Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat
khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem
tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan,
bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari
sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas
memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing
mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan
baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar
hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem saraf.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yamg dimaksud dengan sistem saraf ?
2. Sebutkan dan jelaskan bagian – bagian sistem saraf ?
3. Sebutkan susunan saraf ?
4. Jelaskan mekanisme penghantar implus ?
5. Sebutkan kelainan yang terjadi pada sistem saraf ?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami tentang definisi sistem saraf.
2. Mahasiswa mampu memahami bagian-bagian dari siste saraf.
3. Mahasiswa mampu memahami susunan saraf.
4. Mahasiswa mampu memahami mekanisme penghantar implus.
5. Mahasiswa mampu memahami tentang kelainan yang terjadi pada sistem saraf.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Saraf


Sistem syaraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus
yang disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal
antara berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem syaraf terdiri dari dua
bagian, pusat dan perifer. Sistem syaraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem syaraf perifer terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang
disebut ganglia, dan syaraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem syaraf
pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur syaraf yang kompleks.
Di sistem syaraf enterik, suatu subsistem dari sistem syaraf perifer, memiliki
kapasitas, bahkan ketika dipisahkan dari sisa dari sistem syaraf melalui sambungan primer
oleh syaraf vagus, untuk berfungsi dengan mandiri dalam mengendalikan sistem
gastrointestinal.
Neuron mengirimkan sinyal ke sel lain sebagai gelombang elektrokimia perjalanan
sepanjang serat tipis yang disebut akson, yang menyebabkan zat kimia yang disebut
neurotransmitter yang akan dirilis di persimpangan yang disebut sinapsis. Sebuah sel
yang menerima sinyal sinaptik mungkin bersemangat, terhambat, atau sebaliknya
dimodulasi.
Sensorik neuron diaktifkan oleh rangsangan fisik menimpa mereka, dan mengirim
sinyal yang menginformasikan sistem syaraf pusat negara bagian tubuh dan lingkungan
eksternal. Motor neuron, terletak baik dalam sistem syaraf pusat atau di perifer ganglia,
menghubungkan sistem syaraf otot atau organ-organ efektor lain. Sentral neuron, yang
pada vertebrata sangat lebih banyak daripada jenis lain, membuat semua input dan
output mereka koneksi dengan neuron lain.
Interaksi dari semua jenis bentuk neuron sirkuit neural yang menghasilkan suatu
organisme persepsi dari dunia dan menentukan perilaku. Seiring dengan neuron, sistem
syaraf mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut sel-sel glial (atau hanya glia), yang
menyediakan dukungan struktural dan metabolik.
Sistem syaraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem syaraf
memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.

2
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem syaraf,
yaitu:
1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh syaraf itu sendiri. Syaraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel syaraf disebut neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

2.2 Bagian bagian sel saraf.


2.2.1 Sel-sel neuron terdiri atas beberapa bagian berikut :
a. Badan sel
Badan sel syaraf merupakan bagian yang paling besar dari sel syaraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada
badan sel syaraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi,
lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma
tempat transportasi sintesis protein.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel syaraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel syaraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput
mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan
yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit.

3
2.2.2 Berdasarkan Struktur dan Fungsinya
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu
sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1. Sel saraf sensori
Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk
ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan
dengan alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai
penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan
sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan
saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motor
Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson
yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan
dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim
impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari
tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat.
Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan
aksonnya dapat sangat panjang.
3. Sel saraf intermediet (Neuron konektor)
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

2.3 Susunan sistem saraf

2.3.1 Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan dari rangka.

1. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan,
belahan kanan mengendalikan belahan kiri.Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat
untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.Otak juga
sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan
kemauan.Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna
kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu

4
a. Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon.
Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).Diencephalon
berkembang menjadi thalamus, hipotamus.

b. Otak besar (Cerebrum)


Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau
sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang
(area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar
kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis,
berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat
penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk
pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur
kepentingan biologis lainnya.

c. Otak tengah (Mesencephalon)


Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.

d. Otak belakang (Rhombencephalon)


Otak belakang menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon
berkembang menjadi cereebelum dan ponsvarolli. Sedangkan mielencephalon
berkembang menjadi medula oblogata.

e. Otak kecil (serebelum)


Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.Bila ada rangsangan yang merugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

5
2. Sumsum tulang belakang
1. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak.Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan,
dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak
refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

2. Jembatan varol (pons varoli)


Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang..

3. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna
kelabu.Padapenampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui
tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk
ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung
(asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor

2.3.2 Sistem Saraf Perifer (Tepi)

Pada sistem saraf tepi (perifer) terdapat dua sistem saraf yakni saraf sadar (somatik)
dan sistem saraf tak sadar (otonom). Kedua jenis sel saraf ini terdiri dari sistem saraf
sensorik dan motorik sehingga mampu menjadi perantara impuls antara tubuh dengan
sistem saraf pusat.

Arah impuls pada sistem saraf tepi terbagi menjadi dua yakni sistem aferen dan
sistem eferen. Sistem aferen mengandung sel saraf yang dapat menghantarkan informasi
dan reseptor ke sistem saraf pusat. Sedangkan sistem saraf eferen mengandung sel saraf
yang dapat menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar. Nah,
setiap serabut saraf otak ini terhubung dengan organ atau otot manusia, misalnya
terhubung ke hidung, telinga dll.

6
A. Sistem saraf sadar (somatik)

Sistem saraf sadar mengandung saraf eferen sehingga mampu menghasilkan


gerakan di jaringan otot rangka. Sistem saraf ini bekerja sesuai dengan kesadaran
kita, misalnya saat makan, mencuci baju, membajak sawah dll. Sistem saraf sadar
akan meneruskan impuls dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat dan
meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh.

Sistem saraf sadar tersusun atas saraf kranial dan saraf spinal.

a. Saraf kranial

Saraf kranial manusia ada 12 pasang saraf yang mencuat keluar dari otak. Saraf ini
terletak di kranium/tengkorak, sebuah letak yang dekat dengan sistem saraf pusat
manusia. Sistem saraf kranial terhubung dengan organ yang berada di seputar kepala
dan leher seperti telinga, mata, hidung, mulut dan lidah. Ini tidak termasuk saraf
terminal yang kecil.

Berikut 12 pasang saraf kranial dan asalnya.

Gambar. Jenis-Jenis Saraf Beserta Asalnya (Sumber: Endang Sri Lestari Hal. 298-299)

7
Dari kedua belas nama saraf kranial di atas,

 saraf nomor I, II dan VIII terdiri dari neuron-neuron sensorik


 saraf nomor III, IV, VI, XI dan XII terdiri dari neuron-neuron motorik.
 Saraf nomor V, VII dan IX terdiri atas gabungan neuron motorik dan sensorik.
 Saraf nomor X (nervus vagus) disebut sebagai saraf pengembara karena
memiliki wilayah jelajah yang sangat luas.

Gambar. Saraf kranial (Sumber: Essensial of Anatomy and Physiology, 2000)

b. Saraf spinal

Urat saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang (8 nervi


cervicales/leher, 12 nervi thoracici/punggung, 5 nervi lumbales/pinggang, 5 nervi
sacrales/pinggul dan 1 nervus coccygeus/ekor) yang terdapat di dalam tulang
belakang. Saraf ini merupakan gabungan dari neuron sensorik dan motorik. Semua
saraf sensorik masuk ke dalam sumsum tulang belakang melalui akar dorsal dan
semua dendritnya berasal dari reseptor sedangkan semua saraf motorik keluar
dari sumsum tulang belakang melalui akar ventral dan semua neuritnya menuju
ke efektor.

