Anda di halaman 1dari 20

HERNIA

1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang lazim muuncul pada pasien dengan Hernia menurut NANDA
(2013) yaitu sebagai berikut :
a. Pre Operasi Hernia
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik.
b) Mual berhubungan dengan regurgitasi usus akibat obstruksi usus
c) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, gangguan peristaltic usus
d) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan luka post operasi
e) Kerusakan Integritas jaringan berhubungan dengan tindakan operatif
f) Deficit pengetahuan berhubungan dengan potensial komplikasi
gastrointestinal dan kurangnya informasi.
b. Post Operasi Hernia
a) Nyeri akut berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat
tindakan operasi.
b) Kerusakan Integritas jaringan berhubungan dengan tindakan operatif
c) Risiko infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
d) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan luka post operasi
2. Intervensi keperawatan
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Perencanaan/Intervensi Rasional
Dx
INTERVENSI PRE OPERASI
1 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
 Kontrol nyeri Manajemen nyeri
dengan agen injuri fisik
Indikator : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Dengan mengetahui lokasi,
1. Tidak pernah menunjukkan komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,kualitas dan derajat
manajemen nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri sebelum pemberian, dapat
2. Jarang menunjukkan kualitas dan intensitas atau dijadikan acuan untuk tindakan
manajemen nyeri keparahan nyeri, dan faktor penghilang nyeri setelah pemberian
3. Kadang-kadang menunjukkan presipitasinya obat
manajemen nyeri
4. Sering menunjukkan
manajemen nyeri 2. Observasi isyarat nonverbal 2. Untuk mengetahui tingkat
5. Secara konsisten ketidaknyamanan, khususnya keparahan nyeri pasien yang tidak
menunjukkan manajemen pada mereka yang tidak mampu mampu berkomunikasi efektif
nyeri berkimunikasi efektif

Hasil yang diharapkan 4-5

kriteria hasil: 3. Berikan informasi tentang nyeri 3. Mengetahui perkembangan nyeri


1. Mengenali kapan nyeri terjadi seperti penyebab nyeri, berapa dan tanda-tanda nyeri sehingga
2. Menggambarkan faktor lama nyeri akan berkurang dan dapat menentukan intervensi
penyebab antisipasi ketidaknyamaanan selanjutnyaserta informasi yang
3. Menggunakan jurnal han prosedur tepat dan akurat membantu pasien
untuk memonitor gejala dari dalam mengetahui tentang
waktu ke waktu kondisinya
4. Menggunakan tindakan
pencegahan
5. Menggunakan tindakan 4. Ajarkan tentang teknik non 4. Untuk meningkatkan alveoli,
pengurangan nyeri tanpa farmakologi: nafas dalam memelihara prtukaran gas,
analgesik mencegah atektasi paru,
6. Menggunakan analgesik yang meningkatkan efisiensi batuk,
direkomendasikan mengurangi stress fisik maupun
7. Melaporkan perubahan emosional, menurunkan intensitas
terhadap gejala nyeri pada nyeri dengan merelaksasikan otot-
profesional kesehatan otot pernafasan seperti rektus
8. Mengguankan sumber daya abominis, tranversus abdominis,
yang disediakan internal abdominal oblique, dan
9. Mengenali apa yang terkait external abdominal oblique.
dengan gejala nyeri 5. Ajarkan tentang teknik non 5. Massage dapat meningkatkan
10. Melaporkan nyeri yang farmakologi: massase area vaskularisasi sehingga dapat
terkontrol punggung menimbulkan kenyamanan bagi
pasien
6. berikan pasien penurun nyeri 6. Obat analgesik dapat mengurangi
yang optimal dengan peresepan atau meringankan nyeri
analgesik

Pemberian analgesik
7. Cek perintah pengobatan meliputi 7. Menghindari terjadinya kesalahan
obat, dosis, dan frekuensi obat dalam pemberian obat ke pasien
analgesik yang diresepkan dan perintah pemberian obat
8. Cek adanya riwayat alergi obat 8. Mengetahui adanya riwayat alergi
9. Berikan kebutuhan kenyamanan obat pasien
dan aktivitas lain yang dapat 9. Meciptakan lingkungan yang
membantu relaksasi untuk nyaman dengan membersihkan
memfasilitasi penurunan nyeri tempat tidur, mengatur suhu, dan
mengurangi kebisingan.

