Disusun oleh :
KELOMPOK 2
BAHASA PRANCIS
2019
KATA PENGANTAR
Ucapan puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena-Nya kami
diberikan kesehatan dan juga kelancaran dalam menyusun makalah ini yang berjudul
“Perayaan Maulid Nabi”. Maaf jika dalam makalah ini ada banyak kekurangan ataupun
tulisan yang membuat hati pembaca tersinggung dan merasa tidak enak. Semoga
makalah ini memberikan manfaat dan wawasan bagi pembaca seperti apa yang kami
harapkan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Kami mengambil judul “Perayaan Maulid Nabi” karena sampai saat ini masih
terjadi perdebatan tentang hukumnya merayakan Maulid Nabi. Banyak juga yang
memperdebatkan apakah ini sebuah budaya dalam agama islam yang seharusnya tidak
boleh dilakukan atau memang perayaan ini harus diikuti oleh kita yang beragama Islam
dan juga merupakan umat dari Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya, peringatan
Maulid Nabi ini bertujuan untuk memberikan semangat positif dalam beragama Islam.
1.3 Tujuan
Tujuan dibuat makalah ini yaitu untuk mengetahui apakah hukum dari “Perayaan
Maulid Nabi”, apakah perayaan ini boleh dilakukan atau tidak, dan juga memberikan
penjelasan ataupun jawaban dari perdebatan yang terjadi di masyarakat tentang
perayaan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja
(Arab: النبي مولد, Mawlid an-Nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW,
yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam
penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir.
Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh
setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi
kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh Raja Irbil (wilayah Irak
sekarang), bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 Hijriyah.
Dijelaskan oleh Sibth (cucu) Ibn Al-Jauzi bahwa dalam peringatan tersebut, Sultan Al-
Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh ulama dari berbagai disiplin
ilmu, baik ulama dalam bidang ilmu Fiqh, ulama Hadits, ulama dalam bidang ilmu
kalam, ulama usul, para ahli tasawuf, dan lainnya. Sejak tiga hari, sebelum hari
pelaksanaan Maulid Nabi, dia telah melakukan berbagai persiapan. Ribuan kambing
dan unta disembelih untuk hidangan para hadirin yang akan hadir dalam perayaan
Maulid Nabi tersebut. Segenap para ulama saat itu membenarkan dan menyetujui apa
yang dilakukan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut. Mereka semua berpandangan dan
menganggap baik perayaan Maulid Nabi yang digelar untuk pertama kalinya itu.
Para ulama, semenjak zaman Sultan Al-Muzhaffar dan zaman selepasnya hingga
sampai sekarang ini menganggap bahwa perayaan Maulid Nabi adalah sesuatu yang
baik.
Al-Imam Al-Suyuthi menulis karya khusus tentang Maulid yang berjudul “Husn Al-
Maqsid Fi Amal Al-Maulid”. Karena itu perayaan Maulid Nabi, yang biasa dirayakan
pada bulan Rabiul Awal menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia, dari masa ke
masa dan dalam setiap generasi ke generasi. Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan,
Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan
lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan
peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar. Namun juga terdapat pihak lain yang
mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali
mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan
Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk
kembali berjihad dalam membela islam pada masa peperangan.
Merayakan maulid termasuk dalam membesarkan kelahiran para Nabi. Hal yang
berkenaan dengan kelahiran Nabi merupakan sesuatu yang memiliki nilai yang lebih,
sebagaimana halnya tempat kelahiran para nabi.
Dalam Al quran sendiri juga disebutkan doa sejahtera pada hari kelahiran para Nabi
seperti kata Nabi Isa dalam firman Allah surat Maryam ayat 33:
Dalam Al Quran, Allah juga tersebut perintah untuk mengingat hari-hari bersejarah,
hari dimana Allah menurunkan nikmat yang besar pada hari tersebut, seperti dalam
firman Allah surat Ibrahim ayat 5:
“dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah, Sesunguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak
bersyukur.”
