Matakuliah : Kewirausahaan
BAB II
PENGERTIAN WIRAUSAHA
Istilah Wira diartikan sebagai pahlawan atau pejuang dan istilah Usaha dalam konteks
ini diartikan setiap kegiatan yang berkaitan dengan bisnis. Jadi Wirausaha dapat diartikan
sebagai pejuang dalam kegiatan bisnis atau yang dikenal dengan sebutan perusahaan
(enterprise). Wirausaha seringkali disebut pula Enterpreneur.
Contoh 1 :
Seorang pengusaha misalnya A menjual suatu produk. Misalnya TV 14” merk XYZ
dengan harga Rp 1.200.000,00 pada hal harga pokoknya hanya Rp 700.000,00 jadi keuntungan
perunit yang diperoleh adalah Rp 500.000,00. Dengan harga Rp 1.200.000,00 ini perusahaan
mampu menjual rata-rata 1 buah setiap dua hari. Jadi dalam satu bulan perusahaan ini mampu
menjual 15 buah. Keadaan ini menunjukkan perusahaan ini memperoleh keuntungan dalam
satu bulan adalah Rp 500.000,00 x 15 = Rp 7.500.000,00.
Sedangkan pengusaha yang lain misalnya B menjual produk TV 14” merk XYZ
tersebut hanya dengan harga Rp 1.000.000,00 jadi keuntungan perunitnya hanya sebesar Rp
300.000,00. Akan tetapi dengan harga jual sebesar Rp 1.000.000,00 tersebut, pengusaha ini
mampu menjual produk tersebut sebanyak 3 buah sehari. Jadi keuntugan yang diperoleh
perusahaan ini dalam satu bulan adalah Rp 300.000,00 x 3 x 30 = Rp 27.000.000,00.
Lihat Hukum Permintaan (Law of Demand) yang digambarkan sebagai berikut :
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
4
Matakuliah : Kewirausahaan
Dari contoh di atas, Pengusaha B memperoleh keuntungan yang lebih besar jika
dibandingkan dengan pengusaha A dan kontinyuitas usaha dari pengusaha B lebih terjamin.
Contoh 2 :
Selanjutnya tentang penjualan optimal dapat dilihat pada gambar di bawah.
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
5
Matakuliah : Kewirausahaan
4. Penjualan maksimal terletak pada X7, ternyata perusahaan mengalami kerugian, karena
TR < TC.
5. Posisi penjualan berada pada X4, maka perusahaan melakukan penjualan secara optimal,
yakni penjualan dimana laba yang diperoleh adalah maksimal (paling besar) yakni sebesar
LB. Penjualan secara optimal dapat diartikan pula sebagai posisi penjualan sebesar
kapasitas yang dimiliki perusahaan (misalnya; kapasitas produksi, kapasitas mesin,
kapasitas ruangan, kapasitas tenaga kerja dan lain-lain).
Teori-Teori Wirausaha
1. Cantilon, merupakan orang yang pertama mencetuskan konsep wirausaha, di mana
teorinya : Orang yang berani menantang resiko dengan jalan membeli saat ini, dan
menjualnya kemudian dengan harga yang tidak pasti.
2. Schumpeter, merupakan orang pertama yang mencetuskan toei inovasi wirausaha.
Teorinya; Orang yang menciptakan cara baru (inovasi) dalam mengorganisasikan proses
produksi.
3. Leibenstein, Teorinya : Orang yang mampu mencari dan menghimpun informasi serta
mengikat tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu organisasi (seorang pengembang).
4. David Mc. Clelland (seorang psikolog), Teorinya; Analisis wirausaha dengan jalan
menghubungkan faktor kepribadian (prilaku) dengan keperluan untuk berprestasi (Need
for Achievement = Nach) sehingga wirausaha dapat diciptakan.
5. Peter F. Drucker, Teorinya : Produk kerja yang tertumpu atas konsep dan teori, bukan
hanya intuisi (instinc). Artinya, wirausaha dapat dipelajari dan diusahakan secara
sistematis dan terencana dari tiga macam unsur prilaku yang mendukung keberhasilan
praktek kewirausahaan, yaitu :
a) Inovasi yang bertujuan,
b) Manajemen Wirausaha,
c) Strategi Wirausaha.
