MRI
MSS BLOK 9 WEEK 2 3
Umur saat operasi
lebih awal lebih baik (60-80 hari setelah lahir)
Gambaran anatomi duktus biliaris ekstra
hepatal
Ukuran duktus biliaris ekstra hepatal
Ada / tidaknya sirosis hepatis
Ada / tidaknya kolangitis
Kemungkinan dapat / tidaknya dilakukannya
transplantasi / cangkok hati
Transmisi
Materi hepatitis ini lanjutan materi yg sebelumnya ya
gaess, ini bakalan bahas tentang jenis2 hepatitis dan ❖ Vertikal : ibu ke anak
tetebengeknya. Yang khoat yaww! (HbeAg (+) → 90%, HbsAg (+) → 10%)
- Bayi yg tertular → 90% infeksi kronis, 25%
Review dikit :
meninggal
Hepatitis adlh proses inflamasi dan atau nekrosis - Bayi yg terinfeksi dari ibu pengidap HBV yg
hepatosit serta infiltrasi panlobular oleh sel mononuklear dpt ASI & belum nerima imunoprofilaksis
yg disebabkan oleh virus, obat, toksin, gangguan berisiko tertular sama besarnya dg bayi yg
metabolik, autoimun. minum susu sapi (formula)
Toleransi imunologis → virusnya bereplikasi di hati tanpa hipoalbuminemia) penanda replikasi aktif,
muntah, diare, nyeri perut, rambut rontok Bayi, anak, kontak erat dg pengidap, petugas lab, petugas
• Autoimun : antibodi anti-interferon, RS, penderita penyakit darah
hipertiroid, hipotiroid, diabetes, anemis
Pencegahan transmisi vertikal bagi bayi :
hemolitik, purpura trombositopeni
• Hematologis : trombositopeni, leukopeni, - Imunisasi pasif : HBIg 200 IU (0,5 ml) → IM, dlm
anemia 12 jam maks 24 jam
• Imunologis : mudah terinfeksi → bronkitis, - Imunisasi aktif : vaksin hepatitis B 0,5 ml → IM,
sinusitis, abses kulit, ISK, peritonitis, sepsis segera setelah lahir (12 jam sesudah lahir) pd sisi
• Nerologis : sulit konsentrasi, apatis, paha lainnya. Dosis ke-2 & 3 sesuai jadwal
kejang, koma, penurunan pendengaran & - Ibu ttp menyusui, tp bla ada luka pd puting susu
penglihatan, tinitus, vertigo, perdarahan dan ibu HBV, sebaiknya tdk menyusui
retina
Pmrx penanda infeksi HBV bagi bayi dg ibu HbsAg(+)
• Psikologis : gelisah, iritabel, depresi, pasca imunisasi pd umur 12 bulan
paranoid
Nonresponden → imunisasi ulang dg 3x suntikan → 50%
- Cek klinis & LAB (ALT, AST, albumin, bilirubin,
seroproktetif
darah tepi) tiap 4 minggu
- Cek HbsAg, HbeAg, DNA HBV saat mulai, pasca HEPATITIS C
dan 6 bulan sesudah terapi
VIROLOGI
- Dosis diturunkan/ terapi di gentikan bila :
➔ Dekompensasi hati, depresi sumsum tulang, Virus RNA, famili Flaviviridae & Pestivirus, uk. 30–60 nm
depresi berat, efek samping berat Mampu menghindari respon imunologis → daya proteksi
➔ Relaps : 14% pd tahun pertama pasca terapi - Lebih sulit dideteksi untuk penegakan diagnosis
- Meghambat replikasi
- Lamivudin lebih efekif & efek samping sedikit
drpd interferon
• Dosis : 3 mg/kgBB, 1x/hari, 1 tahun
Penularan dalam anggota keluarga - Anti HCV terdeteksi setelah beberapa minggu /
bulan
- Insidens 0-11%
- 15% sembuh spontan, 85% menjadi kronis.
- Transmisi dari anak kepada saudaranya rendah.
