Pada awal zaman awal cretaceous terjadi penguapan yang sangat luas, suatu
kondisi yang menyebabkan bumi pada zaman tersebut menjadi hangat yang
merupakan interval dari iklim-iklim yang tak terubah. Iklim-iklim tersebut juga
mendukung adanya pertumbuhan dari bukit karang sejauh 30 derajat garis
khatulistiwa. Suatu hal yang menguntungkan pada zaman itu yaitu suatu endapan
laut zaman kapur itu banyak mengandung fosil, sehingga dengan fosil
tersebut dapat dilakukan suatu interpertasi.
Endapan Kapur atau lebih dikenal sebagai Sistem Kapur dijumpai dengan
pelamparan yang luas. Tempat-tempat yang sudah dikenal antara lain daerah
Perancis selatan. Di tempat ini dikenal sebagai wilayah tipe untuk endapan Kapur
Bawah. Daerah Perancis selatan adalah merupakan bagian dari pelamparan
Geosinklin Tethys, dan di tempat ini endapan Kapur Bawah berkembang dalam 2
fasies yang berbeda. Fasies yang satu merupakan lempung dan napal, dan padanya
terdapat banyak fosil Ammonit. Fasies yang lain berkembang di sepanjang tepi
cekungan, di dekat sisa pegunungan Variscia, tersusun dari batugamping yang
banyak mengandung fosil Orbitolina, Echinidae dan Rudistae.
Di Indonesia endapan-endapan yang jelas termasuk zaman kapur hanya
terdapat di bebeberapa tempat yang terpencar. Di Indonesia bagian barat sistem
Kapur dicirikan oleh endapan klastik dengan fosil Orbitolina, meskipun fosil ini
juga dijumpai pada sistem Kapur yang ada di Indonesia bagian timur. Di Bukit
Gumai di Sumatera Selatan dijumpai lapisan yang dikenal sebagai Formasi Saling
yang terdiri dari tufa, breksi volkanik, lava, batu hijau, batugamping dan retas-retas
batuan beku basa. Di Sumatra Selatan, tidak jauh dari formasi ini dijumpai Formasi
Lingsing yang terdiri dari serph gampingan, radiolarit, basal ofiolit, andesit, lava,
dan batugamping yang mengandung fosil Orbitolina yang menunjukan umur kapur.
Di Jambi didapatkan sedimen klastik dengan fosil Neocomites yang
menunjukan umur Kapur. Di Kalimantan Barat di bagian hulu Sungai Kapuas
didapatkan endapan Kapur di daerah Seberuang. Di Kalimantan Tengah dijumpai
sekumpulan litologi yang dikenal sebagai kelompok Seberuang yang berumur
Kapur. Kelompok ini dapat dibagi menjadi Formasi dibagian bawah dan Formasi
Selangkai di bagian atas. Formasi Bedungan terdiri dari serpih, napal, batupasir
polimik, konglomerat yang merupakan Formasi Bedungan Bawah. Di Sulawesi
endapan Kapur mempunyai fasies yang bermacam-macam, berumur Kapur Tengah
sampai Atas, terdiri dari batugamping, batugamping napalan, serpih dengan fosil
Globotruncana serta batupasir.
Apabila ditinjau secara menyeluruh, karena genang laut yang terjadi pada
Cenomanian mengakibatkan lautan di Indonesia menjadi lebih luas daripada Zaman
Yura. Daratan Philipina yang masih menjadi satu dengan daratan Papua pada waktu
Zaman Yura, sekarang oleh genang laut tersebut terbagi menjadi 2 daratan, yaitu
daratan Philipina dan daratan Papua. Di bagian tenggara Indonesia, lautan
menggenangi pula bagian utara daratan Australia sehingga terjadi teluk-teluk. Pada
waktu yang bersamaan maka Geosinklin Tasmania meluas ke arah utara jika
dibandingkan dengan luas wilayahnya di Zaman Yura.
Zaman Jura adalah zaman yang berada antara 144 hingga 206 juta tahun
yang lampau. Penelitian geologi telah menunjukkan bahwa sepanjang Zaman Jura,
sebagian besar Eropa Barat ditutupi oleh laut dangkal yang hangat, dan sebagian
besar fosil yang berasal dari mahluk-mahluk laut telah diperoleh dari kawasan
.Nama periode ini diberikan oleh Alexandre Brogniart berdasarkan banyaknya batu
kapur laut yang ditemukan di Pegunungan Jura, di daerah
pertemuan Jerman, Prancis, dan Swiss. Dinosaurus merupakan hewan yang
dominan pada zaman jura atau dalam bahasa inggris disebut Jurassic (jurasik),
jurassic berakhir dikarenakan meteor raksasa menabrak bumi, tepatnya jatuh di
Meksiko, Amerika Utara 65 juta tahun yang lalu menyisakan pecahan bumi Ini.
Zaman yura dapat dipisahkan dengan zaman trias oleh suatu ketidakselarasan.
Benua pangea mulai pecah dimana Amerika bagian utara memisahkan diri
dari Afrika sedangkan Amerika selatan memisahkan diri dari Australia dan
Antartika. Di Indonesia endapan jura didaptakan baik di wilayah bagian timur dan
barat. Yaitu di Gaya (Sumut), Buton, Timor, Sulawesi peg. Meratus (Kalimantan).
