WAKTU : 90 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti diklat selama 90 menit peserta dapat memahami, mengerti dan
dapat mengoperasikan alat DC SHOCK/ Defibrilator.
B. Pokok Bahasan
Prosedur Pengoperasian dan Perawatan DC SHOCK bagi perawat.
C. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian
2. Tujuan
4. Prosedur Kerja
D. Metode
E. Materi
Di Lampirkan
F. Media
1. Infokus
G. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Role Play Model Kegiatan Pesera Media dan Alat
Pengajaran
Pembukaan 5. Menjawab salam 8. Infokus
1. Memberikan Salam 6. Mendengarkan
2. Perkenalan 7. Memperhatikan
3. Menjelaskan Tujuan
1 5 Menit
Pembelajaran
4. Menyebutkan Materi
atau pokok bahasan yang
di sampaikan
9. Mengajukan pertanyaan 10. Menjawab 11. Infokus
2 10 Menit
pretest (lisan) pertanyaan
Pelaksanaan Materi 13. Menyimak 15. Infokus dan Alat
12. Pelaksanaan Materi dan 14. Memperhatikan peraga
3 45 Menit
Demonstrasi secara
berurutan dan teratur
4 10 Menit Evaluasi 19. Bertannya dan 20. Infokus dan Alat
16. Menyimpulkan isi materi mempraktikan Peraga
dan demonstrasi
17. Memberi Kesempatan
kepada audiens untuk
bertannya
18. Memberi kesempatan
kepada audiens untuk
mempraktikan kembali
yang sedah di
demonstrasikan
H. Evaluasi
Metode Evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis Pertannyaan : Tulisan
Jumlah Soal : 10 Soal
LAMPIRAN MATERI
1. PENGERTIAN DEFIBRILATOR
Defibrilator adalah alat yang digunakan untuk mengirimkan kejutan ke jantung dalam
kasus gangguan jantung yang mengancam jiwa. Elektroda yang terhubung ke mesin biasanya
diletakkan pada dada dengan cara ditekankan sementara kejutan diberikan. Defibrilator
digunakan untuk membangun kembali irama jantung yang normal dalam kasus aritmia
jantung, fibrilasi ventrikel, dan takikardia ventrikel pulseless atau VT tanpa nadi (Ananya
Mandall, 2014).
Defibrilator adalah sebuah alat listrik yang memberikan kejutan ke jantung ketika
terjadi aritmia yang mengancam nyawa. Aritmia yang kita khawatirkan dalam hal ini adalah
disebut fibrilasi ventrikel. Fibrilasi ventrikel atau disebut juga dengan Ventrikel Fibrilasi
(VF) adalah detak jantung yang sangat cepat dan tidak menentu. Dimana beberapa bagian
alat pacu di jantung mulai berdetak tidak menentu dan jantung tidak dapat berkontraksi
secara ritmis. Dan fungsi defibrillator disini adalah akan memberikan kejutan yang pada
dasarnya akan menghentikan kegiatan detak jantung yang tidak menentu tersebut untuk
berhenti sehingga jantung dapat mulai secara berirama berkontraksi lagi (William O’Neill,
2008).
Defibrilator adalah alat yang mengirimkan kejutan listrik ke jantung. Ketika jantung
mengalami fibrilasi ventrikular; detak jantung yang cepat yang tidak menghasilkan darah
mengalir ke otak atau organ lain, yang harus segera dihentikan. Jadi defibrillator kemudia
menghantarkan kejutan listrik tersebut melalui kulit dengan menempatkan elektroda di dada,
lalu diteruskan ke jantung ((Douglas Zipes, 2008).
2. JENIS – JENIS DEFIBRILATOR
1. Implan Defibrilator
2. DC Defibrillator
Kalibrasi dari DC Defibrillator adalah satuan Joule atau watt-detik dimana ini
adalah ukuran tenaga listrik di dalam kapasitor. DC Defibrillator bekerja sesuai
dengan jumlah tenaga yang diberikan
3. Advisory Defibrilasi
Monitoring EKG
Defibrilasi (Manual dan AED)
Kardioversi (Sinchronized Cardioversion)
Pacu Jantung Transcutan (TCP – Transcutaneous Pacing)
1. Monitoring EKG
Irama jantung dapat dilihat pada mesin defibrillator yang ditampilkan pada
bagian Lead I, II, III pada monitor defibrillator/DC Shock.