- Jarang menyebabkan gagal hati fulminan
Penularan vertikal dari ibu ke bayi Hepatitis C Kronis
- Mekanisme persistensi virus belum diketahui,
- Lebih jarang (3-6%) drpd HBV → titer HCV lebih
diduga mutasi
rendah → kecuali ibu HIV → viral load ↑ ↑
- Malaise, mual, mialgia, rasa tak enak perut kanan
- Saat persalinan pervaginam maupun operasi.
atas, gatal-2, BB ↓
- RNA HCV ↑ ↑, transmisi ↑ ↑
- Gejala ekstrahepatik : hematologi, autoimun,
- Deteksi : cek anti HCV usia 15 bln antibodi ibu
mata, sendi, kulit, paru, ginjal, neurologi.
sudah sangat turun
- 30% SGPT normal, 70% naik 3 x normal.
- SGPT ↑ diatas usia 3 bulan, diduga kuat transmisi
- Bilirubin & alkali fosfatase normal, kecuali fase
vertikal
lanjut
- Gejala tampak usia >3 bln, 3-18 bln gejala (-),
transmisi vertikal (-)
Sirosis Hati
organ, hemodialisis, HIV) & awal perjalanan - Dosis interferon : 3 MU/m2 , 3x / minggu
Virologi
Kemungkinan akibat dari infeksi HDV
Patogenesis
Pengobatan
Virus sitopatik dan mekanismenya belum jelas namun nukleotida golongan flaviridae
• Kolestatik : statis empedu pd kanalikuli & 1) Horisontal : melalui darah → transfusi berulang
parenkim sel dan obat IV (intravena)
• Standar : sama dgn infeksi virus hpptis lain 2) Vertikal : inapparent parenteral → ibu ke bayi
Respon imun humoral menimbulkan IgM & IgG anti HEV saat persalinan dan perinatal
Bervariasi dgn inkubasi selama 2-9 minggu Apabila terinfeksi HGV akan terjaid viremia dan tidak ada
kerusakan hepatosit yg berarti ALT nya normal. Punya
Bentuk subklinisnya berupa gejala flu, dan bentuk
sifat biologis kayak virus Epstein-Barr atau CMV
klinisnya berupa ikterik sembuh total
Gejala Klinis
Perbaikan hiperbilirubinemia & ALT 3 minggu sejak onset,
dan tidak ada bentuk kronik ✓ Gak ada gejala peradangan hati
✓ Koinfeksi dg virus lain tidak memperberat
Diagnosis
perjalanan penyakit
➢ Mikroskop elektron imun (IEM) untuk deteksi
✓ Gak sampai kronisitas
virus dari tinja
Diagnosis
➢ Fluorescent antibody-blocking assay : deteksi
antibodi sepsifik
MSS BLOK 9 WEEK 2 13
➢ Adanya virus RNA HGV
➢ Teknik pmrx :
PCR, branched DNA, dan ELISA (Deteksi pd fase
konvalesen/infeksi lampau)
Pencegahan
PENDAHULUAN
Merangsang sel plasma IgE
• Angka kejadian alergi makanan terus
meningkat, ini bisa disebabkan karena pola IgE menempel pada reseptor sel mast
makan dan lingkungan
• 6-8% anak <3 tahun pernah mengalami alergi Sel mast tersensitisasi
makanan
Usia anak Pajanan ulang
>5 tahun → imunitas dianggap sudah
sempurna Allergen menempel pada sel mast sensitisasi
<5 tahun → imunitas masih berkembang,
masih bisa berubah-ubah Degradasi & degranulasi sel mast
Jadi, tes alergi pada anak sebaiknya dilakukan
pada usia >5 tahun Pelepasan mediator :
• Prevalensi : Faktor kemotaktik → menarik neutrofil &
Susu sapi 1,9-3,9% → paling banyak eosinofil → mengeluarkan MBP (major basic
Telur (putih telurnya ) 2,6% protein) → merusak epitel → faktor relaksasi
Kacang-kacangan 0,4-0,6% dlm epitel ↓ → kontraksi otot polos
HIPERSENSITIVITAS GASTROINTESTINAL
GEJALA
Dehidrasi
Konstipasi
Gangguan pertumbuhan
TERAPI
b. Fungtional dyspepsia
Semua pasien dengan gejala dispepsia, yang
telah berlangsung beberapa minggu (2 minggu
atau lebih), tanpa didapatkan kelainan atau
gangguan organik berdasarkan pemeriksaan
laboratorium, radiologi dan endoskopi
B. DISPEPSIA
4) Pengelolaan
1) Definisi dan Gejala
a. Uninvestigated dyspepsia
Dispepsia adalah:
Singkirkan dahulu alarm symptom
Suatu sindroma klinik yang gejalanya terdiri
(anemia, berat-badan menurun,
atas:
anoreksia, gejala progresif tidak lama
- Rasa tidak nyaman yang berpusat pada
setelah onset gejala, melena,
perut bagian atas (Nausea, Vomitus
hematemesis dan disfagia)
Kembung, Rasa penuh, Nyeri epigastrium)
Terapi empirik: selama 4 minggu
- Bersifat kontinu atau hilang timbul
berdasarkan gejala yang dominan
sedikitnya selama 12 minggu, dalam
waktu 12 bulan (1tahun).
