115
Wawan Haryudin dan Nur Maslahah : Karakteristik Morfologi, Anatomi dan Produksi Terna Aksesi Nilam ...
design (RBD). This study was aimed to de- ngan negara tujuan Amerika Serikat,
termine morphological, anatomical and Eropa Barat, dan Jepang. Volume eks-
yield characters of 10 accessions of pat- por minyak nilam pada tahun 2006
chouli from Aceh and North Sumatera. The sebesar 4.984 ton dengan nilai 4.950
parameters observed were morphological,
US$. Luas areal perkebunan dari ta-
anatomical, herb and oil yield of patchouli.
Based on leaves and stem shapes cha- hun ke tahun terus meningkat dari
racteristic less variation was observed. In 8.745 ha (1989) menjadi 26.657 ha
the contrary, base and tip of leaves were (2008) dengan produksi mencapai
varied i.e. obtusus, truncates, peculiar and 2.597 ton pada tahun 2008 (Direk-
acutus. Number of oil cells/glands located torat Jenderal Perkebunan 2007).
in palisade and spongy cells were varies Nilam merupakan tanaman
widely. Fresh weight of terna was ranged herba berbentuk perdu, yang dibeda-
from 96.0-241.5 g per plant, the highest kan jenisnya berdasarkan karakter
was shown by TM 3 (241.5 g/plant), and morfologi, kandungan dan kualitas
the lowest one was SK (96.0 g/plant). Dry
minyak. Jenis-jenis nilam yang sudah
weight was ranged from 35.6-97.9 g/plant.
Resemble to the fresh weight, the highest dikenal diantaranya nilam aceh (Po-
dry weight was shown by TM3 (97.9 g/ gostemon cablin Benth), nilam jawa
plant) and the lowest one was SK (35.6 (Pogostemon heyneanus Benth), dan
g/plant). Volatile oils content was ranged nilam sabun (Pogostemon hortensis
from 2.52-4.15%, the highest was shown Backer). Karakter pembeda tersebut
by SK accession (4.15%) and the lowest antara lain bunga, bentuk daun, ben-
one was Sipede 4 (2.52%). tuk permukaan daun bagian atas dan
Key words : Pogostemon cablin, germplasm, bawah, bentuk tepi daun dan bentuk
morphology, anatomy, yield, oil ujung daun, bentuk batang, bentuk
quality percabangan dan kandungan minyak
PENDAHULUAN atsiri (Anonymous 2010). Nilam aceh
merupakan salah satu jenis nilam
Nilam (Pogostemon spp.) meru- yang tidak berbunga.
pakan salah satu tanaman penghasil Balai Penelitian Tanaman Obat
minyak atsiri yang mempunyai peran- dan Aromatik (Balittro) sudah me-
an penting, sebagai sumber devisa ne- ngumpulkan dan mengkarakterisasi
gara dan sebagai pendapatan petani. plasma nutfah nilam dari tahun 1998
Tanaman ini telah lama dibudidayakan sampai 2005, sehingga pada tahun
di Indonesia dengan areal pengem- 2005 telah dilepas 3 varietas unggul
bangan tersebar di Propinsi Aceh, Su- nilam yaitu Sidikalang, Tapak Tuan
matera Utara, Sumatera Barat, dan dan Lhokseumawe, dengan produksi
Bengkulu (Mulyodihardjo 1990). Sejak terna kering pada varietas Sidikalang
tahun 1998, pengembangan nilam me- 10,90 t/ha, Tapak Tuan 13,29 t/ha
luas ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan dan Lhokseumawe 11,09 t/ha. Se-
Jawa Timur bahkan beberapa tahun dangkan kadar minyak Sidikalang
terakhir ini telah menyebar di Kaliman- (2,89%), Tapak Tuan (2,83%) dan
tan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Lhokseumawe (3,21%) (Nuryani
Kalimantan Timur (Direktorat Jenderal 2005). Untuk menambah keragaman
Perkebunan 2007). genetik nilam yang telah ada, pada
Ekspor minyak nilam Indonesia tahun 2009 dilakukan eksplorasi ke
menduduki urutan pertama dunia de- sentra produksi nilam di Sumatera
116
Bul. Littro. Vol. 22 No. 2, 2011, 115 - 126
Utara dan Aceh. Hasil eksplorasi ada- sing 30 tanaman. Pengamatan dilaku-
lah 10 aksesi. Plasma nutfah nilam ter- kan pada tanaman berumur 5 bulan
sebut belum diketahui sifat genetik setelah tanam, terhadap 15 tanaman
dan komponen produksinya, oleh kare- contoh per ulangan.
