Anda di halaman 1dari 48

Konsep istirahat dan tidur

A. Konsep istirahat dan tidur

1. Pengertian

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan

istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri

memiliki makna yang berbeda pada setiap individu (Sumber, Wahit Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul

Chayatin. S.Kep ,2007;225).

2. Perbedaan istirahat dan tidur

Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang,relaks,tanpa

tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak melakukan

aktivitas sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bias dikatakan sebagai suatu bentuk

istirahat. (Sumber, Wahit Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chayatin. S.Kep ,2007;225).Sedangkan

pengertian tidur antara lain :

a. Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih lama dari

keterjagaan. Siklus tidur terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respon prilaku.

b. Tidur berasal dari kata bahasa latin "somnus" yang berarti alami periode pemulihan, keadaan fisiologi

dari istirahat untuk tubuh dan pikiran.

c. Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periode (Lanywati, 2001)

d. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang di alami seseorang, yang dapat dibangunkan kembali

dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton 1981 : 679)

Jadi tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap

lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat kesadaran yang
bervariasi, perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir

sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur

dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan

kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas

sehari-hari. (Sumber, Wahit Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chayatin. S.Kep ,2007;225).

3. Fungsi

Fungsi tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk

menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi strees pada paru, kardiovaskular,

endokrin, dll. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi selular yang

penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur, yaitu yang pertama, efek dari sistem saraf

yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan

saraf; dan yang kedua yaitu efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam

organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan.

4. Tujuan

Secara jelas tujuan tidur tidak diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga

keseimbangan mental emosional dan kesehatan. Selam tidur seseorang akan mengulang (review)

kembali kejadian-kejadian sehari hari.

5. Fisiologi tidur

Aktivitas tidur di kontrol oleh dua sistem pada batang otak, yaitu reticuler activating system(RAS)

dan bilbar synchronizing region (BRS) RAS dibagian atas batang otak diyakini memiliki sel sel khusus

yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual, pendengaran nyeri,
dan sensori raba; serta emosi dan proses berpikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,

sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR (Tarwoto, Wartonah, 2003).

B. siklus tidur dan tahapan tidur

Tidur yang normal melibatkan 2 fase:pergerakan mata yang tidak cepat ( tidur nonrapid eye movement,

NREM) dan pergerakan mata yang cepat (tidur rapid eye movement, REM). Selama NREM seorang yang

tidur mengalami kemajuan melalui 4 tahap selama siklus tidur yang tipikal 90 menit . kualitas tidur dari

tahap 1 sampai tahap 4 bertambah. Tidur yang dangkal merupakan karakteristik dari tahap 2 dan 2 , dan

seorang lebih mudah terbangun tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang dalam Disebut tidur gelombang

rendah, dan seorang sulit terbangun. Tidur REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur 90 menit.

Kondisidasi memori dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu ini, fartor yang berbeda dapat

meningkatkan atau mengganggu tahapan siklus tidur yang berbeda . ( potter & perry,2005)

1. Tahapan Siklus Tidur

Tahap 1: NREM

a. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dan tidur

b. Tahap berakhir beberapa menit

c. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penuranan secara bertahap tanda-tanda vital dan

metabulisme

d. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara

e. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun.


Tahap 2: NREM

a. Tahap 2 merupakan tidur bersuara

b. Kemajuan relaksasi

c. Untuk terbangun masih relative mudah

d. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit

e. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban

Tahap 3: NREM

a. Tahap 3 meliputi tahap awal tidur yang dalam

b. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak

c. Otot-otot dalam keadaan santai penuh

d. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur

e. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit

Tahap 4: NREM

a. Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam

b. Sangat sulit untuk membangun orang yang tidur

c. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang pada

tahap ini

d. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga.

e. Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit

f. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi

Tidur REM

a. Mimpi penuh warna dan tampak hidup dapat terjdi pada REM,mimpi yang kurang hidup dapat terjadi di

tahap lain

b. Tahap ini biasanya dapat dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur.

c. Hal ini dicirikan dengan respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dan

respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah

d. Terjadi penutunan tunos otot skelet

e. Peningkatan sekresi jantungSangat sulit sekali membangun orang tidur

f. Durasi pada tidur REM meningkat pada setiap siklus dan rata-rata 20 menit

2. Pola tidur biasa atau NREM


Pola / tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non Rapid Eye Movement = Gerakan mata tidak cepat).

Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek karena gelombang

otak selama NREM lebih lambat daripada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak

dalam keadaan tidur Tanda-tanda tidur NREM adalah :

a. Mimpi berkurang

b. Keadaan istirahat (otot mulai berelaksasi)

c. Tekanan darah turun

d. Kecepatan pernafasan turun

e. Metabolisme turun

f. Gerakan mata lambat

Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini biasanya orang masih bisa

mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan demikian akan mudah terbangun dari tidurnya.

Tidur NREM ini mempunyai 4 (empat) tahap yang masing-masing-masing tahap di tandai dengan pola

gelombang otak.

1) Tahap I

Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana seseorang beralih

dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan relaks, mata bergerak ke kanan dan ke kiri,

kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas. Gelombang alpha sewaktu seseorang masih sadar

diganti dengan gelombang betha yang lebih lambat. Seseorang yang tidur pada tahap I dapat di

bangunkan dengan mudah.

2) Tahap II

Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun. Mata masih bergerak-

gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas, suhu tubuh dan metabolisme menurun.
Gelombang otak ditandai dengan "sleep spindles" dan gelombang K komplek. Tahap II berlangsung

pendek dan berakhir dalam waktu 10 sampai dengan 15 menit.

3) Tahap III

Pada tahap ini kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut mengalami

penurunan akibat dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi lebih sulit dibangunkan.

Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat penambahan gelombang delta yang lambat.

4) Tahap IV

Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi gelombang delta yang

melambat. Kecepatan jantung dan pernafasan turun. Seseorang dalam keadaan rileks, jarang bergerak

dan sulit dibangunkan. (mengenai gambar grafik gelombang dapat dilihat dalam gambar). Siklus tidur

sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM.

3. Pola Tidur Paradoksikal atau REM

Pola / tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement = Gerakan mata cepat). Tidur tipe ini

disebut “Paradoksikal” karena hal ini bersifat “Paradoks”, yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun

aktivitas otaknya nyata. Ringkasnya, tidur REM / Paradoks ini merupakan pola/tipe tidur dimana otak

benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan ke arah yang sesuai agar orang

itu tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya kemudian terbangun. Pola / tipe tidur ini, ditandai

dengan :

a. Mimpi yang bermacam-macam

Perbedaan antara mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur NREM dan tahap

tidur REM adalah bahwa mimpi yang timbul pada tahap tidur REM dapat diingat kembali, sedangkan
mimpi selama tahap tidur NREM biasanya tak dapat diingat. Jadi selama tidur NREM tidak terjadi

konsolidasi mimpi dalam ingatan.

b. Mengigau atau bahkan mendengkur (Jw. : ngorok)

c. Otot-otot kendor (relaksasi total)

d. Kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat

e. Perubahan tekanan darah

f. Gerakan otot tidak teratur

g. Gerakan mata cepat

h. Pembebasan steroid

i. Sekresi lambung meningkat

j. Ereksi penis pada pria

A. Karakteristik tidur NREM dan REM

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektroensefalongram (EEG),

elektro-okulogram (EOG), dan elektromiogran (EMG), diketahui ada 2 tahapan tidur, yaitu non-rapid eye

movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Kepus, thn.hal (Indi,2012;87)

1. Tidur NREM, disebut juga sebagai tidur gelombang pendek karena gelombang otak yang

ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek dari gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan oleh orang

yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologis tubuh. Di samping semua itu,

semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital, metabolisme, dan kerja otot melambat. Tidur NREM

sendiri tebagi atas 4 tahap yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Tahap I-II disebut

sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta

sleep).

a. Tahap I
arakteristik: Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur. Individu cenderung relaks, masih sadar dengan

lingkungannya, dan mudah dibangunkan. Normalnya, tahap ini berlangsung beberapa menit dan

merupakan 5% dari total tidur.

b. Tahap II

arakteristik: Individu masuk pada tahap tidur, namun masih dapat bagnun dengan mudah. Otot mulai relaksasi.

Normalnya, tahap ini berlangsung selama 10-20 menit dan merupakan 50%-55% dari total tidur.

c. Tahap III

arakteristik: Merupakan awal dari tahap tidur nyenyak. Tiduer dalam, relaksasi otot menyeluruh, dan individu cenderung

sulit dibangunkan. Tahap ini berlangsung selama 15-30 menit dan merupakan 10% dari total tidur.

d. Tahap IV

arakteristik: Tidur semakin dalam atau delta sleep. Individu menjadi sulit dibangunkan sehingga membutuhkan stimulus.