6. Anugrah Pakerti mengemukakan, Wirausaha adalah mereka yang mendirikan, mengelola,
mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Artinya setiap orang
yang normal bisa menjadi wirausaha asal mau berusaha, dan wirausaha mengandung suatu
peluang atau kesempatan dan mampu menanggapi peluang tersebut.
7. Muhammad Alfani mengemukakan, Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan visi dan persepsi serta merebut peluang-peluang bisnis, mengumpulkan
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
6
Matakuliah : Kewirausahaan
Dari beberapa teori di atas, dapat kita ringkas bahwa wirausaha itu mengandung
konsep antara lain :
1. Berani menantang risiko,
2. Menciptakan atau adanya inovasi,
3. Menghimpun dan mengelola informasi,
4. Adanya kepribadian dan prestasi yang dapat diciptakan
5. Dapat dipelajari dan diusahakan yang meliputi;
a) Inovasi yang bertujuan,
b) Manajemen Wirausaha,
c) Strategi Wirausaha.
6. Berupa usaha perorangan ataupun suatu lembaga bisnis,
7. Mampu memanfaatkan peluang bisnis, mengumpulkan dan mengelola sumber daya-
sumber daya yang ada, mampu mengambil tindakan atau keputusan dengan cepat dan
tepat, hemat dan selamat.
8. Mampu merespon peluang bisnis dengan organisasi yang melembaga, produktif dan
inovatif.
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
7
Matakuliah : Kewirausahaan
Kita menyadari bahwa unsur risiko mempunyai hubungan yang signifikan dengan faktor
keuntungan. Secara sederhana dapatlah kita gambarkan sebagai berikut :
Dari gambar 3 tersebut di ketahui bahwa tingkat keuntungan setinggi π1 besarnya unsur
risiko adalah σ1 dan tingkat keuntungan naik menjadi π2 maka besarnya risiko juga
meningkat menjadi σ2, semakin tinggi tingkat keuntungan bahkan mencapai π3 maka
tingkat risiko juga semakin bertambah menjadi σ3. Jadi Semakin tinggi Peluang
Peningkatan keuntungan maka semakin besar tingkat risiko, dan sebaliknya jika Peluang
tingkat keuntungan berkurang, maka unsur risiko juga semakin kecil.
Contoh :
Seorang wirausaha misalnya ; pedagang Emas bandingkan dengan pedagang sayuran. Kita
telah mengetahui bersama dengan jelas bahwa pedagang emas mempunyai tingkat
keuntungan yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pedagang sayuran, demikian
pula tingkat risiko yang ditantang oleh pedagang emas jauh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan pedagang sayuran.
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
8
Matakuliah : Kewirausahaan
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
9
Matakuliah : Kewirausahaan
price policy, place policy, promotional policy, power policy, dan personal approach
policy.
Dalam hal pengelolaan informasi yang efektif antara lain perlunya promotional policy
(kebijaksanaan promosi), perusahaan akan lebih unggul dan memilih promosi yang sesuai
dengan perusahaannya. Kebijaksanaan promosi yang kita ketahui antara lain; adalah
promosi penjualan, publisitas, periklanan, personal selling (tenaga penjual).
Perusahaan yang mampu mengakses dan mengelola informasi, akan mempunyai
keunggulan secara komperatif (comperative advantages), maupun keunggulan secara
kompetitif (competitive advantages). Sehingga perusahaan ini mampu memenangkan
persaingan.
5. Penciptaan Wirausaha
Penciptaan wirausaha dapat dipelajari, antara lain melalui diklat, sehingga mendorong
timbulnya suatu inovasi, mendorong timbulnya manajemen wirausaha yang efektif dan
efisien, dan berusaha mencipatakan starategi wirausaha yang cepat, tepat, efisien dan
efektif.
