tipe ini dapat diperbesar kesamping namun tetap
memiliki arah yang sama.
 Radial

Tipe Ruang radial merupakan perkembangan dari tipe ruang pertama hanya
saja pada tipe ini punggung saling berhadapan sehingga muka mengarah keluar
dan tidak ada akses masuk untuk kedalam.
Pada jenis tipe radial harus menentukan satu fungsi ruang yang akan
dijadikan pusat perhatian penghuni, dan ruang-ruang yang memiliki fungsi lain
akan selalu mengarah atau memusatkan pada ruang yang dijadikan pusat. Bisa
disebut juga pusat/center dari ruangam tersebut dimana langkah sesorang akan
otomatis mengarah pada ruangan itu.

contoh :
pola

 Spiral
Pola spiral adalah suatu jalan menerus yang bersasal dari titik pusat,
berputar mengelilinginya dan bertambah jauh darinya.

contoh :
 Network

Pola ini terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik-titik terpadu
dalam ruang.
:
Ketiga gambar di atas memiliki hubungan dengan pola sirkulasi network

 Campuran
Pola ini dalah kombinasi dari sirkulasi pada suatu bangunan, misalnya.
Karenya terbentuk orientasi yang membingungkan.
pola :

Contoh :
Dalam satu bangunan yang komplek memiliki sirkulasi yang beragam
(campuran)

RUANG LUAR
Ruang Luar adalah ruang yang terbentuk oleh batas horizontal bawah
(bentang alam seperti tanah) dan batas vertikal (masa bangunan dan vegetasi).
Masa berupa bangunan atau vegetasi dan ruang luar yang terbentuk diantaranya.
Keduanya perlu disusun dan diintegrasikan dalam site untuk dapat menciptakan
lingkungan hunian yang baik.
Jenis ruang luar diklasifikasikan melalui beberapa cara sehingga setiap
klasifikasi membedakan jenis ruang luar dengan metode tertentu seperti fungsi
atau kegiatan yang dilakukan pada ruang tersebut. Berikut adalah Jenis Ruang
luar berdasarkan beberapa klasifikasi.

Jenis Ruang Luar Berdasarkan Kegiatan

Berdasarkan jenis kegiatan yang ditampungnya, ruang luar dapat dibedakan


menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis ruang luar berdasarkan kegiatannya :

 Ruang Aktif

Ruang Aktif adalah ruang-ruang yang dibentuk untuk difungsikan sebagai ruang
untuk aktivitas olah raga, jalan, dan bermain. Ruang luar ini dapat berbentuk:
plaza, playround, lapangan Olah Raga, sidewalk.
 Ruang Pasif

Ruang pasif adalah ruang-ruang yang dibentuk bukan difungsikan sebagai tempat
manusia melakukan kegiatan utama. Ruang luar ini dapat berbentuk seperti
taman pasif, area hijau terbuka untuk penyerapan air hujan

Jenis Ruang Luar Berdasar fungsinya

Ruang luar juga bisa dikategorikan sesuai dengan fungsinya. Berikut adalah jenis
ruang luar berdasarkan fungsinya :

 Fungsional

Ruang Luar Fungsional merupakan ruang luar yang sebgaja dibentuk dengan
adanya fungsi/guna untuk melakukan kegiatan tertentu. Fungsi/guna tersebut
misalnya sebagai berikut :

 Ruang aktif seperti tempat untuk bermain dan olah raga

 Tempat peralihan kegiatan atau menunggu

 Sarana penghubung antar bangunan

 Sebagai pembatas antar bangunan

 Sebagai pengatur jarak antar bangunan

 Ekologis

Ruang luar ekologis artinya ruang luar dibentuk dengan pertimbangan fungsi
ekologisnya. Fungsi ini terkait dengan pelestarian lingkungan dan pemeliharaan
alam yang dimulai dari skala kecil yaitu bangunan. Berikut adalah fungsi ruang
luar berdasarkan sisi ekologisnya :