Terjadi perubahan fisiologis, yakni: EEG gelombang otak melemah, nadi dan pernafasan menurun,

tekanan darah menurun, tonus otot menurun, metabolisme lambat, temperatur tubuh menurun. Tahap ini

merupakan 10% dari total tidur.

2. Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM tidak

senyenyak tidur NREM, dan sebagian mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM, otak cenderung

aktif dan metabolismenya meningkat hingga 20%. Pada tahap ini individu menjadi sulit untuk

dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba, tonus otot terdepresi, sekresi lambung

meningkat, serta frekuensi jantung dan pernafasan sering kali tidak teratur, Karakteristiknya sebagai

berikut:

a. Mata : Cepat tertutup dan terbuka

b. Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi

c. Pernafasan : Tidak teratur, kadang dengan apnea


d. Nadi : Cepat dan irregular

e. Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi

f. Sekresi gaster : Meningkat

g. Metabolisme : Meningkat, temperature tubuh naik

h. Gelombang otak : EEG aktif

i. Siklus tidur : Sulit dibangunkan

REFERENSI :

Mubarak, Wahid I., & Nurul C. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam

Praktik. Jakarta: EGC.

Wartonah, Tarwoto. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGC.


A. PENGERTIAN Istirahat

dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang.

Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh akan berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur itu

sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat berarti suatu

keadaan tenang relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah.

Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu

terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal,

tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon

terhadap stimulus eksternal.

B. TAHAPAN TIDUR

EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak, otot, dan aktivitas

mata. Normalnya, tidur dibagi menjadi dua yaitu nonrapid eye movement (NREM) dan rapid eye

movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan

memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan

terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir.

1. Tahapan Tidur NREM

a. NREM tahap I

Tingkat transisi

Merespons cahaya

Berlangsung beberapa menit

Mudah terbangun dengan rangsangan

Aktifitas fisik, tanda fital, dan metabolisme menurun

Bila terbangun terasa sedang bermimpi


b. NREM tahap II

Periode suara tidur

Mulai relaksasi otot

Berlangsung 10-20 menit

Fungsi tubuh berlangsung lambat

Dapat dibangunkan dengan mudah

c. NREM TAHAP III

Awal tahap dari keadaan tidur nynyak

Sukit dibangunkan

Relaksasi otot menyeluruh

Tekanan darah menurun

Berlansung 15-30 menit

d. NREM TAHAP IV

Tidur nyenyak

Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif

Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun

Sekresi lambung menurun

Gerak bola mata cepat

2.Tahapan tidur REM


a) lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM

b) pada orang dewasa normal NREM yaitu 20-25% dari tidur malamnya

c) jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi

d) tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memori dan

adaptasi.

3. Karakteristik tidur REM

a) Mata : cepat tertutup dan terbuka.

b) Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.

c) Pernapasan : tidak teratur, kadang dengan abnea.

d) Nadi : cepat dan iriguler.

e) Tekanan darah : meningkat atau fluktuasi.

f) Sekresi gaster : meningkat.

g) Metabolisme : meningkat, temperatur tubuh naik.

h) Gelombang otak : EEG aktif.

i) Siklus tidur : sulit dibangunkan.

Pola Tidur Normal

Neonatus sampai dengan 3 bulan

a) Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari

b) Mudah berespon terhdap stimulus


c) Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM

Bayi

a) Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam

b) Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari

c) Tahap REM 20-30%.

Toddler

a) Tidur 10-12 jam/hari

b) Tahap REM 25%

Prasekolah

a) Tidur 11 jam pada malam hari

b) Tahap REM 20%

Usia sekolah

a) Tidur 10 jam pada malam hari

b) Tahap REM 18,5%

Remaja

a) Tidur 8,5 jam pada malam hari

b) Tahap REM 20%

Dewasa muda

a) Tidur 7-9 jam/hari


b) Tahap REM 20-25%

Usia dewasa pertengahan

a) Tidur ± 7 jam/hari

b) Tahap REM 20%

Usia tua

a) Tidur ± 6 jam/hari

b) Tahap REM 20-25%

c) Tahap NREM IV menurun dan kadang-kadang absen

d) Sering terbangun pada malam hari

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR

1. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memrlukan waku tidur lebih banyak dari normal.

Namaun demikian , keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya

pada pasien dengan gagguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiosvaskular,dan

pnyakit persarafan.

2. Lingkungan

Pasien yang biasanya tidur dalam lingkungan tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan

suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.

3. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan

waspada menahan kantuk.


4. Kelelahan

Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.

5. Kecemasan

Pada keadaan cemas seorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu

tidurnya.

6. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal,seseorang yang tahan minum alkohol dapat ,mengakibatkan

insomania dan lekasa marah.

7. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidut antara lain:

a) Diuretik : menyebabkan insomnia

b) Antidepresan : menyupresi REM

c) Kafein : meningkatkan saraf simpais

d) Beta-bloker : menimbulkan insomnia

e) Narkotika : menyupresi REM

8. Nutrisi

Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang

dicerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mampercepat terjadinya ptoses.
D. GANGGUAN TIDUR

a) Insomnia

Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur

ataukesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun dari tidur tapi merasa

belumcukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan

ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas.

Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita

insomniasering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya

berkurang.Jenis insomnia yaitu :

1. Insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.

2. insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat mempertahankan

tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.

3. insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi. Beberapa factor yang

menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan,ketakutan, tekanan

jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.

b) Somnambulisme

Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan

semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur,

menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa

menit dankembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita

mempunyai resikoterjadinya cidera.

c) EnuresisEnuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak,

remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada bebrapa
faktor yangmenyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang

kaku.

d) Narkolepsi

Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur,

dapat dikatakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat

tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk tersebut datang. Penyebabnya secara pasti

belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode

REM tidak dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada

waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau

berada di tepi jurang.

e) Night Terrors

Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur

beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.

f) Mendengkur

Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandelyang

membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur.Pangkal

lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur

lalu bergetar bila dilewati udara pernafasan.

A. PENGKAJIAN

1. Riwayat Keperawatan

a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada: waktu tidur, jumlah jam tidur,

kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangun pada saat tidur, apakah

maengalami mimpi yang mengancam.


b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat bangun,apa yang

terjadi jika kurang tidur.

c. Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat-

obatan untuk tidur.

d. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur, kapan masalah itu terjadi.

2. Pemeriksaan fisik

a. Observasi penampilan wajah,prilaku dan tingkat energi pasien.

b. Adanya lingkungan hitam disekitar mata,mata sayu dan kongjungtiva merah.

c. Prilaku: eritabel , kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak stabil,

tangan tremor, sering menguap, mata tampak lenglket, menarik diri, bingung dan kurang

koordinasi.

3. Pemeriksaan diagnostik

a. Elektroecepalogram (EEG)

b. Elektromipogram (EMG)

c. Elektrookulogram (EOG)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/62074283/Askep-Kebutuhan-Istirahat-Dan-Tidur,

