Anda di halaman 1dari 9

RESUME GEOLOGI SEJARAH

(ZAMAN KAPUR : PALEOGEOLOGI 2)

Pada awal zaman awal cretaceous terjadi penguapan yang sangat luas, suatu
kondisi yang menyebabkan bumi pada zaman tersebut menjadi hangat yang
merupakan interval dari iklim-iklim yang tak terubah. Iklim-iklim tersebut juga
mendukung adanya pertumbuhan dari bukit karang sejauh 30 derajat garis
khatulistiwa. Suatu hal yang menguntungkan pada zaman itu yaitu suatu endapan
laut zaman kapur itu banyak mengandung fosil, sehingga dengan fosil
tersebut dapat dilakukan suatu interpertasi.
Endapan Kapur atau lebih dikenal sebagai Sistem Kapur dijumpai dengan
pelamparan yang luas. Tempat-tempat yang sudah dikenal antara lain daerah
Perancis selatan. Di tempat ini dikenal sebagai wilayah tipe untuk endapan Kapur
Bawah. Daerah Perancis selatan adalah merupakan bagian dari pelamparan
Geosinklin Tethys, dan di tempat ini endapan Kapur Bawah berkembang dalam 2
fasies yang berbeda. Fasies yang satu merupakan lempung dan napal, dan padanya
terdapat banyak fosil Ammonit. Fasies yang lain berkembang di sepanjang tepi
cekungan, di dekat sisa pegunungan Variscia, tersusun dari batugamping yang
banyak mengandung fosil Orbitolina, Echinidae dan Rudistae.
Di Indonesia endapan-endapan yang jelas termasuk zaman kapur hanya
terdapat di bebeberapa tempat yang terpencar. Di Indonesia bagian barat sistem
Kapur dicirikan oleh endapan klastik dengan fosil Orbitolina, meskipun fosil ini
juga dijumpai pada sistem Kapur yang ada di Indonesia bagian timur. Di Bukit
Gumai di Sumatera Selatan dijumpai lapisan yang dikenal sebagai Formasi Saling
yang terdiri dari tufa, breksi volkanik, lava, batu hijau, batugamping dan retas-retas
batuan beku basa. Di Sumatra Selatan, tidak jauh dari formasi ini dijumpai Formasi
Lingsing yang terdiri dari serph gampingan, radiolarit, basal ofiolit, andesit, lava,
dan batugamping yang mengandung fosil Orbitolina yang menunjukan umur kapur.
Di Jambi didapatkan sedimen klastik dengan fosil Neocomites yang
menunjukan umur Kapur. Di Kalimantan Barat di bagian hulu Sungai Kapuas
didapatkan endapan Kapur di daerah Seberuang. Di Kalimantan Tengah dijumpai
sekumpulan litologi yang dikenal sebagai kelompok Seberuang yang berumur
Kapur. Kelompok ini dapat dibagi menjadi Formasi dibagian bawah dan Formasi
Selangkai di bagian atas. Formasi Bedungan terdiri dari serpih, napal, batupasir
polimik, konglomerat yang merupakan Formasi Bedungan Bawah. Di Sulawesi
endapan Kapur mempunyai fasies yang bermacam-macam, berumur Kapur Tengah
sampai Atas, terdiri dari batugamping, batugamping napalan, serpih dengan fosil
Globotruncana serta batupasir.
Apabila ditinjau secara menyeluruh, karena genang laut yang terjadi pada
Cenomanian mengakibatkan lautan di Indonesia menjadi lebih luas daripada Zaman
Yura. Daratan Philipina yang masih menjadi satu dengan daratan Papua pada waktu
Zaman Yura, sekarang oleh genang laut tersebut terbagi menjadi 2 daratan, yaitu
daratan Philipina dan daratan Papua. Di bagian tenggara Indonesia, lautan
menggenangi pula bagian utara daratan Australia sehingga terjadi teluk-teluk. Pada
waktu yang bersamaan maka Geosinklin Tasmania meluas ke arah utara jika
dibandingkan dengan luas wilayahnya di Zaman Yura.

