Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN DINAS LUAR (DL)

DISAMPAIKAN KEPADA YTH : DIREKTUR RSUD R.SYAMSUDIN, S.H

KOTA SUKABUMI

TANGGAL KEBERANGKATAN : 05 Februari 2018 – 23 Maret 2018

TEMPAT PENUGASAN : SANTOSA HOSPITAL BANDUNG

CENTRAL

ACARA / MAKSUD : PELATIHAN PERAWAT ICU DASAR

PERJALANAN DINAS GELOMBANG IV + BCLS

STAFF YANG DITUGASKAN : 1. WINARTI AM.Kep

2. VIRKY ARDIA SUPRATMAN AM.Kep

FOKUS PEMBAHASAN / : Mengikuti Pelatihan Perawat Icu Dasar

TUJUAN PERJALANAN DINAS Gelombang IV dan BCLS di SHBC

PEMBAHASAN / HASIL (OUT : STANDAR PELAYANAN

PUT) PERJALANAN DINAS KEPERAWATAN DI ICU berdasarkan

KMK no. 1778/MENKES/SK/XII/2010

Ruang perawatan intensif (ICU) adalah unit

perawatan khusus untuk merawat pasien sakit

berat dan kritis, cedera dengan penyulit yang

mengancam nyawa dengan melibatkan tenaga

kesehatan yang terlatih, serta di dukung dengan

kelengkapan peralatan khusus.

Ruang lingkup pelayanan yang diberikan ICU

adalah sebagai berikut :


1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik

penyakit-penyakit akut yang mengancam

nyawa dan dapat menimbulkan kematian

dalam beberapa menit sampai beberapa

hari.

2. Memberi bantuan dan mengambil alih

fungsi vital tubuh sekaligus melakukan

penatalaksanaan spesifik problema dasar

3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan

penatalaksanaan terhadap komplikasi

yang ditimbulkan oleh penyakit.

4. Memberikan bantuan psikologis pada

pasien dan kehidupannya sangat

tergantung pada alat/mesin dan orang

lain.

Kriteria pasien masuk ruang ICU :

a. Pasien prioritas 1 : Merupakan pasien

sakit kritis, tidak stabil yang

memerlukan therapi intensif dan

tertitrasi, seperti : dukungan/bantuan

ventilasi dan alat bantu suportif

organ/sistem yang lain, infus obat-

obatan vasoaktif kontinyu, obat anti

aritmia kontinyu, pengobatan kontinyu


tertitrasi, dan lain-lain. Contoh pasien

kelompok ini antara lain pasien pasca

bedah kardostatik, pasien sepsis berat,

gangguan keseimbangan asam basa dan

elektrolit yang mengancam nyawa.

b. Pasien prioritas 2 : Pasien ini

memerlukan pemantauan canggih di

ICU, sebab sangat beresiko bila tidak

mendapatkan therapi intensif segera.

Contoh pasien yang menderita penyakit

dasar jantung paru, gagal ginjal akut dan

berat, atau yang mengalami pembedahan

mayor.

c. Pasien prioritas 3 : Pasien sakit kritis,

yang tidak stabil status kesehatan

sebelumnya. Kemungkinan sembuh

dan/atau manfaat therapi di ICU pada

golongan ini sangat kecil. Contoh pasien

dengan keganasan metastatik yang

disertai penyulit infeksi, sumbatan jalan

nafas, pasien dengan penyakit jantung,

penyakit paru terminal. Pengelolaan

pada pasien ini untuk mengatasi

kegawatan akutnya saja, dan uaha


therapi mungkin tidak sampai intubasi

atau resusitasi jantung paru.

Kriteria pasien yang keluar ICU :

a. Kebutuhan therapi intensif nya tidak ada

lagi, bila therapi telah gagal, dan

prognosis jangka pendek jelek dengan

kemungkinan kesembuhan atau manfaat

dari therafi intensif kecil.

b. Pasien dipindahkan bila kebutuhan

therapi intensif tidak ada lagi.

