BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat
dihindari dan akan di alami oleh setiap individu, dalam proses menua akan terjadi
tahap akhir dari fase kehidupan. World Health Organization (WHO) membagi
lansia menjadi tiga kelompok, meliputi usia lanjut kelompok usia 60-70 tahun,
usia tua meliputi kelompok usia 75-89 tahun dan usia sangat lanjut meliputi
dunia selalu meningkat dari tahun ketahun, Saat ini di perkirakan lebih dari 629
juta jiwa dan pada tahun 2025 lanjut usia diperkirakan akan mencapai 1,2 miliar,
dan terus meningkat pada tahun 2050 sebanyak 2 miliar (Sovariova, 2016 dalam
Indonesia sebagai salah satu negara yang akan memasuki era penduduk berstuktur
tua karena jumlah penduduk lansia pada tahun 2015 melebihi angka 7%.
Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik jumlah lansia
2
pada tahun 2015 sebesar 8,49% atau sekitar 21,68 juta jiwa (Kementrian
terus mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan
jumlah lansia sebanyak (27,08 juta jiwa), pada tahun 2025 sebesar (33,69 juta
jiwa), dan pada tahun 2030 sebesar (40,95 juta jiwa ) dan (48,19 juta jiwa) pada
tahun 2035 dari jumlah seluruh penduduk Indonesia 22.227.700 jiwa (Lestari,et.
al., 2018).
Selatan sebanyak 669.872 jiwa atau 8,34 % dari keseluruhan penduduk, dengan
jumlah penduduk lansia perempuan 381.685 jiwa lebih banyak dari jumlah
penduduk lansia laki-laki yaitu 288.187 jiwa, maka hal ini mengambarkan bahwa
berstruktur tua. Dan jumlah lansia di kota Makassar sebanyak 90.393 jiwa dengan
usia 60-64 tahun sebanyak 35.004 jiwa dan usia ≥65 tahun sebanyak 55.389 jiwa.
(UHH) lansia juga meningkat. Usia Harapan Hidup menjadi satu indikator
namun disisi lain dapat menimbulkan permasalahan jika lansia tidak mendapatkan
Indonesia tahun 2018 71,20 tahun sedangkan usia harapan hidup di dunia yaitu 71
3
tahun, nampak UHH penduduk Indonesia sedikit lebih tinggi dari UHH rata-rata
dunia
banyak hal yang perlu diperhatikan yang terkait dengan lansia itu sendiri, seperti
fasilitas kesehatan lansia, dukungan sosial, akses kesehatan dan lain-lain yang
menjadi kebutuhan pokok bagi lansia, namun pada kenyataannya hal tersebut
masih minim dapat dilihat beberapa yang membuktikan bahwa kualitas hidup
lansia sangat rendah, menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 bahwa penyakit
terbanyak pada lansia adalah hipertensi dengan prevalensi 45,9%, atritis 45%,
stroke 33%, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) 5,6%, diabete melitus 5,5 %,
penyakit kanker 3,2 % , jantung coroner 2,8 % (Destasice & Riris, 2017).
Selain masalah pada fisik, lansia juga mengalami masalah psikis. Menurut
Badan Pusat Statistik prevalensi kejadian stress pada lansia di Indonesia mencapai
8,34 % (Priyoto, 2016). Depresi pada lansia berusia 55-64 tahun dengan
lansia, dukungan keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam proses hidup
lansia karena sampai saat ini keluarga masih merupakan tempat berlindung yang
paling disukai para lansia, rendahnya kualitas hidup lansia sering di hubungkan
dan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk menghadapi masalah dan
meningkatkan kepuasan hidup bagi lansia (Pratiwi, 2015 dalam Waluya &
Muhamad, n.d.2016)
Antang Pannara Wilaya Kerja Puskesmas Antang pada 10 lansia yang terdiri di
dapatkan ada keluarga yang tidak pernah menjelaskan kepada lansia mengenai
sudah mengalami sakit yang parah, ada lansia yang tidak merasa nyaman atau
tenang di dalam rumah dikarenakan terlalu banyak pekerjaan rumah tangga yang
di lakukan sendiri, kadang keluarga tidak mengantar lansia untuk pergi berobat,
kadang keluhan lansia tidak didengarkan oleh keluarga dan sering bertengkar
dengan keluarganya.
terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas Antang, pada tahun 2015 jumlah lansia
sebanyak 841 jiwa, pada tahun 2016 jumlah lansia sebanyak 2.170 jiwa, dengan
usia 60-69 tahun sebanyak 1.520 jiwa (70 %) dan usia ≥ 70 sebanyak 652 jiwa
(30 %), pada tahun 2017, 2018 dan 2019 jumlah lansia sebanyak 1.290 jiwa
5
dengan usia 60-69 tahun sebanyak 582 jiwa (45 %) dan usia ≥70 tahun sebanyak
Berdasarkan fenomena diatas dan didukung oleh data awal yang diambil di
Puskesmas Antang.
B. Rumusan masalah
ini adalah “Apakah Ada Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
C. Tujuan penelitian
1) Tujuan umum
2) Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
2. Bagi Keperawatan
3. Bagi Keluarga
diberikan.
4. Bagi Peneliti