TINJAUAN PUSTAKA
2. Klasifikasi
Bayi yang termasuk pada bayi BBLR dapat dibagi menjadi berikut ini :
a. Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB SMK) yaitu bayi
yang lahir premature dengan berat lahir sesuai usia kehamilan.
b. Neonatus kurang bulan kecil masa kehamilan (NKB KMK) yaitu bayi
yang lahir premature dengan berat badan lahir kurang dari normal
menurut usia kehamilan.
c. Neonatus cukup bulan kecil untuk masa kehamilan (NCB KMK) yaitu
bayi yang lahir dengan usia hamil cukup bulan dan berat badan kurang
dari normal.
Atikah Proverawati dan Cahyo Ismawati pada tahun 2010 meng
klasifikasikan BBLR menjadi:
1) Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu 1000 –
1500gram
2) Bayi dengan berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) yaitu
dengan berat lahir kurang dari 1000gram.
4
5
Nilai
Tanda
0 1
A: Appearance
Biru/pucat 2
(color) warna
Tubuh
Tubuhkrmerahan,
kulit dan
ekstermitasbiru
ekstermitas
P: Pulse (heart Tidakada <100x/meni >100x/meni
rate) t tkemerahan
denyut
Tidakada Gerakan sedikit Menangis
nandi
(Reflek) Tangisan
Tidakada Lemah, Merintih
kuat
A: Activity (Tonus
otot)
R:Respiration(U
saha nafas)
Setiap bayi baru lahir dievaluasi dengan nilai APGAR-score, table di atas
dapat digunakan untuk menentukan tingkat atau derajat asfiksia, apakah ringan,
sedang, atau asfiksia berat dengan klasifikasi sebagaiberikut:
a) Bayi normal atau sedikit asfiksia (Nilai Apgar7-10) Bayi dianggap sehat dan
tidak memerlukan tindakan istimewa
b) Asfiksia sedang (Nilai Apgar 4-6)
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas
kembali. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung lebih dari
100x/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflex iritabilitas tidak
ada.
c) Asfiksia berat (Nilai Apgar 0-3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen terkendali.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung 100x/menit, tonus otot
6
jelek, sianosis berat, dan terkadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada(Dewi,
2010).
3. Etiologi
a. Penyebab terjadinya bayi BBLR menurut Maryunani(2009)
1) Bayi dengan berat badan lahir rendah yang lahir kurang bulan
(NKBKMK) penyebabnya adalah:
a) Berat badan ibu yang rendah
b) Usia ibu hamil yang belum dewasa atau masih remaja
c) Kehamilan dengan bayi kembar
d) Riwayat ibu sebelumnya pernah melahirkan bayi premature atau
bayi berat badan rendah
e) Ibu yang mulut rahimnya lemah (inkompetenserviks) sehingga
tidak mampu menahan berat bayi dalam rahim
f) Ibu hamil yang sedang sakit
g) Penyebab lain yang tidak diketahui
2) Bayi lahir cukup bulan tetapi berat badan lahir kurang dari normal
(NCB KMK) penyebabnya adalah :
a) Ibu hamil kekurangan gizi
b) Ibu hamil yang disertai penyakit seperti hipertensi, preeklamsi,
anemia
c) Ibu hamil dengan penyakit kronis seperti malaria kronik, penyakit
jantung sianosis, infeksi saluran kemih
d) Ibu hamil seorang perokok
b. Penyebab bayi BBLR menurut Atikah Proverawati (2010)
1) FaktorIbu
a) Penyakit:
Pada ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan
seperi: anemia sel berat, perdarahan ante partum, hipertensi,
preeclampsia berat, eklampsia dan infeksi kandung kemih
danginjal.
Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual
seperti HIV/AIDS,TORCH.
7
b) Keadaan Ibu
Ibu dengan usia <20 tahun atau lebih dari 35 tahun menjadi
faktor prematuritas tertinggi
Kehamilan Ganda
Jarak antar kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari
satu tahun
Memiliki riwayat BBLR sebelumnya
c) Keadaan Social Ekonomi
Kejadian tertinggi biasanya pada keadaan social ekonomi
rendah
Gizi yang kurang
Bayi lahir dari pernikahan yang tidak sah angka kejadian
BBLR lebih tinggi dibanding dari kelahiran bayi dari
pernikahan yang sah
d) Sebab lain
Ibu perokok
Ibu peminum alkohol
Ibu pecandu obat narkotik
2) Faktor Janin
a) Infeksi janin kronik
b) Radiasi
c) Kehamilan ganda
3) Faktor Plasenta
a) Berat placenta kurang, berongga atau keduanya (hidramnion)
b) Plasentitis vilus (bakteri, virus, parasite)
c) Plasenta yang lepas
4) Faktor Lingkungan
a) Terkena radiasi
b) Terpapar zat beracun
8
4. Patofisiologi
Gambar 2.1 Patofisiologi Bayi BBLR Nurarif, Amin dan Kusuma (2015)
Perubahan pola
Resiko ketidak
nafas
seimbangan suhu
tubuh
Pola nafas
tidak efektif
9
a. System Neurologis
Umumnya sangat mudah terjadi trauma susunan syaraf pusat pada bayi
BBLR. Penyebabnya adalah perdarahan intra cranial karena pembuluh darah
10
d. Sistem Termoregulasi
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada bayi BBLR menurut Nurarif,
Amin Huda dan Kusuma, Hardhi (2015).
11
5) Kain yang basah harus segera diganti dengan kain yang kering dan
bersih, pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
12
1) Pengaturan suhu tubuh pada bayi BBLR terutama yang kurang bulan
perlu suatu thermoregulasi yaitu pengontrolan suhu badan secara:
Gambar 2.4 Cara Melakukan Metode Kanguru (WHO & UNICEF dan Beck et
al,2004)
9. Pencegahan BBLR
a. Pemenuhan Kebutuhan GIZI bayi umur 0-6 Bulan menurut buku KIA tahun
2019 :
b. Perkembangan Bayi umur 0-6 Bulan menurut buku KIA tahun 2019 :
Gantungkan benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat bayi.
a. Biodata:
Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak
keberapa, jumlah saudara dan identitas orang tua. Yang lebih
ditekankan pada umur bayi karena berkaitan dengan diagnosa bayi
BBLR.
b. Keluhan Utama:
Pada klien BBLR yang tampak yaitu BBL kurang dari 2500 gram.
c. Riwayat kesehatan sekarang:
Apa yang dirasakan klien sampai di rawat di Rumah Sakit atau
perjalanan penyakit.
d. Riwayat kehamilan dan persalinan:
Bagaimana proses persalinan, apakah spontan, premature, aterm,
letak bayi belakang kaki atau sungsang.
e. PemeriksaanFisik
1) Keadaanumum
Pada umumnya pasien dengan BBLR dalam keadaan lemah,
bayi terlihat kecil, pergerakan masih kurang dan lemah, BB
<2500 gram, dan tangisan masih lemah.
2) Tanda-tandaVital
Pada umunya suhu tubuh mudah terjadi hipotermi
3) Pemeriksaan fisik Head ToToe
1. Kepala
Inspeksi: Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor
masih cekung, sutura belum menutup dan kelihatan masih
bergerak. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33
cm.
2. Rambut
Inpeksi: lihat distribusi rambut merata atau tidak, bersih atau
bercabang dan halus atau kasar.
Palpasi: mudah rontok atau tidak
3. Mata
Inpeksi: biasanya kunjungtiva dan scklera berwana normal,
lihat reflek kedip baik atau tidak, terdapat radang atau tidak
18
4) Neurology ataureflek
Fungsi saraf yang belum efektif dan tangisannya lemah
f. Kebutuhan dasar:
1) Pola Nutrisi
Pada neonatus dengan BBLR perlu perawatan kusus, karena
organ tubuh terutama lambung belum sempurna.
2) Pola Eliminasi
Umumnya klien mengalamigangguan BAB karena organ
tubuh terutama pencernaan belumsempurna.
3) Kebersihandiri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien,
terutama saat BAB dan BAK, saat BAB dan BAK harus diganti
popok kusus bayi BBLR yang kering dan halus.
4) Pola tidur
Terlihat gerak bayi masih pasif, tangisannya masih merintih,
meskipun keadaan lapar bayi tetap tidak menangis, bayi
cenderung lebih banyak tidur dan pemalas
20
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan menurut NANDA tahun 2015 -2017:
nafas
3. Intervensi
Factor-faktor yang
berhubungan:
-lingkungan :
merokok, meghirup
asap rokok, perokok
pasip-POK, infeksi
- fisiologi: disfungsi
neuromuscular,
hyperplasia dinding
bronkud, alergi jalan
nafas, asma
- obstruksi jalan
nafas
Spasme jalan nafas
terhadap, banyaknya
mucus, adanya jalan
nafas buatan sekresi
bronkus, adanya
eksudat di alveolus
adanya benda asing
di jalan nafas
-
-
-
-
2 Defisiteperawatan Setelah dilakukan Manajemen personal
tindakan hygiene 1. Untuk
diri berhubungan keperawatan 1. Mandikan klien terhindar dari
selama 1x24 jam, sehari dua kali infeksi tali
dengan bayi baru defisit perawatan 2. Anjurkan keluarga pusat
diri tidak terjadi, untuk 2. Agar bayi
lahir dengan kriteria memandikan bayi tampak bersih
hasil: sehari dua kali dan rapi
Klien terbebas 3. Ajarkan ibu cara
dari bau memandikan bayi
Klien terbebas di rumah 3. Untuk
dari kotoran mengetahui
dan lemak di cara
tubuh memandikan
Klien tampak bayi yang
bersih dan rapi benar
pendinginan
dengan
evaporasi
4 Resiko tinggi Setelah dilakukan Manajemen Infeksi
tindakan 1. Observasi tanda – 1. Mengetahui
terjadi infeksi keperawatan tanda infeksi adanya
selama 1x24 jam 2. Pertahankan indikasi
berhubungan diharapkan infeksi teknik septic dan infeksi
pada tali pusat aseptic 2. Melindungi
dengan trauma tidak dapat terjadi, 3. Lakukan bayi dan
dengan kriteria perawatan tali resiko infeksi
jaringan hasil : pusat setiap hari nosokomial
Tidak ada setelah mandi 3. Potensi entri
pemotongan tali tanda – tanda 4. Observasi tali organisme ke
infeksi pusat dan area dalam luka
pusat (tali pusat Suhu tubuh sekitar kulit dari peotongan tali
dalam batas tanda – tanda pusat
masih basah) normal 36,5 – infeksi
37,5 oC 4. Deteksi dini
Tali pusat terhadap
mengering penyebaran
infeksi
25
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
5. Evaluasi