1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang lazim muuncul pada pasien dengan Hernia menurut NANDA
(2013) yaitu sebagai berikut :
a. Pre Operasi Hernia
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik.
b) Mual berhubungan dengan regurgitasi usus akibat obstruksi usus
c) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, gangguan peristaltic usus
d) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan luka post operasi
e) Kerusakan Integritas jaringan berhubungan dengan tindakan operatif
f) Deficit pengetahuan berhubungan dengan potensial komplikasi
gastrointestinal dan kurangnya informasi.
b. Post Operasi Hernia
a) Nyeri akut berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat
tindakan operasi.
b) Kerusakan Integritas jaringan berhubungan dengan tindakan operatif
c) Risiko infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
d) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan luka post operasi
2. Intervensi keperawatan
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Perencanaan/Intervensi Rasional
Dx
INTERVENSI PRE OPERASI
1 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
Kontrol nyeri Manajemen nyeri
dengan agen injuri fisik
Indikator : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Dengan mengetahui lokasi,
1. Tidak pernah menunjukkan komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,kualitas dan derajat
manajemen nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri sebelum pemberian, dapat
2. Jarang menunjukkan kualitas dan intensitas atau dijadikan acuan untuk tindakan
manajemen nyeri keparahan nyeri, dan faktor penghilang nyeri setelah pemberian
3. Kadang-kadang menunjukkan presipitasinya obat
manajemen nyeri
4. Sering menunjukkan
manajemen nyeri 2. Observasi isyarat nonverbal 2. Untuk mengetahui tingkat
5. Secara konsisten ketidaknyamanan, khususnya keparahan nyeri pasien yang tidak
menunjukkan manajemen pada mereka yang tidak mampu mampu berkomunikasi efektif
nyeri berkimunikasi efektif
Pemberian analgesik
7. Cek perintah pengobatan meliputi 7. Menghindari terjadinya kesalahan
obat, dosis, dan frekuensi obat dalam pemberian obat ke pasien
analgesik yang diresepkan dan perintah pemberian obat
8. Cek adanya riwayat alergi obat 8. Mengetahui adanya riwayat alergi
9. Berikan kebutuhan kenyamanan obat pasien
dan aktivitas lain yang dapat 9. Meciptakan lingkungan yang
membantu relaksasi untuk nyaman dengan membersihkan
memfasilitasi penurunan nyeri tempat tidur, mengatur suhu, dan
mengurangi kebisingan.
Pemberian analgesik
7. Cek perintah pengobatan 7. Menghindari terjadinya kesalahan
meliputi obat, dosis, dan dalam pemberian obat ke pasien
frekuensi obat analgesik yang dan perintah pemberian obat
diresepkan 8. Mengetahui adanya riwayat alergi
8. Cek adanya riwayat alergi obat obat pasien
9. Meciptakan lingkungan yang
9. Berikan kebutuhan kenyamanan nyaman dengan membersihkan
dan aktivitas lain yang dapat tempat tidur, mengatur suhu, dan
membantu relaksasi untuk mengurangi kebisingan.
memfasilitasi penurunan nyeri
2 Kerusakan Integritas Integritas jaringan: kulit Perawatan luka
jaringan berhubungan dan membran mukosa 1. Bersihkan luka dengan normal 1. untuk mengatasi iritasi pada luka
dengan kerusakan jaringan Indikator : saline ata pembersih yang tidak
akibat dari tindakan 1. Sangat terganggu beracun
operasi. 2. Banyak terganggu 2. Oleskan salep yang sesuai 2. salep yang sesuai dapat membantu
3. Cukup terganggu dengan kulit/lesi menjaga agar kulit tetap lkembab
4. Sedikit terganggu 3. Berikan balutan yang sesuai 3. balutan yang sesuai dengan jenis
5. Tidak terganggu dengan jenis luka luka dapat mempengaruhi proses
penyembuhan
Hasil yang diharapkan 4-5 4. Periksa luka setiap kali perbahan 4. memeriksa luka untuk mengetahui
balutan perubahan-perubahan pada luka
kriteria hasil : 5. Reposisi pasien setidaknya setiap 5. untuk mencegah terjadinya luka
1. Suhu kulit 2 jam decubitus
2. Sensasi
3. Elastisitas Kontrol risiko : proses infeksi
4. Hidrasi 6. Anjurkan pengunjung untuk 6. Menghindari masuknya
5. Tekstur mencuci tangan pada saat mikroorganisme atau bakteri yang
6. Perfusi jaringan memasuki dan meninggalkan akan menyebabkan infeksi
7. Integritas kulit ruang pasien
7. batasi jumlah pengunjung bila 7. menghindari terjadinya penularan
Kontrol risiko : proses infeksi perlu atau penyebaran infeksi
Indikator : 8. Dorong asupan cairan: tawari 8. untuk membantu perbaikan
1. Tidak pernah menunjukkan makanan ringan, minuman jaringan yang rusak dari dalam
2. Jarang menunjukkan ringan dan buah-buahan segar/jus tubuh
3. Kadang-kadang menunjukkan buah) 9. Nutrisi yang tepat dapat membantu
4. Sering menunjukkan 9. Tingkatkan intake nutrisi yang memperbaiki sel/jaringan yang
5. Secara konsisten tepat: dengan memotivasi pasien rusak dari dalam tubuh.
menunjukkan untuk makan sesuai dengan porsi
yang disediakan dari rumah sakit.