na itu perlu dilakukan karakterisasi ter- Parameter pertumbuhan yang
hadap karakter pertumbuhan maupun diamati meliputi : jumlah daun, pan-
kadar minyaknya. jang daun, lebar daun, tebal daun,
Penelitian ini bertujuan untuk bentuk daun, warna daun muda dan
mengetahui karakter morfologi, ana- daun tua, bentuk permukaan daun
tomi dan produksi 10 aksesi nilam asal bagian atas dan bawah, bentuk ujung
Aceh dan Sumatera Utara. daun dan pangkal daun, bentuk ba-
tang, warna batang, warna cabang,
BAHAN DAN METODE jumlah cabang primer, jumlah cabang
Penelitian pot dilaksanakan se- sekunder, diameter batang, panjang
jak Januari sampai Desember 2009 di ruas batang dan cabang, tinggi ta-
rumah kaca Balai Penelitian Tanaman naman, lebar tajuk, berat basah dan
Obat dan Aromatik Bogor (240 m dpl.) berat kering terna, kadar minyak atsiri
Bahan tanaman yang digunakan ada- dan kadar patchouli alkohol (dipilih
lah 10 aksesi nilam yaitu : KT, SM-1, dari tanaman yang mempunyai kadar
Sipede-1, Sipede-4, Mahala, SK, LO-1, minyak atsiri yang paling tinggi). Pan-
LO-2, TM-2, TM-3, dan Kontrol. Ta- jang, lebar, tebal, bentuk, dan warna
naman kontrol digunakan adalah va- daun ditentukan berdasarkan peng-
rietas Lhokseumawe sebagai varietas amatan pada daun ke 5. Pengamatan
pembanding. Bahan tanaman untuk terhadap morfologi mengacu kepada
penelitian ini diambil dari pohon induk pedoman umum morfologi tumbuhan
masing-masing aksesi, dengan cara se- (Tjitrosoepomo 1988). Sedangkan
tek pucuk 3-4 ruas. Setek kemudian di warna mengacu kepada skala warna
semai di polybag yang berukuran 20 RHS (Royal Horticulture Society Color
cm x 10 cm dengan media tanah lato- Chart).
sol dan pupuk kandang dengan per- Pengamatan terhadap kelenjar
bandingan 2 : 1 kemudian disungkup minyak yaitu jumlah kelenjar pada sel
dengan plastik transparan. Setelah be- palisade, jumlah kelenjar pada sel pa-
nih berumur 1,5 bulan dipindahkan ke- renkim, warna kelenjar, dan bentuk
dalam polybag besar yang berukuran kelenjar. Pembuatan preparat dengan
60 cm x 60 cm x 50 cm (panjang x le- irisan melintang menggunakan meto-
bar x tinggi). Pupuk anorganik yang di- de beku yang dipotong dengan mikro-
gunakan adalah NPK dengan dosis se- tom gesek (Sliding microtome). Ke-
suai standar operasional prosedur mudian dilakukan pengamatan di ba-
(SOP) nilam, dengan total pupuk yang wah mikroskop dengan pembesaran
diberikan 15 g Urea, 7,5 g SP-36, dan objektif 40 kali dan okuler 10 kali. Da-
15 g KCl per tanaman dan dengan tiga ta dianalisa dengan menggunakan
tahap pemupukan. Penelitian ini meng- Anova. Jika terdapat beda nyata pada
gunakan Rancangan Acak Kelompok setiap perlakuan dilanjutkan dengan
(RAK) dengan 3 ulangan, masing-ma- uji jarak berganda Duncan pada taraf
5%.
117
Wawan Haryudin dan Nur Maslahah : Karakteristik Morfologi, Anatomi dan Produksi Terna Aksesi Nilam ...