1) Penciptaan Inovasi Yang Bertujuan
Inovasi diciptakan dengan tujuan untuk memperoleh metode atau cara-cara baru guna
bekerja lebih efektif dan lebih efisien. Demikian pula inovasi tersebut diciptakan agar
berani tampil beda sebagai karakteristik (ciri khas) bisnis yang digelutinya, guna
mempertahankan dan menarik minat para pelanggan baru (new customers). Sehingga
perusahaan tersebut akan mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, penjualan
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
10
Matakuliah : Kewirausahaan
yang optimal, serta usaha yang berkelanjutan (Sustainnable) atau kotinyuitas usaha
lebih terjamin.
2) Manajemen Wirausaha yang Efektif dan Efisien
Manajemen wirausaha penting memiliki pemimpin (leader) yang unggul, baik dari
segi gaya kepemimpinannya (leadership), kapan ia sebagai pemimpin yang
demokratis, kapan ia sebagai pemimpin yang moderat, dan kapan ia sebagai pemimpin
yang otoriter. Kesemua gaya kepemimpinan tersebut mempunyai keunggulan
(advantages) dan kelemahannya (waekness). Salah satu ciri pemimpin yang unggul
adalah pemimpin yang mampu mengambil keputusan (decission making) yang cepat
dan tepat, efisien dan efektif.
Hal ini disebabkan bahwa Inti dari suatu management adalah koordinasi
(coordination), inti koordinasi adalah kerjasama (cooperation), inti kerjasama adalah
hubungan antar manusia (human relation), inti hubungan antar manusia adalah
komunikasi (communication), inti komunikasi adalah saling pengertian
(understanding), inti saling pengertian adalah gaya kepemimpinan (leadership), inti
gaya kepemimpinan adalah pemimpin (leader), dan inti pemimpin adalah keberanian
mengambil suatu keputusan (decission making).Yakni Keputusan (decission) yang
cepat dan tepat, efisien dan efektif yang sebenarnya merupakan inti dari pemimpin
(leader). Secara sederhana manajemen wirausaha yang efektif tersebut dapat penulis
gambarkan sebagai berikut :
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
11
Matakuliah : Kewirausahaan
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
12
Matakuliah : Kewirausahaan
Sebagai contoh di Propinsi Jawa barat, terdapat Koperasi Susu Bandung Selatan di
Pengalengan. Ada perusahaan besar yang bergerak dibidang agroindustri susu seperti;
Ultra Jaya. Mengingat produk susu tersebut mudah rusak, maka strategi bisnis Perusahaan
Koperasi (Cooperative Enterprise) tersebut adalah sebagai Nischer atau sebagai Follower
dan pen-supply bahan baku dari produk-produk PT Ultra Jaya.
Selanjutnya analisis SWOT tersebut dapat digambarkan dalam suatu konsep segitiga
dari C (The Triangle of C’s) di halaman berikut :
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
13
Matakuliah : Kewirausahaan
baik secara vertikal (Vertical Integration), maupun secara paralel (Paralelization) guna
meningkatkan efisiensi dan peningkatan Economies of scale sehingga mampu bersaing
untuk mencapai target pasar (Market Target).
Secara sederhana pencapaian target pasar para Wirausahawan dalam mengantisipasi
globalisasi saat ini, dapat digambarkan ke dalam sebuah paradigma sebagai berikut :
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
14
Matakuliah : Kewirausahaan
Berbagai lembaga bisnis tersebut dapat bergerak dalam bidang industri, bidang
perdagangan atau bidang jasa, baik yang tergolong perusahaan besar, perusahaan
menengah, maupun perusahaan kecil.
Sektor-sektor garapan bidang usaha wirausaha dapat meliputi antara lain sebagai
berikut:
1) Agro Industry = industri pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, dan
kehutanan.
2) Marine base industry = industri kelautan,
3) Mining industry = industri pertambangan, (batu bara, migas, logam, pasir, dsb),
4) Otomotive industry = industri mobil, dan kendaraan lainnya.