Tawoto dan Wartona. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,Jakarta: Salemba
Madika.
PEMBAHASAN
2.1Pengertian
Beberapa pengertian dari nutrisi, diantaranya adalah:
a. Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer Konstantinides).
b. Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristian dan Gregar
1985).
c. Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya.
d. Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari
seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
e. Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk
penggunaan fungsi tubuh.
2.2 Jenis-Jenis Nutrien
Jenis-jenis Nutrien diantaranya adalah:
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari glukosa,
fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa +
fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak
molekul glukosa.
Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh
dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
b. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol
dengan asam-asam lemak
Fungsi lemak :
sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan mem berikan
9 kal/gr.
Ikut serta membangun jaringan tubuh.
Perlindungan.
Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa
lapar kembali segera setelah makan.
Vitamin larut dalam lemak.
c. Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks
yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk
melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus.
Fungsi protein adalah:
Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses
pengausan yang normal.
Protein menghasilkan jaringan baru.
Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh
yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
Protein sebagai sumber energi.
d. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan
berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Ada 2 jenis vitamin yaitu:
Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, K.
Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C (tidak disimpan dalam tubuh jadi harus ada didalam diet setiap
harinya).
e. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam
pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan
dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga
harus disediakan lewat makanan.
Tiga fungsi mineral yaitu:
Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl
(ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
Bahan dasar enzim dan protein.
2.3 Malnutrisi
Malnutrisi adalah kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein dan karbohidrat. Dapat
mempengaruhi pertumbuhan, perkembngan dan kognisi serta dapat memperlambat proses
penyembuhan.
Tidak hanya berindikasi kurangnya asupan nutrisi tetapi juga terhadap asupan makanan yang berlebihan.
Malnutrisi sebagai akibat meningkatnya lemak, natrium, dan kilokalori dapat meningkatkatkan terjadinya
penyakit jantung, peningkatan tekanan darah, dan kegemukan. Banyak orang yang mengkonsumsi
banyak kilokalori yang dapat menyebabkan banyaknya penyimpanan lemak, peningkatan berat badan,
dan bahkan kegemukan.
Obesitas adalah istilah yang digunakan disaat berat badan 15 sampai 20 % diatas berat badan ideal
terhadap tinggi badan, gender dan usia.
Pemberian nutrisi untuk klien kegemukan ditetapkan dengan cara keseimbangan asupan kilokalori
dengan junmlah energi diperlukan untuk proses tubuh dan aktifitas fisik. Jika klien mengkonsumsi diet
tinggi lemak, natrium, atau berbagai zat makanan, makan penanganannya termasuk nasehat mengurangi
asupan makanan.
Tetapi juga menurunnya asupan makanan akan menyebabkan malnutrisi (berkurangnya kilokalori atau
menurunnya berberapa atau satu dari nutrisi tertentu) atau katabolisme yang berlebihan. Salah satunya
adalah nafsu makan yang berkurang akan berakibat jelek pada terjadinya malnutrisi. Jika asupan
makanan dapat ditingkatkan dan malnutrisi tidak terjadi lagi, maka nafsu makan juga akan meningkat.
Klien yang berisiko malnutrisi pada orang tua, sendiri dirumah,atau kurang bergerak. Juga yang
mengalami injury, pembedahan, trauma tau penyakit kronik yang dapat menurunkan nafsu makan.
Penurunan nafsu makan dapat disebabkan oleh faktor psikologis sebagaimana juga faktor fisik. Masalah
fisik yaitu:
1. Mual dan muntah
Mual dan muntah adalah gejala-gejala yang sering terjadi dan perlu diobservasi oleh perawat. Mual dan
muntah dapat disebabkan oleh masalah emosional (bulimia, stres), masalah fisik (kemoterapi, infeksi)
atau kombinasi keduanya. Disaat pusat muntah di medulla oblongata terstimulasi, muntah (peristaltik
balik) dapat terjadi. Muntah yang memancar, saat isi lambung sangat penuh atau tanda-tanda gangguan
gastrointestinal misalnya obstruksi usus pada bayi. Pemberian nutrisi pada klien bergantung dari
beratnya muntah.Jika berat, makanan cair perlu dipertimbangkan. Makanan dingin dan atau makan dan
temperatur ruangan perlu dipertimbangkan.. Makanan yang hangat akan menrangsang timbulnya nafsu
makan marena rangsang aromanya. Hindari makanan yang digoreng, makanan berminyak, bumbu atau
makanan berlemak agar dihindari. Demikian juga perlu diperhatikan perawatan mulut untuk
meningkatkan keinginan untuk makan. Cairan intra vena dan pemberian antiemetik (obat yang
mengurangi muntah) perlu direkomendasikan. Nause dan muntah dapat meningkatkan terjadinya
anoreksia.
2. Anoreksia
Anaoreksia adalah berkurangnya nafsu makan dengan ketidak inginan berusaha makan dimana asupan
melalui oral berkurang. Banyak penyakit yang dapat menyebabkan anoreksia, secara nyata bahwa
anoreksia merupakan tanda pertama yang sering ditemukan pada seseorang yang sakit. Demam
gangguan sensasi rasa, dan mudah kenyang juga dapat menyebabkan anoreksia. Gangguan dalam
saluran cerna dapat meningkatkan perasaan penuh setelah makan walaupun makannya sedikit. Berbagai
kondisi yang dapat menurunkan proses pencernaan oleh digestive juices, antara lain atrofi mukosa
pencernaan, hambatan pengosongan lambung juga dapat mengkonstribusi terjadinya anoreksia.
Pengaruh pemberian obat, juga faktor emosional dapat menyebabkan anoreksia. Pemberian makanan
akan menstimulasi nafsu makan klien. Memberikan makana melalui oral diperlukan, tetapi kadang-
kadang harus melalui enteral atau parenteral.
3. Nyeri uluh hati
Disebut juga gastroesophageal reflux, adalah gangguan yang sering pada gastrointestinal, terutama pada
orang tua. Reflux terjadi rata-rata 30 menit sampai 1 jam setelah makan. Kehamilan, semangat kerja
yang berlebihan, hiatus hernia (sebagian dari lambung masuk melalui diaphragma), jumlah makan yang
banyak, makan yang berlemak dapat menyebabkan nyeri uluh hati. Perubahan pola hidup dan kebiasaan
perlu dipertimbangkan untuk dilakukan. Menunggu setelah 2 jam selesai makan lalu berbaring akan
memungkinkan peningkatan asam lambung akan menurun dan selanjutnya nyeri akan berkurang. Klien
tidak boleh makan berlebihan, banyak makanan berarti juga produk asam lambung akan meningkat dan
meningkatkan tekanan lambung. Makanan coklat, pepermint, makanan asam, alkohol, nikotin akan
mestimulasi produksi asam dan akan membuka katup lambung yang menungkinkan makanan akan
kembali ke esophagus. Meninggikan kepala di tempat tidur dengan gaya gravitasi akan akan
mempertahnkan asam lambung. Makanan rendah lemak, diet tinggi proein perlu direkomendasikan.
Lemak dapat memicu terbukanya katup lambung, sedangkan protein menutup katup lambung. Antasid
dapat disarankan untuk menetralisir keasamanlambung.
Jenis-jenis malnutrisi diantaranya adalah:
1. Defisiensi Nutrien, contohnya: kurang makan buah dan sayur menyebabkan kekurangan vitamin C yang
dapat mengakibatkan perdarahan pada gusi.
2. Marasmus adalah kekurangan protein dan kalori sehingga terjadinya pembongkaran lemak tubuh dan
otot. Gambaran klinis, atropi otot, menghilangnya lapisan lemak subkutan, kelambatan pertumbuhan,
perut buncit, sangat kurus seperti tulang dibungkus kulit.
3. Kwashiorkor adalah kekurangan protein karena diet yang kurang protein atau disebabkan karena
protein yang hilang secara fisiologis (misalnya keadaan cidera dan infeksi). Ciri-cirinya : lemah, apatis,
hati membesar, BB turun, atropi otot, anemia ringan, perubahan pigmentasi pada kulit dan rambut.

A. Efek Malnutrisi pada System Tubuh


Efek malnutrisi pada system tubuh diantaranya adalah:
a. Neurologis/temperatur regulasi
Menurunkan metabolisme dan suhu basal tubuh.
b. Status mental Apatis, depresi, mudah terangsang, penurunan fungsi kognitif, kesulitan pengambilan
keputusan.
c. Sistem imun
Produksi sel darah putih Resiko terhadap penyakit infeksi bila leukosit turun.
d. Muskuloskeletal Penurunan massa otot, terganggunya kordinasi dan ketangkasan.
e. Kardiovaskuler Gangguan irama jantung, atropi jantung, pompa jantung turun.
f. Respiratori Atropi otot pernafasan, pneumonia.
g. Gastrointestinal Penurunan massa feces, penurunan enzim pencernaan, penurunan proses absorbsi,
mempersingkat waktu transit, meningkatkan pertumbuhan bakteri, diare,mengurangiperistaltik.
h. Sistem urinaria Atropi ginjal, mengubah filtrasi dan keseimbangan cairan dan elektrolit.
i. Sistem hati dan empedu Mengurangi penyimpanan glukosa, mengurangi produksi glukosa dari
asam amino, mengurangi sintesa protein.

2.4 Perencanaan Makanan


Hidangan makanan umumnya direncanakan untuk memberikan campuran berbagai jenis makanan yang
sesuai dengan selera tetapi pengetahuan gizi harus diterjemahkan dalam hal-hal praktis tersebut.
Pedoman diet dapat diwujudkan dalam cara-cara berikut ini :
Makanlah berbagai ragam makanan. Cara ini akan menjamin bahwa diet anda mengandungsemua
nutrien dalam jumlah yang memadai.
Mengurangi konsumsi gula.
Meningkatkan kandungan serat dan pati dalam diet dengan makanan lebih banyak beras tumbuk,
kentang, sayur dan buah-buahan.
Mengurangi kandungan garam dalam diet dengan mengurangi makanan hasil olahan dan tidak
membubuhkan bumbu secara berlebihan.
Mengurangi konsumsi lemak dengan mengurangi makan mentega, menggantikan cara menggoreng
dengan membakar atau merebus.

