Anda di halaman 1dari 14

3

Matakuliah : Kewirausahaan

BAB II
PENGERTIAN WIRAUSAHA

Istilah Wira diartikan sebagai pahlawan atau pejuang dan istilah Usaha dalam konteks
ini diartikan setiap kegiatan yang berkaitan dengan bisnis. Jadi Wirausaha dapat diartikan
sebagai pejuang dalam kegiatan bisnis atau yang dikenal dengan sebutan perusahaan
(enterprise). Wirausaha seringkali disebut pula Enterpreneur.

Tujuan Pendirian Suatu Perusahaan


Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan sekurang-kurangnya meliputi antara lain ;
1. Mencari keuntungan Maksimum (Maximum profit).
2. Mencapai penjualan optimal (optimum sales), bukan penjualan yang maksimal.
3. Usaha yang berkelanjutan (continuitas of business).
Ketiga tujuan di atas merupakan satu kesatuan yang bulat, sehingga seorang wirausaha
harus mampu mensinergykan tujuan tersebut. Maksudnya jangan hanya memperoleh untung
yang besar (maksimum), tetapi tidak berkelanjutan.

Contoh 1 :
Seorang pengusaha misalnya A menjual suatu produk. Misalnya TV 14” merk XYZ
dengan harga Rp 1.200.000,00 pada hal harga pokoknya hanya Rp 700.000,00 jadi keuntungan
perunit yang diperoleh adalah Rp 500.000,00. Dengan harga Rp 1.200.000,00 ini perusahaan
mampu menjual rata-rata 1 buah setiap dua hari. Jadi dalam satu bulan perusahaan ini mampu
menjual 15 buah. Keadaan ini menunjukkan perusahaan ini memperoleh keuntungan dalam
satu bulan adalah Rp 500.000,00 x 15 = Rp 7.500.000,00.

Sedangkan pengusaha yang lain misalnya B menjual produk TV 14” merk XYZ
tersebut hanya dengan harga Rp 1.000.000,00 jadi keuntungan perunitnya hanya sebesar Rp
300.000,00. Akan tetapi dengan harga jual sebesar Rp 1.000.000,00 tersebut, pengusaha ini
mampu menjual produk tersebut sebanyak 3 buah sehari. Jadi keuntugan yang diperoleh
perusahaan ini dalam satu bulan adalah Rp 300.000,00 x 3 x 30 = Rp 27.000.000,00.
Lihat Hukum Permintaan (Law of Demand) yang digambarkan sebagai berikut :

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
4
Matakuliah : Kewirausahaan

Dari contoh di atas, Pengusaha B memperoleh keuntungan yang lebih besar jika
dibandingkan dengan pengusaha A dan kontinyuitas usaha dari pengusaha B lebih terjamin.

Contoh 2 :
Selanjutnya tentang penjualan optimal dapat dilihat pada gambar di bawah.

Berdasarkan gambar 2 di atas, diketahui bahwa


1. Jika penjualan hanya sebesar X1 atau menjual sebanyak X7, maka perusahaan mengalami
kerugian, karena TR < TC.
2. Jika penjualan sebesar X2 atau sebesar X6, maka perusahaan tidak memperoleh
keuntungan atau tidak menderita kerugian atau impas pada gambar ditunjukkan pada BEP
(Break Even Point = titik impas), karena TR = TC.
3. Jika penjualan sebesar X3, atau X4, atau X5 maka perusahaan memperoleh keuntungan,
karena TR > TC.

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
5
Matakuliah : Kewirausahaan

4. Penjualan maksimal terletak pada X7, ternyata perusahaan mengalami kerugian, karena
TR < TC.
5. Posisi penjualan berada pada X4, maka perusahaan melakukan penjualan secara optimal,
yakni penjualan dimana laba yang diperoleh adalah maksimal (paling besar) yakni sebesar
LB. Penjualan secara optimal dapat diartikan pula sebagai posisi penjualan sebesar
kapasitas yang dimiliki perusahaan (misalnya; kapasitas produksi, kapasitas mesin,
kapasitas ruangan, kapasitas tenaga kerja dan lain-lain).