Rasulullah sendiri pernah merayakan hari kelahiran beliau sendiri yaitu dengan
berpuasa pada hari senin. Ketika ditanyakan oleh para shahabat beliau menjawab:
“itu adalah hari kelahiranku dan hari diturunkan wahyu atasku”.(H.R. Muslim)
Hadis ini tersebut dalam kitab Shaheh Muslim jilid 2 hal 819. Hadis ini menjadi
landasan yang kuat untuk pelaksanaan maulid walaupun dengan cara yang berbeda
bukan dengan berpuasa seperti Rasululah melainkan dengan memyediakan makanan
dan berzikir dan bershalawat, namun ada titik temunya yaitu mensyukuri kelahiran
Rasulullah saw. Imam As Sayuthy menjadikan hadis ini sebagai landasan dibolehkan
melaksanakan maulid Nabi.
2. Tahlilan
3. Doa bersama
4. Ceramah keagamaan
Yang paling sering dilakukan oleh masyarakat saat ini yaitu poin 2 dan poin 3.
Do’a bersama dan juga ceramah keagamaan pasti selalu ada di tiap perayaan Maulid
Nabi Muhammad SAW dan biasanya dilakukan di malam hari sampai shubuh. Acara
yang disuguhkan dalam peringatan hari kelahiran Nabi ini amat variatif, dan kadang
diselenggarakan sampai hari-hari bulan berikutnya, bulan Rabius Tsany (Bakdo
Mulud). Ada yang hanya mengirimkan masakan-masakan spesial untuk dikirimkan ke
beberapa tetangga kanan dan kiri, ada yang menyelenggarakan upacara sederhana di
rumah masing-masing, ada yang agak besar seperti yang diselenggarakan di mushala
dan masjid-masjid, bahkan ada juga yang menyelenggarakan secara besar-besaran,
dihadiri puluhan ribu umat Islam.
2.3 Hasil Wawancara
Narasumber yang pertama yaitu bernama Dede. Beliau lahir di Garut, beliau adalah
seorang guru ngaji dan Ustadz yang mengajar di salah satu masjid di Garut dekat
tempat tinggal salah satu dari kami.
Kami menanyakan pertanyaan yang ada pada rumusan masalah di makalah ini.
Orang pertama yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW yang saya tahu
itu adalah Syeikh Al-Ayyubi. Beliau merayakan Maulid Nabi Muhammad ini pada
zaman dahulu hanya untuk meningkatkan semangat prajurit islam yang sedang
berperang dalam membela agama islam.
Dari yang saya ketahui, hukum merayakan Nabi Muhammad itu sunnah. Tapi
jika kita sebagai umat muslim menyikapi perayaan Maulid Nabi Muhammad ini
dengan hal-hal yang positif, maka beruntunglah orang itu. Karena akan mendapatkan
rahmat dari Allah SWT.
Narasumber yang ke-2 bernama Wida. Wida merupakan seorang mahasiswa. Wida
lahir di Bandung.
Orang pertama yang merayakan Maulid Nabi? Saya tidak tahu. Tapi saya
termasuk orang yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi ini
memang peristiwa penting yang seharusnya kita peringati tetapi dengan hal-hal yang
sederhana saja.
Seharusnya sih hanya dengan melakukan hal-hal yang positif dan sederhana
saja. Tidak melakukan hal-hal yang menyimpang dari ajaran Rasul. Tidak harus dengan
arak-arakan membawa obor di malam hari. Saya melihat itu sebagai hal yang aneh.
Karena menurut saya hal-hal seperti itu tidak ada di Al-Qur’an, dan yang saya tahu
juga kalau Nabi Muhammad SAW tidak mewajibkan kita harus merayakan Maulid
Nabi ini.
Maaf, saya tidak tahu orang yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW
itu siapa. Saya tidak merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW karena saya bingung
dengan hal tersebut. Apakah itu termasuk sebuah keharusan atau tidak.
Karena saya tidak merayakan, jadi saya tidak tahu seperti apa baiknya
merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tapi mungkin bisa diikuti dengan mengaji
dan ikut acaranya yang dilaksanakan di malam hari seperti yang sering dilakukan teman
saya jika sudah waktunya Maulid Nabi.
Hukumnya saya tidak tahu seperti apa yang saya bilang di awal, tapi yang bisa
saya katakana mungkin hukumnya ini sunnah ya. Karena tidak melakukan atau ikut
merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW ini tidak berdosa dari yang saya ketahui.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebaiknya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ini ditambah dengan
bakti sosial untuk membantu saudara-saudara kita diluar sana yang sedang
membutuhkan bantuan. Tidak hanya pengajian, kajian atau ceramah saja.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Maulid_Nabi_Muhammad