2. Defibrilasi (Manual dan AED)
Dosis energi yang diberikan pada tindakan defibrilasi untuk irama EKG
Venterikel Fibrilasi, Ventrike VT (Ventrikuler Takikardi tanpa nadi), VT Polimorfik
(Torsade de Pointes) adalah : Defibrilator Monophasic: 360 Joule dan Defibrilator
Biphasic: 150 J – 200 Joule. Pada pediatrik: diberi energi awal 2 Joule/KgBB, dapat
diulangi 4 Joule/KgBB.
a. Manual defibrillation
Yaitu prosedur defibrilasi dengan menempatkan paddles atau pads pada dada
pasien dimana interpretasi irama jantung dan keputusan untuk melakukan
defibrilasi (delivery shock) dilakukan oleh professional kesehatan yang terlatih
(perawat/dokter).
b. Automated External Defibrilation (AED)
Yaitu penempatan paddles atau pads pada dada pasien dimana interpretasi irama
jantung dianalisa secara sistem computer oleh defibrillator dan keputusan untuk
melakukan defibrilasi (delivery shock) dapat dilakukan oleh mesin atau mesin
mengintruksikan operator untuk melakukan defibrilasi tergantung jenis alat yang
digunakan.
3. Kardioversi
a. VT Monomorfik
Monophasic: 200 Joule
Biphasic:100 Joule
b. SVT (Supra Ventrikuler Takikardi)
Monophasic: 100 Joule
Biphasic: 50 Joule
c. Atrial Flutter
Monophasic: 100 Joule
Biphasic: 50 Joule
d. VT Polimorfik, untuk VT Polimorfik dosis yang diberikan adalah sama dengan
dosis defibrilasi, yaitu:
Monophasic: 360 Joule
Biphasic: 150 – 200 Joule
e. Atrial Fibrilasi, untuk Atrial Fibrilasi dosis yang diberikan adalah sama dengan
dosis defibrilasi, yaitu:
Monophasic: 360 Joule
Biphasic: 150 – 200 Joule
4. Pacu Jantung Transcutan (Transcutaneous Pacing)
Transcutaneous Pacing (TCP) adalah alat pacu jantung buatan yang dapat
mengirimkan impuls arus listrik ke jantung untuk menstimulasi terjadinya
depolarisasi jantung. TCP digunakan pada pasien simtomatik bradikardi yang tidak
respon terhadap pemberian SA atau ketika SA tidak ada atau tidak indikasi. TCP
digunakan sebagai “jembatan” sampai pemasangan Travenous Pacing atau sampai
Heart Rate kembali normal (pada kasus overdosis atau hiperkalemia). Arus listrik
yang digunakan lebih kecil dibandingkan defibrilasi atau kardioversi (Ma).
1. Defibrilator Monophasic
2. Defibrilator Biphasic
1. Lakukan persiapan pasien mulai dari inform consent dengan jelas kepada pasien (jika
pasien dalam keadaan sadar) dan keluarga pasien mengenai tujuan tindakan
defibrilasi atau kardioversi, indikasi dan kontraindikasi, komplikasi kardioversi, dan
prosedur tindakan.
2. Tempatkan pasien dengan posisi terlentang pada tempat yang datar, dan bersihkan
area sekitar pasien dari benda – benda yang mudah terbakar.
3. Buka baju pasien dan pastikan tidak ada benda – benda logam yang tersimpan di saku
atau tempat tidur pasien. Jika dada pasien dalam keadaan lembab atau basah dilap
terlebih dahulu hingga kering.
4. Pantau TTV dan keadaan umum pasien dan dokumentasikan.
5. Pantau pemberian terapi oksigen.
6. Pasang elektroda EKG, oksimetri pada dada pasien dan nyalakan EKG monitor.
7. Berikan sedative intravena, atau analgesik bila perlu.
8. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk dokumentasi
irama jantung sebelum dilakukan tindakan defibrilasi atau kardioversi.
Persiapan Alat:
9. Sebelum melakukan tindakan defibrilasi atau kardioversi, pastikan alat
defibrillator/DC Shock yang akan digunakan dalam keadaan siap pakai dan layak
pakai. Yaitu energy tersimpan di unit defibrillator ≥ 50%. Pada SAP ini yang
digunakan adalah defibrillator BeneHeart D3 Mindray
10. Persiapkan alat – alat resusitasi lainnya yang dibutuhkan disekitar dalam jarak aman
dari lingkungan pasien seperti bag valve mask, oksigen, nasal canule.
11. Beri gel khusus elektroda secukupnya pada permukaan paddle apex dan paddle
sternum. Jangan menggesekkan kedua paddle untuk meratakan gel. Untuk meratakan
gel yang ada pada elektroda dapat dilakukan pada saat paddle sudah ditempelkan ke
dada pasien.
12. Posisikan paddle pada dada pasien dengan posisi; paddle sternum diletakkan di dada
bagian parasternal dibawah klavikula kanan (superior-anterior), paddle apex
diletakkan pada dada bagian apex jantung (infero-lateral) di intercosta 5 sinistra
searah garis midklavikula.