Teori-Teori Wirausaha
1. Cantilon, merupakan orang yang pertama mencetuskan konsep wirausaha, di mana
teorinya : Orang yang berani menantang resiko dengan jalan membeli saat ini, dan
menjualnya kemudian dengan harga yang tidak pasti.
2. Schumpeter, merupakan orang pertama yang mencetuskan toei inovasi wirausaha.
Teorinya; Orang yang menciptakan cara baru (inovasi) dalam mengorganisasikan proses
produksi.
3. Leibenstein, Teorinya : Orang yang mampu mencari dan menghimpun informasi serta
mengikat tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu organisasi (seorang pengembang).
4. David Mc. Clelland (seorang psikolog), Teorinya; Analisis wirausaha dengan jalan
menghubungkan faktor kepribadian (prilaku) dengan keperluan untuk berprestasi (Need
for Achievement = Nach) sehingga wirausaha dapat diciptakan.
5. Peter F. Drucker, Teorinya : Produk kerja yang tertumpu atas konsep dan teori, bukan
hanya intuisi (instinc). Artinya, wirausaha dapat dipelajari dan diusahakan secara
sistematis dan terencana dari tiga macam unsur prilaku yang mendukung keberhasilan
praktek kewirausahaan, yaitu :
a) Inovasi yang bertujuan,
b) Manajemen Wirausaha,
c) Strategi Wirausaha.
6. Anugrah Pakerti mengemukakan, Wirausaha adalah mereka yang mendirikan, mengelola,
mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Artinya setiap orang
yang normal bisa menjadi wirausaha asal mau berusaha, dan wirausaha mengandung suatu
peluang atau kesempatan dan mampu menanggapi peluang tersebut.
7. Muhammad Alfani mengemukakan, Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan visi dan persepsi serta merebut peluang-peluang bisnis, mengumpulkan

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
6
Matakuliah : Kewirausahaan

sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna memperoleh keuntungan daripadanya dan


mengambil tindakan yang cepat dan tepat, hemat dan selamat (quick, accurate, eficien,
effective) guna memastikan sukses. Selanjutnya Kewirausahaan merupakan tanggapan
peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa
organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif.

Dari beberapa teori di atas, dapat kita ringkas bahwa wirausaha itu mengandung
konsep antara lain :
1. Berani menantang risiko,
2. Menciptakan atau adanya inovasi,
3. Menghimpun dan mengelola informasi,
4. Adanya kepribadian dan prestasi yang dapat diciptakan
5. Dapat dipelajari dan diusahakan yang meliputi;
a) Inovasi yang bertujuan,
b) Manajemen Wirausaha,
c) Strategi Wirausaha.
6. Berupa usaha perorangan ataupun suatu lembaga bisnis,
7. Mampu memanfaatkan peluang bisnis, mengumpulkan dan mengelola sumber daya-
sumber daya yang ada, mampu mengambil tindakan atau keputusan dengan cepat dan
tepat, hemat dan selamat.
8. Mampu merespon peluang bisnis dengan organisasi yang melembaga, produktif dan
inovatif.

Secara sederhana, kita uraikan sebagai berikut :


1. Berani menantang risiko,
Setiap bisnis yang diselenggarakan pasti mengandung unsur risiko (kerugian) dan unsur
manfaat atau keuntungan, sehingga faktor risiko (risk) tersebut perlu diminimalisir
sedemikian rupa agar dapat dihindari, bahkan diusahakan dengan berbagai metode yang
tepat dirobah menjadi suatu benefit (manfaat), atau profit (keuntungan).
Setiap Wirausaha harus berani menantang risiko guna berusaha mencapai sukses yakni
tujuan didirikannya suatu perusahaan seperti yang dikemukakan dimuka yakni; Maximum
Profit, Optimalize sales, Continuity (sustainable) of business.