 Sumber penyegaran udara (menyerap CO2 dan menghasilkan O2) sebagai


penyerap dan pengendali air hujan dan banjir
 Sebagai pengendali ekosistem tertentu

 Sebagai pelunak/pelembut massa bangunan


Kajian dan Analisis

A. Jati baru kapal api

Arsitek : Cosmas Gozali


Lokasi : Jalan Taman Jati Baru Barat II, Jakarta Pusat
Tim Arsitek : Biro Arsitektural Atelier Cosmas G
Selesai Project : 2019
Fungsi : Kantor

Bangunan ini merupakan bangunan kantor tingkat lima dengan tingkat


kesulitan yang cukup tinggi. Tingkat kesulitan ini ditinjau dari letak bangunan ini
sendiri yang berada di daerah bising yaitu di Jalan Jati Baru, Jakarta Pusat. Seperti
yang diketahui bahwa daerah ini dekat dengan stasiun yang ramai pendatang.
Untuk mengatasi kebisingan tersebut, si arsitek membuat bangunan ini
berorietasi ke arah dalam. Tantangan yang lain adalah tentang sustainable
design, dimana harus ada udara yang mengalir untuk menghemat energi.
Tidak hanya membuat tampilan yang enak dilihat dari luar saja, melainkan si
arsitek ingin membuat siapa pun yang masuk ke dalam kantor ini merasakan
suasana yang tenang dengan sentuhan warna yang fun.
Karena itu, kantor ini juga memiliki interior yang menarik dan membuat siapa
pun yang kerja menjadi lebih fokus.

B. Analisis Desain Bangunan

Ditinjau dari eksterior bangunan ini yang menjadi point


of interest nya terletak pada bagian atap. Bentuk atap
bangunan ini menggunakan atap Toraja dengan
olah bentuk lebih modern. Pilihan atap Toraja ini
adalah representasi kebun penghasil kopi istimewa
yang dimiliki Kapal Api yang digabungkan dengan fasad
bangunan kubus.

Pada bagian fasad bangunan ini memiliki bentuk


awal kubus dimana arsitek memainkan pola-pola bentuk kubus dengan menarik
atau membuat beberapa bagian menjadi menonjol.

Bagian yang menonjol pada


eksterior bangunan.

Selain itu, arsitek memadukan filosofi Kapal Api melalui fasad bangunan yang
unik. Dinding- dinding miring yang berbeda arahnya di setiap lantai merupakan
aplikasi dari filosofi biji kopi yang merekah. Celah antara dinding yang miring ini
diberi jendela agar dapat masuk cahaya alami ke dalam ruangan dan
memungkinkan karyawan atau siapapun dapat melihat keadaan diluar Gedung .
Material yang digunakan pada bangunan yaitu
beton yang memberikan kesan bentukan
massive pada bangunan ini, sedangkan daerah
Jakarta sendiri bangunan kantor rata-rata
menggunakan material full kaca.
Penggunaan beton ini merespon tingkat
kebisingan di area site.

C. Analisis Tatanan Ruang Dalam

Meskipun massive dari luar, sebagai gantinya pada interior


dibuatlah kualitas ruang yang menyenangkan seperti dinding tidak terlihat lurus
saja, penggunaan warna, dan lain-lain.

Permainan pada interior kantor ini juga menarik. Terdapat ruang meeting
terbuka, ruang santai, dan box khusus untuk siapapun yang ingin bekerja lebih
focus. Tidak hanya itu, pada interior bangunan ini, penataan furniture dan
penataan ruang di tata seperti sebuah kedai kopi.
Pada bangunan ini terbilang cukup unik dan hemat energi karena lobby dan
koridornya tidak menggunakan AC. Udara didapatkan dari udara yang mengalir
dari fasad dibagian atas berupa kisi-kisi. Ruangan ber-AC dijumpai saat memasuki
ruang kerja.
Interior bangunan ini mengkombinasikan material kayu yang hangat dengan
permainan warna cerah yang tematik di setiap area memungkinan karyawannya
dapat lebih kreatif dan bahagia.

D. Analisis Orientasi Bangunan

Ditinjau dari site terlihat bahwa bangunan ini terletak pada site yang ramai.
Karena letak bangunan ini di tanah abang yang ramai dengan transportasi umum
yang ada membuat tidak enak dipandang. Sehingga view tidak dihadapkan ke
jalan karena lingkungannya yang kumuh.
Apabila di tinjau dari site plan dan denah, bentuk atap Toraja begitu jelas
terlihat pada bangunan ini, bentuk atap Toraja di sini juga tidak simetris antara
bagian depan dan belakangnya dengan bagian depan lebih panjang.

Bangunan ini tampak menghadap ke arah tenggara ke jl. Jati baru Raya,
dan ke arah barat daya ke jl. Taman jati baru barat, sehingga tingkat
keebisingan di site ini tergolong tinggi, inilah yang sudah menjadi tantangan si
arsitek sejak awal dan menjawab alas an penggunaan material beton.

E. Analisis Tatanan Massa Bangunan

Bangunan ini menggunakan Pola Axial

Pola axial adalah Organisasi ruang yang terbentuk berdasarkan garis axis tertentu
yang menghubungkan antar ruang dan membuat sebuah pola. Pola axial ini bisa
juga merupakan pengembangan dari beberapa pola organisasi ruang linier
F. Analisis Skala Bangunan

Massa bangunan ini menggunakan skala ruang intim.


Yang bertujuan untuk menciptakan unsur nyaman dan terlindung bagi pengguna
bangunan ini didesain di lahan yang terbilang cukup sempit menurut kami
pemberian skala yang intim dan nyaman ini dapat membuat semua yang berada
didalamnya merasa sangat nyaman dan fokus dalam melaksanakan kegiataannya

G. Analisis Sirkulasi Bangunan


Sirkulasi Kendaraan: Aksebilitas lahan
■ Memiliki 2 daerah parkir bertingkat, 1 lahan
parkir bebas dan basement karena sempitnya
lahan.
■ Bangunan parkir terletak dekat dengan
bangunan utama dengan tujuan untuk
memudahkan sirkulasi manusia dari bangunan
parkir ke bangunan utama.
Sirkulasi Manusia: Radial

3 4
5

1 2

Bangunan ini memiliki 1 pola lurus kemudian menyebar ke segala penjuru ruang.
Pola sirkulasi radial memiliki pola jalan yang berkembang dari, atau menuju suatu
pusat. Pada bangunan ini yang menjadi pusat pertama adalah pada bagian lobby.
Diawali dengan pintu masuk utama yang berjumlah 2 buah, kemudian lobi, dari
lobi ini pengunjung dapat menyebar ke segala penjuru, baik itu ke office room 1
(1), office room 2 (2), tangga menuju lantai atas (3), tangga menuju lantai
basement (4), lift, pantry, dan toilet (5).

- Jalan Masuk Ke dalam Ruangan

Bangunan ini memiliki jalan masuk yang menjorok ke dalam, dengan kanopi kaca
dan teras menjorok ke luar. Ini dapat berfungsi sebagai lobby masuk atau
penanda bahwa ini merupakan jalur masuk menuju kebangunan (entrance )
terdapat penutup pada atasnya.

Jalan masuk ini mengantarkan pengguna bangunan menuju lobby sebelum


mengakses ke ruangan yang lain nya.