2. Mual berhubungan NOC NIC


dengan regurgitasi usus  Control mual dan muntah 1. Observasi tanda-tanda nonverbal 1. Isyarat tubuh, ekspresi wajah dapat
1. Tidak pernah menunjukkan dari ketidaknyamanan menjadi acuan menilai
kontrol mual ketidaknyamanan terhadap mual
2. Jarang menunjukkan kontrol yang dialami pasien terutama pada
mual bayi, anak-anak, orang-orang yang
3. Kadang-kadang menunjukkan tidak mampu berkomunikasi secara
kontrol mual efektif seperti individu dengan
4. Sering menunjukkan kontrol penyakit Alzheimer.
mual 2. Lakukan penilaian lengkap 2. Untuk mengetahui frekuensi, durasi,
5. Secara konsisten menunjukkan terhadap mual, termasuk tingkat keparahan, dan faktor-faktor
kontrol mual frekuensi, durasi, tingkat pencetus dengan alat pengkajian
keparahan, dan faktor-faktor seperti duke descriptive scales, dan
Hasil yang diharapkan: 4-5 pencetus Rhodes index of nausea and vomiting
3. Dapatkan riwayat diet pasien (INV)
Dengan kriteria hasil : seperti makanan yang disukai 3. Makanan dan minuman dapat
1. Mengenali onset mual dan yang tidak disukai serta mempengaruhi tejadinya mual
2. Mendeskripsikan factor-faktor preferensi makanan terkait
penyebab budaya
3. Mengenali faktor pencetus 4. Evaluasi dampak dari 4. Mengidentifikasi dampak mual
stimulus pengalaman mual pada kualitas terhadap kualitas hidup seperti nafsu
4. Menggunakan langah-langkah hidup makan terganggu, aktivitas, prestasi
pencegahan kerja, tanggung jawab peran, dan
5. Menghindari bau yang tidak tidur.
menyenangkan 5. Identifikasi faktor-faktor yang 5. Mengetahui obat-obatan yang
6. Mendeskripsikan factor-faktor dapat menyebabkan atau memiliki efek samping yang
penyebab berkontribusi terhadap mual menimbulkan mual dan prosedur
7. Menghindari factor-faktor seperti obat-obatan dan prosedur seperti karena bau dari alkohol, obat-
penyebab obatan, atau tindakan medis yang
memicu terjadinya mual
6. Kendalikan faktor-faktor yang 6. Bau yang tidak menyenangkan,
mungkin memebangkitkan mual suara, stimulasi viasual yang tidak
menyenangkan dapat
membangkitkan mual
7. Kurangi atau hilangkan faktor- 7. Kecemasan, takut, kelelahan, dan
faktor yang bersifat personal kurangnya pengetahuan dapat
yang memicu atau meningkatkan memicu peningkatan mual
mual 8. Mengidentifikasi pelaksanaan
8. Identifikasi strategi yang telah strategi mengurangi mual yang telah
berhasil dilakukan dalam dilakukan pasien
mengurangi mual 9. Untuk menghindari tekanan
9. Ajarkan untuk makan secara berlebihan dalam usus agar tidak
perlahan memicu peningkatan mual
10. Untuk mengurangi rasa ingin
10. Ajarkan untuk membatasi minum muntah akibat naiknya cairan dari
1 jam sebelum, 1 jam setelah, usus
dan selama makan
3 Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari Status nutrisi menejemen nutrisi
kebutuhan tubuh indikator:
berhubungan dengan 1. Sangat menyimpang dari 1. Identifikasi adanya alergi atau 1. Mengetahui adanya alergi terhadap
mual, muntah, gangguan rentang normal intoleransi makanan yang obat-obatan untuk keamanan
peristaltic usus 2. Banyak menyimpang dari dimiliki pasien pemberian tindakan pemberian obat
rentang normal 2. Berikan pilihan makanan sambil 2. Mengidenifikasi dengan
3. Cukup menyimang dari menawarkan bimbingan terhadap menganjurkan pasien
rentang normal pilihan makanan yang lebih sehat mengungkapkan makann pilihan
4. Sedikit menyimpang dari pasien untuk mendukung
rentang normal merencanakan diet diirumah sakit
5. Tidak menyimpang dari 3. Atur diet yang diperlukan yaitu 3. Mencegah terjadinya kekurangan
rentang normal menyediakan makanan tinggi atau kelebihan intake atau output