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
7
Matakuliah : Kewirausahaan

Kita menyadari bahwa unsur risiko mempunyai hubungan yang signifikan dengan faktor
keuntungan. Secara sederhana dapatlah kita gambarkan sebagai berikut :

Dari gambar 3 tersebut di ketahui bahwa tingkat keuntungan setinggi π1 besarnya unsur
risiko adalah σ1 dan tingkat keuntungan naik menjadi π2 maka besarnya risiko juga
meningkat menjadi σ2, semakin tinggi tingkat keuntungan bahkan mencapai π3 maka
tingkat risiko juga semakin bertambah menjadi σ3. Jadi Semakin tinggi Peluang
Peningkatan keuntungan maka semakin besar tingkat risiko, dan sebaliknya jika Peluang
tingkat keuntungan berkurang, maka unsur risiko juga semakin kecil.

Contoh :
Seorang wirausaha misalnya ; pedagang Emas bandingkan dengan pedagang sayuran. Kita
telah mengetahui bersama dengan jelas bahwa pedagang emas mempunyai tingkat
keuntungan yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pedagang sayuran, demikian
pula tingkat risiko yang ditantang oleh pedagang emas jauh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan pedagang sayuran.

2. Menciptakan atau adanya inovasi,


Salah satu ciri wirausaha (enterpreneur) adalah mampu menciptakan atau memiliki
inovasi. Inovasi merupakan istilah tentang sesuatu yang menunjukkan cara-cara baru,
teknik-teknik baru, hal-hal yang baru, atau ciri khas yang membedakan dengan pengusaha
lainnya dapat pula dinamakan inovasi.
Dari keadaan ini menunjukkan adanya perbedaan antara pengusaha dengan wirausaha.
Pengusaha adalah orang yang menjalankan usahanya secara rutin dan tidak banyak
mempunyai perbedaan dengan pengusaha lainnya (tidak ada inovasi). Misalnya usaha

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
8
Matakuliah : Kewirausahaan

fotocopy, usaha pancarekenan, dan lain-lain. Sedangkan wirausaha umumnya mereka


yang bergerak dibidang industri, baik industri besar, menengah, dan atau industri kecil, di
samping sebagai pedagang.baik barang maupun jasa. Artinya wirausaha itu bisa saja ia
sebagai pengusaha pedagang barang, atau usaha jasa, maupun usaha industri.
Salah satu usaha industri kecil antara lain; warung soto (makanan). Pengusaha soto
(makanan) biasanya ada yang laku atau laris dan ada pula yang lesu. Keadaan ini
menunjukkan bahwa pengusaha soto tersebut mempunyai masing-masing inovasi,
misalnya;
1) Keunggulan dibidang resep (rasanya),
2) Keunggulan dibidang servis,
3) Keunggulan dibidang letak yang usaha yang strategis dan menyenangkan,
4) Keunggulan dibidang promosi,
5) Dan lain-lain.
Jadi pengusaha soto atau pengusaha makanan dapat dikatakan sebagai seorang wirausaha
atau enterpreneur.
3. Menghimpun dan Mengelola Informasi.
Informasi sangat penting di era globalisasi saat ini, karena siapa saja yang mampu
menghimpun dan mengolah informasi dengan baik, maka ia akan mampu memenangkan
persaingan.
Informasi dapat dihimpun melalui research and development, juga dapat melalui
teknologi informasi (media cetak dan media elektronik Televisi, Komputer, telepon dan
Internet). Mereka yang memiliki akses informasi tentu dapat mengetahui perkembangan
harga, perkembangan persediaan bahan baku, perkembangan mode dan lain-lain, sehingga
mampu mengungguli persaingan dengan perusahaan pesaing (competitors).
Contohnya : seorang pedagang Emas di Banjarmasin yang mempunyai akses
informasi di Jakarta, Singapore, dan Amerika Serikat, tentu akan lebih unggul
dibandingkan mereka yang tidak mempunyai akses informasi tersebut, sehingga faktor
harga pokok dan harga jual yang tidak pasti (uncertainty) dapat diminimalisir menjadi
lebih pasti. Dengan demikian tingkat keuntungan berpeluang akan lebih besar dan faktor
risiko dapat diminimalisir.
Selanjutnya informasi yang didapat tersebut jika dikelola dengan baik, tentu akan
dapat menentukan kebijakan yang tepat berupa marketing mix, seperti; product policy,