2.5 Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Tingkat Perkembangan


1. Makanan Bayi
ASI merupakan makanan ideal bagi bayi berusia 1-2 tahun hingga usia 4 bulan bayi hanya perlu ASI
sebagai makanan satu-satunya dan setelah itu ASI diberi bersama¬sama makanan mereka. 4-12 bulan
mulai dikenalkan dengan makanan padat. 8 bulan ke atas mulai bisa memakan makanan orang dewasa.
Daftar Makanan Bayi
Susu ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI atau susu formula.
Sereal dan roti Sereal dicampur dengan susu. Dilanjutkan dengan roti dan sereal lainnya.. Dilanjutkan
dengan sereal bayi sampai 18 bulan.
Buah dan sayur dijus lunak, buah dn sayur yang sudah dimasak. Sayur dan buah bisa diberikan 4 kali
sehari termasuk jus.
Daging dan sumber protein lain. Daging giling dan daging yang dipotong, daging sapi, telur,
ikan,kacang, polong-polongan, keju. Daging ataupun protein diberikan 2 kali sehari.
2. Toodler dan Preschool
Rata-rata anak-anak toddler atau preschool umumnya membutuhkan :
Susu, 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam I kali minum kira-kira setengah gelas.
Daging, 2 kali atau lebih dalam 1 hari.
Sereal dan roti ; 4 kali atau lebih dalam 1 hari.1 kali pemberian kira-kira '/2-1 potong roti atau '/2 gelas
bubur.
Sayur dan buah-buahan, 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Itu meliputi sekurang-kurangnya 1 kali atau
lebih pemberian jeruk dan 1 kali pemberian sayuran hijau/kuning.
3. Anak Sekolah
Anak sekolah membutuhkan jumlah yang sama dengan penyediaan makanan dasar yang dibutuhkan
oleh anak usia preschool. Tapi kebutuhan lebih banyak dari anak preschool.
Contoh :
Susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3 - 1/2 gelas, roti 1 - 2 iris, sereal '/2 - 1 mangkok.
4. Adolesence
Remaja membutuhkan energi untuk kebutuhan mereka dan didalam makanannya membutuhkan susu,
daging, sayuran hijau dan kuning. Orang tua dianjurkan memberikan sayur dan buah.
5. Dewasa Muda
Harus terjadi keseimbangan antara intake makanan dengan jumlah kalori yang keluar, khususnya pada
wanita hamil dan menyusui.
Wanita hamil dan menyusui membutuhkan :
Protein
Calsium dan fosfor
Magnesium 150 mg/hari
Besi
Iodine 175 mg/hari
Seng 5 mg lebih banyak dari kebutuhan seharinya untuk pembentukan jaringan baru.
6. Midle Age Adult (Dewasa Tengah)
Intake kalori perlu dikurangi karena penurunan BMR, pertumbuhan sudah lengkap dan aktivitas
berkurang. Penurunan intake bertujuan mencegah obesitas. Mereka sebaiknya berhati-hati dalam
memilih makanan. Makanan yang dianjurkan makanan rendah lemak, unggas, ikan, kacang, dan telur
hanya boleh 3 kali seminggu. Sayur, buah, sereal dan roti kasar dapat memenuhi kebutuhan serat dan
protein.

2.6 Manula
Terjadi perubahan fisiologis seperti: kurangnya gigi, kurangnya kemampuan merasa dan mencium yang
dapat berpengaruh pada kebiasaan makanan.
Perubahan fisiologis lainnya adalah:
Penurunan sekresi empedu dan asam lambung
Penurunan peristaltik
Berkurangnya sirkulasi
Menurunkan toleransi glukosa
Menurunkan massa tulang
BB turun
Pedoman nutrisi untuk manula menurut Raab dan Raab:
a. Mengurangi konsumsi lemak dengan minum susu rendah lemak, memakan lebih banyak unggas-
unggasan dan ikan dari pada daging merah. Batas porsi daging adalah 4-6 ons perhari. Tambahan lemak
yang terbatas dari butter, margarin, dan salad berminyak.
b. Konsumsi makan penutup seperti buah segar atau kalengan, puding yang dibuat dari susu rendah
lemak lebih baik dari pada mengkonsumsi pie, biscuit, cake atau es krim.
c. Yakinkan bahwa intake daging, unggas, ikan, telur dan keju cukup, karena konsumsi makanan ini
berkurang pada manula.
d. Karena toleransi glukosa menurunkan konsumsi karbohidrat komplek seperti roti, sereal, beras, pasta,
kentang dan kacang-kacangan lebih baik dari makanan yang banyak mengandung gula.
e. Mengkonsumsi sekitar 800 mg kalsium untuk mencegah kerapuhan tulang. Susu dan produk-
produknya seperti keju, yoghurt, sup krim, puding susu, produk susu yang dibekukan adalah sumber
kalsium yang utama.
f. Cukup konsumsi vitamin D untuk mempertahankan keseimbangan kalsium. Didapatkan dari susu. Bila
susu dan produknya tidak dapat mentoleransi defesiensi laktosa, suplemen vitamin D bisa diberikan.
g. Diet rendah garam pada manula yang menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler. Hindari sup
kalengan, kecap, mustar, garam, rokok dan lain-lain.
h. Penggunaan aspirin dapat menurunkan intake daging dan kebutuhan zat besi akan meningkat.
i. Kesulitan mengunyah buah-buahan dan sayur-sayuran dapat menyebabkan defesiensi vitamin A dan
C, mineral dan serat. Buah dan sayur yang dipotong, sayur berdaun hijau lebih baik. Dan mengganti
daging, unggas, ikan yang susah dikunyah.
j. Memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi dan mengurangi
penggunaan zat-zat laxatif.
Makanan sebaiknya :
a. Menarik, warna lebih ditonjolkan untuk menimbulkan selera makan.
b. Memasak makanan dengan baik, agar mudah dikunyah oleh gusi.
c. Menyedikan zat-zat makanan yang penting, baru kemudian yang
bergula/karbohidrat.
d. Tidak menyediakan teh, kopi pada sore dan malam hari yang dapat membuat insomnia.
2.7 Penilian Status Gizi
Penilaian status gizi, perawat menggunakan ‘ABCD’ (Anthropometric Biokimia Clinical sign Dietary
history).
Pengukuran Anthropometrik
Mengukur besar dan komposisi tubuh. Efektif untuk mengetahui status protein dan kalori. Meliputi
pengukuran TB, BB, lipatan kulit dan lingkar lengan.
1. Lingkar pertengahan lengan atas
Untuk mengetahui massa otot lengan bawah horizontal, rileks (diletakkan pada paha). Diambil garis
tengah antara processus acromion (bahu) dengan processus olecranon pada siku.
2. Lipatan kulit trisep
Indikasi lemak tubuh dan penyimpanan energi. Lipatan kulit terdiri dari jaringan subkutan, tidak di bawah
otot. Ditentukan titik tengah lengan atas bagian belakang, ditarik lurus sejajar dengan tulang humerus.
Diletakkan alat ukur (kaliper) di bawah jari yang mencubit, baru diukur.
3. Lingkar otot lengan
Indikasi indeks protein tubuh. Lingkar otot lengan sama dengan lingkar pertenghan lengan atas (mm) -
(3,14 x lipatan kulit trisep (mm).
Data Biokimia
Deteksi malnutrisi subklinis. Sampel urin dan darah dapat dibuat untuk mengukur nutrien atau metabolit
(produk akhir enzim). Yang sering digunakan sekarang adalah;
Indikator Hb dan Hematokrit
Hb turun " kekurangan Fe, anemia. Hematokrit meningkat “ dehidrasi”.

Albumin Serum
Merupakan 50% total serum protein untuk keseimbangan cairan dan elektrolit, transpor nutrien, hormon
dan obat-obatan. Albumin berguna sebagai indikator kekurangan protein yang berat. Karena dalam tubuh
kita banyak albumin. Kerusakannya berlangsung lambat dan perubahan konsentrasinya juga lambat.
Kondisi yang mengakibatkan kekurangan albumin seperti penyakit hati, kerusakan ginjal lanjut, infeksi,
kanker, gangguan absorbsi. Di sini tingkat serum albumin hanya digunakan sebagai suatu indikator
beberapa protein tertentu.
Transferin
Adalah protin darah yang membawa besi dan mentranspornya ke seluruh tubuh. Jumlah transferin
adalah indikator yang paling sensitif untuk menentukan kekurangan protein dari serum albumin karena
transferin merespon lebih cepat terhadap perubahan intake protein dan sedikit dalam tubuh. Transferin
banyak diproduksi dalam hati. Jumah transferin yang meningkat bila penyimpanan besi rendah. Jumlah
transferin menurun bila penyimpanan besi berlebih. Kondisi yang menurunkan jumlah transferin :
penyakit hati, penyakit ginjal lanjut dan luka bakar. Karena banyak laboratorium tidak mempunyai
peralatan untuk memeriksa transferin, secara langsung, perkiraan jumlah transferin klien dilakukan
dengan Total Iron-Binding Capacity (TIBC). Tes TIBC lebih banyak digunakan karena lebih sensitif.
Menghitung total Limfosit
Kurang kalori protein dan defesiensi nutrisi yang serius dapat menekan sistem imun. Limfosit total
berkurang karena terjadi penurunan protein.
Keseimbangan Nitrogen
Digunakan untuk memperkirakan derajat protein yang sedang digunakan dan diubah dalam tubuh. Tes
untuk mengukur nitrogen adalah : Blood Urea Nitrogen (BUN), Urine Urea Nitrogen (UUN). Untuk itu
diperlukan pengumpulan urin 24 jam. Urea adalah produk akhir utama metabolisme protein dan asam
amino. Terbentuk dari detoksifikasi amonia oleh hati dan ditranspor ke ginjal untuk diekskresi melalui
urin. Konsentrasi urea di darah dan urin, langsung dipengaruhi oleh intake dan kekurangan jumlah
protein dalam tubuh, produksi rata-rata urea di hati dan rata-rata bersihan urea di ginjal. Peningkatan
BUN mungkin disebabkan untuk kelebihan intake protein, dehidrasi berat, sakit parah dan malnutrisi,
tetapi juga dapat disebabkan ekskresi urea yang tidak adekuat berhubungan dengan penyakit ginjal atau
obstruksi urinary. Penurunan BUN dapat disebabkan oleh rendahnya protein dalam diet. Peningkatan
UUN dapat terjadi karena kelaparan berat.