H. Analisis Ruang Luar

Menurut Prabawasari; ruang luar adalah ruang yang membatasi alam hanya
pada bidang alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dikatakan tidak terbatas
dengan unsur bidang alas dan bidang dinding.
- Bidang Alas
Bidang alas dibagi menjadi dua, yaitu bidang alas massif dan bidang alas pasif

Pada bangunan ini terdapat bidang alas pasif berupa taman. Bidang alas pasif
berupa taman atau lapangan hijau, bidang alas ini dapat ditemukan pada banyak
sudut sekitar bangunan. Meskipun tidak menggunakan taman yang luas, tetapi
arsitek berusaha memberikan bidang alas pasif di sekitar site agar

Bidang alas masif pada bangunan ini berupa tempat parkir dan jalan untuk
kendaraan dengan perkerasan aspal/paving, dan perkerasan berupa plat terdapat
pada selasar, komunal space termasuk playground, dan lapangan olahraga.

Bidang dinding/ pembatas


■ Pada bidang dinding luar terdiri dari bahan material beton, kaca dan
kolom
■ Pada bagian dalam pembatas menggunakan kaca
Penggunaan material kaca ini menghilangkan kesan massif yang sudah ter
realisasikan pada bagian luar bangunan.

Denah
2. Studi Kasus 8 Tallet

Arsitek: BIG - Bjarke Ingels Group

Lokasi: Copenhagen , Denmark

Kolaborasi: Mitra Hopfner , MOE & Brodsgaard, Partner

Partner-In-Charge: Bjarke Ingels, Thomas Christoffersen

Pemimpin Proyek: Ole Elkjaer-Larsen, Henrick Poulsen

Project Area: 61.000 sqm, 476 tempat tinggal

Proyek Tahun: 2010

Bangunan ini merupakan bangunan dengan fungsi campuran, 61.000 m 2


sebagai perumahan dengan tiga tipe dan 10.000 m 2 sebagai bangunan ritel dan
perkantoran. Bangunan ini terletak di bagian tepi selatan copenhagen. Berbeda
dengan bangunan pada umumnya yang menggunakan tatanan blok secara
vertikal, bangunan ini mencampur semua fungsi ke tipologi bangunan horizontal
yang dihubungkan oleh jalur pejalan kaki dan sepeda yang menerus hingga ke
lantai sepuluh. Bangunan ini memiliki suasana pinggiran kota, di mana bisnis dan
perumahan hidup secara berdampingan.
Bangunan ini menciptakan suasana interior yang intim, dipisahkan oleh pusat
yang saling bersilangan, yang menampung 500 meter persegi fasilitas komunal
yang tersedia untuk semua penghuni. Di tempat yang sama, bangunan tersebut
ditembus oleh jalan selebar 9 meter yang memungkinkan untuk berpindah dari
area taman di tepian barat ke kanal yang berisi air di sebelah timur.
A. Analisis Orientasi Bangunan

Site plan dan denah

Apa bila di tinjau dari site plan dan denah bengunan ini akan terlihat
layaknya angka delapan yang menduduki sebuah lahan besar. pada bangian
tengah bangunan terdapan lubang besar yang di pisah oleh bentuk X sehingga
membentuk dua buah lubang, kedua lubang tersebut berfungsi sebagai ruang
komunal pada bangunan.

Pada salah satu bagian sisinya di buat lebih rendah dari bagian bangunan yang
lain sehingga memungkinkan bagian bangunan yang lain mendapatkan view
padang rumput yang luas

View
Pada apartemen ini terdapat sebuah bagian yang tampak lubang layaknya
huruf V, yang mem ungkinkan penghuni dalam bangunan untuk menikmati view
berupa padang rumputn yang terletak di sebelah bangunan. Tidak hanya berguna
untuk memberikan view, namun dengan adanya lubang tesebut juga
memungkinkan sinar matahri untuk masuk ke dalam bangunan, terutama ketika
matahari mulai tenggelam. Bagian yang berbentuk V ini juga menjadi sebuah
kaunikan tersendiri bagi bangunan, apabila dilihat dari luar bangunan.