RESUME GEOLOGI SEJARAH


(ZAMAN KAMBRIUM : PALEOGEOLOGI 2)

Zaman Jura adalah zaman yang berada antara 144 hingga 206 juta tahun
yang lampau. Penelitian geologi telah menunjukkan bahwa sepanjang Zaman Jura,
sebagian besar Eropa Barat ditutupi oleh laut dangkal yang hangat, dan sebagian
besar fosil yang berasal dari mahluk-mahluk laut telah diperoleh dari kawasan
.Nama periode ini diberikan oleh Alexandre Brogniart berdasarkan banyaknya batu
kapur laut yang ditemukan di Pegunungan Jura, di daerah
pertemuan Jerman, Prancis, dan Swiss. Dinosaurus merupakan hewan yang
dominan pada zaman jura atau dalam bahasa inggris disebut Jurassic (jurasik),
jurassic berakhir dikarenakan meteor raksasa menabrak bumi, tepatnya jatuh di
Meksiko, Amerika Utara 65 juta tahun yang lalu menyisakan pecahan bumi Ini.
Zaman yura dapat dipisahkan dengan zaman trias oleh suatu ketidakselarasan.

Benua pangea mulai pecah dimana Amerika bagian utara memisahkan diri
dari Afrika sedangkan Amerika selatan memisahkan diri dari Australia dan
Antartika. Di Indonesia endapan jura didaptakan baik di wilayah bagian timur dan
barat. Yaitu di Gaya (Sumut), Buton, Timor, Sulawesi peg. Meratus (Kalimantan).

System yura dapat dibedakn dan berkembang baik sebagai endapan darat,
dan endapan laut atau endapan geosiklin. Secara kesluruhan zaman yura merupakan
suatu genang laut yang cukup besar terutama pada cekungan eropa dan tepi
geosiklin Tethys, sedang ditempat lain merupakan kelanjutan pengendapan di darat
dari zaman sebelumya keculai endapan geosiklin.

Berdasarkan warna litologi yura ada 3 yaitu malm (putih), dogger (coklat),
dan lias (hitam.) bagian bawah terutama terrsusun oleh serpih dan batugamping
yang berwarna hitam dikenal sebagai yura hitam. Bagian tengah tersusun oleh
batugamping oolit yang erwarna coklat yan dikenal yura coklat. Bagian tertas
tersusun oleh batugamping halus warna putih .

RESUME GEOLOGI SEJARAH


(ZAMAN DEVON & KARBON : PALEOGEOLOGI 2)

Paleogeology zaman devon

Nama Devon diusulkan oleh Adam Sedgwick dan Murchison pada tahun
1893. Nama Devon diambil dari nama daerah Devonshire di Inggris yang
merupakan endapan tipenya.

Zaman Devon dapat dipisahkan dari Zaman Silur yang ada di bawahnya
dan Zaman Karbon yang ada di atasnya baik menurut paleontology maupun
stratigrafi. Zaman Devon berawal dari 408 – 360 juta tahun yang lalu. Merupakan
bagian dari Masa Paleozoikum, Zaman Devon dibagi menjadi 3 yaiitu : Devon
Atas, Devon Tengah dan Devon Bawah.

Endapan Devon diantaranya berkembang sebagai endapan Batupasir Merah


Tua. Dengan demikian maka endapan Devon menyebar terutama disekitar
Pegunungan Caledonia yaitu Inggris, Skoltandia, Skandinavia, Svalbard
(Spitsbergen), Tanah Hijau hingga melampaui dataran tinggi Rusia.
Di Tiongkok juga dijumpai penyebaran Batupasir Merah Tua terutama
selama Devon Bawah. Selama Devon Tengah terjadi pengendapan dalam
lingkungan laut, sedangkan selama Devon Atas dicirikan oleh suatu genang laut
yang berlanjut dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan lemah akibat
dari Orogenesa Liukiang.
Di Irian endapan Devon didapatkkan di bagian barat daya Irian Barat yaitu
sungai Nordwestrivier yang merupakan batupasir coklat, kelabu dan putih yang
mengandung fosil Favosites, Cystiphyllum dan Cyathophyllum douvillei. Di lereng
Pegunungan Jayawijaya system Silur ditutupi oleh system Devon Bawah dan
Devon Tengah yang terdiri dari batugamping pasiran kelabu dengan fosil
Cystiphyllum sp, Favosites reticulates, Cyathophyllum douvillei, Heliolithes
barrandei sedang Devon Atas terdiri dari batupasir putih dan coklat yang
mengandung Goniophora, Spirifer, Wilsonia dan Retzia. Di Indonesia Barat
endapan Devon didapatkan di Kalimantan Timur yang terkenal sebagai Formasi
Danau. Pada formasi ini dijumpai fosil Heliolhites porosus,Clatthrodictyon
spatiosum yang diperkirakan berumur Devon Bawah. Di tempat lain endapan
Zaman Devon tidak didapatkan. Diduga daerah-daerah tersebut pada saat itu bukan
merupakan cekungan sedimentasi atau mungkin masih berupa daratan.

