RUKUN ISLAM
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan inayah-Nya
kami dapat menyelasaikan penyusunan makalah yang berjudul “Rukun Islam”.
Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama
Islam dan sekaligus sebagai bahan persentasi.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik & saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita maupun masyarakat.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Dalam ajaran Islam terdapat beberapa pokok ibadah yang menjadi landasan fundamental
agama. Beberapa pokok ibadah mendasar itu disebut dengan rukun Islam yang meliputi 5 pokok
perkara, yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa dam naik haji. Kelima hal tersebut merupakaan ciri
ibadah seorang muslim yang membedakan dengan umat beragama lainnya.
Pelaksanaan pokok-pokok ibadah yang terkandung dalam Rukun Islam tersebut
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seorang muslim. Syahadat merupakan ucapan
sumpah janji yang memperkuat aqidah untuk senantiasa mengakui dan mengesakan Allah SWT
serta mengakui bahwa Nabi Muhammad sebagai utusanNya. Sholat adalah ibadah ritual yang
dijalankan sebagai sarana penghubung antara manusia dengan Allah SWT. Zakat adalah ibadah
yang memiliki dimensi sosial kemasyarakatan sebagai perwujudan ketaatan seorang muslim
kepada Allah. Puasa adalah ibadah yang memperkuat kepribadian, dan haji sebagai rukun Islam
terakhir yang memperlihatkan ketaatan dan keinginan seorang muslim memenuhi panggilan Allah
SWT.
Kelima pokok ajaran yang terkandung dalam Rukun Islam tersebut harus dilaksanakan oleh
setiap muslim. Ketaatan seorang muslim dalam melaksanakan rukun Islam akan menggambarkan
kadar cinta mereka terhadap Allah SWT. Sehingga mempelajari pokok-pokok ajaran tersebut
merupakan awal dari upaya muslim dalam meningkatkan kualitas ibadah sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mengkaji kaidah-kaidah pokok ibadah
dalam ajaran Islam yang dike nal dengan nama Rukun Islam yang mencakup syahadat, sholat,
zakat, puasa dan naik haji. Melalui kajian tersebut diharapkan pemahaman penulis terhadap isi dan
makna Rukun Islam akan meningkat dan mampu pula meningkatkan kualitas ibadah penulis.
B. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah dalam pembahasan di makalah yang berjudul “Rukun Islam”
yaitu :
1. Pengertian rukun Islam
2. Isi dari rukun Islam dan pengertiannya
C. Tujuan Penulisan
Berikut tujuan penulisan dari makalah kami yang berjudul “Rukun Islam sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian rukun Islam
2. Untuk mengetahui isi dari rukun Islam dan pengertiannya
D. Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB 2 Pembahasan, berisi tentang penjelasan tentang pengertian rukun Islam, penjelasan tentang
isi dari rukun Islam dan pengertiannya.
BAB 3 Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Syahadat
Syahadat berupa kalimat pernyataan bahwa seseorang beriman kepada Allah dan Rasulullah.
Syahadat ini biasa diucapkan oleh Mualaf, yaitu orang yang baru pertama masuk Islam. Syahadat
sendiri tidak hanya berhenti pada mengucapkan kalimat beriman saja tapi bermakna mengucapkan
dengan lisan, membenarkan dengan hati, lalu mengamalkannya melalui perbuatan.
Jadi saat mengucapkan syahadat tersebut harus benar-benar tahu artinya dan maknanya sehingga
dapat diresapi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Syahadat terdiri dari dua kalimat yang
pertama berupa syahada at-tauhid dan kalimat kedua berupa syahadah ar-rasul.
Bunyi syahadat : “ashadu ala ilaha illalah wa ashadu anna muhammadar rasullah” yang artinya
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
rasul (utusan) Allah”.
Makna dari Kalimat Syahadat:
a) Ketauhidan
Kalimat pertama menunjukkan tentang ketauhidan, yaitu “Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah”. Jadi umat Islam percaya bahwa tidak ada tuhan yang lain selain Allah SWT. Fungsi
Iman Kepada Allah SWT merupakan Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa dan juga memantapkan
diri bahwa tujuan, motivasi dan jalan hidup hanya kepada Allah SWT. Orang yang memiliki Ciri
– Ciri Orang Yang Tidak Ikhlas Dalam Beribadah Kepada Allah SWT atau tidak beriman kepada
tuhan selain Allah, maka disebut sebagai orang kafir atau orang musyrik. Tauhid sendiri dalam
Islam dibagi menjadi tiga yaitu tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma wa sifat.
Tauhid rububiyah merupakan Ilmu Tauhid Islam dengan Manfaat Beriman Kepada Allah
SWT sebagai satu-satunya Rabb yang memiliki, menciptakan, merencanakan, mengatur,
memelihara, memberi rezeki, memberi manfaat, menolak mudharat, dan menjaga seluruha
alam semesta.(Baca : Nama – Nama Nabi Dan Rasul)
Tauhid uluhiyah berarti beriman bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah
dan tak ada sekutu bagi Allah. Jadi semua ibadah yang dilakukan semata-mata hanya
kepada Allah SWT. Ibadah-ibadah seperti sholat, doa, taubat, tawakkal, puasa, dan lain-
lain semuanya hanya ditujukan hanya kepada Allah SWT saja.(Baca : Keutamaan Ayat
Kursi)
Tauhid asma wa sifat. Allah SWT memiliki asmaul husna atau nama dan sifat yang baik.
Ada Sifat – Sifat Allah Dan 99 Asmaul Husna yang merupakan nama dan sifat Allah yang
juga harus diimani. Umat Islam perlu mempelajari dan menghafalkan asmaul husna
sehingga dapat lebih memahami keagungan Allah SWT.(Baca : Manfaat Asmaul Husna
Nama)
b) Kerasulan
Kalimat kedua berupa kalimat yang memantapkan diri untuk percaya pada kerasulan Nabi
Muhammad. Tak hanya percaya bahwa Nabi Muhammad memang utusan Allah tapi juga meyakini
ajaran yang disampaikan melalui Nabi Muhammad, misalnya meyakini hadist-hadist Nabi
Muhammad Orang yang beriman pada Allah dan rasul-Nya berarti juga wajib beribadah sesuai
dengan tuntunan yang telah diberikan. Nabi Muhammad diutus untuk membuat umat manusia
mengenal tentang ajaran Islam. Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir ikut menuntun umat
manusia menuju jalan yang terang menuju surga melalui ajaran Islam.(Baca : Hubungan Akhlak
dengan Iman). Syarat syahadat sendiri ada tujuh yaitu pengetahuan, keyakinan, keikhlasan,
kejujuran, kecintaan, penerimaan, dan ketundukan. Jadi orang yang membaca syahadat tersebut
perlu menerapkan tujuh syarat tersebut sehingga syahadatnya menjadi benar-benar diresapi dalam
hati dan kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai salah satu rukun islam,
syahadat sepatutnya menjadi dasar bagi umat Islam dalam bertindak.
2. Sholat
Salah satu ibadah yang wajib dan ditekankan dalam Islam adalah ibadah sholat. Secara bahasa
sholat sendiri berarti do’a sedang secara istilah, Shalat Wajib merupakan ibadah wajib yang
dilakukan dengan ucapan dan perbuatan diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta
melakukan rukun sholat dengan syarat tertentu. Secara hakekat, sholat menghadapkan jiwa pada
Allah SWT.
Adapun dalil disyariatkannya terdapat dalam banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits. Di
antaranya adalah ayat-ayat dan hadis-hadis sebagai berikut.
Terjemah Arti: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku”
Terjemah Arti : “Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.”
Muslim
Berakal sehat
Baligh
Suci dari hadats besar dan kecil
Sadar
Niat ; Niat bisa diucapkan dengan suara lirih atau di dalam hati saja. Ada yang
mengucapkan niat dalam bahasa Arab namun ada kalangan lain yang mengungkapkan
bahwa niat tersebut berupa niatan untuk melakukan sholat tertentu tidak berupa kalimat
yang pasti.(Baca : Shalat Sunnat)
Berdiri tegap jika mampu ; Sholat pada dasarnya dilakukan dengan berdiri tegap jika
mampu namun jika tak mampu misalnya karena sakit maka bisa dilakukan dengan duduk
atau bahkan berbaring.(Baca : Hukum Sholat Jumat Bagi Wanita)
Takbiratul ihram ; Takbiratul ihram merupakan bacaan “Allahu akbar” yang diucapkan
di awal melakukan shalat dan gerakan-gerakan lainnya.
Membaca Surat Al fatihah setiap rokaatnya ; Setiap rakaat orang yang melakukan
shalat wajib untuk membaca surat Al Fatihah. Ada baiknya juga mengerti maknanya
sehingga bisa meresapi apa yang dibaca.
Ruku’ ; Ruku’ merupakan gerakan menunduk dengan posisi lurus 90 derajat dan kedua
tangan menyentuh bagian lutut. Pada saat ruku’ menurut Imam Abu Hanifah dan Imam
Asy-Syafi’I dibaca bacaan “Subhana Rabbial Adzim” sebanyak tiga kali. Namun ulama
lain, Imam Malik mengungkapkan bahwa tidak ada bacaan yang baku untuk ruku’.
I’tidal ; I’tidal merupakan gerakan sholat yang dilakukan setelah gerakan ruku’ berupa
berdiri tegak dan mengangkat kedua tangan. Bacaan I’tidal yaitu “Sami’Allahu limah
hamidah.”
Sujud ; Gerakan sujud dalam sholat yaitu dengan menempelkan dahi dan hidung di lantai
atau tempat sujud. Kedua tangan juga diletakkan di lantai sejajar dengan pundak dan
telinga. Jari-jari tangan dirapatkan serta menghadap ke kiblat, sedangkan kedua lutut
berada di lantai.
Duduk di antara dua sujud ; Duduk di antara dua sujud merupakan posisi duduk setelah
bangun dari sujud yang pertama.
Duduk tahiyatul akhir ; Duduk tahiyatul akhir merupakan posisi duduk setelah sujud
yang kedua. Dilakukan pada rakaat kedua dan keempat jika sholatnya empat rakaat. Untuk
shalat subuh dilakukan di rakaat kedua sedangkan sholat maghrib dilakukan saat rakaat
kedua dan ketiga.
Membaca tasyahud akhir ; Tasyahud akhir dilakukan setelah gerakan duduk di akhir
shalat dengan pantat di lantai dan kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Setelah itu
membaca lafal tasyahud akhir.
Membaca shalawat nabi ; Saat membaca tasyahud akhir maka dibaca shalawat nabi.
Shalat Fardhu
Shalat Tasbih
Shalat Istikharah
Shalat Hajat
Sholat wajib dalam ajaran agama Islam berupa shalat lima waktu yang dikerjakan setiap
harinya. Sholat lima waktu tersebut terdiri dari Shalat Subuh, sholat dhuhur, sholat ashar, sholat
maghrib, dan sholat isya’. Setiap muslim wajib mengerjakannya setiap hari.
Sholat sendiri bisa menghindarkan kita dari perbuatan maksiat jika sholat tersebut memang
dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Bacaan-bacaan dalam sholat sendiri seharusnya juga tidak
hanya sekedar dihafalkan saja namun dipahami maknanya sehingga dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sejarah kewajiban sholat sendiri melalui perjalanan yang luar biasa yaitu Tahun Baru dalam
Islam Isra’ Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Melalui sholat, muslim bisa
berkomunikasi dengan Allah SWT sehingga saat sholat seharusnya bisa mengerjakan dengan
khusyu’ dan tidak asal-asalan.
Muslim yang melakukan sholat dengan baik maka bisa menerapkan kedisiplinan dalam
dirinya. Etos kerja seseorang dapat ditingkatkan dengan rutin melakukan sholat karena sholat
sendiri sebenarnya bukan hanya ibadah ritual saja yang setelah selesai maka akan berlalu begitu
saja. Sholat bisa menjadi begitu bermakna jika pelaksanaannya secara khusyu’ atau dihayati dalam
hati.
3. Puasa
Puasa yang dimaksud adalah puasa pada bulan Ramadan yang merupakan bulan kesembilan
dalam bulan Hijriyah. Umat Islam wajib melakukan Ibadan puasa tersebut untuk menunjukkan
keimanan dan ketakwaannya. Berpuasa di bulan Ramadan menjadi salah satu kewajiban sekaligus
ujian sebagai seorang muslim. Adapun dalil kewajiban puasa Ramadhan dalam Al-Qur’an dan
hadis adalah sebagai berikut.
Dalil Al-Qur’an
َِبِ َعلَىِالَّذيْنَ ِم ْنِقَبْل ُك ْمِلَعَلَّ ُك ْمِت َِت َّقُ ْون َ ٰ ٰٓياَيُّ َهاِالَّذيْنَ ِٰا َمنُ ْواِ ُكت
َ بِ َعلَ ْي ُك ُمِالصيَا ُمِ َك َماِ ُكت
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah/2: 183)
Puasa sendiri berarti menahan makan, minum, dan hubungan suami istri mulai terbit fajar
sampai dengan terbenamnya matahari. Puasa sendiri sebenarnya tidak sekedar Cara Ampuh
Menahan Nafsu Di Bulan Ramadhan seperti makan-minum dan berhubungan suami-istri saja
namun ada beberapa hawa nafsu lain yang juga perlu ditahan seperti rasa marah, berbohong,
mencuri, dan perilaku berdosa lainnya.
Selain berpuasa di bulan Ramadhan, umat Islam juga memiliki jenis puasa lainnya yang
sifatnya sunnah. Puasa bulan Ramadhan sendiri merupakan puasa yang wajib dilakukan oleh setiap
muslim yang sudah baligh, berakal, sehat/mampu untuk melakukannya, dan dalam keadaan
mukim.
Para wanita yang berhalangan berpuasa di bulan Ramadhan diwajibkan untuk mengganti
puasanya di bulan-bulan lainnya. Begitu juga bagi yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa
seperti sakit atau sudah tua maka bisa membayar fidyah untuk mengganti puasa yang tidak bisa
dilakukannya tersebut.
Keutamaan Puasa di bulan Ramadhan bagi Umat Islam
Merupakan ibadah pada Allah SWT sehingga seorang hamba dapat bertakwa kepada Allah
SWT.
Puasa merupakan bentuk ibadah yang personal, hanya orang yang menjalankan dan Tuhan
saja yang tahu persis apakah betul-betul dijalankan sesuai aturan ataukah tidak.
Puasa bisa dijadikan cara untuk menjaga pola hidup yang teratur dan sehat. Baik pada saat
sahur dan berbuka maka makanan yang dimakan sebaiknya makanan yang sehat namun
tidak berlebihan.(Baca : Tips Puasa Ramadhan untuk Ibu Hamil, Tips Puasa Ramadhan
untuk Ibu Menyusui)
Puasa bisa menjadi berkah bagi banyak orang seperti pedagang makanan, pedagang
pakaian muslim, dan lain-lain. Bagi yang menjalankan ibadah puasa, maka bersedekah di
bulan puasa juga menjadi salah satu kelebihan tersendiri.
Dari segi sosial.
Umat Islam diajarkan untuk merasakan bagaimana saudara kita yang kelaparan karena
kekurangan makan dan minum. Saat bulan ramadhan, maka umat Islam menjadi lebih
banyak bersedekah dan melakukan zakat.
4. Zakat
Rukun Islam yang keempat adalah zakat. Zakat dari bahasa Arab yaitu Zakah atau zakat yang
berarti harta tertentu yang wajib dikeluarga oleh umat Islam untuk diberikan pada kaum Penerima
Zakat yang berhak menerimanya. Dari segi bahasa maka Zakat Dalam Islam berarti bersih, suci,
berkat, subur, dan berkembang. Orang Arab mengatakan zakaa az-zar’u ketika az-zar’u (tanaman)
itu berkembang dan bertambah. Zakat an-nafaqatu ketika nafaqah (biaya hudup) itu diberkahi.
Kadang-kadang zakat diucapkan untuk makna suci. “Sungguh beruntung orang yang
menyucikannya (jiwa itu)”. (asy-Syam: 9). “Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri
(dengan beriman)”. (al-A’laa: 14).
Zakat merupakan salah satu ibadah yang wajib untuk dilakukan oleh umat Islam sejak tahun
662 M. Zakat kemudian diterapkan dalam negara-negara Islam dan diatur melalui lembaga
tertentu. Jenis zakat sendiri ada dua yaitu Zakat Fitrah dan Zakat Maal atau zakat harta.
Zakat fitrah merupakan Zakat Penghasilan yang wajib dikeluarkan menjelang idul fitri yang
berupa makanan pokok di daerah yang bersangkutan. Besarnya zakat fitrah sendiri setara dengan
3,5 liter atau 2,7 kilogram. Sedangkan zakat maal merupakan zakan yang dikeluarkan seorang
muslim dari harta yang dimilikinya mencakup hasil perniagaan, pertambangan, pertanian, hasil
laut, harta temuan, emas, perat, ataupun hasil ternak.(Baca : Cara Menghitung Zakat Maal)
Zakat merupakan ibadah yang berhubungan dengan kegiatan sosial karena dapat membantu
orang-orang yang tidak mampu.(Baca : Hukum Zakat Pendapatan)
Syarat Penerima Zakat ada 8 golongan yang berhak menerima zakat yaitu:
Fakir ; Fakir merupakan orang yang hampir tidak memiliki harta apapun sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan hidup pokoknya sehari-hari.
Miskin ; Orang miskin merupakan orang yang memiliki harta namun harta tersebut tidak
dapat mencukup kebuthan hidupnya sehari-hari.
Amil ; Amil merupakan orang yang mengumpulkan serta membagikan zakat. Amil bisa
berupa panitia zakat ataupun lembaga zakat yang membantu mengumpulkan dan
membagikan zakat.
Mu’alaf ; Mu’alaf merupakan orang yang baru saja masuk Islam, mereka perlu bantuan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya. Mereka perlu bantuan dukungan agar
dapat menjalankan agama Islam dengan baik.
Hamba sahaya ; Hamba sahaya merupakan budak yang ingin memerdekakan diri. Di
zaman dahulu budak memang banyak ditemui, namun sekarang sistem perbudakan sendiri
sudah dicoba dihapuskan.
Gharimin ; Gharimin merupakan orang yang berhutang untuk kebutuhan halal namun
mereka tidak mampu memenuhinya. Orang yang memiliki hutang ini juga menjadi
golongan yang berhak mendapatkan zakat.
Ibnus Sabil ; Ibnus sabil merupakan orang yang sedang dalam perjalanan namun
kehabisan biaya.
Zakat sendiri memiliki berbagai manfaat baik dari segi agama maupun sosial. Selain sebagai
salah satu rukun Islam, zakat juga memiliki faedah dari sisi akhlak. Orang Islam diajarkan untuk
memiliki rasa toleran dan berbagai kepada sesama yang membutuhkan. Zakat dapat membantu
orang lain yang tidak mampu dan mampu mengurangi kecemburuan sosial.
Orang yang berzakat dapat menyucikan hartanya dan orang yang menerimanya juga akan
bersyukur masih ada orang yang memperhatikan mereka. Melalui zakat, umat Islam dapat belajar
untuk selalu mengingat sesame sehingga nantinya tidak hanya berzakat saja tapi melakukan amal
sosial yang lain seperti bersedekah. Memberikan sesuatu pada orang yang membutuhkan menjadi
salah satu wujud rasa syukur kita atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
5. Haji
Rukun Islam yang kelima adalah haji. Keutamaan Ibadah Haji ini merupakan Syarat Wajib
Haji sekali dalam seumur hidup bagi yang mampu. Tak semua orang bisa melakukan ibadah haji
karena masalah tak memiliki harta yang cukup atau dalam keadaan sakit. Ibadah haji sendiri
merupakan ibadah fisik yang membutuhkan kesehatan yang prima sehingga dapat melakukannya
dengan baik. Ibadah haji sendiri ada beberapa jenis, misalnya haji ifrad, haji tamattu’, dan
haji qiran.
Haji ifrad merupakan haji menyendiri baik menyendirikan haji ataupun menyendirikan
umrah. Karena yang wajib adalah Ibadah haji maka pada haji ifrad yang didahulukan
adalah ibadah hajinya.(Baca : Keutamaan Ibadah Umroh)
Haji tamattu’ merupakan haji yang bersantai yaitu dengan melakukan umrah terlebih
dahulu di bulan haji, lalu baru melaksanakan ibadah haji di tahun yang sama.(Baca
: Pengertian Mahram)
Haji qiran merupakan haji yang menggabungkan antara ibadah haji dengan ibadah umrah.
Orang yang berhaji qiran melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai. Pada
ibadah yang satu ini berarti melakukan dua thawaf dan dua sa’i.