B. Analisis Desain Bangunan

1) Bentuk berawal dari bentuk balok mengikuti bentuk lahan dengan lubang
pada bagian tengah
2) bentuk di buat layaknya kue lapis. Tiap lapisan mewakili fungsi bangunan
3) ada keinginan untuk membuat plaza pada bagian timur-barat
4) bentuk di buat layaknya angka delapan, untuk mendapatkan ruang yang
berfungsi sebagai plaza. Selain itu juga pada bagian tengah juga dibuat lorong
untuk menghubungkan bagian timur-barat

5)pada sudut bagian belakang di tarik ke atas dan 6)penarikan sudut bagian belakang berguna agar
sudut bagian depan di tekan ke bawah bagian tersebut dapan menangkap sinar
matahari dan mendapatkan view
7)bagian yang ditekan ke bawah berguna untuk menghapuskan penghalang, agar
bagian bangunan lain lebih mandapatkan sinar matahari dan juga view yang di
inginkan
8)pada bagian berwarna hijau berfungsi sebagai rooftop garden
I. Analisis Sirkulasi
Bangunan
Pola tatanan Massa
bangunan
Sebuah ruang pusat
yang menjadi acuan
organisasi ruang-
ruang Iinier yang
berkembang
menurut arah jari-
jari. Organisasi radial
memiliki kemiripan
dengan sistem
organisasi central,
hanya saja
perletakannya
adalah
lingkaran.Contoh sederhana organisasi radial bisa dilihat pada beberapa stadion sepak bola
yang menggunakan tribun melingkar.

Pola sirkulasi : Radial

Sirkulasi radial memiliki pola jalan yang berkembang dari atau menuju suatu pusat.Pada
bangunan 8 house ini pada lantai dasar memakai pola sirkulasi radial yang meiliki 2 pusat
lalau menyebar ke segala arah. Pada saat memasuki bangunannya memakai pla sirkulasi
linier karena menyusuri koridor koridor antar lantai menuju ruang ruang yang lain.
Pusat dari bangunan ini merupakan 2 ruang komunal yang terbuka dan terletak dikelilingi
oleh bangunan.
POLA BANGUNAN
RADIAL

Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang-ruang Iinier


yang berkembang menurut arah jari-jari. Organisasi radial memiliki kemiripan
dengan sistem organisasi central, hanya saja perletakannya adalah lingkaran.
Contoh sederhana organisasi radial bisa dilihat pada beberapa stadion
sepak bola yang menggunakan tribun melingkar.
J. Analisa Skala Bangunan
skala ruang menakutkan
Pada skala ini objek bangunan mempunyai ketinggian yang berada jauh di atas
skala ukuran manusia. Hal ini akan terasa bila kita berjalan di antara bangunan
tinggi dengan jarak antarbangunan yang berdekatan.
Sudut pandang manusia secara normal pada bidang vertikal adalah 60°
Untuk aksebilitas lahan parkir berada pada basement bangunan yang di gunakan
untuk lahan parkir dan terdapat beberapa pintu masuk dan keluar pada gedung A
dan gedung B bangunan ini
Sirkulasi Manusia : Radial
Memiliki 1 pola lurus kemudian menyebar ke segala penjuru ruang.Pola sirkulasi
radial memiliki pola jalan yang berkembang dari, atau menuju suatu pusat.

Bidang Alas Pasif


Bidang alas pasif berupa taman atau lapangan hijau.
Bidang Alas Masif
Bidang alas masif berupa tempat parkir dan jalan untuk kendaraan
dengan perkerasan aspal/paving, dan perkerasan berupa plat terdapat pada
selasar, komunal space termasuk playground, dan lapangan olahraga.
DAFTAR PUSTAKA

https://anggasvara.blogspot.com/2014/06/bab-i-pendahuluan-1.html
https://dimasseptiyanto.wordpress.com/category/arsitektur/teori-arsitektur/
https://www.arsitur.com/2017/11/pengertian-dan-organisasi-ruang-dalam.html
http://helena-hapsari.blogspot.com/2010/02/sirkulasi-adalah-elemen-yang-
sangat.html
p2kp.com
widix blog
elearning gunadarma
article-salmukom

Anda mungkin juga menyukai