Bila respons baik --- lanjutkan terapi.
Bila tidak ada respons/terjadi relaps awal:
2) Penyebab
– lakukan pemeriksaan H. pylori & terapi
Dalam saluran cerna:
selanjutnya berdasarkan hasil
– Tukak peptik
pemeriksaan tersebut.
– Gastritis
– Cara lain dengan langsung
– Keganasan
menerapkan strategi test and treat
Hepato-bilier:
– Hepatitis
Test dilakukan dgn menggunakan tes baku
– Kolesistitis
emas untuk mendeteksi H. pylori, yaitu
Obat-obatan:
– Urea Breath Test (UBT)
– OAINS
– Stool Antigen (HpSA)
– Teofilin
– pemeriksaan serologis
– Digitalis
MSS BLOK 9 WEEK 2 22
1) Definisi
Proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa gaster
2) Jenisnya
1. Gastritis akut
▪ Infeksi akut H. pylori
▪ Infeksi akut lainnya :
– bakteri lain
Eradikasi H. pylori (The Maastricht 2-2000 – Helicobacter helmanni
Consensus Report) – Phlegmonous
– Mycobacterial
• Sebagai lini pertama dapat diberikan PPI
– Syphilitic
(misalnya Rabeprazole) atau Ranitidine
– Virus
Bismuth Citrate (RBC)
– Parasit
• Dosis standart
– Jamur
• + Klaritromisin 500 mg 2x/hari +
2. Gastritis kronik atrofik
amoksisilin 1000 mg 2x/hari atau
Tipe A : autoimun, predominan corpus;
metronidazol 500 mg 2x/hari
Tipe B : karena H. pylori, predominan
• Minimum 7 hari.
antral, Indeterminant.
• Evaluasi selama 4 minggu
3. Bentuk tidak lazim
• Dan bila masih positif, terapi kuadripel
• Limfositik
dapat diberikan dengan menambahkan
• Eosinofilik
RBC 4 x 200 mg selama 2 minggu
• Penyakit Crohn
• Sarkoidosis
b. Dispepsia Fungsional
• Isolated granulomatous gastritis
Dilakukan dengan memberikan:
- Obat-obat supresi asam (H2 antagonis
reseptor, PPI, antasida)
-Prokinetik (metoklopropamid,
domperidon)
- Protektif mukosa
- Eradikasi H. pylori
- Antiensietas / antidepresi
C. GASTRITIS
3) Gejala Klinis
Ringan: Asimptomatik
Berat:
D. TUKAK PEPTIK
2) Epidemiologi
Pria = wanita
Sering pada usia lanjut dan kelompok sosial
1) Pendahuluan ekonomi rendah
Istilah tukak peptik mencakup:
a. Ulkus duodenum
b. Ulkus gaster
2) Asal Perdarahan
• Perdarahan saluran cerna bagian atas:
Saluran pencernaan bagian atas (GI)
terletak di antara mulut dan saluran keluar
lambung.
