Anda di halaman 1dari 5

Fraktur Iga

Merupakan cedera toraks terbanyak, dan komplikasi yang sering terjadi akibat luka tembus.
Fraktur iga bisa disebabkan pukulan, kontusio, atau penggilasan.

Manifestasi Klinis:

Terlihat gerak pernapasan penderita yang terbatas dan sangat nyeri pada sisi dada yang terkena
trauma, apalagi bila disuruh bernapas dalam. Usahakan mencari jejas luka.

Pada palpasi, tentukan adanya krepitasi akibat adanya udara dalam jaringan subkutan pada
daerah dada yang sakit. Kemudian tiap tulang iga ditekan secara lembut. Bila terdapat fraktur,
akan timbul rasa nyeri yang hebat. Pada kasus yang meragukan, dada ditekan secara lembut
dengan kedua tangan pemeriksa yang masing-masing diletakkan di bagian anterior dan posterior
bagian yang sakit. Biasanya timbul nyeri bila terdapat fraktur iga di daerah tersebut. Cara ini
tidak boleh dila.kukan bila terdapat tanda-tanda efusi pleura atau tanda-tanda trauma intratorakal
lainnya.

Pada perkusi dan auskultasi, tentukan posisi trakea dan jantung untuk melihat adanya pergeseran
mediastinum. Pada fraktur iga sederhana biasanya tidak ditemukan tanda-tanda trauma
intratorakal. Fraktur iga-iga atas, klavikula, atau skapula secara tidak langsung menunjukkan
trauma yang bermakna. Selain itu cedera vaskular harus dicurigai.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Rontgen toraks harus dilakukan untuk menyingkirkan cedera toraks lain, namun
tidak perlu untuk identifikasi fraktur iga.

Penatalaksanaan

Dengan blok saraf interkostal, yaitu pemberian narkotik ataupun relaksan otot merupakan
pengobatan yang adekuat. Pada cedera yang lebih hebat, perawatan rumah sakit diperlukan untuk
menghilangkan nyeri, penanganan batuk, dan pengisapan endotrakeal.

Fraktur Jari-jari Tangan

Ada tiga macam fraktur yang khas:

1. Baseball finger (Mallet finger)

2. Boxer fracture (street fighter’s fracture)

3. Fraktur Bennet

Baseball Finger
Baseball finger (Mallet finger) merupakan fraktur dari basis falang distal pada insersio dari
tendon ekstensor. Ujung jari yang dalam keadaan ekstensi tiba-tiba fleksi pasif pada sendi
interfalang distal karena trauma, sehingga terjadi avulsi fragmen tulang basis falang distal pada
insersi tendon ekstensor jari.

Manifestasi Klinis

Pasien tidak dapat melakukan gerakan ekstensi penuh pada ujung distal falang. Ujung distal
falang selalu dalam posisi fleksi pada sendi interfalang distal dan terdapat hematoma pada
dorsum sendi tersebut.

Penatalaksanaan

Dilakukan imobilisasi menggunakan gips atau metal splinting dengan posisi ujung jari
hiperekstensi pada sendi interfalang distal sedangkan sendi interfalang proksimal dalam posisi
sedikit fleksi (Mallet splint).

Boxer Fracture

Boxer fracture (street fighter’s fracture) merupakan fraktur kolum metakarpal V, dan posisi
kaput metakarpal angulasi ke volar/palmar. Terjadi pada keadaan tidak tahan terhadap trauma
langsung ketika tangan mengepal.

Penatalaksanaan

Reposisi tertutup dengan cara membuat sendi metakarpofalangeal dan interfalang proksimal
dalam keadaan fleksi 90°, kaput metakarpal V didorong ke arah dorsal, lalu imobilisasi dengan
gips selama 3 minggu.

Fraktur Bennet

Fraktur Bennet merupakan fraktur dislokasi basis metakarpal I.

Manifestasi Klinis

Tampak pembengkakan di daerah karpometakarpal (CMC) I, nyeri tekan, dan sakit ketika
digerakkan.

Penatalaksanaan

Dilakukan reposisi tertutup dengan cara melakukan ekstensi dan abduksi dari ibu jari tangan,
diimobilisasi. Kadang-kadang pada keadaan yang tidak stabil, perlu reposisi terbuka dengan
kawat Kirschner atau dilakukan reposisi tertutup di bawah C arm dan diikuti dengan asi dengan
memakai wire (percutaneus pinning).

Fraktur Kompresi Tulang Belakang


Biasanya merupakan fraktur kompresi karena trauma indirek dari atas dan dari bawah. Dapat
menimbulkan fraktur stabil atau tidak stabil.

Manifestasi Klinis

Pada daerah fraktur biasanya didapatkan rasa sakit bila digerakkan dan adanya spasme otot
paravertebra. Bila kepala ditekan ke bawah terasa nyeri. Perlu diperiksa keadaan neurologis serta
kemampuan miksi dan defekasi.