Dengan hasil yang diharapkan : 4- protein: menyarankan
5 menggunakan bumbu dan
rempah-rempah sebagai alternatif
Dengan kriteria hasil: untuk garam, menyediakan
1. Asupan gizi pengganti gula; menambah atau
2. Asupan makanan mengurangi kalori, menambah
3. Asupan cairan atau mengurangi vitamin,
4. Energi mineral, atau suplemen.
5. Rasio berat badan/tinggi 4. Ciptakan lingkungan yang 4. Meningkatkan kenyamanan dan
badan optimal pada saat mengkonsumsi nafsu makan pasien
6. hidrasi makanan
5. Lakukan atau bantu pasien 5. Perawatan mulut dilakukan untuk
terkait dengan perawaan mulut memberikan oral hygiene seperti
sebelum makan gosok gigi, mengatasi stomatitis,
untuk meningkatkan kenyamanan
pasien selama makan dan setelah
makan
6. Anjurkan pasien untuk duduk
pada posisi tegak dikursi, jika 6. Makan dalam posisi duduk akan
memungkinkan mempermudah jalannya makanan
dalam saluran cerna
7. Anjurkan keluarga untuk 7. Meningkatkan nafsu makan pasien
membawa makanan favorit selain makanan dari rumah sakit
pasien sementara pasien berada
dirumah sakit atau fasilitas
perawatan
8. Tawarkan makanan ringan yang
padat gizi 8. Makanan ringan yag padat gizi
sebagai makanan sampingan atau
cemilan yang dapat membantu
mempertahankan nutrisi pasien yang
9. Pastikan diet mencakup makanan adekuat
tinggi kandungan serat 9. Mencegah terjadinya konstipasi
Kerusakan
5 Integritas  Integritas jaringan: kulit Perawatan luka
4 Jaringan berhubungan dan membran mukosa 1. Bersihkan luka dengan normal 1. untuk mengatasi iritasi pada luka
dengan kerusakan jaringan Indikator : saline ata pembersih yang tidak
akibat isi hernia nekrosis 1. Sangat terganggu beracun
2. Banyak terganggu 2. Oleskan salep yang sesuai dengan 2. salep yang sesuai dapat membantu
3. Cukup terganggu kulit/lesi menjaga agar kulit tetap lkembab
4. Sedikit terganggu 3. Berikan balutan yang sesuai 3. balutan yang sesuai dengan jenis
5. Tidak terganggu dengan jenis luka luka dapat mempengaruhi proses
penyembuhan
Hasil yang diharapkan 4-5 4. Periksa luka setiap kali perbahan 4. memeriksa luka untuk mengetahui
balutan perubahan-perubahan pada luka
5. Reposisi pasien setidaknya setiap 5. untuk mencegah terjadinya luka
2 jam decubitus
kriteria hasil :
1. Suhu kulit Kontrol risiko : proses infeksi
2. Sensasi 6. Anjurkan pengunjung untuk 6. Menghindari masuknya
3. Elastisitas mencuci tangan pada saat mikroorganisme atau bakteri yang
4. Hidrasi memasuki dan meninggalkan akan menyebabkan infeksi
5. Tekstur ruang pasien
6. Perfusi jaringan 7. batasi jumlah pengunjung bila 7. menghindari terjadinya penularan
7. Integritas kulit perlu atau penyebaran infeksi
8. Dorong asupan cairan: tawari
Kontrol risiko : proses infeksi makanan ringan, minuman ringan 8. untuk membantu perbaikan
Indikator : dan buah-buahan segar/jus buah) jaringan yang rusak dari dalam
1. Tidak pernah menunjukkan 9. Tingkatkan intake nutrisi yang tubuh
2. Jarang menunjukkan tepat: dengan memotivasi pasien 9. Nutrisi yang tepat dapat membantu
3. Kadang-kadang menunjukkan untuk makan sesuai dengan porsi memperbaiki sel/jaringan yang
4. Sering menunjukkan yang disediakan dari rumah sakit. rusak dari dalam tubuh.
5. Secara konsisten
menunjukkan
Hasil yang diharapkan 4-5
(kontrol infeksi pasien pada awal
pengkajian skala 2 : jarang
melakukan)
Kriteria hasil:
1. Mengidentifikasi faktor risiko
infeksi
2. Mengidentifikasi risiko
infeksi dalam aktivitas sehari-
hari
3. Mengidentifikasi strategi
umtuk melindungi diri dari
orang lain yang terkena
infeksi
4. Mempraktikkan strategi untuk
mengontrol infeksi
5. Mempertahankan lingkungan
yang bersih