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
9
Matakuliah : Kewirausahaan

price policy, place policy, promotional policy, power policy, dan personal approach
policy.
Dalam hal pengelolaan informasi yang efektif antara lain perlunya promotional policy
(kebijaksanaan promosi), perusahaan akan lebih unggul dan memilih promosi yang sesuai
dengan perusahaannya. Kebijaksanaan promosi yang kita ketahui antara lain; adalah
promosi penjualan, publisitas, periklanan, personal selling (tenaga penjual).
Perusahaan yang mampu mengakses dan mengelola informasi, akan mempunyai
keunggulan secara komperatif (comperative advantages), maupun keunggulan secara
kompetitif (competitive advantages). Sehingga perusahaan ini mampu memenangkan
persaingan.

4. Adanya Kepribadian dan Prestasi yang Diciptakan.


Kepribadian seseorang tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (mileu)
hidupnya. Jika lingkungan hidupnya banyak bergaul dengan para pengusaha, maka timbul
inspirasi untuk mengembangkan usahanya guna mencapai tujuan. Memang ada juga naluri
bisnis tersebut berasal dari bakat atau keturunan (gen), namun seperti kita ketahui menurut
David Mc Clelland bahwa wirausaha tersebut dapat diciptakan. Artinya wirausaha itu
dapat timbul karena faktor lingkungan, atau faktor pendidikan maupun latihan (diklat).
Dengan bakat yang ada ditambah dengan diklat, maka prestasi pengusaha tersebut akan
menjadi lebih optimal.

5. Penciptaan Wirausaha
Penciptaan wirausaha dapat dipelajari, antara lain melalui diklat, sehingga mendorong
timbulnya suatu inovasi, mendorong timbulnya manajemen wirausaha yang efektif dan
efisien, dan berusaha mencipatakan starategi wirausaha yang cepat, tepat, efisien dan
efektif.
1) Penciptaan Inovasi Yang Bertujuan
Inovasi diciptakan dengan tujuan untuk memperoleh metode atau cara-cara baru guna
bekerja lebih efektif dan lebih efisien. Demikian pula inovasi tersebut diciptakan agar
berani tampil beda sebagai karakteristik (ciri khas) bisnis yang digelutinya, guna
mempertahankan dan menarik minat para pelanggan baru (new customers). Sehingga
perusahaan tersebut akan mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, penjualan

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
10
Matakuliah : Kewirausahaan

yang optimal, serta usaha yang berkelanjutan (Sustainnable) atau kotinyuitas usaha
lebih terjamin.
2) Manajemen Wirausaha yang Efektif dan Efisien
Manajemen wirausaha penting memiliki pemimpin (leader) yang unggul, baik dari
segi gaya kepemimpinannya (leadership), kapan ia sebagai pemimpin yang
demokratis, kapan ia sebagai pemimpin yang moderat, dan kapan ia sebagai pemimpin
yang otoriter. Kesemua gaya kepemimpinan tersebut mempunyai keunggulan
(advantages) dan kelemahannya (waekness). Salah satu ciri pemimpin yang unggul
adalah pemimpin yang mampu mengambil keputusan (decission making) yang cepat
dan tepat, efisien dan efektif.
Hal ini disebabkan bahwa Inti dari suatu management adalah koordinasi
(coordination), inti koordinasi adalah kerjasama (cooperation), inti kerjasama adalah
hubungan antar manusia (human relation), inti hubungan antar manusia adalah
komunikasi (communication), inti komunikasi adalah saling pengertian
(understanding), inti saling pengertian adalah gaya kepemimpinan (leadership), inti
gaya kepemimpinan adalah pemimpin (leader), dan inti pemimpin adalah keberanian
mengambil suatu keputusan (decission making).Yakni Keputusan (decission) yang
cepat dan tepat, efisien dan efektif yang sebenarnya merupakan inti dari pemimpin
(leader). Secara sederhana manajemen wirausaha yang efektif tersebut dapat penulis
gambarkan sebagai berikut :