A B
Gambar 1. Bentuk daun oval (A) pada aksesi Mahala dan bulat (B) pada aksesi TM2
Figure 1. Oval leaf (A) of Mahala accession number and spherical leaf of TM2 (B)
118
Bul. Littro. Vol. 22 No. 2, 2011, 115 - 126
119
Wawan Haryudin dan Nur Maslahah : Karakteristik Morfologi, Anatomi dan Produksi Terna Aksesi Nilam ...
Sepuluh aksesi baru hasil eks- eksplorasi tahun 2009, dari karakter
plorasi 2009, mempunyai karakter batang tua tidak berbeda dengan va-
morfologi berbeda bila dibandingkan rietas yang sudah dilepas (Lhokseu-
dengan koleksi plasma nutfah yang mawe) berwarna hijau. Sedangkan
ada. Perbedaan tersebut diantaranya warna batang muda yang mempunyai
pada sifat jumlah daun. Jumlah daun warna ungu (RPG 71 A) terdapat 7
pada varietas Sidikalang antara 16,65- aksesi, yang berwarna hijau (GG 143
18,34 per cabang yang ditanam di KP. A) 3 aksesi. Perbedaan ini merupakan
Manoko (1.200 m dpl), KP. Citayam karakter khusus, atau kemungkinan
(240 m dpl) dan KP. Gunung Putri terjadi interaksi antara sifat genetik
(1.500 m dpl). Sedangkan pada Lhok- tanaman dan lingkungan tempat tum-
seumawe berkisar antara 18,80-24,71 buh yang baru selama proses adap-
daun per cabang (Nuryani 1998). Jum- tasi (Finlay dan Wilkinson 1993). Ka-
lah daun adalah karakter penting kare- rakter warna cabang muda hijau (GG
na merupakan salah satu faktor pe- 137 C) terdiri atas 6 aksesi dan ungu
nentu produksi minyak. Sel-sel minyak (RPG 60 C) 4 aksesi, sedangkan ca-
banyak terdapat di daun dibandingkan bang tua berwarna hijau (GG 137 A) 7
dengan bagian tanaman lainnya (Nur- aksesi dan yang berwarna ungu (RPG
yani 2006; Guenther 1952). Pada ta- 60 A) 3 aksesi (Tabel 3).
naman nilam, karakter jumlah cabang Jumlah cabang primer dari
primer, jumlah daun per cabang pri- masing-masing aksesi berkisar antara
mer dan tebal daun mempunyai kera- 4,3-8,7, tertinggi pada aksesi TM-2
gaman genetik yang sempit, sedang- (8,7) asal Pakpak Bharat, Sumut, ti-
kan karakter tinggi tanaman, panjang dak berbeda nyata dengan aksesi la-
cabang primer, jumlah dan panjang innya maupun terhadap kontrol. Jum-
cabang sekunder, panjang dan lebar lah terkecil terdapat pada aksesi LO-2
daun, panjang tangkai daun, produksi (4,3) (Subussalam, Aceh) berbeda
terna basah dan kering keragaman ge- nyata terhadap kontrol tetapi tidak
netiknya luas (Martono 2009). berbeda nyata dengan aksesi lainnya.
Berdasarkan data tersebut, TM- Jumlah cabang sekunder berkisar an-
2 dengan jumlah daun tertinggi meru- tara 2,7-12,7 cabang/tanaman, ter-
pakan nomor harapan yang berpotensi tinggi pada TM-2 (12,7) asal daerah
menghasilkan terna tertinggi (131,1 g Pakpak Bharat Sumatera Utara ber-
basah/phn) dengan rata-rata jumlah beda nyata dengan KT, SM-1, Sipede
daun 170,7 per tanaman. 1, dan Mahala, tetapi tidak berbeda
nyata dengan aksesi lainnya, sedang-
Batang
kan terkecil pada aksesi Mahala (2,7)
Bentuk batang tua, warna ba- daerah asal Pakpak Bharat Sumatera
tang muda dan cabang tidak banyak Utara (Tabel 4).
bervariasi. Bentuk batang tua pada Selang panen pada tanaman
umumnya bulat berwarna hijau, se- nilam tidak berpengaruh nyata terha-
dangkan batang muda berwarna ungu dap jumlah cabang primer tetapi ber-
dan hijau keunguan. Warna cabang pengaruh nyata terhadap jumlah ca-
muda ungu, hijau dan hijau keunguan bang sekunder (Hobir 2002). TM-2
sedangkan warna cabang tua ungu, hi- dan TM-3 paling menonjol dalam ka-
jau dan hijau keunguan. Aksesi hasil rakter jumlah cabang primer dan se-
120
Bul. Littro. Vol. 22 No. 2, 2011, 115 - 126
121
Wawan Haryudin dan Nur Maslahah : Karakteristik Morfologi, Anatomi dan Produksi Terna Aksesi Nilam ...