• Perdarahan GI bagian bawah: Saluran GI
5) Terapi bagian bawah terletak dari saluran keluar
Terapi Empiris (PPI Test) lambung ke anus (termasuk usus besar
▪ Dilakukan dengan cara: dan kecil).
– PPI dosis ganda
– Selama 1-2 minggu 3) Tipe Perdarahan
– Dilakukan pada pasien yang diduga • Hematemesis.
menderita GERD tanpa dilakukan • Melena.
investigasi dengan pemeriksaan • Hematochezia.
endoskopi. • Perdarahan dari pemeriksaan tinja (guaiac
– Positif, bila: lebih >75% keluhan hilang test).
setelah pemberian obat tersebut selama • Gejala kehilangan darah/anemia.
1 minggu.
Past complicated
13.5
ulcer
Multiple NSAIDs 9
High-dose NSAIDs 7
Anticoagulant 6.4
Past uncomplicated
6.1
ulcer
Age >70 years 5.6
SSRIs 3.6
Steroids 2.2
0 5 10 15
Odds Ratio for Risk of Ulcer
Complications
c. Interventional, Non-surgical
• Endoscopic Banding
• Endoscopic Sclerotherapy
Instrumen
Endoscopic Variceal Band Ligation
Epidemiologi
- Resiko kanker
UC : CRC, Cholangio
DC : CRC, sm BWL
Yang terkait :
Tidak ditemukan di colon tapi di tempat lain,
1. Eritema nodusum Gambaran CD vs Pseudomembrane colitis
2. Peripheral arthritis
3. Optholmologic manifestasi
Tidak terkait :
1. Ankylosing Spondylitis / Axial Arthritis
2. Primary sclerosing cholangitis
3. Batu empedu
Hubungan untuk disease kurang jelas:
Gambaran UC yang bersifat Continues
1. Pioderma gangrenosum
2. Metabolic bone disease
3. Batu ginjal
Eksaserbasi akut :
- Bisa steroid untuk mengatasi inflamasi,
siklosporin atau infliximab untuk
mempertahakan, atau kalo udah akut bgt
bisa induksi pakai Infliximab / Adalimumab
- AZA / 6MP untuk pemeliharaan
- Bedah dibutuhkan komplikasi penyakit toksik
megakolon
Antibiotik
Temuan Laboratorium:
Studi gambar:
Soal:
- Zenker's
- Killian-Jamieson
- Epiphrenic
- Midesophagus
- Aortopulmonary recess
ACHALASIA
CRETER
GASTER
Mikroskopis
Sirosis itu
1. Sirosis makronodularis
a. Hepatitis virus
Nah apa sih sirosis hati itu? b. Intoksikasi
c. Penyakit wilson (akumulasi tembaga)
Jadi sirosis merupakan keadaan berubahnya sebagian 2. Sirosis mikronodular
besar parenkim hati dalam beberapa nodulus satu a. Kekurangan gizi
dengan yang lain dengan lembaran jaringan ikat. b. alkoholisme
Sifat Sirosis hati itu gimana to? Progresif dan irreversibel. c. Hemokromatosis
d. Sumbatan saluran bilier (sirosis bilier)
Faktor terjadinya sirosis: 3. Sirosis bentuk campuran
1. Alkohol (kamu enak tapi jahat ☹ ) (Makro dan mikro nodular)
2. Hepatitis B dan C Mikronodular Cirrhosis
3. Overdosis Fe3+
4. Obesitas - Regular/teratur
5. Autoimun - Uniform
- Nodul kecil diamter 3 mm
Makroskopis - Penyebab tersering: Alkohol
1. Akuisita
a. Sirosis Alkoholik
Pada sirosis mikronodularis disertai
hilangnya asisnus, sedangkan pada sirosis
campuran perkembangan sirosisnya lebih
lambat dari sirosis yang lain.
b. Sirosis Post Hepatis
Jaringan hati lebih kecil daripada sirosis
alkohol. Mikroskopis: Anata nodulus dan
septa fibrotik tidak teratur, septa lebih tebal,
tidak selalu disertai infiltrasi limfosit.