PELAYANAN KEPERAWATAN DI

RUANG GENERAL INTENSIF CARE

UNIT (GICU)

Ruang GICU adalah salah satu unit perawatan

yang merawat pasien dewasa dalam keadaan

gawat/sakit berat yang sewaktu-waktu dapat

meninggal ataupun masih mempunyai harapan

untuk sembuh apabila di rawat secara intensif.

Tujuan perawatan GICU adalah pemberian

pelayanan atau perawatan yang optimal


dimana pasien yang dimasukan ke ruang

GICU adalah pasien yang keadaannya tiak

stabil dan sewaktu-waktu menjadi tidak stabil

dan memerlukan tenaga (perawat dan dokter)

khusus serta peralatan yang khusus pula.

Indikasi masuk ruang GICU :

1. Pasien dengan penyakit akut dalam

keadaan gawat yang sewaktu-waktu

dapat meninggaltetapi mempunyai

harapan untuk disembuhkan atau

dikembalikan ke keadaan semula

dengan perawatan yang intensif.

2. Pasien yang memrlukan perawatan

khusus : pasien yang mendapatkan

obat-oba titrasi, pasien dengan post

operasi besar dengan kecenderungan

gagal nafas dan gagal jantung.

3. Pasien dengan pertimbangan khusus :

pasien yang memerlukan penggunaan

mesin untuk menunjang fungsi vital

tubuh, misalnya : ventilator, pasien

yang memerlukan perawatan dan

pengawasan jalan nafas secara terus


menerus, pasien yang mengalami syok

dan perdarahan.

Fasilitas dan peralatan ruang GICU :

a. Ideal nya letak GICU dekat dengan

ruang resusitasi (emergency).

b. Suhu kamar di atur oleh AC kira-kira

22 derajat celsius.

c. Ruangan harus bersih dan “Clear

Zone” untuk mencegah nosocomial.

d. Setiap tempat tidur dilengkapi dengan

fasilitas outlet O2, suction central,

soket-soket listrik untuk monitoring.

e. Tempat tidur ideal nya dipisahkan oleh

dinding kaca untuk pendekatan yang

memerlukan ventilator dan isolasi.

VENTILATOR

Ventilasi Mekanik Ventilator adalah

merupakan suatu alat bantu mekanik yang

berfungsi, bermanfaat, dan bertujuan untuk

memberikan bantuan nafas pasien dengan cara

memberikan tekanan udara positif pada paru-

paru melalui jalan nafas buatan dan juga

merupakan mesin bantu nafas yang digunakan


untuk membantu sebagian atau seluruh proses

ventilasi untuk mempetahankan oksigenasi.

Tujuan pemasangan ventilator :

1. Mengurangi kerja nafas

2. Meningkatkan tingkat kenyamanan

pasien

3. Pemberian Minute Vlume (MV) yang

akurat

4. Mengatasi ketidak seimbangan

ventilasi dan perfusi

5. Menjamin hantaran O2 ke jaringan

adekuat.

Kriteria Indikai pemasangan ventilator :

1. Pasien dengan gagal nafas

2. Infusiensi jantung

3. Disfungsi neurologis

4. Tindakan operasi

Kriteria pemasangan ventilator menurut

Pontopidan (2003), seseorang perlu mendapat

bantuan ventilator bila :


1. Frekuensi nafas lebih dari 35 kali per

menit

2. Hasil Analisa Gas Darah dengan O2

masker PaO2 kurang dari 70 mmHg

3. PaCO2 lebih dari 60 mmHg

4. AaDO2 dengan O2 100% hasil nya

lebih dari 30 mmHg

5. Vital capacity kurang dari 15 ml/kg

BB

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada

pemasangan ventilator :

1. Humidifasi dan Suhu

2. Perawatan Jalan Nafas

3. Perawatan selang Endotrakeal

4. Tekanan cuff Endotrakeal

5. Dukungan Nutrisi

Udara yang dialirkan dari ventilator akan

dilembabkan oleh humidifire dimana ruang

humidifier ini diisi dengan air steril. Tapi di

RSHS teknik seperti itu sudah tidak digunakan

lagi, disana teknik ini digantikan dengan

menggunakan Heat and Moisture Exchanger

(HME). HME ini mengandung lapisan busa atau


kertas yang mengandung garam hidroskopis

seperti kalsium klorida. Selain untuk

melembabkan, HME ini berfungsi juga untuk

memfilter bakteri. Berikut ini beberapa

keuntungan dari penggunaan HME :

1. Mudah digunakan

2. Biaya lebih rendah terutama bila

digunakan untuk klien yang mendapan

bantuan nafas yang lama

3. Menurunkan resiko pneumonia dari

ventilator

4. Praktis digunakan untuk transfortasi

klien yang menggunakan alat bantu

nafas

5. Meringankan beban kerja

Tapi meski begitu penggunaan HME tidak bias

digunakan pada klien yang mengalami :

1. Sekresi yang berlebih

2. Meningkatnya hambatan saluran udara

3. Pengeringan sekresi
PERBANDINGAN : Berdasarkan permenkes nomor 1778 tahun

2010, ditemukan :

1. Berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU yang

ada Ruang GICU RSHS termasuk klasifikasi

ICU tersier, sedangkan Ruang GICU RSUD

R.Syamsudin SH termasuk kedalam

klasifikasi primer tetapi ada beberapa

parameter ICU sekunder yang sudah

terpenuhi.

2. Pemenuhan kebutuhan SDM berdasarkan

standar pelayanan keperawatan depkes RI

tahun 2006, ruang GICU RSHS perbandingan

antara perawat dengan pasien adalah 1:1 atau

2:3, sedangkan di ruanng intensif RSUD

R.Syamsudin SH adalah 1:2 bila pasien

observasi ketat 1:1

3. Pelatihan intensif : Di intensif RSHS, seluruh

perawat intensif telah mengikuti pelatihan

intensif. Sedangkan di RSUD R Syamsudin

SH perawat yang mengikuti pelatihan intensif

exhouse 9 dari 68 perawat IHT intensif 33

dari 68 perawat.

4. Sarana : di RSHS sudah sesuai permenkes, di

RSUD jarak antar bed <2 meter, suction

belum sentral, belum terdapat ruang isolasi


yang sesuai standar, belum terpisah tempat

penyimpanan antara barag bersih dan barang

kotor (belum ada alur sign in-signn out),

belum ada ruang staf dokter, laboratorium

masih terpusat, belum tersedia foto thorax

mobile.

TINDAK LANJUT : : Dengan kegiatan pelatihan dan magang

keperawatan intensif di Rumah Sakit Hasan

Sadikin Bandung dapat memberikan dampak

yang baik untuk kemajuan rumah sakit

khususnya ruang perawatan intensif.

Untuk mendukung kemajuan tersebut maka perlu

diadakan kembali pelatihan magang keperawatan

intensif di rumah sakit besar seperti RS. Hasan

Sadikin Bandung.

Adapun untuk rencana tindak lanjut dari

pelatihan magang keperawatan intensif

dianteranya :

1. Expose kepada seluruh perawat di

lingkungan rumah sakit dan instansi- instansi

terkait.

2. Diadakannya inhouse training kepada

seluruh perawat rumah sakit.

3. Diadakannya inhouse training secara berkala

terhadap perawat internal rumah sakit.


4. Diperlukan adanya transfer pengetahuan

antar sesama staf di ruang intensif.

Penerapan hal-hal yang sudah ada di RS. Hasan

Sadikin dan belum ada di RS. Syamsudin, SH dan

kita dapat mencontoh hal-hal baik untuk

kemajuan RS dan ruang perawatan intensif

khususnya ruang perawatan GICU.

Sukabumi, 23 Maret 2018


Yang Melakukan Perjalanan Dinas Yang Melakukan Perjalanan
Dinas

Virky Ardia Supratman AM.Kep Winarti AM.Kep


NIP. ……………
LAPORAN DINAS LUAR (DL)

Disusun oleh :

WINARTI AM.Kep
VIRKY ARDIA SUPRATMAN AM.Kep

RSUD R. SYAMSUDIN, S.H


KOTA SUKABUMI
2018

Anda mungkin juga menyukai