Kunder dari 10 aksesi yang diuji. Seja- (44,4 cm) asal Subussalam Aceh, ter-
lan dengan karakter jumlah daun, ak- pendek aksesi LO-2 (34,5 cm) asal
sesi tersebut potensial menjadi nomor Subussalam Aceh, tidak berbeda nya-
harapan dengan produksi terna ter- ta dengan aksesi-aksesi lainnya. Se-
tinggi (234,8-319,1 g/phn). Pada pe- dangkan lebar tajuk berkisar antara
ngujian varietas terdahulu, nomor-no- 32,8-69,7 cm, terlebar aksesi Sipede
mor harapan berpotensi tinggi memiliki 4 (69,7 cm) asal Pakpak Bharat
rata-rata jumlah cabang primer 5,99- Sumatera Utara, terpendek Mahala
18,67 (Sidikalang), 5,35-22,25 (Tapak (32,8) asal Pakpak Bharat, Sumatera
Tuan) dan 6,40-19,07 (Lhokseumawe) Utara tidak berbeda nyata satu sama
yang di tanam di 3 lokasi yaitu KP. lainnya (Tabel 4).
Manoko, KP. Citayam, dan KP. Gunung
Anatomi daun nilam
Putri (Nuryani 1998). Jumlah cabang
primer dan sekunder tidak berpenga- Secara anatomi susunan daun
ruh terhadap bobot terna yang diha- nilam terdiri dari beberapa jaringan
silkan, hal ini dibuktikan pada aksesi diantaranya jaringan epidermis atas,
TM-2 yang mempunyai jumlah cabang jaringan palisade, jaringan parenkim
primer dan sekunder tertinggi tetapi bunga karang dan jaringan epidermis
mempunyai bobot terna yang lebih ke- bawah. Sel atau kelenjar minyak pada
cil dari aksesi TM-3. daun nilam banyak ditemukan pada
Diameter batang berkisar an- jaringan palisade dan parenkim bunga
tara 4,7-11,0 mm, tertinggi pada ak- karang. Kelenjar minyak pada nilam
sesi KT (11,0 cm) asal Pakpak Bharat, merupakan salah satu sel yang dapat
Sumatera Utara, berbeda nyata de- menghasilkan minyak atsiri, sel mi-
ngan aksesi SM-1, Sipede 1, Mahala, nyak mempunyai warna kuning ke-
dan L0-2 tetapi tidak berbeda nyata cokelatan, kuning kemerahan sampai
dengan aksesi lainnya. Sedangkan dia- kuning mengkilat (Haryudin et al.
meter terkecil SM-1 (4,7 mm) asal Su- 2002). Begitu juga warna sel minyak
bussalam, Aceh berbeda dengan aksesi pada 10 aksesi nilam yang diamati
KT tetapi tidak berbeda nyata dengan mempunyai warna kuning, kuning ke-
aksesi lainnya. Panjang ruas batang merahan, kuning kehitaman sampai
berkisar antara 3,1-5,7 cm, terpanjang kuning terang dengan bentuk berva-
aksesi KT (5,7 cm) asal Pakpak Bharat, riasi pada masing-masing nomor yaitu
Sumatera Utara, berbeda nyata de- bulat, oval, bahkan ada yang menye-
ngan aksesi LO-2, TM-3, dan kontrol rupai bulat kecil seperti anggur (Gam-
tetapi tidak berbeda nyata dengan ak- bar 2).