5 Deficit Pengetahuan NOC : NIC :


 Pengetahuan : Manajemen Pengetahuan : manajemen
berhubungan dengan
penyakit akut penyakit akut
potensial komplikasi Indikator: 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien 1. Berikan kesempatan untuk
1. Tidak ada pengetahuan terkait proses penyakit yang mengidentifikasi tingkat pengetahuan
gastrointestinal dan
2. Pengetahuan terbatas spesifik pasien tentang penyakitnya
kurangnya informasi. 3. Pengetahuan sedang 2. Menjelaskan dengan pasien dan
4. Pengetahuan banyak 2. Jelaskan patofisiologi penyakit dan keluarga bahwa hernia dapat diawali
5. Pengetahuan sangat banyak bagaimana hubungannya dengan karena lemahnya dinding abdomen
anatomi dan fisiologi,sesuai baik pada bayi baru lahir, dewasa,
Dengan hasil yang diharapkan 3-4 kebutuhan. bahkan paling sering terjadi pada
lansia, lemahnya dinding abdomen
Kriteria hasil: dapa menimbulkan jalan keluarnya
1. Faktor-faktyor penyebab dan isi dari perut seperti usus sehingga
faktor yang berkontribusi perut menjadi timbul benjolan dan
2. Perjalan penyakit b uasanya nyeri yang dikarenakan jepitan usus
3. Tanda dan gejala penyakit pada jaringan lain di dalam perut.
4. Tanda dan gejala kompikasi 3. Kenali pengetahuan pasien 3. Mengidentifikasi respon pasien
5. Strategi untuk mencegah mengenai kondisinya terhadap kondisinya selama sakit
komplikasi 4. Jelaskan tanda dan gejala umum 4. Tanda dan gejalanya meliputi
6. Penggunaan obat-obat dan dari penyakit terdapatnya benjolan pada area
resep yang benar abdomen, nyeri, sering juga disertai
dengan mual.
5. Identifikasi kemungkinan 5. Penyebab hernia diantaranya adalah
penyebab, sesuai kebutuhan. lemahnya dinding bdomen, dan
faktor pencetusnya seperti obesitas,
batuk, mengangkat beban berat,
mengejan saat BAB, dan umur >50
tahun beresiko tinggi terjadinya
6. Identifikasi perubahan kondisi hernia.
pasien 6. Mengidentifikasi adanya dampak
atau bahkan komplikasi dari penyakit
7. Beri ketenangan terkait kondisi pasien
pasien 7. Kondisi pasienyang cmas, takut,
bahkan kurangnya pengetahuan dapat
memperburuk emosi dan proses
8. Jelaskan komplikasi kronik yang penyakit pasien
mungkin ada 8. Jika tidak segera dilakukan
penanganan yang tepat seperti
operasi ditakutkan akan terjadi
kematian jaringan yang menyebabkan
terhmbatnya suplai darah dalam
tubuh sehingga nyeri akan memberat
9. Edukasi pasien mengenai tindakan sampai menyebabkan kematian
untuk mengontrol/meminimalkan 9. Cara meminimalkan terjadinya hernia
gejala adalah dengan mengurangi
mengankat beban yang berat,
menurunkan berat badan, olahraga
teratur, jika sudah terkena hernia
maka disarankan indakan konservatif
seperti memakai korset atau celana
hernia; untuk mengurangi cemas dan
nyeri dapat dilakukan teknik relaksasi
guna untuk merelaksasikan otot-otot
pernafasan seperti rektus abdominis.
INTERVENSI POST OPERASI HERNIA
1 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
 Kontrol nyeri Manajemen nyeri
dengan diskontuinitas
Indikator : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Dengan mengetahui lokasi,
jaringan akibat tindakan 1. Tidak pernah menunjukkan komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,kualitas dan derajat
manajemen nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri sebelum pemberian, dapat
operasi.
2. Jarang menunjukkan kualitas dan intensitas atau dijadikan acuan untuk tindakan
manajemen nyeri keparahan nyeri, dan faktor penghilang nyeri setelah
3. Kadang-kadang menunjukkan presipitasinya pemberian obat
manajemen nyeri
4. Sering menunjukkan
manajemen nyeri 2. Observasi isyarat nonverbal 2. Untuk mengetahui tingkat
5. Secara konsisten ketidaknyamanan, khususnya keparahan nyeri pasien yang tidak
menunjukkan manajemen pada mereka yang tidak mampu mampu berkomunikasi efektif
nyeri berkimunikasi efektif

Hasil yang diharapkan 4-5

kriteria hasil: 3. Berikan informasi tentang nyeri 3. Mengetahui perkembangan nyeri


1. Mengenali kapan nyeri terjadi seperti penyebab nyeri, berapa dan tanda-tanda nyeri sehingga
2. Menggambarkan faktor lama nyeri akan berkurang dan dapat menentukan intervensi
penyebab antisipasi ketidaknyamaanan selanjutnyaserta informasi yang
3. Menggunakan jurnal han prosedur tepat dan akurat membantu pasien
untuk memonitor gejala dari dalam mengetahui tentang
waktu ke waktu kondisinya
4. Menggunakan tindakan
pencegahan
5. Menggunakan tindakan 4. Ajarkan tentang teknik non 4. Untuk meningkatkan alveoli,
pengurangan nyeri tanpa farmakologi: nafas dalam memelihara prtukaran gas,
analgesik mencegah atektasi paru,
6. Menggunakan analgesik yang meningkatkan efisiensi batuk,
direkomendasikan mengurangi stress fisik maupun
7. Melaporkan perubahan emosional, menurunkan intensitas
terhadap gejala nyeri pada nyeri dengan merelaksasikan otot-
profesional kesehatan otot pernafasan seperti rektus
8. Mengguankan sumber daya abominis, tranversus abdominis,
yang disediakan internal abdominal oblique, dan
9. Mengenali apa yang terkait external abdominal oblique.
dengan gejala nyeri 5. Ajarkan tentang teknik non 5. Massage dapat meningkatkan
10. Melaporkan nyeri yang farmakologi: massase area vaskularisasi sehingga dapat
terkontrol punggung menimbulkan kenyamanan bagi
pasien
6. berikan pasien penurun nyeri 6. Obat analgesik dapat mengurangi
yang optimal dengan peresepan atau meringankan nyeri
analgesik