Ekskresi Kreatinin
Kreatinin adalah hasil akhir dari pembentukan kreatinin saat energi dilepaskan dari fosfokreatin,
penyimpanan energi selama metabolisme otot rangka. Rata-rata pembentukkan kreatinin berbanding
langsung dengan total massa otot. Kreatinin dibersihkan dari aliran darah oleh ginjal dan diekskresi di
urin sebanding dengan pembentukannya. Ekskresi kreatinin dikarenakan juga oleh refleks total massa
otot. Pada atropi otot rangka karena malnutrisi dapat menurunkan ekskresi kreatinin. Pengukuran
kreatinin urin dengan pengumpulan urin 24 jam. Standar ekskresi kreatinin dipengaruhi oleh jenis kelamin
dan TB. Standar ekskresi kreatinin ini digunakan dengan pengukuran kreatinin untuk menentukan
Creatinin Height Index (CHI) dalam persen. Contoh : CHI = 70 % artinya massa otot rangka klien kira-kira
70 % diharapkan pada orang dengan ukuran tubuh yang sama.

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


a. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergiri dapat memengaruhi pola konsumsi makan,
hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi
status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang baik
dan murah, tidak digunakan dalam makanan sehari-hari, karena masyarakat menganggap bahwa
mengonsumsi tempe dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga memengaruhi
status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang, pepaya, bagi para gadis
remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik. Ada pula larangan makan ikan bagi
anak-anak, karena ikan dianggap mengakibatkan cacingan. Padahal, ikan mcrupakan sumber protein
yang sangat baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi
makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat
mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada rcmaja karcna asupan gizinya tidak sesuai dengan
yang dibutuhkan tubuh.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi, penyediaan makanan bergizi, membutuhkan
dana yang tidak sedikit karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain,
orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam mcnyediakan makanan bergizi.
Sebaliknya orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakaan makanan yang
bergizi.
f. Faktor fisologis
Kondisi fisiologis yang emmpngaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktifitas, keadaan penyakit,,
kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan, dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan.
Bergantung pada tingat aktifitas, maka nutirisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga
tingkat aktifitas akan meningkat, atau menurun. Merokok dapat diklasifikasikan sebagai faktor fisiologis.
Secara fisiologis, merokok akan memerlukan lebih banyak nutrisi, terutama vitamin C, dimana kebutuhan
akan vitamin C akan berlipat ganda (Schectman et al.,1991). Status penyakit dan prosedur atau
pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorpsi,
metabolisme, dan eksresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zat makanan tertentu, dan satu saat akan
meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein dieksresi oleh ginjal.
Dengan demikian berbagai kondisi fisiologis akan meningkatkan kebutuhan nutrisi. Penyakit-penyakit fisik
biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan dan satu waktu makannya sedikit. Biasanya terjadi pada
penyakit-penyakit salurang cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran pencernaan yang menyebabkan menurunnya asupan
nutrisi. Gangguan absorpsi, gangguan transfortasi, atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada
mulut dan menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri sat makan. Diare dapat menurunkan
absorpsi nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, dimana kandung
empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak menjadi
berkurang atau tidak efektif. Sehingga saat klien makan makanan yang mengandung lemak, nyeri dapat
terjadi.. Tambahan pula vitamin yang larut dalam lemak memerlukan lemak dan empedu untuk
ditransfortasi melalui usus halus kedalam sistem lemfa; dapat terjadi defisiensi vitamin yang larut dalam
lemak. Beberapa orang tidak memiliki enzim untuk memecah laktose dalam susu, kondisi ini disebut
intoleransi katose. Laktose difermentasi dalam usus, menyebabkan gembung dan diare.
g.Alkohol
Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dapat mempengaruhi setiap zat makanan dalam tubuh, sebab
alkohol akan mempercepat metabolisme dalam tubuh, meningkatnya penggunaan zat makanan. Banyak
pasien dengan ketergantungan alkohol dan tidak lagi memperhatian makan.
Alkohol dapat menyebabkan tidak terjadinya pencernaan karena cepatnya absorpsi dalam lambung, oleh
karena itu semua alkohol yang diminum dimetabolisma dalam hati. Oleh karena itu , metabolisma,
trasfortasi, dan penggunaan pada setiap zat makanan dapat dipengaruhi lebih luas. Asam urat dan lemak
akan meningkat dalam darah, lemak akan terakumulasi dalam hati, akan menyebabkan rendahnya gula
darah, kehilangan nafsu makan, dan membutuhkan vitamin. Terutama kebutuhan vitamin B kompleks,
dan mineral akan meningkat. Semua faktor ini berkumpul yang dapat meningkatkan terjadinya malnutrisi.
Oleh karena itu diperlukan keseimbangan diet yang baik, tingginya kebutuhan vitamin B kompleks dan
kompleks karbohidrat.
Dua sindroma yang terjadi pada alkoholisme yang kronik ialah sindroma Wernicke-Korsakoff (gejala yang
ditandai dengan kebingungan, hallusinasi, kehilangan memori) dan tidak mampu melihat pada waktu
malam, hal ini disebabkan oleh kekurangan zat makanan yang vital, thiamin dan vitamin A. Hepatitis dan
sirosis juga terjadi sebagai akibat kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi.

