Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanah diperlukan oleh makhluk hidup. Makhluk hidup tergantung pada


tanah seperti manusia, hewan, dan tumbuhan hidup dan berkembang biak di
permukaan tanah. Manusia membuat rumah di atas tanah. Manusia juga bercocok
tanam di tanah. Tumbuhan tumbuh di tanah. Hewan dapat hidup karena memakan
tumbuhan. Secara tidak langsung hewan juga bergantung pada tanah.

Tanah di satu tempat berbeda dengan di tempat yang lainnya. Tanah di


pantai berbeda dengan tanah di pegunungan, di hutan, ataupun di tepi sungai.
Tanah merupakan lapisan terluar kulit bumi dan hasil dari pelapukan yang terjadi
pada batuan. Batuan yang berada di atas permukaan tanah akan mengalami
perubahan secara terus menerus karena adanya pengaruh dari lingkungan. Tanah
berasal dari pelapukan batuan. Batuan akan mengalami pelapukan menjadi
butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiran-butiran halus ini
bertambah banyak dan terbentuklah tanah. Pelapukan batuan menjadi tanah
memerlukan waktu yang lama. Pelapukan dapat menghancurkan batuan yang
keras menjadi tanah. Setiap batuan terbentuk melalui proses yang berbeda dan
memiliki sifat dan kegunaan berbeda-beda pula.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Batuan

Batuan sebagai bahan induk tanah. Batuan adalah material alam yang
tersusun atas kumpulan (agregat) mineral baik yang terkonsolidasi maupun
yang tidak terkonsolidasi yang merupakan penyusun utama kerak bumi serta
terbentuk sebagai hasil proses alam.

Batuan bisa mengandung satu atau beberapa mineral. Sebagai contoh


ada yang disebut sebagai monomineral rocks (batuan yang hanya mengandung
satu jenis mineral), misalnya marmer, yang hanya mengandung kalsit dalam
bentuk
granular, kuarsit, yang hanya mengandung mineral kuarsa. Di samping itu di
alam ini paling banyak dijumpai batuan yang disebut polymineral rocks
(batuan yang mengandung lebih dari satu jenis mineral), seperti granit atau
monzonit kuarsa yang mengandung mineral kuarsa, feldspar, dan biotit.

B. Jenis-Jenis Batuan

Setiap jenis batuan mempunyai sifat yang berbeda. Sifat batuan


tersebut meliputi bentuk, warna, kekerasan, kasar atau halus, dan mengilap
atau tidaknya permukaan batuan. Setiap batuan memiliki sifat dan ciri khusus.
Hal ini disebabkan bahan-bahan yang terkandung dalam batuan berbeda-beda.
Ada batuan yang mengandung zat besi, nikel, tembaga, emas, belerang,
platina, atau bahan-bahan lain. Bahan-bahan seperti itu disebut mineral. Tiap
jenis batuan mempunyai kandungan mineral yang berbeda. Berdasarkan
proses terbentuknya, terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan kerak
bumi. Tiga jenis batuan tersebut yaitu batuan beku (batuan magma atau
vulkanik), batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan (batuan
metamorf).

2
- Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari magma yang membeku. Magma merupakan benda cair yang
sangat panas dan terdapat di perut bumi. Magma yang mencapai
permukaan bumi disebut lava. Semula batuan beku berupa lelehan magma
yang besar
- Batuan Endapan (Batuan Sedimen)
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil
pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan yang
terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.
- Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang mengalami
perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen ini mengalami perubahan
karena mendapat panas dan tekanan dari dalam Bumi. Jika mendapat
panas terus-menerus, batuan ini akan berubah menjadi batuan malihan.

C. Proses Pembentukan Tanah Karena Pelapukan Batuan

Pelapukan adalah proses melapuk dari benda yang keras menjadi lebih
lunak. Demikian juga dengan batuan, disebabkan pengaruh lingkungan
(perubahan cuaca, suhu, tekanan udara maupun aktivitas makhluk hidup) batu
akan menjadi butiran-butiran yang lebih halus.

Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah.


Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat mengalami pelapukan
karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup.
Faktor cuaca yang menyebabkan pelapukan batuan, misalnya suhu dan curah
hujan. Pelapukan dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut.

- Pelapukan Fisika

Pelapukan fisika disebabkan oleh berbagai faktor alam. Faktor


alam itu antara lain: angin, air, perubahan suhu, dan gelombang laut.
Angin yang senantiasa bertiup kencang dapat mengikis batuan sedikit

3
demi sedikit. Kondisi ini dapat mengakibatkan batuan mengalami erosi.
Erosi batuan menyebabkan terjadinya padang pasir. Selain itu, angin yang
bertiup sangat kencang juga dapat menggeser batuan. Saat bergeser inilah
batuan bergesekan dengan batuan lain sehingga mengalami penggerusan.
Batuan akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil, misalnya pasir dan
kerikil. Perubahan suhu secara drastis juga dapat mengakibatkan
pelapukan batuan.