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
11
Matakuliah : Kewirausahaan

Dengan mempertimbangkan manajemen wirausaha yang efketif melalui


pemimpin yang unggul, maka didorong timbulnya pengelolaan manajemen tersebut
dengan mengadakan suatu management division yakni;
1. Personal Management (Manajemen Personalia) atau Man Power Management
(Manajemen Sumberdaya Manusia),
2. Production Management (Manajemen Produksi) atau Operational Management
(Manajemen Operasional),
3. Financial Management (Manajemen Keuangan),
4. Marketing Management (Manajemen Pemasaran),
5. Supplement Management (Manajemen Pelengkap) seperti;
a) Accounting (Akuntansi),
b) Lawyer or Consultant (Penasehat Hukum atau konsultan).

3) Penciptaan Strategi Wirausaha


Strategi merupakan taktik atau cara untuk jangka panjang bagi keberlangsungan
usaha dari wirausahawan terutama dalam mengantisipasi atau memenangkan dalam
persaingan. Sedangkan dari segi jangka pendek biasanya dinamakan teknik, metode, atau
cara-cara tertentu untuk kegiatan yang lebih operasional.
Salah satu strategi bisnis yang sudah banyak dikenal adalah SWOT Analysis yakni;
analisis Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunity (peluang), dan Threat
(ancaman).
Wirausahawan harus mampu menganalsis :
a. Keunggulan-keunggulan perusahaannya, dan keunggulan-keunggulan perusahaan
pesaing.
b. Kelemahan-kelemahan perusahaannya, dan kelemahan-kelamahan perusahaan
pesaing.
c. Merebut peluang yang tersedia dari keunggulan dan kelemahan yang ada pada
perusahaan sendiri maupun terhadap perusahaan pesaing.
d. Mengetahui pesaing-pesaing yang menjadi ancaman.

Berdasarkan analisis SWOT tersebut, maka wirausahawan harus mengambil strategi


bisnis yang bagaimana ?
(1) Apakah sebagai Challenger (perusahaan penantang),

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
12
Matakuliah : Kewirausahaan

(2) Apakah sebagai Follower (perusahaan pengikut),


(3) Apakah sebagai Nischer (perusahaan kecil).

Sebagai contoh di Propinsi Jawa barat, terdapat Koperasi Susu Bandung Selatan di
Pengalengan. Ada perusahaan besar yang bergerak dibidang agroindustri susu seperti;
Ultra Jaya. Mengingat produk susu tersebut mudah rusak, maka strategi bisnis Perusahaan
Koperasi (Cooperative Enterprise) tersebut adalah sebagai Nischer atau sebagai Follower
dan pen-supply bahan baku dari produk-produk PT Ultra Jaya.
Selanjutnya analisis SWOT tersebut dapat digambarkan dalam suatu konsep segitiga
dari C (The Triangle of C’s) di halaman berikut :

Kemampuan menganalisis SWOT dari Wirausaha tersebut tergantung pada


profesionalisme-nya yang meliptui; Pengalaman, Pendidikan, Waktu yang tersedia,
Wawasan Bisnis, Kemampuan berkomunikasi, Kepemimpinan, Integrasi dalam asosiasi
sejenis, dan Kepastian hukum, serta Inovasi.
Pada prinsipnya untuk memenangkan persaingan dalam era globalisasi saat ini,
Wirausaha harus mampu memanfaatkan keunggulan komperatif dan harus mampu
meningkatkan produktivitas serta efisiensi dalam berbagai situasi bisnis. Dengan kata lain
mampu berproduksi secara efisien dengan kualitas standart (keunggulan kompetitif).
Keterkaitan sektor Politik, Sosial Budaya serta kepastian Hukum, dan peran
Pendidikan dan Implementasi Agama sangatlah erat dengan pencapaian keunggulan
kompetitif dari hasil sikap profesional untuk mampu berproduksi secara efisien dengan
kualitas standart. Oleh karena itu diperlukan suatu kemampuan Wirausaha untuk
membentuk asosiasi atau penyatuan perusahaan ke dalam suatu unit usaha (business entity)