Penatalaksanaan

1. Bila sederhana (stabil atau tak ada gejala neurologik):

a. Istirahat di tempat tidur, telentang dengan dasar keras dan posisi miring ke kiri dan ke kanan
untuk mencegah dekubitus (5 pillow nursing) selama 2 minggu.

b. Bila sakit, diberikan analgetik.

c. Pada fraktur yang stabil, kalau tak merasa sakit lagi setelah 2 minggu latih otot-otot
punggung dalam 1 -2 minggu. Dilanjutkan dengan mobilisasi; belajar duduk, jalan,
memakai brace, dan bila tak ada apa-apa pasien dapat pulang. Pada fraktur yang tidak stabil
ditunggu lebih lama 3 - 4 minggu.

2. Bila dengan kelainan neurologik:

Kelainan neurologik dapat timbul karena edema, hematomieli, kompresi dari fraktur, dan
karena luksasi tulang belakang. Kelainan dapat komplit atau inkomplit. Kalau pada observasi
keadaan neurologis memburuk, segera dilakukan operasi dekompresi, misalnya tindakan
laminektomi dan fiksasi tulang belakang. Pada fraktur tulang belakang dengan defisit
neurologis, indikasi tindakan operatif adalah untuk stabilisasi fraktur, untuk rehabilitasi dini
(duduk, berdiri, dan berjalan). Pada fraktur tulang belakang dengan defisit neurologis yang
dilakukan tindakan konservatif (tanpa operasi), setelah 6 minggu atau fraktur kuat, dilakukan
mobilisasi duduk/berdiri dengan menggunakan external support seperti gips Bohler, gips
korset, jaket Minerva, tergantung dari tempat fraktur. Pemasangan gips korset harus meliputi
manubrium sterni, simfisis, daerah fraktur, dan di bawah ujung skapula.

Fraktur Kruris
Fraktur kruris merupakan akibat terbanyak dari kecelakaan lalu lintas.

Manifestasi Klinis

Gejala yang tampak adanya deformitas angulasi atau endo/eksorotasi. Daerah yang patah tampak
bengkak, juga ditemukan nyeri gerak dan nyeri tekan.

Penatalaksanaan
Pada fraktur tertutup dilakukan reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gips. Caranya pasien
tidur terlentang di atas meja operasi. Kedua lutut dalam posisi fleksi 90°, sedang kedua tungkai
bawah menggantung di tepi meja. Tungkai bawah yang patah ditarik ke arah bawah. Rotasi
diperbaiki. Setelah tereposisi baru dipasang gips melingkar.

Ada beberapa cara pemasangan gips, yaitu:

1. Cara long leg plaster. Gips dipasang mulai dari pangkal jari kaki sampai proksimal femur
dengan sendi talokrural dalam posisi netral, sedang posisi lutut dalam fleksi 15-20°.

2. Cara Sarmiento. Pemasangan gips dimulai dari jari kaki sampai di atas sendi talokrural dengan
molding sekitar maleolus. Setelah kering segera dilanjutkan ke atas sampai 1 inci di bawah
tuberositas tibia dengan molding pada permukaan anterior tibia. Gips dilanjutkan sampai
ujung proksimal patela.

Pada fraktur terbuka dilakukan debrideman luka. Kemudian dilakukan reposisi secara terbuka
tulang yang patah, dilanjutkan dengan imobilisasi. Dapat digunakan cara long leg plaster, hanya
saja untuk fraktur terbuka dibuat jendela di atas luka setelah beberapa hari. Dari lubang jendela
ini luka dirawat sampai sembuh. Dapat juga dengan memakai pen di luar tulang untuk fraktur
terbuka grade III (fiksasi eksterna), contohnya dengan fiksasi eksterna Judet, Roger Anderson,
Hoffman, Screw dan metil metakrilat (INOE teknik).

Diposkan oleh YUNIE di 20:11


Label: Antebrakial Distal, Fraktur Humerus, Fraktur Iga, Fraktur Jari-jari Tangan, Fraktur
Kompresi Tulang Belakang, Fraktur Kruris), Fraktur Sternum, Tibia Proksimal

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog
 ▼ 2009 (24)
o ▼ Maret (24)
 ASKEP GADAR LUKA BAKAR
 ASKEP LUKA BAKAR
 LUKA BAKAR/
 MACAM - MACAM FRAKTUR
 FRAKTUR
 MANAJEMEN KEPERAWATAN
 OBAT TRADISIONAL ASMA
 ASUHAN KEPERAWATAN DARURAT ASMA
 ASMA
 TES FESES
 TIPS GE
 TERAPI GE
 OBAT DIARE
 ASUHAN KEPERAWATAN DARURAT GE
 ASUHAN KEPERAWATAN GE
 OBAT TRADISIONAL DIARE
 DIARE/GASTROENTERITIS
 PEMASANGAN INFUS
 JENIS - JENIS CAIRAN INFUS
 OBAT TRADISIONAL HIPERTENSI :
 OBAT UNTUK HIPERTENSI PRIMER
 ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KRISIS
HIPER...
 ASKEP PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI
 HIPERTENSI

Mengenai Saya
YUNIE
Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai