Anda di halaman 1dari 16

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Imunisasi Tetanus Toxoid

a. Pengertian

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Imunisasi adalah

upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan

penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. 16

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular

khususnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang diberikan

tidak hanya kepada anak sejak masih bayi hingga remaja tetapi juga kepada

dewasa.16

Tetanus adalah penyakit kekakuan otot yang disebabkan oleh

eksotoksin (tetanospasmin) dari organisme penyebab penyakit tetanus dan

bukan oleh organismenya sendiri.28

Imunisasi tetanus toxoid (TT) adalah proses membangun kekebalan

sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus adalah

suatu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan, kemudian dimurnikan.28

b. Tujuan Imunisasi Tetanus Toxoid

Pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid pada ibu hamil bertujuan untuk

memberi kekebalan pasif kepada ibu hamil terhadap tetanus, vaksinasi ini

juga menghindari tetanus pada bayi setelah lahir disamping kekebalan untuk

ibu hamil. 9
9

Kekebalan terhadap tetanus hanya dapat diperoleh melalui imunisasi

TT. Imunisasi TT akan merangsang pembentukan antibodi spesifik yang

mempunyai peran penting dalam perlindungan terhadap tetanus. Ibu hamil

yang mendapatkan imunisasi TT dalam tubuhnya akan membentuk antibodi

tetanus. Antibodi tetanus masuk dalam golongan yang mudah dilewati sawar

plasenta masuk dan menyebar melalui darah janin, yang akan mencegah

terjadinya tetanus neonatorum. 20 TT adalah antigen yang sangat untuk ibu

hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapat imunisasi

TT. Pada ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT tidak didapatkan

perbedaan resiko cacat bawaan ataupun abortus dengan mereka yang tidak

mendapatkan imunisasi.6

c. Jadwal Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid

Imunisasi tetanus toxoid diberikan kepada wanita selama kehamilan

untuk menghindari kematian neonatal. Imunisasi untuk wanita hamil adalah

suatu program yang dikoordinasikan oleh Direktorat Imunisasi dan

Direktorat Kesehatan Ibu dan Anak di Kementerian Kesehatan. Program

tesebut menganjurkan agar ibu mendapatkan dua kali imunisasi tetanus

toxoid (TT) selama kehamilan pertama. Imunisasi TT diberikan satu kali

pada setiap kehamilan berikutnya untuk memelihara perlindungan penuh. 7

Pemberian imunisasi TT bagi ibu hamil yang telah mendapatkan imunisasi

TT dua kali pada kehamilan sebelumnya atau pada saat calon pengantin,

maka TT cukup diberikan 1 kali saja dengan dosis 0,5 cc pada lengan atas.

Bila ibu hamil belum pernah TT, maka perlu diberikan TT sejak kunjungan

pertama sebanyak 2 kali dengan jadwal 1 bulan.2


10

Tabel 2.1
Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid
Masa
Imunisasi Interval % Perlindungan
Perlindungan
Pada kunjungan
TT 1 0% Tidak ada
ANC pertama
4 minggu
TT 2 80 % 3 tahun
setelah TT 1
6 bulan setelah
TT 3 95 % 5 tahun
TT 2
1 tahun setelah
TT 4 99 % 10 tahun
TT 3
1 tahun setelah 25 tahun/seumur
TT 5 100 %
TT 4 hidup

Bayi dikatakan sepenuhnya terlindungi jika memenuhi salah satu

kriteria berikut :7

1) Ibu mendapatkan imunisasi TT dua kali selama kehamilan

2) Ibu mendapatkan dua atau lebih imunisasi TT dalam kelahiran tiga

tahun terakhir

3) Ibu mendapatkan paling sedikit tiga kali imunisasi TT dalam

kelahiran 5 tahun terakhir

4) Ibu mendapatkan paling sedikit 4 kali atau lebih imunisasi TT dalam

kelahiran 10 tahun terakhir

5) Ibu mendapatkan paling sedikit lima kali atau lebih imunisasi TT

dalam setiap saat sebelum kelahiran terakhir.

d. Lokasi Pemberian

Vaksin disuntikan secara intramuskular pada muskulus deltoideus atau

muskulus gluteusmaximus. 9

e. Tempat Memperoleh Imunisasi Tetanus Toxoid


11

Imunisasi tetanus toxoid dapat diperoleh pada:

1. Pos pelayanan terpadu (posyandu)

2. Puskesmas

3. Polindes

4. Bidan praktik swasta dan tempat lain yang telah tersedia

Pemberian imunisasi tetanus toxoid merupakan salah satu kebijakan

pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kemtian bayi atau

neonatus yang disebabkan oleh tetanus. Dengan pemberian imunisasi TT,

diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum

dalam kurun waktu 3 tahun.20

f. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toxoid

Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak

untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan. Ini akan sembuh dan tidak perlu

pengobatan.14

2. Teori Perilaku Kesehatan Lawrence Green

Teori Green mengatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga fakor,

yaitu:

a. Faktor Predisposisi yaitu faktor yang dapat mempermudah terjadinya

perubahan perilaku dan terwujud dari pengetahuan, sikap, keyakinan,

umur, sosial ekonomi, nilai-nilai, dan budaya.


12

1) Tingkat Pengetahuan

a) Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancar indera menusia yakni melalui

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat

penting untuk tindakan seseorang.26

b) Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercangkup dalam domain kognitif ada 6

tingkatan:26

(1) Tahu (Know)


Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu tahu ini tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.


(2) Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat


13

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.


(3) Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam kontek atau situasi yang lain.


(4) Analisis (Analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

menggambarkan, membedakan, dan sebagainya.


(5) Sintesis (Synthesis)
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formula baru dari formulasi-formulasi yang

telah ada.
14

(6) Evaluasi (Evulation)


Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c) Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan dapat diukur melalui wawancara atau angket

yang menyatakan tentang isi materi yang diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan

diatas. Disini peneliti hanya memakai tingkat pengetahuan sampai

memahami mengenai pengertian, tujuan, manfaat, jadwal

pemberian, lokasi pemberian, efek samping, dan tempat

memperoleh imunisasi tetanus toxoid tersebut.36 Arikunto (2006),

dalam membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang dapat

dikelompokan menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat

umum yang didasarkan pada nilai persentase yaitu sebagai berikut :


(1) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 50 %
(2) Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya ≤

50%

2) Dukungan Keluarga

a) Pengertian

Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang

diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap

keluarga selalu berinteraksi satu sama lain. Menurut Duvall,

keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan


15

perkawinan, adopsi, kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap

anggota.30

Menurut WHO (1969), keluarga adalah anggota rumah tangga

yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau

perkawinan. Menurut Salvision Bailon dan Aracelis Maglaya

(1989), keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengengankatan, dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing

menciptakana serta mempertahankan kebudayaan.30

b) Bentuk Dukungan Keluarga

Bentuk dukungan keluarga yaitu sebagai berikut :37

(1) Dukungan emosional

Dukungan emosional memberikan perasaan nyaman,

merasa dicintai meskipun saat mengalami suatu masalah,

bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya,

perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa

berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan

tempat istirahat dan memberikan semangat kepada pasien yang

dirawat di rumah. Jenis dukungan bersifat emosional dan

menjaga keadaan emosi atau ekspresi. Yang temasuk dukungan

emosional ini adalah ekspresi dari empati, kepedulian, dan


16

perhatian kepada individu. Memberikan individu perasaan

yang nyaman, jaminan rasa memiliki, dan merasa dicintai saat

mengalami masalah, bantuan dalam bentuk semangat,

kehangatan, personal, cinta, dan emosi.

(2) Dukungan Informasi

Dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung

jawab bersama, termasuk dalamnya memberikan solusi dari

masalah yang dihadapi pasien dirumah, memberikan nasehat,

pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang

dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan

informasi dengan menyarankan tempat, dokter, dan terapi yang

baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk

melawan stressor. Pada dukungan informasi keluarga sebagai

penghimpun informasi dan pemberi informasi.

(3) Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah

seperti pelayanan, bantuan finansial dengan menyediakan dana

untuk biaya pengobatan, dan material berupa bantuan nyata,

suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu

memecahkan masalah kritis, termasuk didalamnya bantuan

langsung seperti saat seseorang membantu pekerjaan sehari-

hari, menyediakan informasi dan fasilitas, menjaga dan

merawat saat sakit serta dapat membantu menyelesaikan


17

masalah. Pada dukungan nyata, keluarga sebagai sumber untuk

mencapai tujuan praktis.

(4) Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan merupakan dukungan berupa

dorongan dan motivasi yang diberikan keluarga kepada pasien.

Dukungan ini merupakan dukungan yang terjadi bila ada

ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Pasien

mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang

masalah mereka, terjadi melalui ekspresi penghargaan positif

keluarga kepada pasien, penyemangat, persetujuan terhadap

ide-ide atau perasaan pasien. Dukungan keluarga ini dapat

membantu meningkatkan stategi koping pasien dengan

strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang

berfokus pada aspek-aspek positif.

c) Pengukuran Dukungan

Untuk mengkategorikan dukungan keluarga, semua skor

jawaban responden dijumlahkan dan digunakan skor rata-rata

kategori yaitu:37

(1) Tidak mendukung, jika skor < 60%

(2) Mendukung, jika skor ≥ 60-100%

b. Faktor pendukung adalah faktor yang mendukung dan memfasilitasi

terjadinya perubahan perilaku misalnya fasilitas pelayanan kesehatan,

Pendidikan, dan informasi kesehatan.


18

c. Faktor penguat adalah faktor yang memperkuat terjadinya perubahan

perilaku baik pada individu maupun pada masyarakat misalnya

perilaku toma, perilaku petugas, dan kemitraan pemerintahan

1) Peran Bidan

a) Pengertian

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh

orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu

sistem. Peran dipengaruhi oleh oleh keadaan sosial, baik dari dalam

maupun dari luar dan bersifat stabil. 30

Definisi bidan menurut Ikatan BIdan Indonesia (IBI) seorang

wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang

telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai pernyataan yang

berlaku dan diberi izin secara sah untuk melaksanakan praktik.19

Peran bidan yang dimaksud disini yaitu bidan wajib

memberikan pelayanan asuhan kehamilan sesuai standar profesi

dengan menghormati hak-hak pasien. Sebagai professional bidan,

dalam melaksanakan praktiknya harus sesuai dngan standar

pelayanan kebidanan yang berlaku. Standar mencerminkan norma,

pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi.

Kelalaian dalam praktik terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak

memenuhi standar dan terbukti membahayakan.3


19

b) Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan

Adapun peran bidan dalam promosi kesehatan adalah sebagai

berikut: 32

(1) Peran sebagai advokator

Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/

badan organisasi yang diduga mempunyai pengaruh

keberhasilan suatu program atau kelancaran suatu kegiatan.

Bentuk kegiatan advokator, antara lain adalah:

(a) Seminar

(b) Bidan menyajikan masalah kesehatan di wilayah

kerjanya. Bidan menyampaikan masalah kesehatan

menggunakan media dalam bentuk lisan, artikel,

berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk

membentuk opini publik.

(2) Peran sebagai edukator

Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam

asuhan dan pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan

kesehatan agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan

kesehatan mereka.

(3) Peran sebagai fasilitator

Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptkan,

mengkondisikan iklim kelompok yang harmonis, serta

memfasilitasi terjadinya proses saling belajar dan kelompok.


20

(4) Peran sebagai motivator

Upaya yang dilakukan bidan sebagai pendamping adalah

mengedarkan dan mendorong kelompok untuk mengenali

potensi dan masalah, dan dapat mengembangkan potensi untuk

memecahkan masalah itu.

c) Cara Pengukuran Peran

Untuk mengukur peran petugas dengan menggunakan skala

Guttman. Skala Guttman merupakan skala yang bersifat tegas dan

konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas. Setiap jawaban

dihubungkan dengan bentuk pertanyaan ya atau tidak. Jawaban

peran bidan terdiri dari dua alternatif yaitu pertanyaan positif diberi

nilai 1 jika ya, 0 jika tidak. Untuk pertanyaan negatif diberi nilai 1

jika tidak, 0 jika ya. 38

Untuk mengkategorikan peran petugas, semua skor jawaban

responden dijumlahkan dan digunakan skor rata-rata kategori yaitu:

(1) Berperan : jika skor ≥ 60-100%

(2) Tidak berperan : jika skor < 60%


21

B. Kerangka Teori
Faktor predisposisi
 Tingkat
Pengetahuan
o Sikap
o Tradisi
o kepercayaan
o system nilai-nilai
 Dukungan keluarga
o Pendidikan, social
dan ekonomi

Faktor pendukung
o fisilitas Perilaku kesehatan
o sarana
o prasarana

Faktor penguat
 Peran petugas
kesehatan
o Tokoh masyarakat
o Tokoh agama
o Peraturan
o Undang-undang
Keterangan:
 : yang diteliti
o : yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Teori L. Green Tentang Perilaku Kesehatan dalalm Soekidjo Notoatmodjo

C. Kerangka Konsep
Tingkat pengetahuan

Peran petugas (Bidan) Imunisasi TT

Dukungan keluarga
(suami)
Variable Independent Variable Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus
Toxoid Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota Padang
Tahun 2019
22

D. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Pemberian Ibu hamil yang Buku KIA Melihat 0: Tidak ordinal
imunisasi TT mendapatkan buku KIA lengkap
pada ibu kekebalan terhadap
hamil penyakit tetanus 1 : lengkap
sesuai dengan jadwal
pemberian

2. Tingkat Segala sesuatu yang kuisioner Diisi 0: kurang ordinal


Pengetahuan diketahui ibu tentang langsung baik jika skor
Ibu imunisasi TT oleh ≤ 50 %
responden
1: baik jika
skor > 50%

3. Peran Suatu pelayanan kuisioner Diisi 0: tidak ordinal


petugas kesehatan yang langsung berperan jika
(bidan) diberikan oleh bidan oleh skor < 60%
kepada ibu hamil responden
mengenai imunisasi 1: berperan
TT jika skor ≥
60-100%
4. Dukungan Suatu perhatian yang kuisioner Diisi 0: tidak ordinal
Suami diharapkan langsung mendukung
didapatkan oleh ibu oleh jika skor <
dari suami mengenai responden 60%
imunisasi TT saat
kehamilan 1:
mendukung
jika skor ≥
60-100%
23

E. Hipotesis
Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan pemberian imunisasi tetanus
toxoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Alai Kota Padang
Tahun 2019
Ha : Ada hubungan peran petugas dengan pemberian imunisasi tetanus toxoid
pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Alai Kota Padang Tahun
2019
Ha : Ada hubungan dukungan suami dengan pemberian imunisasi tetanus
toxoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Alai Kota Padang
Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai