Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI

LEMBAGA PEMBIAYAAN

NAMA KELOMPOK:
 MUHAMMAD FAUZIL HAFIDZ
 M. ARIF ABDILLAH
 HENDRIAN PRATAMA
MAKALAH EKONOMI
ASURANSI

NAMA KELOMPOK:

 RIFKI R.N.S
 YRFAN JULIANSYAH
A. Pengertian Asuransi
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisi. Setiap ramalan
yang dilakukan tidak akan lepas dari kesalahan perhitungan yang telah dilakukan. Penyebab
melesetnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh dengan ketidak pastian bahkan
untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar
jika terjadinya sesuatu dimasa yang akan datang hanya dapat direka – reka semata.
Risiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit
atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko yang dihadapi dapat berupa
risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau risiko lainnya. Oleh karena itu,
setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang
lebih besar lagi.
Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan dimasa yang akan datang, seperti risiko
kehilangan , risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau risiko lainnya, maka
diperlukna perusahaan yang mau menanggung risiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang
mau dan sanggup menanggung setiap risiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan
maupun bada usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang
melakukan usaha pertanggungan terhapad risiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.[1]
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara mengalihkan /
mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal ini adalah kepada
perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan hukum dan prinsip-
prinsip yang berlaku secara universal, yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.[2]
Di Indonesia pengerian Asuransi menurut Undang – Undan No 1 Tahun 1992 tentang
Usaha Asuransi adalah sebagai berikut :
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko
disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan : ini adalah
sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang
dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung untuk risiko yang ditanggung disebut "premi".
Ini biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang bisa diklaim di masa depan,
biaya administratif, dan keuntungan.

Sedangkan menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa:


“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk
penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu”.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu :
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada
pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang
mengandung unsur tak tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak
tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian
dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata, namun dengan
karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-untungan sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata. Menurut Pasal 1774 KUH Perdata yaitu :
“Suatu persetujuan untung–untungan (kans-overeenkomst) adalah suatu perbuatan yang
hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak,
bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.
Dalam perjanjian asuransi dimana tertanggung dan penanggung mengikat suatu perjanjian
tentang hal dan kewajiban masing – masing. Perusahaan asuransi membebankan sejumlah premi
yang harus dibayar tertanggung premi yang harus dibayar sebelumnya sudah ditaksirkan dulu
atau diperhitungkan dengan nilai resiko yang akan dihadapi. Semakin besar resiko, semakin
besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya.
Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asurasi, dimana disebutkan sarat – sarat, hak –
hak, kewajiban masing – masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan dan jangka waktu
asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi resiko, pihak asuransi akan membayar sesuai
dengan perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani bersama sebelumnya.
Dalam bahasa Belanda kata asurasi desebut Assurantie yang terdiri dari
kata “assuradeur” yang berarti penanggungan dan“geassureerde” yang berarti tertanggung.
Kemudian dalam bahasa Prancis disebut “Assurance” yang berarti menganggung sesuatu yang
pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut “Assecurare” yang berarti menyakinkan
orang. Selanjutnya bahasa Inggris kara asuransi disebut ”Insurance” yang berarti menaggung
sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan“Assurance” yang berarti menganggung
sesuatu yang pasti terjadi.[3]
Adapun pengertian asuransi menurut beberapa pakar ilmu, diantaranya :
1. Definisi asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack :
"Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan
unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat
diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang
tergabung".
2. Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green:
"Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan
mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya,
sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu".
3. Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, yang mendefinisikan
asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:
"Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang
penanggung dan asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan
mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial".
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi asuransi yang
dapat mencakup semua sudut pandang :
"Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan
cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir sama, dalam
jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang
diramalkan terjadi akan dibagi secara proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu".[4]

B. Jenis – Jenis Asuransi


Jenis – jenis asuransi yang berkembang di Indonesia ini jika dilihat dari berbagai segi
adalah sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi fungsinya
a. Asuransi kerugian (non life insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1992
tentang Usaha Asuransi menjelaskan bahwa asuransi kerugian menjalankan usaha memberikan
jasa untuk menanggunglangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak
diperkenankan melakukan usaha di luar asuransi kerugian dan reasusansi. Kemudian yang
remasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai berikut :
- Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir, kecelakaan kapal terbang dan
lainnya.
- Asuransi pengangkutan meliputi :
- Marine Hul Policy
- Marine Cargo Policy
- Freight
- Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tiak termasuk dalam asuransi kebakaran dan pengangkutan
sepetri asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan dari pencurian, dan lainya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitak dengan penanggulangan atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenis – jenis asuransi jiwa adalah :
- Asuransi berjangka (Term insurance)
- Asuransi Tabungan (Endowment insurance)
- Asuransi seumur hidup (Whole life insurance)
- Anuity contrak insurance (Anuitas)
c. Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam pertanggungan ulang terhadap
risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi ini sering disebut asuransi
dari asuransi dan asuransi ini digolongkan ke dalam :
- bentuk treaty
- bentuk facultative
- kombinasi dari keduanya
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut, baik asuransi
kerugian, asutansi jiwa atau pun reasuransi.
a. Asuransi milik pemerintah
Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan 100% oleh pemerintah
Indonesia.
b. Asuransi milik swasta nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sehingga siapa
yang paling banyak memiliki saham maka memiliki suata terbanyak dalam Rapat Umum
Pemegan Saham (RUPS).
c. Asuransi milik perusahaan asing.
Perusahaan arusansi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanya merupakan cabang dari
negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki 100% oleh pihak asing.
d. Asuransi milik campuran
Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara stasta nasional dengan pihak
asing.

C. Keuntungan Asuransi
Pengetahuan masyarakat terhadap jasa asuransi memang belum seperti pemahamannya
terhadap menabung konvensional baik di bank umum maupun bank syariah. Padahal dari sisi
mengelola keuangan, dengan berbagai bentuk jasa asuransi, sama-sama menertibkan dalam hal
mengelola keuangan terutama untuk pos-pos tertentu yang sifatnya darurat. Sekalipun
manajemen asuransi terus meningkat dan berbagai macam asuransi disediakan oleh perusahaan
asuransi besar, image di masyarakat tentang perusahaan asuransi tidak salamanya positif.
Beberapa model stigma negatif terhadap perusahaan asuransi misalnya saja menggadaikan
nyawa kepada lembaga, ini untuk jenis asuransi kesehatan atau kecelakaan. Susah mengurus
klaim, ini untuk hampir seluruh jenis asuransi. Padahal yang terakhir ini hanya gara-gara data
yang tidak valid atau kelengkapan administrasi yang tidak bisa dipenuhi.
Dengan pengetahuan yang belum baik tentang asuransi, dengan demikian keuntungan
asuransi bagi sebagian masyarakat Indonesia belum begitu dipahami. Dengan demikian, budaya
asuransi masih belum terlalu akrab di tengah masyarakat Indonesia. Kalaupun telah memiliki
pemahaman bahwa yang namanya kecelakaan tidak bisa diprediksi sehingga perlu
mempersiapkan dana khusus sebagai persiapan menanggalungi keadaan darurat, masih banyak
yang berpikir untuk mempersiapkan dana tersebut dalam bentuk tabungan dan membeli emas
bukan dalam bentuk menjadi nasabah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa misalnya.
Secara umum yang menjadi penyebab belum tertariknya masyarakat Indonesia terhadap
berbagai program asuransi adalah sebagian masyarakat Indonesia masih memiliki perekonomian
yang kurang stabil. Sehingga mereka lebih banyak memilih untuk membelanjakan uang mereka
guna membeli kebutuhan sehari-hari daripada untuk hal lain yang dianggap kurang penting atau
untuk mempersiapkan hal-hal yang sifatnya darurat. Memang tidak bisa dipungkiri dengan masih
terbatasnya penghasilan, masyarakat Indonesia masih sulit untuk memenuhi pos-pos kebutuhan.
Sehingga masih berkutat dalam mengatasi kebutuhan untuk pos yang sifatnya kebutuhan primer
dan sekunder semata. Dan pengertian kebutuhan primer dan sekunder juga dipahami dalam arti
sempit.
Salah satunya adalah asuransi. Padahal kalau dilihat dari manfaat, sebenarnya program
asuransi ini termasuk kebutuhan primer. Karena itulah tidak perlu heran sekalipun
mengedepankan tentang keuntungan asuransi ini, namun pandangan sebagian masyarakat
Indonesia asuransi sama saja dengan membuang uang. Selain itu ada pandangan dari masyarakat
yang menganggap bahwa asuransi adalah haram. Sebab, dengan asuransi itu dianggap sama
halnya dengan mengandalkan keselamatan dan menggadaikan diri pada sesama manusia.
Padahal, pandangan seperti itu sebenarnya keliru. Karena pada dasarnya asuransi bukan
membuang uang atau mengandalkan masalah keselamatan pada sesama manusia.
Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat mengalihkan resiko sesuatu
pada pihak ketiga. Sehingga apabila kita mendapatkan musibah atau bencana, yang akan
mengganti semua kerugian kita adalah pihak asuransi. Secara nilai nominal, kita akan
mendapatkan ganti rugi atas semua hal yang sudah dijaminkan pada perusahaan asuransi
tersebut. Sehingga kalaupun ada kejadian atau kondisi darurat, menjadi nasabah asuransi tidak
perlu bingung seperti sering dialami masyarakat, terutama ketika uang dalam bentuk tabungan
atau barang berharga tidak cukup.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap perusahaan atau
menuntut hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi tersebut, tidak segampang mencairkan
uang di dalam tabungan atau menjual barang berharga seperti emas. Untuk mengajukan klaim
kepada perusahaan asuransi diperlukan persyaratan administrasi yang sebenarnya sejak awal
sudah disepakati. Hal ini terutama sebagai salah satu langkah mengatasi berbagai cara orang
jahat yang memanfaatkan proses klaim asuransi ini. Dengan demikian ketika persyaratan
administrasi telah terpenuhi, perusahaan asuransi akan dengan mudah melaksanakan berbagai
klaim yang diajukan oleh para nasabah. Bahkan sekarang ini perusahaan asuransi telah bekerja
dengan perusahaan lain secara langsung, seperti misalnya dengan rumah sakit atau klinik
kesehatan untuk jenis asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah
asuransi kesehatan mengalami keadaan darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah
sakit atau klinik kesehatan itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi setelah melayani nasabah asuransi tersebut.
Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai berikut.
1. Bagi nasabah
Masyarakat yang menolak konsep asuransi, biasanya disebabkan karena kurangnya
pengetahuan mereka pada keuntungan asuransi. Selain itu, ada sebuah stigma tradisional yang
menyebabkan seseorang sudah merasa apriori pada kata asuransi. Beberapa stigma negatif
seperti telah disebutkan sebelumnya semakin diyakini sebagai sebuah kebenaran ketika pihak
perusahaan asuransi sendiri misalnya tidak memberikan edukasi secara jelas dan tepat. Terlepas
dari itu semua, beberapa keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang ketika menjadi
nasabah perusahaan asuransi antara lain :
a. Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b. Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
c. Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d. Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
e. Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
f. Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.
g. Memudahkan urusan.
2. Bagi perusahaan asuransi
a. Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b. Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c. Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.

D. Jenis – Jenis Risiko


Dalam pertanggungan asurasni terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar kecilnya
suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang harus dibayar.
Dalam peraktinya risiko – risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha pertanggungan
asuransi adalah sebagai berikut :
1. Risiko murni, artinya bahwa ada ketidak pastian terjadinya sesuatu kerugian atau dengan kata
lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan, contoh rumah mungkin
akan terbakar, atau mobil yang dikendarai akan tertabrak atau kapal dan muatanya mungkin akan
tenggelam. Jadi dalam hal ini kerugian terjadi atau tidak terjadi sama sekali.
2. Risiko spekulatif, artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang untuk
mengalami kerugian keuangan atau memperoleh keuntungan dalam hal ini kemungkinan terjadi
kerugian atau keuntungan.
3. Risiko individu
Risiko individu dibagi tiga macam :
a. Risiko perbadi, risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh keuntungan, akibat sesuatu hal
seperti sakit, kehilangan pekerjaan atau mati.
b. Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri hilang atau rusak yang menyebabkan
kerugian keuangan.
c. Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang disebabkan apabila kita menanggung kerugian
seseorang dan kita harus membayar. Contohnya kelalayan dijalan yang menyebabkan orang lain
tertabrak dan harus mengganti kerugian tersebut.

E. Prinsip – Prinsip Asuransi


Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabannya tidak
dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan mengandung perinsip –
perinsip asuransi. Tujuan adalah untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan dikemudian
hari antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya.
Prinsip – perinsip asuransi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Insurable Interest merupakan hal berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko
berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan suatu yang
dipertanggungkan dan dapat menimbulkan hal dan kewajiban keuangan secara hukum. Semua ini
tergambar dari kontrak asuransi. Kemudian dalam hal ini perlu menyebutkan adanya kepentingan
terhapa berang yang dipertanggungkan.
2. Utmost Good Faith aua “itikad baik” dalam penetapan setiap suatu kontrak haruslah didasarkan
kepada iktikad baik antara tertanggung dan penanggung mengenai seluruh informasi baik materi
ril maupun ummaterill.
3. Indeminity atau ganti rugi artinya mengendalikan posisi leuangan tertanggu setelah terjadi
kerugian seperti pada posisi sebelum terjadi kerugian tersebut. Dalam hal ini tidak berlaku bagi
kontrak asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan karena perinsip ini didasarkan kepada kerugian
yang bersifat keuangan.
4. Proximate Cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu
peristiwa secara berantai atau berurutan atau intervinsi kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan
aktif dari suatu sumber baru dan independen.
5. Subrogation merupakan hal penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung
untuk untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan suransi mengalami suatu
peristiwa kerugian. Aritnya dengan perinsip ini penggantian kerugian tidak mungkin lebih besar
dari kerugian yang benar-benar dideritanya.
6. Contribution suatu perinsip dimana penanggungan berhak mengajak penanggung – penanggung
lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada
seseorang tertanggung, meskipun jumlah tanggungan masing – masing penanggung belum tentu
sama besar

Anda mungkin juga menyukai