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
13
Matakuliah : Kewirausahaan

baik secara vertikal (Vertical Integration), maupun secara paralel (Paralelization) guna
meningkatkan efisiensi dan peningkatan Economies of scale sehingga mampu bersaing
untuk mencapai target pasar (Market Target).
Secara sederhana pencapaian target pasar para Wirausahawan dalam mengantisipasi
globalisasi saat ini, dapat digambarkan ke dalam sebuah paradigma sebagai berikut :

Konsep strategi Wirausaha dalam mengantisipasi globalisasi seharusnyalah


mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yakni produk yang
diperdagangkan baik sektor komoditi (barang) dalam suatu perdagangan, maupun sektor
jasa, atau pun sektor industri harus mempunyai kualitas standart dengan harga
bersaing.
Untuk mencapai hal tersebut, Wirausaha haruslah profesional dalam berbisnis, yakni
dengan prinsip selalu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam segala situasi bisnis,
antara lain mengaplikasikan prinsip economies of scale, dan prinsip inovasi.
6. Bentuk Perusahaan dan Bidang Usaha dariWirausaha
Bentuk-bentuk perusahaan atau lembaga bisnis dari wirausaha dapat meliputi;
1) Usaha perseorangan,
2) Usaha berbentuk Firma (Fa),

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
14
Matakuliah : Kewirausahaan

3) Usaha berbentuk Commanditer Vennotschap (CV),


4) Usaha berbentuk Namloozen vennotschap (NV) atau yang dikenal dengan nama
Perseoran Terbatas (PT),
5) Usaha berbentuk Koperasi,
6) Usaha berbentuk Yayasan,
7) Usaha berbentuk perikatan berupa paguyuban.

Berbagai lembaga bisnis tersebut dapat bergerak dalam bidang industri, bidang
perdagangan atau bidang jasa, baik yang tergolong perusahaan besar, perusahaan
menengah, maupun perusahaan kecil.

Sektor-sektor garapan bidang usaha wirausaha dapat meliputi antara lain sebagai
berikut:
1) Agro Industry = industri pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, dan
kehutanan.
2) Marine base industry = industri kelautan,
3) Mining industry = industri pertambangan, (batu bara, migas, logam, pasir, dsb),
4) Otomotive industry = industri mobil, dan kendaraan lainnya.
5) Electronic industry = industri elektronika, seperti; TV, Radio tape recorder, Telpon,
Komputer, Kulkas, AC, dsb.
6) Pabrican industry = industri bidang pabrikasi termasuk industri mesin dan
peralatannya, industri semen, industri logam dsb.
7) Chemistry industry = industri kimia,
8) Sophisticated industry = industri rumit / canggih, industri kapal, industri pesawat
udara, industri senjata, dsb.
9) Energy industry = industri migas, Energi surya / matahari, Energi angin, Energi
gelombang laut, Energy gas bio, Energi panas bumi (geothermal), Energi kimia,
Energi nuklir, dsb.
10) Tourism industry & Travelling industry,
11) Service industry = industri jasa-jasa,
12) Hotel & Restourant industry,
13) Trading = perdagangan,
14) Supplier = Pengadaan barang,
15) Entertainment industry = industri hiburan,
16) Food & Baverage Industry = Industri makanan dan minuman,
17) Real Estate industry = industri perumahan,
18) Sport industry = industri olah raga.
19) Banking industry = industri perbankan.
20) and others (dan lain-lain).