Pemberian analgesik
7. Cek perintah pengobatan 7. Menghindari terjadinya kesalahan
meliputi obat, dosis, dan dalam pemberian obat ke pasien
frekuensi obat analgesik yang dan perintah pemberian obat
diresepkan 8. Mengetahui adanya riwayat alergi
8. Cek adanya riwayat alergi obat obat pasien
9. Meciptakan lingkungan yang
9. Berikan kebutuhan kenyamanan nyaman dengan membersihkan
dan aktivitas lain yang dapat tempat tidur, mengatur suhu, dan
membantu relaksasi untuk mengurangi kebisingan.
memfasilitasi penurunan nyeri
2 Kerusakan Integritas  Integritas jaringan: kulit Perawatan luka
jaringan berhubungan dan membran mukosa 1. Bersihkan luka dengan normal 1. untuk mengatasi iritasi pada luka
dengan kerusakan jaringan Indikator : saline ata pembersih yang tidak
akibat dari tindakan 1. Sangat terganggu beracun
operasi. 2. Banyak terganggu 2. Oleskan salep yang sesuai 2. salep yang sesuai dapat membantu
3. Cukup terganggu dengan kulit/lesi menjaga agar kulit tetap lkembab
4. Sedikit terganggu 3. Berikan balutan yang sesuai 3. balutan yang sesuai dengan jenis
5. Tidak terganggu dengan jenis luka luka dapat mempengaruhi proses
penyembuhan
Hasil yang diharapkan 4-5 4. Periksa luka setiap kali perbahan 4. memeriksa luka untuk mengetahui
balutan perubahan-perubahan pada luka
kriteria hasil : 5. Reposisi pasien setidaknya setiap 5. untuk mencegah terjadinya luka
1. Suhu kulit 2 jam decubitus
2. Sensasi
3. Elastisitas Kontrol risiko : proses infeksi
4. Hidrasi 6. Anjurkan pengunjung untuk 6. Menghindari masuknya
5. Tekstur mencuci tangan pada saat mikroorganisme atau bakteri yang
6. Perfusi jaringan memasuki dan meninggalkan akan menyebabkan infeksi
7. Integritas kulit ruang pasien
7. batasi jumlah pengunjung bila 7. menghindari terjadinya penularan
Kontrol risiko : proses infeksi perlu atau penyebaran infeksi
Indikator : 8. Dorong asupan cairan: tawari 8. untuk membantu perbaikan
1. Tidak pernah menunjukkan makanan ringan, minuman jaringan yang rusak dari dalam
2. Jarang menunjukkan ringan dan buah-buahan segar/jus tubuh
3. Kadang-kadang menunjukkan buah) 9. Nutrisi yang tepat dapat membantu
4. Sering menunjukkan 9. Tingkatkan intake nutrisi yang memperbaiki sel/jaringan yang
5. Secara konsisten tepat: dengan memotivasi pasien rusak dari dalam tubuh.
menunjukkan untuk makan sesuai dengan porsi
yang disediakan dari rumah sakit.
Hasil yang diharapkan 4-5
Kriteria hasil:
1. Mengidentifikasi faktor risiko
infeksi
2. Mengidentifikasi risiko
infeksi dalam aktivitas sehari-
hari
3. Mengidentifikasi strategi
umtuk melindungi diri dari
orang lain yang terkena
infeksi
4. Mempraktikkan strategi
untuk mengontrol infeksi
5. Mempertahankan lingkungan
yang bersih