Ihram ; Ihram merupakan niatan untuk masuk manasik haji. Wajib ihram mencakup ihram
dari miqot, tidak memakai pakaian berjahit yang menunjukkan lekuk badan serta
bertalbiyah.(Baca : Muhrim Dalam Islam)
Wukuf di Arafah ; Wukuf di Arafah cukup penting karena bagi yang luput dari wukuf di
Arafah maka hajinya menjad tidak sah. Wukuf sendiri berarti hadir di daerah di Arafah
walau dalam keadaan tidur, sadar, duduk, berjalan, atau berkendara.
Tawaf ifadah ; Tawaf berarti mengitari Ka’bah sebanyak tujuh kali. Syarat
melakukan tawaf yaitu berniat, suci dari hadats, menutup aurat, di dalam masjid walau jauh
dari Ka’bah, Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang tawaf, tawaf dilakukan tujuh kali,
dilakukan berturut-turut tanpa ada selang jika tak ada hajat, dan memulai tawaf dari Hajar
Aswad.
Sa’i ; Sa’i yaitu berjalan antara Safa dan Marwah untuk beribadah. Syarat Sa’i yaitu
berniat, berurutan, dilakukan berturut-turut, menyempurnakan sampai 7 putaran, dan
dilakukan setelah melakukan tawaf yang shahih.
Haji yang dilakukan dengan baik tidak hanya membuat seseorang mendapatkan pahala saat
beribadah saja namun dapat membuat dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Saat sudah kembali
ke negara asalnya maka seseorang yang telah berhaji seharusnya menjadi seorang muslim yang
lebih taat dan berakhlak mulia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas penyusun membuat kesimpulan bahwa Rukun Islam adalah pondasi dari
segala macam Ibadah umat Islam. Rukun Islambersifat wajib bagi seluruh umat Muslim karena
merupakan perintah langsung AllahSWT yang disampaikan melalui Rasulallah Muhammad SAW
dalam Al-Quran. Sebagai umat yang beriman kepada Allah SWT kita wajib menunaikan kelima
Rukun Islamtersebut. Demikianlah peraturan-
peraturan Allah Ta‟ala yang telah diwajibkan kepada
semua kaum muslimin dan muslimat untuk mengerjakannya. Mudah-mudahan seluruh ummat
Islam dapat memenuhi serta takut kepada Allah. Amin yaa Rabbal-aalamiin
B. Saran
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini bisa mendorong wawasan umumnya untui pembaca
dan khususnya bagi kami selaku penyusun, kemudian kami mengharapkan kepada pembaca, dan
harapan kami terakhir adalah mengajak rekan semua, agar dapat mempelajari secara terus menerus
ketinggian ilmu dan kebenaran islam yang terdapat di dalam pendidikan agama islam
PERTANYAAN
1. Bagaimana hukumnya dan cara menghitungnya tentang zakat temuan? (Tanti YD)
2. Mengapa puasa disebut tentang ibadah yang disebut hubungan langsung antara
hambanya dengan Allah?
JAWABAN
1. Rikaz adalah temuan yang tak ada pemiliknya atau sudah punah (harta karun, bonus,
dan hadiah non judi dll) dan boleh langsung dijual kemudian wajib zakat 20 persen
bilamana rikaz tersebut mencapai nisab 85 gram emas. mam Al-Mawardiy berkata:
Adalah merupakan ijma (kesepakatan ulama ummat) bahwa zakat rikaz tidak
mensyaratkan haul.(M Iqbal Septia Khaisal)
2. Puasa adalah ibadah rahasia Karena ibadah puasa ini dikerjakan tanpa diketahui orang
lain, selain Allah SWT. Dengan demikian, orang yang puasa hanya diketahui oleh
dirinya sendiri dengan Rabb-nya. Sangat berbeda dengan ibadah lain, misalnya salat.
Ibadah salat menggunakan gerak atau aktifitas dan bisa dilihat orang lain. Ibadah haji
hanya orang yang mampu secara ekonomi dan kesehatan. Bahkan berangkat ke tanah
suci bisa disaksikan banyak orang. Sedekah, demikian juga halnya. Sama-sama
diketahui orang lain selain diri sendiri. (Annisa RDR)