Hasil yang diharapkan 4-5
Kriteria hasil:
1. Mengidentifikasi faktor risiko
infeksi
2. Mengidentifikasi risiko
infeksi dalam aktivitas sehari-
hari
3. Mengidentifikasi strategi
umtuk melindungi diri dari
orang lain yang terkena
infeksi
4. Mempraktikkan strategi
untuk mengontrol infeksi
5. Mempertahankan lingkungan
yang bersih
15. pastikan diet mencakup 15. diet tinggi serat seperti pada
makanan tinggi kandungan sayuran (missal bayam, sawi,
serat untuk mencegah brokoli) dapat mencegah
konstipasi konstipasi
HEMOROID
Diagnosa Keperawatan
PRE OPERATIF
1. Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.
2. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.
3. Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai dengan
perdarahan waktu BAB.
POST OPERATIF
1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada luka operasi berhubungan dengan adanya jahitan
pada luka operasi dan terpasangnya cerobong anus.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan
dirumah.
Rencana Tindakan Keperawatan
PRE OPERATIF
Dx
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Konstipasi Setelah dilakukan 1.Berikan dan 1.Mencegah
tindakan anjurkan minum dehidrasi secara
berhubungan
keperawatan kurang lebih 2 oral.
dengan selama 2 x 24 liter/hari.
jam diharapkan 2.Berikan posisi
pembesaran
konstipasi semi fowler pada
vena teratasi. tempat tidur. 2.Meningkatkan
KH: 3.Anjurkan usaha evakuasi
hemoroidalis.
BAB mengkonsumsi feses.
a.Pola
(1- makana tinggi
normal
serat. 3.Makanan tinggi
2x/minggu).
4.Auskultasi serat dapar
b.Konsistensi bunyi usus. melancarkan proses
feses lunak. defekasi.
c.Warna feses 5.Hindari
kuning. makanan yang 4.Bunyi usus secara
membentuk gas. umum meningkat
d.Klien tidak 6.Kurangi / batasi pada diare dan
takut untuk BAB. makana seperti menurun pada
e.Tidak ada nyeri produk susu. konstipasi.
pada saat BAB. 7.Berikan laktasif 5.Menurnnkan
sesuai program distres gastrik dan
dokter. distensi abdomen.
6.Makanan ini
diketahui sebagai
penyebab
konstipasi.
7.Membantu
melancarkan proses
defekasi.
2. Nyeri Setelah 1.Berikan Posisi 1.Minimalkan
berhubungan dilakukan yang nyaman. stimulasi/meningkatkan
tindakan relaksasi.
dengan
keperawatan 2.Meminimalkan
adanya selama 3 x 24 2.Berikan tekanan di bawah
bantalan dibawah
hemoroid jam diharapkan bokong saat bokong/meningkatkan
pada daerah nyeri teratasi. duduk. relaksasi.
KH:
anal. 3.Observasi 3.Untuk menentukan
a.Wajah pasien tanda-tanda vital. intervensi selanjutnya.
tampak
meringis. 4.Ajarkan teknik 4.Pengalihan perhatian
b.Skala nyeri untuk menguranyi melalui kegiatan-
berkurang 0-3 rasa nyeri seperti kegiatan.
atau hilang. membaca,
c.Klien dapat menarik nafas
istirahat tidur. panjang,
d.TTV Normal menonton TV, dll. 5.Meningkatkan
TD: 100/80 5.Berikan relaksasi.
mmHg kompres dingin
pada daerah anus
3-4 jam
dilanjutkan 6.Menurunkan
dengan redam ketidaknyamanan fisik.
duduk hangat 3-4
x/hari.
7.Mengurangi nyeri
6.Berikan dan menurunkan
lingkungan yang rangsang saraf simpatis
tenang. dan untuk mengangkat
7.Kolaborasi hemoroid.
dengan dokter
untuk pemberian
analgesik,
pelunak feses dan
dilakukan
hemoroidectomi.
3. Perdarahan Setelah 1.Observasi TTV. 1.Untuk menentukan
berhubungan dilakukan tindakan selanjutnya.
2.Monitor
tindakan
dengan banyaknya 2.Untuk menentukan
keperawatan perdarahan klien. tingkat kehilangan
pecahnya selama 3 x 24
3.Kaji ulang cairan.
jam diharapkan
vena kekurangan tingkat toleransi 3.Untuk mengetahui
hemoroidalis nutrisi aktifiitas klien. tingkat kelemahan
terpenuhi. klien.
yang ditandai 4.Memandirikan
KH: klien dalam 4.Mengurangi
dengan a.Konjungtiva melakukan ketergantungan
perdarahan klien merah aktifitas sehari- aktifitas klien dengan
muda.
waktu BAB. hari. bantuan perawat.
b.Hb Normal
Kolaborasi: Kolaborasi:
(12-14 g/dl).
1.Konsultasikan 1.Untuk menentukan
c.Tidak ada nutrisi untuk klien kebutuhan nutrisi yang
perdarahan dengan ahli gizi. tepat pada klien.
v.hemoroid.
2.Berikan vitamin 2.Untuk membantu
d.Dapat K dan B12 sesuai proses pembekuan
melakukan indikasi. darah dan Untuk
aktivitas meningkatkan produksi
mandiri. 3.Konsultasi
sel darah merah.
dengan ahli gizi.
e.Klien tidak 3.Untuk menentukan
cepat lelah 4.Berikan cairan
diet yang tepat bagi
setelah IV.
klien.
beraktivitas.
4.Untuk menggantikan
f.Aktifitas klien banyaknya darah yang
sudah tidak hilang selama
dibantu oleh perdarahan.
perawat.
POST OPERATIF