3. Hambatan mobilitas fisik NOC NIC :


berhubungan luka post Indikator : Exercise therapy : ambulation
operasi posisi tubuh: berinisiatif sendiri 1. Bantu pasien untuk duduk di sisi 1. Untuk mengurangi nyeri selama
tempat tidur melaukan latihan ataupun aktivitas
1. Sangat terganggu
2. Ajarkan pasien tentang dan 2. Untuk mengetahui Terapi ambulasi
2. Banyak terganggu
pantau penggunaan alat bantu yang tepat untuk meningkatkan
3. Cukup terganggu mobilitas : kursi roda atau mengembalikan gerakan tubuh
4. Sedikit terganggu yang terkendali
5. Tidak terganggu 3. Ajarkan dan bantu pasien dalam 3. Untuk membantu pasien dalam
proses berpindah melatih kemampuan gerak
Hasil yang diharapkan : 4-5
kriteria hasil: Pengaturan posisi
1. Bergerak dari posisi berbaring 4. Posisikan pasien semi fowler 4. Mencegah terjadinya dispnea
ke posisi berdiri 5. Balikkan tubuh pasien sesuai 5. Untuk mencegah luka dekubitus
2. Bergerak dari posisi duduk ke dengan kondisi kulit akibat tekanan yang terlalu lama
posisi berbaring 6. Minimalisir gesekan atau cedera 6. dibutuhkan bantuan dari keluarga
3. Bergerak dari posisi duduk ke ketika memposisikan dan untuk menahan dan memegangi
posisi berdiri membalikkan tubuh pasien pasien selama berpindah posisi,
4. Bergerak dari posisi beriri ke menghindarkan dari benda-benda
posisi duduk tajam, serta memasang said rail
agar pasien tidak jatuh.
7. Dorong pasien untuk terlibat 7. Pasien kooperatif dapat
dalam perubahan posisi memudahkan proses latihan
bergerak dan berpindah.

4 Risiko infeksi NOC : NIC :


 kontrol risiko proses infeksi Infection Control (Kontrol infeksi)
berhubungan dengan
Indikator : 1. Kaji faktor yang dapat 1. untuk mengetahui potensi terjadi
luka insisi bedah/operasi. 1. Tidak pernah mennjukkan meningkatkan kerentanan infeksi luka
2. Jarang menunjukkan terhadap infek(misalnya, usia
3. Kadang-kadang lanjut, usia kurang dari 1 tahun,
menunjukkan sistem imun lemah, dan
4. Sering menunjukkan malnutrisi).
5. Secara konsisten 2. pantau tanda dan gejala infeksi 2. untuk mengetahui adanya tanda
menunjkkan dan gejalainfeksi
3. amati penampilan praktik 3. Meminimalkan risiko infeksi
Hasil yang diharapkan 4-5 hygiene personal
4. instruksikan untuk menjaga 4. Menghindari masuknya
dengan kriteria hasil: hygiene personal (misalnya mikroorganisme atau bakteri
1. Terbbebas dari tanda dan mencuci tangan) yang akan menyebabkan infeksi
gekjala infeksi 5. ajarkan pasien teknik mencuci 5. mengurangi mikroba bakteri yang
2. Memperlihatkan hygiene tangan yang benar dapat menyebabkan infeksi
personal yang adekuat 6. ajarkan kepada pengunjung 6. meminimalkan patogen yang ada
3. Mengindikasikan status untuk mencuci tangan sewaktu di sekeliling pasien
gastrointestinal dan imun masuk dan meninggalkan ruang
dalam batas normal pasien
4. Melaporkan tanda dan 7. batasi jumlah pengunjung bila 7. menghindari terjadinya penularan
gejala infeksi serta perlu atau penyebaran infeksi
mengikuti prosedur skrining 8. hitung jumlah leukosit (leukosit 8. jumlah leukosit yang lebih dari
dan pemantauan normal 4000-10000 sel/mm3) batas normal menandakan
terjadinya infeksi
9. kolaborasi pemberikan terapi 9. antibiotic digunakan untuk
 Status nutrisi: Asupan antibiotik, bila diperlukan mencegah terjadinya infeksi oleh
Makanan & Cairan bakteri atau kuman pathogen
indikator: manajemen nutrisi
1 : Tidak Adekuat 10. monitor kalori dan asupan 10. untuk mengetahui adakah
2 : Sedikit adekuat makanan perubahan asupan makanan dan
3 : Cukup adekuat 11. instruksikan pasien mengenai kalori pasien
4 : Adekuat kebutuhan nutrisi (yaitu
5 : Sangat Adekuat membahas pedoman diet dan 11. untuk menganjurkan diet yang
piramida makanan sehat dan sesuai kebutuhan
Dengan hasil yang diharapkan : 4- 12. berikan pilihan makanan sambil 12. untuk membahas masalah diet
5 menawarkan bimbingan yang diperlukan
terhadap pilihan makanan yang
Dengan kriteria hasil: sehat
13. anjurkan keluarga membawa 13. untuk meningkatkan nafsu makan
1. Asupan nutmakanan makanan favorite pasien pasien
secara oral sementara pasien berada
2. Asupan makanan secara dirumah sakit atau fasilitas
tube feeding perawatan
3. Asupan cairan secara 14. tawarkan makanan ringan yang 14. menawarkan pasien makanan
oral padat gizi yang ringan namun sehat dan
4. Asupan cairan intravena bernutrisi dapat membantu
5. Asupan cairan parenteral pemulihan/penyembuhan

15. pastikan diet mencakup 15. diet tinggi serat seperti pada
makanan tinggi kandungan sayuran (missal bayam, sawi,
serat untuk mencegah brokoli) dapat mencegah
konstipasi konstipasi
HEMOROID
Diagnosa Keperawatan
PRE OPERATIF
1. Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.
2. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.
3. Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai dengan
perdarahan waktu BAB.