13. Untuk menghindarin terjadinya percikan api, luka bakar selama tindakan:
28. Pastikan ukuran paddle sesuai. Paddle dewasa digunakan pada pasien dengan
berat badan >10 Kg. Paddle anak pada pasien dengan berat badan < 10Kg.
29. Pastikan tidak ada rongga udara (air pockets) antara paddle dan kulit pasien.
30. Jika memakai handheld paddles gunakan conductive gel yang sesuai.
31. Pastikan elektroda monitor dan kabel jauh dari paddle.
32. Singkirkan benda yang menempel di kulit pasien, bersihkan tubuh pasien jika ada
kotoran. Jangan gunakan alcohol.
33. Jika pasien menggunakan ICD, AED Pads harus diletakkan minimal 3 inchi (8cm)
dari alat implant.
Tindakan defibrilasi:
14. Dengan bantuan orang lain, nyalakan mesin defibrillator dengan cara memutar knob
ke arah “Manual Defib”
15. Pilih besaran energi sesuai kebutuhan untuk defibrilasi.
16. Tekan tombol Charge, defibrillator akan mengisi energy ke paddles. Pada monitor
display akan muncul tulisan “Charging to … Joule”
17. Setelah proses pengisian selesai maka akan terdengar suara “beep” dan pada monitor
display akan muncul tulisan “Do Not Touch Patient! Press Shock Button”
18. Setelah muncul tulisan “Do Not Touch Patient! Press Shock Button” pada monitor
display, instruksikan dengan suara jelas dan keras aba-aba:
Energi siap
Saya siap
Area Siap/Clear
Irama …..
Pada saat aba-aba “saya siap, area siap/clear” pemegang paddle (yang melakukan
tindakan defibrilasi) dan orang lain yang berada disekitar pasien harus dalam posisi
tidak bersentuhan dengan pasien dan lingkungan pasien.
19. Tekan paddle agak menekan ke dada dan pastikan semua permukaan paddle
bersentuhan langsung dengan kulit tanpa ada penghalang.
20. Lalu tekan tombol “Shock” yang terdapat di kedua paddle (tombol Shock berwarna
oranye) secara bersamaan sambil menyebutkan kata discharge.
21. Setelah tombol “Shock” ditekan, pada monitor display akan muncul tulisan “Shock
Delivered” tandanya energy telah diberikan.
22. Lihat kembali monitor untuk melihat perubahan gambaran irama yang terjadi setelah
dilakukan tindakan defibrilasi.
23. Dokumentasikan irama EKG setelah pemberian tindakan defibrilasi.
Tindakan Kardioversi (Synchronized Cardioversion)
24. Dengan bantuan orang lain, nyalakan mesin defibrillator dengan cara memutar knob
ke arah “Manual Defib”
25. Pilih besaran energi sesuai kebutuhan untuk kardioversi.
26. Tekan tombol “Enter Sync”.
27. Pada layar monitor akan muncul tulisan “(Are you sure to enter [SYNC]?) kemudian
tekan tombol confirm untuk mengkonfirmasi mode Synchronized Cardioversion.
28. Jika mode Synchronized Cardioversion telah aktif akan muncul tulisan SYNC dengan
warna hijau pada layar monitor.
29. Tekan tombol Lead Select untuk memilih lead terbaik yang menampilkan gambaran
sinyal yang jelas dan lebar kompleks QRS.
30. Pastikan tanda Gel-R dengan warna putih pada layar monitor menunjukkan kompleks
QRS diatasnya. Jika tanda Gel-R tidak muncul atau tidak tepat dengan gelombang R
pada gambar lead, maka pilih lead yang lain.
31. Tekan tombol Charge, defibrillator akan mengisi energy ke paddles. Pada monitor
display akan muncul tulisan “Charging to … Joule”
32. Setelah proses pengisian selesai maka akan terdengar suara “beep” dan pada monitor
display akan muncul tulisan “Do Not Touch Patient! Press Shock Button”
33. Setelah muncul tulisan “Do Not Touch Patient! Press Shock Button” pada monitor
display, instruksikan dengan suara jelas dan keras aba-aba:
Energi siap
Saya siap
Area Siap/Clear
Irama …..
Pada saat aba-aba “saya siap, area siap/clear” pemegang paddle (yang melakukan
tindakan defibrilasi) dan orang lain yang berada disekitar pasien harus dalam posisi
tidak bersentuhan dengan pasien dan lingkungan pasien.
34. Tekan paddle agak menekan ke dada dan pastikan semua permukaan paddle
bersentuhan langsung dengan kulit tanpa ada penghalang.
35. Lalu tekan dan tahan tombol “Shock” yang terdapat di kedua paddle (tombol Shock
berwarna oranye) secara bersamaan selama beberapa detik sambil menyebutkan kata
discharge.
36. Setelah tombol “Shock” ditekan, pada monitor display akan muncul tulisan “Shock
Delivered” tandanya energy telah diberikan.