Saat suhu tinggi atau panas, batu akan mengembang. Sementara


itu, saat suhu rendah atau dingin, batu akan menyusut kembali. Perubahan
ini terjadi silih berganti antara siang dan malam. Adanya perubahan suhu
yang silih berganti ini, lama-kelamaan dapat mengakibatkan batuan
tersebut pecah. Batu juga dapat mengalami pelapukan karena air. Air
hujan dan air terjun yang mengenai batuan secara terus-menerus dapat
mengakibatkan batuan retak dan pecah. Batu karang yang berdiri kukuh di
tepi laut juga dapat mengalami pelapukan. Gelombang laut yang
menghantam batu karang secara terus-menerus mengakibatkan batuan
tersebut terkikis sedikit demi sedikit. Satu hal yang perlu diingat, proses
pelapukan setiap batuan berbeda-beda. Ada batuan yang cepat lapuk, tetapi
ada juga yang lambat. Cepat lambatnya pelapukan tergantung pada
penyusun dan tingkat kekerasan batuan tersebut. Dibawah ini merupakan
contoh dari pelapukan batuan oleh gelombang laut.

- Pelapukan Biologi

Pelapukan biologis disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup, yaitu


manusia, tumbuhan, dan hewan. Berbagai kegiatan makhluk hidup dapat
mempercepat terjadinya pelapukan.

Pelapukan secara biologi dapat disebabkan oleh tumbuhan


contohnya yaitu lumut yang menempel di permukaan batuan. Tumbuhan
merambat dan lumut menempel di permukaan batuan. Tumbuhan
merambat akan menimbulkan lubang-lubang pada batuan tempat akarnya

4
melekat. Lubang-lubang ini lama-kelamaan bertambah besar dan banyak.
Akhirnya, batuan tersebut akan hancur. Akar tumbuhan dapat menembus
dan menghancurkan batuan. Dalam waktu lama akar tumbuhan itu akan
melapukkan batuan. Seperti contoh gambar dibawah ini

- Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi terjadi akibat adanya reaksi antara udara, air,


dan mineral yang ada di dalam batuan. Reaksi antara air dengan karbon
dioksida (CO2) di udara dapat melapukkan batuan. Proses tersebut banyak
terjadi di pegunungan kapur. Hasilnya berupa gejala karst, seperti stalagtit
dan stalagmit.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setiap batuan memiliki sifat dan ciri khusus. Hal ini disebabkan bahan-
bahan yang terkandung dalam batuan berbeda-beda. Ada batuan yang
mengandung zat besi, nikel, tembaga, emas, belerang, platina, atau bahan-
bahan lain. Bahan-bahan seperti itu disebut mineral. Tiap jenis batuan
mempunyai kandungan mineral yang berbeda. Berdasarkan proses
terbentuknya, terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan kerak bumi.
Tiga jenis batuan tersebut yaitu batuan beku (batuan magma atau vulkanik),
batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan (batuan metamorf).

Pelapukan adalah proses melapuk dari benda yang keras menjadi lebih
lunak. Demikian juga dengan batuan, disebabkan pengaruh lingkungan
(perubahan cuaca, suhu, tekanan udara maupun aktivitas makhluk hidup )batu
akan menjadi butiran-butiran yang lebih halus.

Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah.


Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat mengalami pelapukan
karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup.
Faktor cuaca yang menyebabkan pelapukan batuan, misalnya suhu dan curah
hujan. Pelapukan dibagi menjadi 3 yaitu pelapukan fisika yang disebabkan
oleh berbagai faktor alam. Faktor alam itu antara lain angin, air, perubahan
suhu, dan gelombang laut. Pelapukan biologi yang disebabkan oleh kegiatan
makhluk hidup, yaitu manusia, tumbuhan, dan hewan. Berbagai kegiatan
makhluk hidup dapat mempercepat terjadinya pelapukan. Pelapukan kimiawi,
pelapukan kimiawi terjadi akibat adanya reaksi antara udara, air, dan mineral
yang ada di dalam batuan. Reaksi antara air dengan karbon dioksida (CO2) di
udara dapat melapukkan batuan. Proses tersebut banyak terjadi di pegunungan
kapur.

6
Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah atas,
lapisan tanah bawah, dan bahan induk tanah. Jenis-jenis tanah antara lain
tanah berhumus, tanah berpasir, tanah liat, dan tanah berkapur, tanah latereit,
tanah podzolik, tanah alluvial, tanah gambut dan tanah vulkanik.

Anda mungkin juga menyukai