Mikrokopis:
Proliferasi saluran empedu bertambah.
- Ada jaringan lemak Prognosis→ Jelek.
(putih di tengah c. Sirosis biliaris
nodulernya). Terbendungnya empedu dalam waktu lama
- Nodule dikelilingi jaringan fibrosa sampai area (kolestatis) sehingga terjadi proliferasi
portal saluran empedu dan jaringan ikat.
d. Sirosis kardiak
Makronodular Cirrohosis Bukan sirosis sebenarnya. Terjadi fibrosis
- Irregular/tidak teratur sentral dan sklerosis vaskuler.
- Nodul besar, diameter 1 cm 2. Kongenital
- Penyebab tersering hepatitis B a. Hemokromatosis
Akibat peningkatan absorbsi Fe di usus.
Bersifat autosomal resesif. Besi sendiri
bersifat hepatotoksin tanpa disertai reaksi
inflamasi.
b. Penyakit Wilson
Autosom resesif. Memiliki ciri khas defisiensi
pengikat Cu (tembaga) *itulah kenapa kadar
tembaga dalam darah berlebih. Dapat
menyebabkan sirosis portal. Ditandi dengan
kayser fleischer rings (cincin kuning
(Makroskopis)
(Mikroskopis)
1. Ascites
2. Caput medusae
3. Splenomegali
(Splenomagali)
Hemangioma
(Caput medusae)
Mikroskopis:
Makroskopis:
Mikroskopis:
Gejala Klinik:
- Nyeri epigastrium,
- Demam,
- Anoreksia,
- Berkeringat,
- Mual Muntah
- Dapat timbul mendadak dan merupakan suatu
kedaruratan bedah akut atau bisa dengan gejala
Mikroskopis:
ringan
- Terlihat penampang glandular iregular
Morfologi:
- Kadang ditemukan bersamaan dengan HCC
- Tidak menghasilkan garam empedu, namun Kandung empedu membesar dan tegang, berwarna
menghasilkan mucus merah terang atau bebercak keunguan hingga hijau
hitam.
Hepatocholangio Carcinoma
Mikroskopis
- Merupakan tumor campuran dari komponen
liver cell carcinoma dan komponen Reaksi peradangan tidak khas, sama seperti pola
cholangiocarcinoma. peradangan akut biasa yaitu:
- Komponen liver cell carcinoma: → Sel tumor
- Edema
tersusun trabekular, ductular, dan komponen
- Infiltrasi
solid
- Leukosit
- Komponen cholangiocarcinoma: → Sel tumor
- Kongesti vaskular/vasodilatasi
membentuk struktur tubuler, dan produksi
- Pembentukan abses
mucin
- Nekrosis gangrenosa
- Cllision tumor → bila kedua komponen terpisah
tegas maka menurut WHO bukan Cholecystitis Kronik
hepatocholangioma
Dapat merupakan kambuhan atau tanpa riwayat
Kandung Empedu dan Saluran Empedu Ekstra Hepatik sebelumnya.
- Kasus ringan hanya ditemukan limfosit, sel 1. Tumor jinak kandung empedu
plasma dan makrofag di mukosa dan jaringan → papiloma, adenoma, adenomioma.
subserosa. 2. Tumor ganas kandung empedu
- Kasus lenjut terjadi fibrosis muncolok di sub → karsinoma kandung empedu
epitel dan subserosa disertai infiltrasi sel - Sering pada wanita
mononukleus. - Diperkirakan kandung empedu mengandung
- Pembentukan kantung epitel mukosa yang mikroorganisme penginfekasi, mengalami
menembus dinding (sinus Rokitansky-Aschoff) kanker akibat trauma iritatid dan
cukup menonjol → yang ada panahnya. peradangan kronik.
- Sering dijumpai bersama choledocholithiasis 3. Tumor saluran empedu
a. Jinak: Papiloma dan adenoma
b. Ganas: akibat bantu empedu di ductus
cysticus, ductus hepaticus, daerah
ampula vateri.
Kolesterolisis
Makroskopis