System yura dapat dibedakn dan berkembang baik sebagai endapan darat,
dan endapan laut atau endapan geosiklin. Secara kesluruhan zaman yura merupakan
suatu genang laut yang cukup besar terutama pada cekungan eropa dan tepi
geosiklin Tethys, sedang ditempat lain merupakan kelanjutan pengendapan di darat
dari zaman sebelumya keculai endapan geosiklin.
Berdasarkan warna litologi yura ada 3 yaitu malm (putih), dogger (coklat),
dan lias (hitam.) bagian bawah terutama terrsusun oleh serpih dan batugamping
yang berwarna hitam dikenal sebagai yura hitam. Bagian tengah tersusun oleh
batugamping oolit yang erwarna coklat yan dikenal yura coklat. Bagian tertas
tersusun oleh batugamping halus warna putih .
Nama Devon diusulkan oleh Adam Sedgwick dan Murchison pada tahun
1893. Nama Devon diambil dari nama daerah Devonshire di Inggris yang
merupakan endapan tipenya.
Zaman Devon dapat dipisahkan dari Zaman Silur yang ada di bawahnya
dan Zaman Karbon yang ada di atasnya baik menurut paleontology maupun
stratigrafi. Zaman Devon berawal dari 408 – 360 juta tahun yang lalu. Merupakan
bagian dari Masa Paleozoikum, Zaman Devon dibagi menjadi 3 yaiitu : Devon
Atas, Devon Tengah dan Devon Bawah.
Zaman karbon
Zaman Karbon adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang
berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu
hingga awal periode Perm sekitar 299,0 ± 0,8 juta tahun yang lalu. Selain itu, karbon
berasal dari kata Latin untuk batubara, carbo. Karbon berarti "batubara-bantalan".
Karbon sering diperlakukan bukan sebagai dua periode geologi, sebelumnya
Mississippi dan kemudian Pennsylvania , khususnya di Amerika Utara. Kata
“karbon” berasal dari bahasa latin yaitu Carbonium yang berarti arang. Selama
zaman ini diendapkan sistem karbon. Sistem karbon untuk pertama kalinya dikenal
di Eropa Barat yaitu di Prancis yang oleh Omalius d’Halloy seorang ahli geologi
Prancis telah disebut pula sebagai Terrain Houller yang berarti daerah arang. Oleh
sebab itu maka terminologi zaman karbon digunakan di Eropa.
Litologi
Litologi pada zaman ini didominasi oleh batuan metamorf sebagai batuan
dasar bumi kala itu. Hal ini karena pada masa itu pergerakan benua cukup intensif
dan yang terjadi adalah tumbukan antar benua yang mengakibatkan terbentuknya
batuan metamorf. Selain itu juga terdapat litologi berupa batugamping dan
batulempung hitam.
Nama Silur diusulkan oleh Murchison pada tahun 1835. Murchison, seorang ahli
geologi berkebangsaan Inggris, mengambil daerah tipe di wales bersamaan dengan
daerah tipe untuk endapan Kambrium. Pada sisi bawah, Zaman Silur berbatasan
dengan Kambrium yang dicirikan oleh adanya rumpang. Selanjutnya lapisan-
lapisan Silur dicirikan adanya fauna yang lebih luas bila dibandingkan dengan
Kambrium. Silur Bawah dan Silur Atas dipisahkan oleh suatu susut laut sedang di
beberapa daerah oleh suatu pembentukan pegunungan dalam waktu yang singkat.
Oleh sebab itu lapisan Silur Atas terletak tidak selaras bersudut dengan Silur
Bawah. Pada sisi atasnya, Sistem Silur terpisahkan dengan sistem yang lebih muda
yaitu Sistem Devon oleh suatu orogenesa yang penting. Dengan demikian maka
Sistem Devon terletak di atas Sistem Silur dengan suatu ketidakselarasan bersudut
atau dengan suatu rumpang.
Sistem Silur berkembang baik sebagai endapan darat maupun endapan laut.
Endapan darat kadang-kadang bentuknya sebagai endapan fluviatil (terbentuk di
sungai), kadang-kadang lakustrin (terbentuk di danau) terutama gamping air yang
tidak begitu luas ataupun sebagai endapan evaporit. Endaan laut berkembang
menjadi 2 macam yaitu endapan serpih dengan fosil Graptolit dan endapan
batupasir gampingan. Endapan serpih Graptolit terutama terdiri dari serpih,
lempung hitam dan sabak yang banyak mengandung fosil Graptolit dan
mempunyai pelamparan yang luas. Endapan batupasir gampingan dijumpai di
tempat-tempat yang di dekatnya terdapat daerah yang terangkat. Di tempat yang
lebih jauh lagi dari pantai terbentuklah batugamping dengan
fosil Stromatopora, Brachiopoda, dan lain-lain, sedang fosil Graptolit kurang
terawetkan dengan baik. Telah diuraikan di atas bahwa Sistem Silur terletak tidak
selaras di atas Sistem Kambrium dan terletak tidak selaras pula di bawah system
yang lebih muda, yaitu Sistem Devon.