h. Immobilitas
Klien yang kurang mobilitas menyebabkan nafsu makan kurang, dimana dapat meningkatkan asupan
yang tidak adekuat dan malnutrisi. Kurangnya nafsu makan difikirkan sebagai akibat menurunnya basal
metabolisma dan berkurangnya aktifitas fisik.
Penurunan aktifitas atau denurunnya berat badan dapat menyebabkan kehilangan kalsium dari tulang.
Kalsium disimpan pada tulang, penurunan berat badan menyebabkan kalsium akan meningkat dalam
darah, dan merupakan predisposisi terjadinya batu ginjal. Untuk itu intervensi yang terbaik adalah
ambulasi dini.
Jika immobilisasi klien tidak bergerak selama ditempat tidur, perlukaan akibat tekanan atau dekubitus
akan terjadi. Malnutrisi dan rendahnya kadar protein darah yang memiliki hubugan dengan meningkatnya
risiko perlukaan akibat tekanan. Kesimbangan diet yang baik, tinggi kalori, dan tingginya kualitas protein,
dapat disarankan untuk mencegah terjadinya dekubitus. Bila jumlah kalori dan protein tidak adekuat,
diusahan untuk menemukan faktor-faktor yang dapat meningkatkan asupan makanan dan dengan
bantuan untuk makan. Jika asupan oral berkurang, maka perlu dipertimbangkan pemberian makanan
melalui enteral. Vitamin C, zinc, dan zat besi perlu direkomendasikan –vitamin C dan zinc diperlukan
untuk penyembuhan luka dan zat besi untuk sintesa hemoglobin, dan oksigen yang adekuat hal
mendasar untuk penyembuhan luka.
Human immunodeficiency Virus dan Acquared immunodeficiency Syndrome
HIV akan merusak sistem immun tubuh. Saat virus berada dalam darah, kien akan diagnosa menderita
HIV. HIV positif tidak berarti klien menderita AIDS. AIDS didiagnosa ketika infeksi terjadi yang secara
normal tubuh dapat melindungi dirinya sendiri.
Pemberian nutrisi harus dimulai sesegera mungkin setelah klien telah didiagnosa positif HIV.
Peningkatan kesehatan yang adekuat, dan keseimbangan diet disarankan untuk klien. Kebiasan
makanan yang menyehatkan dapat mempertahankan kekuatan tubuh dan tingkat fungsional.
Kehilangan berat badan dan malnutrisi sering terjadi sebagai akibat adanya anoreksia, diare,
malabsorpsi, meningkatnya metabolisma, dan demensia. Demensia, dimanan beberapa klien tidak
mengingat lagi untuk makan, tidak ingat lagi untuk mempersiapkan makanan, tidak ingat lagi bagaiamana
makan sendiri, atau tidak jelas bahwa makanan harus dimakan. Klien dengan AIDS akan mengalami
depresi dan apatis, sehingga akan sangat mempengaruhi asupan makanan.
Pada keadaan klien AIDS atau HIV positif, nutrisi sangat diperlukan. Pemberian diet tinggi kalori dan
tinggi kualitas protein dan menghindari diet yang kurang dapat mendukung perlu direkomendasikan.
Enteral dan parenteral feeding atau keduanya dapt ditetapkan saat klien menderita AIDS.
i.Kanker
Nutrisi untuk kanker sama dengan HIV dan AIDS. Sebab pertumbuhan sel kanker yang cepat
memerlukan nutrisi yang meningkat pula. Oleh karena itu perlu direkomendasikan semua zat makanan
yang diperlukan. Bahkan pengobatan kanker (radiasi, pembedahan, kemoterapi) menyebabkan
penambahan kebutuhan nutrisi. Diet tinggi kalori dan tinggi protein harus direkomendasikan.
Tantangan pada klien yang menderita kanker adalah kadang-kadang tidak merasa butuh untuk makan,
dengan demikian diperlukan diet secara individual. Biasanya nafsu makan pada klien kanker kuat pada
pagi hari, oleh karena itu makan pagi perlu mendapat perhatian, dengan sedikit porsi dan snack
tambahan selama istirahat pada setiap hari.
j.Luka bakar
Kebutuhan nutrisi dapat menyebabkan lamanya luka sembuh dan lamanya klien tinggal dirumah sakit.
Luka bakar yang berat membutuhkan energi yang banyak. Biasanya direkomendasikan diet tinggi kalori
(3000), tinggi protein (125 g). Cairan diperlukan sejumlah 2,5 sampai 4 L/day. Jika luka bakar seluas 20
% dari total permukaan tubuh, harus dengan pemasangan NGT. Dapat juga dengan parenteral.
k.Pembedahan
Jelas akan terjadi gangguan pada klien yang mengalami pembedahan. Makan makanan cairan pada
makan malam hingga larut malam dbiasanya dilakukan pada klien sebelum pembedahan. Pada tengah
malam biasanya klien tidak diberi makan lagi (puasa: NPO=nothing by mouth). Pada umumnya dari klien
yang puasa dalam waktu yang singkat tidak akan mengganggu mentalnya.
Setelah pembedahan, beberapa dari klien enggan makan dan minum sebab dapat terjadi mual dan
muntah atau terjadi nyeri. Setelah klien pulang, biasanya pola makan kembali seperti biasanya.
Setelah pembedahan besar terutama pembedahan saluran pencernaan, biasanya diajurkan untuk
I.V.Feeding guna mengistirahatkan usus dan penyembuhannya. Saat kembali peristaltik, bubur saring
biasanya diberikan, selanjutnya bertahap sampai keadaan normal kembali. Pada umumnya diet tinggi
kalori, tinggi protein biasanya dianjurkan.. Vitamin C, zat besi, dan zinc diperlukan untuk penyembuhan
luka.
l.Faktor Psikologis
Setiap orang pada suatu saat menggunakan makanan sebagai bentuk rewatd atau punishment. Kadang
orang tua memberikan hadiah makanan pada anaknya karena berprestasi, oleh karena keinginan makan
yang kuat dipengaruhi oleh faktor emosional. Beberapa klien merasa dihukum bila diberikan makanan
pantang yang tidak sesuai dengan seleranya. Atau merasa terisolasi atau depresi karena dia tidak dapat
makan lagi bersama dengan keluarganya. Beberapa merasa malu, marah, atau bergantung bila diberikan
makanan yang tidak sesuai seleranya. Dilain pihak disaat makan diperlukan dukungan perasaan dan
penerimaan. Makanan yang familiar akan dirasakan nyaman selama sakit dan mungkin hanya makanan
yang diinginkan klien untuk dimakan atau ditoleransi. Ingat bahwa respon emosional saat merencanakan
nutrisi dan lebih hati-hati.
Saat kien depresi, sendiri, apatis, sedih, atau perasaan tak berdaya, biasanya asupan makan nenurun.
Sedikit dari klien makannya banyak bila sebagai bentuk penyesuaian perasaan klien. Stres dan cemas
akan meningakatkan asupan makanan atau mengurangi asupan makanan.

m.Faktor Sosiologis
Saat makan bukan hanya berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan makan semata tetapi juga untuk
kebutuhan sosial untuk berinteraksi dan bercakap-cakap dengan yang lain.Makan adalah pengalaman
sosial.Seseorang tinggal sendirian biasanya tidak dapat makan sebanyak dengan orang yang makan
dengan keluarganya.
Jika makanan yang diberikan oleh keluarga kepada anaknya, akan lebih mudah diterima oleh anak
dibanding bila perawat yang melakukan untuk itu.
n. Faktor perkembangan
Nutrisi diperlukan sepanjang rentang kehidupan. Perawat mungkin kurang memberi perhatian bagiamana
tahap perkembangan seseorang yang berhubungan dengan asupan nutrisi.

2 .8 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh :


Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
1. Tujuan
Mengatasi masalah kekurangan asupan nutrisi.
2. Ciri-ciri
Berat badan stabil atau meningkat
Porsi makan habis
Nafsu makan meningkat
Hasil laboratorium indicator statys nutrisi dalam rentang normal (Hb, Albumin, Glukosa)
3. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d kelemahan otot menelan dan
penurunan kesadaran.
Risiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d. peningkatan metabolisme dan
anoreksia
Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d gangguan absorpsi nutrient dan hipermetabolik
Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d anoreksia, gangguan digesti dan absorpsi nutrient
4. Tindakan Keperawatan
Kaji factor yang menyebabkan anorexia, mual/ muntah
Kaji dan dokumentasikan derajat kesulitan menelan
Timbang BB tiap hari
Lakukan oral hygiene
Berikan makanan selagi hangat
Berikan makan porsi kecil tapi sering
Hindari prosedur invasive sebelum makan
Bantu makan sesuai kebutuhan kalori harian
Monitor hasil laboratorium khususnya albumin, Hb, glukosa
Jelaskan pada klien dan keluarga jenis nutrisi yang sesuai dan pentingnya nutrisi bagi tubuh klien.
Kolaborasi:
a. Pasang NGT sesuai program medis
b. Berikan makanan per sonde sesuai program
c. Berikan terapi medikamentosa sesuai program
d. Berikan nutrisi parenteral atau albumin per Iv sesuai
Perawat berada pada posisi unik untuk mengakji status nutrisi. Pengakjian nutrisi dapat dilakukan pada
setiap klien, tidak hanya tanda vital yang dilakukan pada setiap klien. Jika mengikuti kondisi klien yang
didentifikasi melalui pengkajian :
Bila kehilangan berat badan yang tidak diharapkan lebh besar diatas 10 % dalam waktu 6 bulan yang
lalu.
Kehilangan berat badan kurang dari 80 % atau diatas 120 % dari berat badan ideal
Kurang dari 3,5 g/dl albumin serum
Lebih besar 5 % kehilangan berat badan dalam satu bulan terakhir.

5. Pengkajian fisik :
Pengakajian mulut
Pengkajian abdomen
Pengukuran antropometri : tinggi badan dan berat badan, pengukuran skinfold, pengukuran lingkar
6. Pengkajian Diagnostik
MRI
Abdominal ultrasound
Gastroscopy
Gallbladder test

7. Pemeriksaan laboratirum :
Sel darah merah
Hemoglobin
Albumin
BUN
Creatinin
Keseimbangan nitrogen

DAFTAR PUSTAKA
http://ilmu-keperawatan-online.blogspot.com/2008/12/asuhan-keperawatan-kebutuhan- l
http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/03/asuhan-keperawatan-kebutuhan-nutrisi_25.html
http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/02/faktor-yang-mempengaruhi-kebutuhan_11.html
http://senyumperawat.blogspot.com/2010/05/askep-nutrisi-kurang-dari-kebutuhan.html

http://perawat2020.blogspot.com/2010/11/askep-nutrisi.html
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

SERTA KESEIMBANGAN ASAM BASA

Definisi cairan tubuh

Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Pengaturan
keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan
osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan
urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam
tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50%-60% cairan.

Prosentase cairan tubuh

a. Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal
antara lain :

1) Umur

Cairan tubuh menurun dengan bertambahnya usia.

2) Kondisi lemak tubuh

Mengandung sedikit air, air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh.

3) Jenis Kelamin

Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pada pria, kerena jumlah lemak
dalam tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan pria.

b. Jumlah normal air pada tubuh manusia


1. Bayi (baru lahir): 75 % Berat Badan
2. Dewasa :

· Wanita dewasa (20-40 tahun): 50 – 55% Berat Badan

· Pria dewasa (20-40 tahun): 55 – 60% Berat Badan

· Usia lanjut : 45-50% Berat Badan

Fungsi Cairan

a. Pelarut universal

1) Senyawa bergerak lebih cepat dan mudah

2) Berperan dalam reaksi kimia.