POST OPERATIF
1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada luka operasi berhubungan dengan adanya jahitan
pada luka operasi dan terpasangnya cerobong anus.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan
dirumah.
Rencana Tindakan Keperawatan
PRE OPERATIF
Dx
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Konstipasi Setelah dilakukan 1.Berikan dan 1.Mencegah
tindakan anjurkan minum dehidrasi secara
berhubungan
keperawatan kurang lebih 2 oral.
dengan selama 2 x 24 liter/hari.
jam diharapkan 2.Berikan posisi
pembesaran
konstipasi semi fowler pada
vena teratasi. tempat tidur. 2.Meningkatkan
KH: 3.Anjurkan usaha evakuasi
hemoroidalis.
BAB mengkonsumsi feses.
a.Pola
(1- makana tinggi
normal
serat. 3.Makanan tinggi
2x/minggu).
4.Auskultasi serat dapar
b.Konsistensi bunyi usus. melancarkan proses
feses lunak. defekasi.
c.Warna feses 5.Hindari
kuning. makanan yang 4.Bunyi usus secara
membentuk gas. umum meningkat
d.Klien tidak 6.Kurangi / batasi pada diare dan
takut untuk BAB. makana seperti menurun pada
e.Tidak ada nyeri produk susu. konstipasi.
pada saat BAB. 7.Berikan laktasif 5.Menurnnkan
sesuai program distres gastrik dan
dokter. distensi abdomen.

6.Makanan ini
diketahui sebagai
penyebab
konstipasi.
7.Membantu
melancarkan proses
defekasi.
2. Nyeri Setelah 1.Berikan Posisi 1.Minimalkan
berhubungan dilakukan yang nyaman. stimulasi/meningkatkan
tindakan relaksasi.
dengan
keperawatan 2.Meminimalkan
adanya selama 3 x 24 2.Berikan tekanan di bawah
bantalan dibawah
hemoroid jam diharapkan bokong saat bokong/meningkatkan
pada daerah nyeri teratasi. duduk. relaksasi.
KH:
anal. 3.Observasi 3.Untuk menentukan
a.Wajah pasien tanda-tanda vital. intervensi selanjutnya.
tampak
meringis. 4.Ajarkan teknik 4.Pengalihan perhatian
b.Skala nyeri untuk menguranyi melalui kegiatan-
berkurang 0-3 rasa nyeri seperti kegiatan.
atau hilang. membaca,
c.Klien dapat menarik nafas
istirahat tidur. panjang,
d.TTV Normal menonton TV, dll. 5.Meningkatkan
TD: 100/80 5.Berikan relaksasi.
mmHg kompres dingin
pada daerah anus
3-4 jam
dilanjutkan 6.Menurunkan
dengan redam ketidaknyamanan fisik.
duduk hangat 3-4
x/hari.
7.Mengurangi nyeri
6.Berikan dan menurunkan
lingkungan yang rangsang saraf simpatis
tenang. dan untuk mengangkat
7.Kolaborasi hemoroid.
dengan dokter
untuk pemberian
analgesik,
pelunak feses dan
dilakukan
hemoroidectomi.
3. Perdarahan Setelah 1.Observasi TTV. 1.Untuk menentukan
berhubungan dilakukan tindakan selanjutnya.
2.Monitor
tindakan
dengan banyaknya 2.Untuk menentukan
keperawatan perdarahan klien. tingkat kehilangan
pecahnya selama 3 x 24
3.Kaji ulang cairan.
jam diharapkan
vena kekurangan tingkat toleransi 3.Untuk mengetahui
hemoroidalis nutrisi aktifiitas klien. tingkat kelemahan
terpenuhi. klien.
yang ditandai 4.Memandirikan
KH: klien dalam 4.Mengurangi
dengan a.Konjungtiva melakukan ketergantungan
perdarahan klien merah aktifitas sehari- aktifitas klien dengan
muda.
waktu BAB. hari. bantuan perawat.
b.Hb Normal
Kolaborasi: Kolaborasi:
(12-14 g/dl).
1.Konsultasikan 1.Untuk menentukan
c.Tidak ada nutrisi untuk klien kebutuhan nutrisi yang
perdarahan dengan ahli gizi. tepat pada klien.
v.hemoroid.
2.Berikan vitamin 2.Untuk membantu
d.Dapat K dan B12 sesuai proses pembekuan
melakukan indikasi. darah dan Untuk
aktivitas meningkatkan produksi
mandiri. 3.Konsultasi
sel darah merah.
dengan ahli gizi.
e.Klien tidak 3.Untuk menentukan
cepat lelah 4.Berikan cairan
diet yang tepat bagi
setelah IV.
klien.
beraktivitas.
4.Untuk menggantikan
f.Aktifitas klien banyaknya darah yang
sudah tidak hilang selama
dibantu oleh perdarahan.
perawat.