B. Sistem Saraf otonom

Sistem saraf otonom merupakan saraf yang mengatur organ tubuh yang bergerak
secara otomatis. Saraf otonom biasa disebut sebagai saraf motorik dimana terdiri dari
dua saraf yakni saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Kedua saraf ini memiliki fungsi
yang berlawanan sehingga tercipta suatu keseimbangan.

8
a. Saraf simpatik

Saraf simpatik terletak di depan ruas tulang belakang. Adapun fungsi dari organ
ini antara lain memacu dan menghambat kinerja organ tubuh. Fungsi memacu organ
tubuh misalnya memperbesar bronkus, memperbesar pupil mata dan memacu detak
jantung. Sedangkan fungsinya dalam menghambat kinerja organ misalnya
menghambat ereksi serta menghambat kontraksi kantong seni.

b. Saraf parasimpatik

Saraf parasimpatik memiliki fungsi kebalikannya dari saraf simpati, misalnya


memperkecil bronkus, memperkecil pupil mata, menghambat kerja jantung,
memperbesar ereksi dan memperbesar kontraksi kantong seni.

Gambar. Pembagian kerja sistem saraf simpatik dan parasimpatik (Sumber: Biology
2, Kimball, 1999)

9
2.4 Mekanisme Penghantar Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron.Impuls dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan
terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor.

Gerakan tersebut adalah sebagai berikut


1. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh
saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

2. Gerak refleks
refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Gerak refleks
berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan,
tanpa memerlukan kontrol dari otak. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan
pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian
diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung
(asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut
lengkung refleks. Contoh gerak refleks, misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

2.5 Kelainan yang Terjadi Pada Sistem Saraf

1. Kerusakan pada saraf nervus okulo-motorius

Kerusakan pada saraf ini akan mengakibatkan ptosis, juling, kehilangan


refleks terhadap cahaya dan daya akomodasi.

2. Bell’s Palsy
Bell’s Palsy adalah gangguan akut pada serabut motorik bawah dari nervus
fasialis ini. Hal itu akan mengakibatkan bahwa bagian wajah yang terserang tidak
dapat bergerak, mata selalu terbuka, air mata menggenangi wajah, dan makanan
bertumpuk pada sisi ruang dalam mulut. Kendati kebanyakan kasus kelumpuhan
Bell ini dapat sembuh secara sempurna, penyebab kelumpuhan itu sendiri sangat
sedikit diketahui.

10
3. Hemiplegia
Hemiplegia adalah contoh kerusakan pada neuron motorik atas, dimana otot
– otot sebetulnya bukan lumpuh, tetapi lemah dan kehilangan control. Otot pada
anggota gerak dapat menjadi spastic, dan gerakan tidak sadar dapat terjadi serta
tidak terkendali, sehingga sering menimbulkan kejang – kejang dan kaku.

4. Poliomielitis
Poliomielitis adalah contoh kerusakan neuron motorik bawah, dimana otot
yang terserang menjadi lumpuh dan lemah, juga mengecil dan kehilangan refleks –
refleks normal. Bila penderita adalah anak-anak, anggota geraknya tidak dapat
berkembang.

5. Terputusnya Serabut Saraf Campuran


Terputusnya serabut saraf campuran yang lazim terjadi pada kecelakaan lalu
lintas dapat menyebabkan daerah – daerah yang dilayaninya kehilangan
kemampuan bergerak, karena hal ini merupakan cedera neuron motorik bawah
yang menyebabka hilangnya perasaan. Cedera pada serabut saraf tepi dapat
diperbaiki melalui pembedahan, tetapi jika cedera tersebut terjadi pada serabut
saraf utama anggota gerak, dibutuhkan waktu cukup lama untuk menyembuhkan
atau menumbuhkan kembali saraf yang cedera itu. Sementara itu, fisioterapi perlu
diterapkan guna membantu proses ini dan mempertahankan tonus otot yang
terserang.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks,


sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf
mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan
aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka
terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena
kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk
dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan
merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk
kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas
memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan.

12

Anda mungkin juga menyukai