37. Lihat kembali monitor untuk melihat perubahan gambaran irama yang terjadi setelah
dilakukan tindakan kardioversi.
38. Dokumentasikan kembali irama EKG, tanda – tanda vital, keadaan umum pasien
setelah pemberian tindakan kardioversi.
6. PERAWATAN DC SHOCK
A. Maintenance
1. Pengecekan unit defibrillator secara fisik; chasing unit dalam keadaan baik, kabel
elektroda tidak rusak, paddle tidak rusak/lecet.
2. Pembuangan energi secara rutin setiap hari:
- Nyalakan defibrillator, arahkan knob ke mode monitor.
- Pada monitor tekan tombol Menu. Pada layar monitor akan muncul tulisan
“Main Menu”. Pilih “User Test”
- Muncul tulisan “Entering User Test? This Will End patient Monitoring”.
Tekan Yes.
- Centang semua kotak yang ada pada menu pilihan “Select items to be tested”.
Setelah semua kotak dicentang, tekan tombol START.
- Kemudian akan muncul tulisan “Warning. Verify paddles/pads are not
connected with patient! Energy will be delivered automatically during test”.
Lalu klik OK.
- Setelah itu pada layar akan muncul tulisan “User Test-Routine Test”. Setelah
fungsi defib berjalan akan muncul kembali tulisan “Keep paddles in paddles
tray and press Charge button on paddle”
- Tekan tombol Charge (yang berwarna kuning) pada paddle kanan) yang ada
pada paddle. Setelah tombol charge ditekan pada layar akan menunjukkan
energy sedang diberikan “Charging to 360 Joule”
- Setelah proses charging, muncul tulisan “Keep paddles in paddles tray and
press Shock button on paddles”
- Tekan tombol Shock` (yang berwarna oranye) pada paddles secara bersamaan.
Waktu untuk menekan tombol shock secara bersamaan hanya 15 detik.
- Segera setelah tombol shock ditekan, akan muncul kembali tulisan “energy
delivery test using paddles passed!” pada layar.
- Muncul tulisan “Continue Energy Using Pads cable? Pilih Cancel.
- Pada layar akan muncul “User Test – Control Test” dan menginstruksikan
untuk menekan atau memutar semua knob dan tombol secara beraturan.
- Setelah semua tombol ditekan, dilayar akan muncul tulisan “Voice prompt
“No Shock advised” will be sounded”. Kemudian dengarkan suara yang
keluar dari unit defib.
- Setelah defib mengeluarkan suara “No Shock advised” akan muncul kembali
tulisan “Did you hear “No shock advised?”. Jika anda mendengarkannya pilih
yes.
- Kemudian akan muncul lagi tulisan “A screen with red, green and blue
columns will be displayed” dan layar akan menampilkan screen dengan warna
merah, hijau, dan biru.
- Pilih yes saat tulisan “Did you see a screen with red, green, and blue
columns?” muncul pada layar.
- Setelah itu akan muncul tulisan “Service indicator will flash”. Lihat kebagian
bawah layar monitor apakah ada lampu indikator berwarna merah berbentuk
silang muncul, jika ada pilih yes ketika tulisan “did you see the service
indicator flash?”
- Setelah itu akan muncul kembali tulisan “User Test – Test Completed” yang
menandakan kegiatan user test sudah lengkap.
- Klik return.
- Klik exit. Dan akan muncul tulisan “The Unit will be restarted. Are you sure
to continue?”
- Pilih Yes.
- Unit defibrillator akan merestart kembali dengan sendirinya.
3. Pembersihan
Pada saat membersihkan alat defib, pastikan mesin dalam keadaan mati dan
tidak terhubung dengan listrik.
Bersihkan bagian luar mesin dengan kain halus dan bersih, berikan cairan
desinfektan. Pastikan tidak ada cairan yang masuk ke dalam alat.
Setelah defib selesai dipakai, buang semua alat sekali pakai sesegera mungkin
untuk mencegah penggunaan kembali.
Pada bagian paddle, dapat dibersihkan dengan kain halus dan bersih, berikan
cairan desinfektan atau air sabun. Lap hingga benar-benar kering.
Untuk membersihkan lead sensor, lepaskan terlebih lead sensor dari mesin
sebelum dibersihkan, bersihkan dengan menggunakan desinfektan.
DAFTAR PUSTAKA
NHLBI (National Heart, Lung and Blood Institute), NIH, 2018, http://www.nhlbi.nih.gov/health-
topics/defibrillator (terakhir diakses Juli 2018)
Rintawan, Corona., Farida Juanita., Mundakir., dan Munadi, 2016, Modul Pelatihan: Advanced
Cardiac Life Support 2016. Jawa Timur:Dzhulhijjah.