7. Sumberdaya dari Wirausaha Sumberdaya-sumberdaya dari wirausaha merupakan faktor-


faktor produksi yang menjadi komponen dalam melaksanakan kegiatan usaha, disamping
komponen-komponen lainnya seperti ; faktor pemasaran, dan lain-lainnya.
Faktor-faktor produksi yang ada dapat meliputi;

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
15
Matakuliah : Kewirausahaan

1) Sumberdaya Alam (SDA) yang dapat berupa; tanah, iklim, tingkat kesuburan, hasil
tambang, hasil hutan, hasil perkebunan, hasil pertanian, hasil perikanan, hasil
peternakan, dan lain-lain.
2) Sumberdaya Manusia (SDM) yang dapat berupa tenaga kerja ahli atau terdidik (skill
labor), Tenaga kerja terampil atau terlatih (trained labor), dan tenaga kerja buruh
(unskill or untrained labor).
3) Sumberdaya Kapital dan Ekonomi (SDKE) yang dapat berupa keuangan (perbankan)
dan stabilitas kondisi Gelombang Konjungtur (Conjucture band) seperti; Boom atau
Prosperity, Recession, Depression, Stagnation, Recovery, Growth, dan Boom, dapat
berupa adanya barang-barang modal (gedung, mesin, dan sebagainya).
4) Sumberdaya Teknologi (SDT) dapat berupa peralatan teknik mekanik maupun
elektronik.
5) Sumberdaya Politik (SDP), dapat berupa Supra dan Infra Sturktur Politik. Supra
struktur politik seperti lembaga-lembaga tinggi negara yang meliputi; MPR,
PRESIDEN, DPR, MK, MA, BPK, dan Infra struktur politik adalah Partai politik,
Ormasy, OKP, dan lain-lain.
6) Sumberdaya Sosial Budaya (SDSB), dapat berupa Kultur, Adat Istiadat, Pendidikan,
maupun Agama.
Faktor-faktor produksi tersebut di atas, dapat pula digolongkan ke dalam 8 M’s yakni
sebagai berikut :
1) Man (sumberdaya manusia),
2) Money (sumberdaya keuangan atau modal atau kapital),
3) Machine (sumberdaya operasional atau mesin),
4) Maintenance (sumberdaya operasional atau peralatan),
5) Method (sumberdaya operasional atau cara-cara),
6) Material (sumberdaya operasional atau bahan mentah),
7) Market (sumberdaya pemasaran),
8) Minute (sumberdaya waktu).
9) Wirausaha Diharapkan Produktif
Ada beberapa peristilahan yang perlu kita operasional seperti; produk, produksi, produktif,
dan produktivitas.
1) Produk merupakan hasil dari suatu proses produksi. Produk dapat berupa barang, dan
dapat pula berupa jasa.
2) Produksi merupakan suatu proses penambahan nilai guna suatu produk menjadi
produk yang lebih berguna. Tindakan menambah nilai guna suatu produk dapat
berupa:
(1) Merubah bentuk (form utility),
(2) Merubah tempat (place utility),
(3) Merubah waktu (time utility),
(4) Merubah posisi (position utility),

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
16
Matakuliah : Kewirausahaan

(5) Peningkatan pelayanan (service utility),


(6) Guna kepemilikan (ownership utility).
3) Produktif merupakan kemampuan suatu perusahaan melakukan kegiatan
berproduksi.
4) Produktivitas (P) kemampuan suatu perusahaan berproduksi dengan ukuran
perbandingan antara output (O) dengan input (I) yang hasilnya lebih besar dari satu,
atau suatu keadaan di mana output lebih besar daripada input. P = O/I > 1.
9. Organisasi Yang Melembaga
Wirausahawan besar tentunya mempunyai jaringan organisasi bisnis yang melembaga,
baik arus barang dari produsen sampai ke konsumen. Dan dapat melalui lembaga-lembaga
penyalur seperti; perwakilan (authorizeds), agen (agent), pedagang besar atau grosir
(whole seller), dan para pengecer (retailers).
Disamping jaringan distribusi seperti tersebut di atas, wirausahawan sering pula
melakukan kebijaksanaan integrasi vertikal (vertical integration policy), dan atau
kebijaksanaan paralelisasi (paralelization policy).

Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.

Anda mungkin juga menyukai