Contoh: Glukosa larut dalam darah dan masuk ke sel

3) Sebagai medium untuk reaksi metabolisme dalam sel


4) Transport nutrient, membersihkan produk metabolisme dan substansi lain

b. Pengaturan suhu tubuh

1) Mampu menyerap panas dalam jumlah besar

2) Membuang panas dari jaringan yang menghasilkan panas

Contoh: Otot-otot selama excercise

c. Pelicin

1) Mengurangi gesekkan (sebagai pelumas)

. Reaksi- d reaksi kimia

1) Pemecahan karbohidrat

2) Membentuk protein

e. Pelindung

1) Cairan Cerebro-spinal, cairan amniotic

Komposisi Cairan Tubuh

Cairan tubuh berisikan:

a. Oksigen yang berasal dari paru-paru

b. Nutrien yang berasal dari saluran pencernaan

c. Produk metabolisme seperti karbondiokasida

d. Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul yang disebut juga elektrolit. Seperti
misalnya sodium klorida dipecah menjadi satu ion Natrium atau sodium (Na+) dan satu ion klorida (Cl–).
Ion yang bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan negatif disebut anion

Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular (CIS) dan Cairan Ektraselular
(CES)

a. Cairan Intraselular

Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh. Cairan ini berfungsi sebagai
media penting dalam proses kimia. Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat
badan. Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah HPO42-,
protein-protein, sedikit HCO3–, SO42-, Cl–

b. Cairan Ekstrasel

Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya sekitar 1/3 dari total cairan tubuh
atau sekita 20% dari berat badan. Cairan ekstrasel berperan dalam transport nutrient, elektrolit dan
okseigen ke sel dan membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian dikeluluarkan dari tubuh, regulasi
panas, sebagai pelumas pada persendian dan membran mukosa, penghancuran makanan dalam proses
pencernaan.
Cairan ekstrasel terdiri dari:

1) Cairan interstisial

Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel misalnya cairan limfe, jumlahnya sekitar
10%-15% dari cairan ekstrasel. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2 kali lipat pada
bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.

2) Cairan intavaskuler

Cairan Intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam pembuluh darah misalnya plasma, jumlahnya
sekitar 5% dari cairan ekstrasel. Hingga saat ini belum ada alat yang tepat/pasti untuk mengukur jumlah
darah seseorang, tetapi jumlah darah tersebut dapat diperkirakan sesuai dengan jenis kelamin dan usia,
komposisi darah terdiri dari kurang lebih 55%plasma, dan 45% sisanya terdiri dari komponen darah
seperti sel darah merah, sel darah putih dan platelet.

3) Cairan transelular

Cairan Transelular merupakan cairan yang berada pada ruang khusus seperti cairan serebrospinalis,
perikardium, pleura, sinova, air mata, intaokuler dan sekresi lambung, jumlahnya sekitar 1%-3%.

Didalam cairan ekstrasel terdapat elektrolit kation terbanyak Na+,sedikit K+, Ca2+, Mg2+ serta elektrolit
anion terbanyak Cl– , HCO3–, protein pada plasma, sedikit HPO42-SO42-.

Human Body:

1. Tissue (40%)
2. Fluid (60%)
 Ekstraselular (20%)
 Intraselular (40%) -> Interstisial (10-15%), Intravaskluler (5%), dan Transeluler (1-3%)

Definisi Elektrolit dan kebutuhan elektrolit

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen,
nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam
akan dipecah menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl–. Pecahan elektrolit
tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus litrik. Elektrolit adalah substansi ion-ion yang
bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah
milliequivalent (mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.

Ion-ion positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium, dan magnesium

ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat.

a. Keseimbangan Elektrolit

Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit akan mempengaruhi
keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam
mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi
reaksi neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan
ekstrasel yaitu natrium dan kalium.
1) Keseimbangan Natrium/sodium (Na+)

Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan dalam
keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium didapat dari saluran pencernaan,
makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran
ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit. Pengaturan konsentrasi ion natrium
dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan
sehingga konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium
serum maka akan merangsang pelepasan ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal 135-
148 mEq/Lt

2) Keseimbangan kalium/potassium (K+)

Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98% berada pada cairan intasel,
hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh melalaui makanan seperti daging, buah-
buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt.

3) Keseimbangan Kalsium (Ca2+)

Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan fosfor membentuk
mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi usus dan reabsorpsi tulang.
Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi
kalsium dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar
kalsium rendah maka hormon paratiroid dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium
pada tulang dan jika terjadi peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk
menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt.

4) Keseimbangan Magnesium (Mg2+)

Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam metabolisme sel,
sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung. Sumbernya didapat dari makanan seperti
sayuran hijau, daging dan ikan. Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi
dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid.

5) Keseimbangan Fosfor (PO4–)

Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel, tulang, otot rangka dan
jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah
merah, metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa,
regulassi kadar kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan dari makanan daging, ikan
dan susu. Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid
dan berhubungan dengan kadar kalsium. Jika kadar kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat
demikian sebaliknya. Jumlah normal sekitar 2,5-4,5 mEq/Lt.

6) Keseimbangan Klorida (Cl–)

Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam pengaturan osmolaritas
serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam basa, berperan dalam buffer pertukaran
oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah. Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal.
Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida yang normal dalam darah orang dewasa
adalah 95-108mEq/Lt.

7) Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan fungsi utama yaitu regulasi
keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam kuat untuk
membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-
29mEq/Lt.

b. Pengaturan dan Fungsi Elektrolit

Elektrolit Pengaturan Fungsi

Sodium ( )  Reabsorpsi dan sekresi ginjal


 Aldosteron,meningkatkan reabsorpsi natrium di duktus
kolekting nefron
 Pengaturan dan distribusi volume cairan ekstrasel
 Mempertahankan volume darah
 Menghantarkan impuls saraf dan kontraksi otot

Potassium ( )  Sekresi dan konservasi oleh ginjal


 Aldosteron meningkatkan pengeluaran
 Pemindahan dalam dan luar sel
 Insulin membantu memindahkan ke dalam sel dan
luar sel,jaringan yang rusak
 Mempertahankan osmolaritas dan cairan intrasel
 Transmisi saraf dan impuls elektrik
 Pengaturan transmisi impuls jantung dan kontraksi
otot
 Pengaturan asam basa
 Kontraksi tulang dan otot polos

Kalsium ( )  Distribusi antara tulang dan cairan ekstrasel


 Hormon paratiroid meningkatkan serum ,kalsitonin
menurunkan kadar serum
 Pembentukan tulang dan gigi
 Transmisi impuls saraf
 Pengaturan kontraksi otot
 Mempertahankan pace maker jantung
 Pembekuan darah
 Aktivitas enzim pancreas,seperti lipase

Magnesium ( )  Dipertahankan dan dikeluarkan oleh ginjal


 Meningkan adsorpsi oleh vitamin D dan hormon
paratiroid
 Metabolisme intrasel
 Pmpa sodium-potasium
 Relaksasi kontraksi otot
 Transmisi impuls saraf
 Pengaturan fungsi jantung

Klorida ( )  Pengeluran dan reabsorpsi bersama sodium dalam


ginjal
 Aldosteron meningkatkan adsorpsi klorida dengan
sodium
 Produksi HCl
 Pengaturan keseimbangan cairan ekstrasel dan
volume vaskuler
 Keseimbangan asam-basa

Pospat ( )  Eksresi dan reabsorpsi oleh ginjal


 Paratiroid hormon menurunkan kadar serum dengan
meningkatkan sekresi ginjal
 Pembentukan tulang dan gigi
 Metabolism karbohidrat,lemak,dan protein
 Metabolisme seluler produksi ATP dan DNA
 Fungsi otot,saraf,dan sel darah merah
 Pengaturan asam-basa
 Pengaturan kadar kalsium

Bikarbonat ( )  Eksresi dan reabsorpsi oleh ginjal


 Pembentukan oleh ginjal
 Buffer utama dalam keseimbangan asam-basa

Jenis Cairan Elektrolit

Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan saline
terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline
yang banyak dipergunakan. Contohnya:

a. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl–, dan Ca2+


b. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl–, Ca2+, dan HCO3–
c. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl–, dan HCO3–

Gangguan/Masalah Kebutuhan Elektolit

a. Hiponatremia

Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai
dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/Lt, mual, muntah dan diare.

b. Hipernatremia

Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai
dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak,
kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam
plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan, air
yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.

c. Hipokalemia

Hipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat
terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare yang berkepanjangan dan
juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-
muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan (aritmia), penurunan
bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEq/L.

d. Hiperkalemia

Hiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi pada
pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik, pembe:rian kalium yang berlebihan melalui
intravena yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia, kelemahan,
jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka rangsang), serta kadar kalium
dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.

e. Hipokalsemia

Hipokalsemia me:rupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai de:ngan
adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L
dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar
gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.

f. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat terjadi pada
pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai
dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam
plasma lebih dari 4,3 mEq/L.

g. Hipomagnesia

Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya
iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi. Kadar
magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.

h. Hipermagnesia
Ilipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan
adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.

Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :

a. Umur

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas
permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b. Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki
peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

c. Diet

Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka
tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan
menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.

d. Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme
ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan
volume darah
e. Kondisi Sakit

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Misalnya :

Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.

Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator


keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

f. Tindakan Medis

Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti :
suction, nasogastric tube dan lain-lain.

g. Pengobatan

Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit
tubuh.

h. Pembedahan

Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

Keseimbangan Asam Basa

Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa, seperti asam karbonat ( ).
Keadaan asam dan basa ditentukan oleh adanya pH cairan tubuh. pH adalah sImbol dari adanya ion
hydrogen dalam larutan pH netral adalah 7, jika dibawah 7 maka disebut asam dan diatas 7 disebut basa.
Sedangkan pH plasma normal aldalah 7,35-7,45. Untuk memperthankan pH plasma normal dalam tubuh
terdapat buffer asam-basa yaitu larutan yang terdiri dari dua atau lebih zat kimia untuk mencegah
terjadinya perubahan ion hydrogen.

Keseimbangan asam-basa ditentukan oleh pengaturan buffer pernafasan dan ginjal.

a. Sistem Buffer

Buffer membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan menetralisir kelebihan asam


melalui pemindahan atau pelepasan ion hydrogen. Jika terjadi kelebihan ion hydrogen pada cairan tubuh
maka buffer akan meningkat ion hydrogen sehingga perubahan pH dapat diminimalisir. Sistem buffer
utama pada cairan ekstraseluler adalah bikarbonat ) dan asam karbonat ( ). Selain itu untuk
mempertahankan keseimbangan pH juga berperan plasma protein,hemoglobin,dan posfat.

b. Pengaturan pernapasan

Paru-paru membantu mengatur keseimbangan asam-basa dengan cara mengeluarkan karbondioksida.


Karbondioksida secara kuat menstimulasi pusat pernapasan. Ketika karbondioksida dan asam bikarbonat
dalam darah meningkat pusat pernapasan distimulasi sehingga menjadi meningkat. Karbondioksida
dikeluarkan dan asam karbonat menjadi turun. Apabila bikarbonat berlabihan maka jumlah pernapasan
akan diturunkan.
Pengaturan pernapasan dan ginjal saling bekerja sama dalam mempertahankan keseimbangan asam
basa. Di paru-paru karbondioksida bereaksi dengan air membentuk asam karbonat, yang kemudian
asam karbonat akan dipecah di ginjal menjadi hidrogen dan bikarbonat.

Paru-Paru Ginjal
CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H + HCO3

(asam karbonat)

c. Pengaturan oleh Ginjal

Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh ginjal relative lebih lama dibandingkan dengan pernapasan
dan sistem buffer yaitu beberapa jam atau beberapa hari stelah adanya ketidak-seimbangan asam-basa.
Ginjal mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan pengeluaran selektif bikarbonat dan ion
hydrogen. Ketika kelebihan hydrogen terjadi dan pH menjadi turun (asidosis) maka ginjal mereabsorpsi
bikarbonat dan mengeluarkan ion hydrogen. Pada keadaaan alkalosis atau pH tinggi,maka ginjal akan
mengeluarkan bikarbonat dan menahan ion hydrogen. Normalnya kadar serum bikarbonat 22-26 mEq/L.

Keseimbangan Asam dan Basa dalam darah


Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.
Satuan derajat keasaman adalah pH:
# pH 7,0 adalah netral
# pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
# pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH
yang sangat tinggi (diatas 14,0).
Darah memiliki pH antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat
kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia
Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya
berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan
yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan.
Penyangga pH yang paliing penting dalam darah menggunakan bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu
komponen asam).
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak
bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah,
maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang
dihasilkan oleh sel.
Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan).
Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan
kecepatan dan kedalaman pernafasan.
Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksidadarah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika
pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.
Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu
mengatur pH darah menit demi menit.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah
satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit
mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit
mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari
sejumlah penyakit.
Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang
serius.

Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab
utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan
pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau
kelainan pernafasan.

Gangguan keseimbangan asam dan basa


A. Asidosis Respiratorik
1. Pengertian

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida
dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam
keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga
pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
2. Penyebab

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal
ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti :
a. Emfisema
b. Bronkitis kronis
c. Pneumonia berat
d. Edema pulmoner
f. Asma.

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat,
yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau
otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.

3. Gejala

Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk
akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam
beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam
jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan
menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.

4. Diagnose
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran
karbondioksida dari darah arteri.

5. Pengobatan

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru. Obat-obatan untuk
memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan
emfisema.

Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan
buatan dengan bantuan ventilator mekanik.

B. Asidosis Metabolik

1. Pengertian

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar
bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha
tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan
lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak
asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

2. Penyebab

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama adalah :


a. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang
diubah menjadi asam.

Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat
menyebabkan asidosis metabolik.

b. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh dapat menghasilkan
asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah
diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut,
dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.

c. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang
semestinya.

Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara
normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada
penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang
asam.
1. Penyebab utama dari asidois metabolik : Gagal ginjal
2. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
3. Ketoasidosis diabetikum
4. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
5. Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau
amonium klorida
6. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, leostomi atau
kolostomi.
3. Gejala

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan mual,
muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan
penderita tidak memperhatikan hal ini.

Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa
mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan
darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.

4. Diagnosa

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah
arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena
tidak akurat untuk mengukur pH darah.

Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam
darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.

Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu
diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik
yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air
kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.

5. Pengobatan

Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh, diabetes dikendalikan
dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.
Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.

Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya
cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya.

Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya
memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.
C. Alkalosis Respiratorik

1. Pengertian

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat
dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

2. Penyebab

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah
karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan
adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah :

a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin.

3. Gejala

Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal
disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan
kesadaran.
4. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri. pH darah
juga sering meningkat.
5. Pengobatan

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika


penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika
penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan
kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.

Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian
menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang
dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi
akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan
alkalosis respiratorik.

D. Alkalosis Metabolic

1. Pengertian

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar
bikarbonat.

2. Penyebab

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan
sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot
dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah
pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak
basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.

Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang
banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

Penyebab utama akalosis metabolik :

a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)


b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).

3. Gejala
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot;
atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan
spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).

4. Diagnosa

Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.

5. Pengobatan

Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan kalium) . Pada
kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.

Adaptasi Fisiologi Cairan dan Elektrolit pada Ibu Hamil

Cairan dan elektrolit pada masa kehamilan sangat penting dipertahankan,karena pada awal kehamilan
sering mengalami mual dan muntah serta diare yang berakibat pada kekurangan cairan dan elektrolit.
Perasaan mual dan muntah pada awal kehamilan disebabkan karena peningkatan hormon human
Chorionic Gonadotropin ( hCG). Selama kehamilan sekitar 500-900 mEq sodium dipertahankan untuk
kebutuhan fetus. Untuk mencegah pengeluaran sodium yang berlebihan,ginjal meningkatkan reabsorpsi
tubular.

Pada ibu hamil sering disertai penimbunan cairan pada ekstremitas bawah karena terhambatnya aliran
darah sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus rate menurun,hal ini menyebabkan edema.

Prinsip Kebutuhan Cairan pada Ibu Hamil

a. Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari adalah sekitar 6-8 gelas (1500-2000
ml).

b. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12 gelas per hari. atau paling tidak
minum setiap 15 menit sekali.

c. Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketubah.

d. Jika mual-mual dan muntah di trimester pertama tidak diimbangi dengan usaha memasukkan
kembali makanan dan minuman, maka terjadi dehidrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Aris, Setiawan dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mhasiswa Kebidanan. Jakarta: TIM

Sacharin,Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Uliyah, Musrifatul dkk. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika

Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa. Diunduh


darihttp://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-cairan-elektroli (Diakses 14 November
2011)
Elis. 2009. Kebutuhan Cairan pada Ibu Hamil. Diunduh
dari http://elisdcabi.blogspot.com/2009/11/kebutuhan-cairan-pada-ibu-hamil.html (Diakses 15 November
2011)
Yasir. 2009. Keseimbangan Cairan Tubuh dan Asam-Basa. Diunduh
darihttp://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/02/keseimbangan-cairan-tubuh-dan-asam-
basa.html (Diakses 14 November 2011)
Siswanto. 2006. Kebutuhan cairan dan elektrolit. Diunduh
dari http://www.sisroom.blogspot.com/2006/05/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html (diakses 14
November 2011)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/kekuatan-asam-dan-basa/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/konsep-ph-poh-dan-pkw/
http://www.smkn1bandung.com/modul/adaptip/adaptif_kimia/larutan_asam_dan_basa.pdf
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/sifat-sifat-asam-basa-dan-garam/

Anda mungkin juga menyukai