Zaman karbon

Zaman Karbon adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang
berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu
hingga awal periode Perm sekitar 299,0 ± 0,8 juta tahun yang lalu. Selain itu, karbon
berasal dari kata Latin untuk batubara, carbo. Karbon berarti "batubara-bantalan".
Karbon sering diperlakukan bukan sebagai dua periode geologi, sebelumnya
Mississippi dan kemudian Pennsylvania , khususnya di Amerika Utara. Kata
“karbon” berasal dari bahasa latin yaitu Carbonium yang berarti arang. Selama
zaman ini diendapkan sistem karbon. Sistem karbon untuk pertama kalinya dikenal
di Eropa Barat yaitu di Prancis yang oleh Omalius d’Halloy seorang ahli geologi
Prancis telah disebut pula sebagai Terrain Houller yang berarti daerah arang. Oleh
sebab itu maka terminologi zaman karbon digunakan di Eropa.

Di Amerika Utara, Karbon dibagi menjadi dua subsistem: Mississippi


(Karbon awal 354-323 mya) dan Pennsylvania (Karbon akhir 323-290 mya). Di
Eropa, Karbon Bawah disebut Dinantian dan Karbon Atas dan Tengah bersama-
sama disebut Silesia. Batas antara subdivisi Hulu dan Hilir di Eropa diketahui
berada di bawah batas antara Pennsylvania dan subsistem Mississippi di Amerika
Utara.

Dalam Karbon Bawah atau Mississippi, periode, perendaman pada beberapa


kesempatan dari interior Amerika Utara di bawah laut dangkal mengakibatkan
pembentukan batukapur, serpih, dan batupasir. Di wilayah Appalachian, terutama
di Pennsylvania, pengendapan besar batu pasir dan serpih yang ditetapkan oleh
produk erosi dari pantai timur dataran tinggi. Di Mt barat Rocky. wilayah ditutupi
oleh laut dangkal yang diendapkan batugamping yang Madison dan Redwall dari
Grand Canyon. Zaman Karbon rendah di Eropa adalah periode perendaman dan
aktivitas gunung berapi besar. E dari Rhine, serpih, batupasir, dan konglomerat
yang disimpan, dan di Rusia, Batubara Tindakan terbentuk. Penutupan Karbon
Bawah ditandai dengan membangun gunung di New Brunswick, Nova Scotia, S
wilayah Appalachian, SW Amerika Serikat, dan Eropa.

Dalam Karbon Atas atau Pennsylvania, periode, ada setidaknya satu


perendaman besar. Di Amerika Serikat E delta besar sedimen, sekarang diwakili
oleh konglomerat Pottsville, terbentuk selama awal Pennsylvania. Di Kansas,
Nebraska, Arkansas, dan Texas, tempat tidur Pennsylvania yang terutama serpih,
batupasir, dan batubara; atas wilayah (Rocky Mountain) Cordilleran, laut kapur,
dengan sedikit batubara; di pantai Pasifik dari California ke Alaska, batu kapur dan
serpih .

Perkembangan endapan karbon di Indonesia relatif tidak luas dan hanya


diketahui di daerah Sumatra, Kalimantan dan Irian. Dalam beberapa hal sangat sulit
dibedakan antara endapan yang berumur karbon dan Permian. Dalam hal demikian
digunakan istilah Permokarbon. Perkembangan endapan Permokarbon di Sumatra
khusunya di Jambi sangat baik. Di tempat ini bagian bawah dari Permokarbon yang
dikenal sebagai formasi kering terdiri dari serpih, batupasir, tufa, konglomerat,
batugamping yang mengandung fosil Fusulina dan flora karbon. Bagian tengah
yang dikenal sebagai formasi Salamuku terdiri dari batuan klastik kasar antara lain
breksi, konglomerat, batugamping yang mengandung fosil Fusulina dan batuan
vulkanik diantaranya dasit, andesit, liparit, dan tufa. Bagian atas yang dikenal
sebagai formasi air kuning terdiri dari batuan volkanik seperti tufa, lava, tufa
dasitik, batupasir, batugamping yang mengandung fosil Fusulina dan fosil flora. Di
Kalimantan endapan Permokarbon dikelompokkan menjadi fasies volkanik dan
fasies sedimen. Fasies volkanik terdiri dari batuan efusiv basa sedangkan fasies
sedimen terdiri dari jasper, rijang, batu sabak, pilit, batulempung, napal,
batugamping, dan marmer. Dalam batugamping terutama terdapat fosil Fusulina
yang menunjukan umur Permokarbon, sedangkan flora Zaman Karbon antara lain
Calamites dan Pecopteries yang juga menunjukkan umur Karbon. Di Irian endapan
Karbon dijumpai di Pegunungan Jayawijaya. Terdapat endapan karbon atas.
Batuannya terdiri dari Batupasir gampingan yang mengandung mika dengan fosil
chonetes dan Proetes, Batugamping dengan fosil Martina dan Subulites serta serpih
yang mengandung flora Cathaysia. Selain itu didapatkan pula batuan yang bersifat
lempungan dan pasiran serta konglomerat yang mengandung fosil Brachiopoda.

RESUME GEOLOGI SEJARAH


(ZAMAN ORDOVISIUM : PALEOGEOLOGI 2)
Ordovisium adalah suatu periode pada era Paleozoikum yang berlangsung antara
488,3 ± 1,7 hingga 443,7 ± 1,5 juta tahun lalu. Periode ini berlangsung setelah
periode Kambrium dan diikuti oleh periode Silur. Nama periode tersebut berasal
dari salah satu suku di Wales, Ordovices, ini didefinisikan oleh Charles
Lapworth pada tahun 1879 untuk menyelesaikan persengketaan antara
kelompok Adam Sedgwick dan Roderick Murchison yang masing-masing
mengelompokkan lapisan batuan yang sama di Wales utara masuk dalam periode
Kambrium dan Silur.

Litologi

Litologi pada zaman ini didominasi oleh batuan metamorf sebagai batuan
dasar bumi kala itu. Hal ini karena pada masa itu pergerakan benua cukup intensif
dan yang terjadi adalah tumbukan antar benua yang mengakibatkan terbentuknya
batuan metamorf. Selain itu juga terdapat litologi berupa batugamping dan
batulempung hitam.

Perlapisan batugamping dan batulempung berumur Ordovician

RESUME GEOLOGI SEJARAH


(ZAMAN ORDOVISIUM : PALEOGEOLOGI 2)

Nama Silur diusulkan oleh Murchison pada tahun 1835. Murchison, seorang ahli
geologi berkebangsaan Inggris, mengambil daerah tipe di wales bersamaan dengan
daerah tipe untuk endapan Kambrium. Pada sisi bawah, Zaman Silur berbatasan
dengan Kambrium yang dicirikan oleh adanya rumpang. Selanjutnya lapisan-
lapisan Silur dicirikan adanya fauna yang lebih luas bila dibandingkan dengan
Kambrium. Silur Bawah dan Silur Atas dipisahkan oleh suatu susut laut sedang di
beberapa daerah oleh suatu pembentukan pegunungan dalam waktu yang singkat.
Oleh sebab itu lapisan Silur Atas terletak tidak selaras bersudut dengan Silur
Bawah. Pada sisi atasnya, Sistem Silur terpisahkan dengan sistem yang lebih muda
yaitu Sistem Devon oleh suatu orogenesa yang penting. Dengan demikian maka
Sistem Devon terletak di atas Sistem Silur dengan suatu ketidakselarasan bersudut
atau dengan suatu rumpang.

SIFAT BATUAN SILUR

Sistem Silur berkembang baik sebagai endapan darat maupun endapan laut.
Endapan darat kadang-kadang bentuknya sebagai endapan fluviatil (terbentuk di
sungai), kadang-kadang lakustrin (terbentuk di danau) terutama gamping air yang
tidak begitu luas ataupun sebagai endapan evaporit. Endaan laut berkembang
menjadi 2 macam yaitu endapan serpih dengan fosil Graptolit dan endapan
batupasir gampingan. Endapan serpih Graptolit terutama terdiri dari serpih,
lempung hitam dan sabak yang banyak mengandung fosil Graptolit dan
mempunyai pelamparan yang luas. Endapan batupasir gampingan dijumpai di
tempat-tempat yang di dekatnya terdapat daerah yang terangkat. Di tempat yang
lebih jauh lagi dari pantai terbentuklah batugamping dengan
fosil Stromatopora, Brachiopoda, dan lain-lain, sedang fosil Graptolit kurang
terawetkan dengan baik. Telah diuraikan di atas bahwa Sistem Silur terletak tidak
selaras di atas Sistem Kambrium dan terletak tidak selaras pula di bawah system
yang lebih muda, yaitu Sistem Devon.

Anda mungkin juga menyukai