5) Electronic industry = industri elektronika, seperti; TV, Radio tape recorder, Telpon,
Komputer, Kulkas, AC, dsb.
6) Pabrican industry = industri bidang pabrikasi termasuk industri mesin dan
peralatannya, industri semen, industri logam dsb.
7) Chemistry industry = industri kimia,
8) Sophisticated industry = industri rumit / canggih, industri kapal, industri pesawat
udara, industri senjata, dsb.
9) Energy industry = industri migas, Energi surya / matahari, Energi angin, Energi
gelombang laut, Energy gas bio, Energi panas bumi (geothermal), Energi kimia,
Energi nuklir, dsb.
10) Tourism industry & Travelling industry,
11) Service industry = industri jasa-jasa,
12) Hotel & Restourant industry,
13) Trading = perdagangan,
14) Supplier = Pengadaan barang,
15) Entertainment industry = industri hiburan,
16) Food & Baverage Industry = Industri makanan dan minuman,
17) Real Estate industry = industri perumahan,
18) Sport industry = industri olah raga.
19) Banking industry = industri perbankan.
20) and others (dan lain-lain).
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
15
Matakuliah : Kewirausahaan
1) Sumberdaya Alam (SDA) yang dapat berupa; tanah, iklim, tingkat kesuburan, hasil
tambang, hasil hutan, hasil perkebunan, hasil pertanian, hasil perikanan, hasil
peternakan, dan lain-lain.
2) Sumberdaya Manusia (SDM) yang dapat berupa tenaga kerja ahli atau terdidik (skill
labor), Tenaga kerja terampil atau terlatih (trained labor), dan tenaga kerja buruh
(unskill or untrained labor).
3) Sumberdaya Kapital dan Ekonomi (SDKE) yang dapat berupa keuangan (perbankan)
dan stabilitas kondisi Gelombang Konjungtur (Conjucture band) seperti; Boom atau
Prosperity, Recession, Depression, Stagnation, Recovery, Growth, dan Boom, dapat
berupa adanya barang-barang modal (gedung, mesin, dan sebagainya).
4) Sumberdaya Teknologi (SDT) dapat berupa peralatan teknik mekanik maupun
elektronik.
5) Sumberdaya Politik (SDP), dapat berupa Supra dan Infra Sturktur Politik. Supra
struktur politik seperti lembaga-lembaga tinggi negara yang meliputi; MPR,
PRESIDEN, DPR, MK, MA, BPK, dan Infra struktur politik adalah Partai politik,
Ormasy, OKP, dan lain-lain.
6) Sumberdaya Sosial Budaya (SDSB), dapat berupa Kultur, Adat Istiadat, Pendidikan,
maupun Agama.
Faktor-faktor produksi tersebut di atas, dapat pula digolongkan ke dalam 8 M’s yakni
sebagai berikut :
1) Man (sumberdaya manusia),
2) Money (sumberdaya keuangan atau modal atau kapital),
3) Machine (sumberdaya operasional atau mesin),
4) Maintenance (sumberdaya operasional atau peralatan),
5) Method (sumberdaya operasional atau cara-cara),
6) Material (sumberdaya operasional atau bahan mentah),
7) Market (sumberdaya pemasaran),
8) Minute (sumberdaya waktu).
9) Wirausaha Diharapkan Produktif
Ada beberapa peristilahan yang perlu kita operasional seperti; produk, produksi, produktif,
dan produktivitas.
1) Produk merupakan hasil dari suatu proses produksi. Produk dapat berupa barang, dan
dapat pula berupa jasa.
2) Produksi merupakan suatu proses penambahan nilai guna suatu produk menjadi
produk yang lebih berguna. Tindakan menambah nilai guna suatu produk dapat
berupa:
(1) Merubah bentuk (form utility),
(2) Merubah tempat (place utility),
(3) Merubah waktu (time utility),
(4) Merubah posisi (position utility),
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.
16
Matakuliah : Kewirausahaan
Dosen : Dr. H. M. Alfani, M.Si & Dr. Fanlia Prima Jaya, SE., MM.