POST OPERATIF

1. Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Beri posisi tidur1. Dapat menurunkan


nyaman nyeri tindakan yang tegangan abdomen
keperawatan menyenangkan
pada luka
selama 2 x 24 pasien. 2. Melindungi pasien
operasai jam 2. Ganti balutan dari kontaminasi
berhubungan berkurangnya setiap pagi sesuai silang selama
rasa nyeri pada tehnik aseptik penggantian
dengan adanya daerah pasca balutan. Balutan
jahitan pada operasi. basah bertindak
sebagai penyerap
luka operasi KH:
kontaminasi
dan a.tidak terdapat eksternal
rasa nyeri pada 3. Latihan jalan 3. Menurunkan
terpasangnya
luka operasi sedini mungkin masalah yang
cerobong anus.
b.pasien dapat terjadi karena
beraktivitas imobilisasi
sesuai 4. Observasi 4. Perdarahan pada
kemampuan daerah rektal jaringan, inflamasi
apakah ada lokal atau terjadinya
c.sekala nyeri 0-3
perdarahan infeksi dapat
d.klien tampak meningkatkan rasa
rileks nyeri
5. Pengetahuan
5. Berikan tentang manfaat
penjelasan tentang cerobong anus dapat
tujuan membuat pasien
pemasangan paham guna
cerobong anus cerobong anus
(untuk untuk kesembuhan
mengalirkan sisa- lukanya
sisa perdarahan
yang di dalam bisa
keluar) 6. Meningkatkan
6. Cerobong anus fungsi fisiologis
dilepas sesuai anus dan
advice dokter memberikan rasa
nyaman pada daerah
anus pasien karena
tidak ada sumbatan
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Observasi tanda1. Respon autonomik
berhubungan tindakan vital meliputi TD,
keperawatan respirasi, nadi yang
dengan
selama 2 x 24 berhubungan
pertahanan jam infeksi tidak dengan keluhan /
primer tidak terjadi. penghilang nyeri .
adekuat. Abnormalitas tanda
KH:
vital perlu di
a.tidak terdapat 2. Observasi observasi secara
tanda-tanda balutan setiap 2 lanjut
infeksi (dolor, jam, periksa 2. Deteksi dini
kalor, rubor, terhadap terjadinya proses
tumor, perdarahan dan infeksi dan /
fungsiolesa) bau. pengawasan
b.TTV Normal penyembuhan luka
(TD: 120/80 oprasi yang ada
mmHg, N: 96 sebelumnya
x/menit, S: 36,7 3. Ganti balutan 3. Mencegah meluas
O
C, RR: 18 dengan teknik dan membatasi
x/menit) aseptik penyebaran luas
infeksi atau
c.luka mengering
4. Bersihkan area kontaminasi silang
perianal setelah 4. Mengurangi /
setiap defekasi mencegah
5. Berikan diet kontaminasi daerah
rendah serat dan luka
minum yang 5. Mengurangi
cukup rangsangan pada
anus dan mencegah
mengedan pada
waktu defekasi
3. Kurang Setelah dilakukan 1. Diskusikan 1. Pengetahuan
pengetahuan tindakan pentingnya tentang diet berguna
keperawatan penatalaksanaan untuk melibatkan
berhubungan
selama 2 x 24 diet rendah sisa pasien dalam
dengan jam klien dapat atau serat. merencanakan diet
kurangnya melakukan dirumah yang sesuai
perawatan area dengan yang
informasi
anal dirumah. dianjurkan oleh ahli
perawatan 2. Demontrasikan gizi
KH:
dirumah. perawatan area 2. Pemahaman akan
a.pasien mengerti anal dan minta meningkatkan kerja
tentang pasien sama pasien dalam
perawatan menguilanginya program terapi,
dirumah meningkatkan
penyembuhan dan
b.keluarga
proses perbaikan
mengerti tentang
terhadap
proses penyakit
3. Berikan rendam penyakitnya
dan
duduk 3. Meningkatkan
perawatannya
kebersihan dan
c.pasien kenyaman pada
menunjukkan daerah anus (luka
wajah tengang 4. Bersihakan area atau polaps)
anus dengan baik 4. Melindungi area
dan keringkan anus terhadap
seluruhnya setelah kontaminasi kuman-
defekasi kuman yang berasal
dari sisa defekasi
agar tidak terjadi
infeksi

Anda mungkin juga menyukai