sesi lainnya. Sedangkan terpendek ak- Jumlah kelenjar minyak pada
sesi LO-2 (3,1 cm) asal Subussalam, sel palisade maupun pada sel bunga
Aceh, berbeda nyata dengan KT tetapi karang bervariasi. Pada sel palisade
tidak berbeda nyata dengan askesi jumlah kelenjar berkisar antara 10,56-
lainnya (Tabel 4). 28,11 kelenjar, tertinggi pada aksesi
Panjang ruas cabang berkisar TM-2 (28,11) asal Pakpak Bharat Su-
antara 3,1-4,2 cm, dari masing-masing matera Utara, berbeda nyata dengan
aksesi menunjukkan tidak berbeda nomor aksesi SK, SM-1, Sipede 4,
nyata. Tinggi tanaman berkisar antara Mahala, SK, LO-1, LO-2, O-2, dan TM-
34,5-44,4 cm, tirtinggi pada aksesi SK 3 tetapi tidak berbeba nyata dengan
122
Bul. Littro. Vol. 22 No. 2, 2011, 115 - 126
Epidermis
Kelenjar minyak
Parenkima palisade
Trikomata
123
Wawan Haryudin dan Nur Maslahah : Karakteristik Morfologi, Anatomi dan Produksi Terna Aksesi Nilam ...
Kadar minyak atsiri (rendemen) kadar minyak atsiri yang tinggi yaitu
dari 10 aksesi yang dianalisa berkisar KT (4,05%), Mahala (4,02%), SK
antara 2,40-4,15%, tertinggi aksesi SK (4,15%), LO-1 (4,04%) dan TM-2
(4,15%) dengan jumlah kelenjar (3,41%), dan kontrol (2,40%), berki-
(47,33) asal Subussalam, Aceh, de- sar antara 30,25-35,23%, tertinggi
ngan demikian jumlah kelenjar tidak terdapat pada aksesi TM-2 (35,23%)
mempengaruhi terhadap kadar minyak asal Pakpak Bharat, Sumatera Utara
atsiri (rendemen) seperti pada aksesi dan terendah aksesi Mahala (30,25%)
SK. Rendemen terendah terdapat pada asal Pakpak Bharat, Sumatera Utara
Kontrol (2,40%). Sedangkan kadar seperti pada (Tabel 6).
patchouli alkohol dari 5 aksesi dengan
124
Bul. Littro. Vol. 22 No. 2, 2011, 115 - 126
Tabel 6. Berat basah dan berat kering terna, kadar minyak atsiri serta patchouli
alkohol 10 aksesi nilam
Table 6. Fresh weight, dry weight, essential oil and patchouli alcohol contents of
10 patchouli accessions numbers
Berat/Weight Kadar minyak Kadar PA/
Aksesi/ Segar/ Kering/ atsiri/Essen- Patchouli
Accession Daerah asal/Origin Fresh Dry tial oil alcohol
(g) (g) content content
(%) (%)
KT Sitelu Tali Urang Jehe, 122,2 e 58,6 bc 4,05 32,53
Pakpak Bharat, Sumut
SM-1 Suka Makmur, Subussa- 134,7 ed 57,0 bc 2,70 -
lam, Aceh
Sipede 1 Pakpak Bharat, Sumatera 113,83 e 56,5 bc 2,94 -
Utara
Sipede 4 Pakpak Bharat, Sumatera 239,0 cb 60,4 bc 2,52 -
Utara
Mahala Pakpak Bharat, Sumatera 111,6 e 53,3 bc 4,02 30,25
Utara
SK Penang, Subussalam, Aceh 96,0 e 35,6 c 4,15 31,74
LO-1 Simpang Kiri, Subussalam, 251,1 b 52,6 bc 4,04 34,04
Aceh
LO-2 Lay Oram, Subussalam, 119,4 e 70,5 b 2,64 -
Aceh
TM-2 Pakpak Bharat, Sumatera 234,8 cb 72,9 b 3,41 35,23
Utara
TM-3 Tanjung Meriah, Pakpak 319,1 a 97,9 a 2,89 -
Bharat, Sumatera Utara
Lhokseu- Aceh (Sudah dilepas) 184,3 cd 56,2 bc 2,40 33,70
mawe
(Kontrol)
KK /CV (%) 19,8 24,02
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap kolom tidak
berbeda nyata pada taraf 5% DMRT
Note : Numbers followed by the same letter in each column are not significantly different
at 5% level of DMRT
125
Wawan Haryudin dan Nur Maslahah : Karakteristik Morfologi, Anatomi dan Produksi Terna Aksesi Nilam ...
126