Anda di halaman 1dari 21

HUKUM ISLAM

DALAM KONTEKS INDONESIA


POKOK AJARAN ISLAM
AQIDAH
(IMAN)
HUKUM
ISLAM
(ISLAM)
AKHLAK
(IHSAN)
HUKUM ISLAM:
HUKUM YANG BERSUMBER DAN MERUPAKAN BAGIAN DARI AJARAN ISLAM.
BIDANG PEMBAHASAN
PEMBAGIAN

SYARI’AH
HUKUM
(ISLAM)
FIQIH
SUMBER PENGAMBILAN

AL-QUR’AN

HUKUM
ISLAM SUNNAH
(SYARI’AH)

IJTIHAD
1. AL-QUR’AN

“Firman allah yang diturunkan kepada nabi


Muhammad, memiliki kemu’jizatan lafadz,
membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan
secara mutawatir”
KLASIFIKASI AYAT AL-QUR’AN:

MUJMAL
(GLOBAL)
AYAT AL-QUR’AN
MUFASSHOL
(TERPERINCI)
2. SUNNAH
“Seluruh yang disandarkan pada nabi
Muhammad, baik perkataan, perbuatan
maupun persetujuan atau penetapan”
FUNGSI SUNNAH

TA’KID
(PENEGASAN)

BAYAN TAFSIR
(PENJELASAN) (PERINCIAN)

TASYRI’
(PENETAPAN)
3. IJTIHAD
“Mencurahkan segala kemampuan untuk
merumuskan suatu hukum tentang
permasalahan yang tidak disebutkan secara
rinci dalam al-quran maupun sunnah”
MUJTAHID
(ahli hukum islam)

Rasululloh SAW bersabda :


“Apabila seorang hakim (penguasa/ mujtahid)
memutuskan suatu perkara dengan ijtihadnya
kemudian ijtihadnya itu benar maka baginya dua
pahala, dan apabila ia memutuskan suatu
perkara dengan ijtihadnya kemudian ijtihadnya
keliru, maka ia mendapatkan satu pahala”.
Proses IJTIHAD
HUKUM
ILMU IJTIHAD ISLAM
(ILMU MENGOLAH
DALIL)

DALIL
MUJTAHID (AYAT/HADIST)
(ORANG YANG
MENYIMPULKAN)
MADZHAB:
Kelompok Pemikiran Dalam Bidang Fiqih
(Hukum islam)

MALIKI SYAFI’I

HANAFI HAMBALI
MADZHAB
PENYEBAB PERBEDAAN
DALAM PENDAPAT FIQIH (MADZHAB)
eksplisit
(Manthuq)
Pemaknaan
bahasa (lafdz)
Implisit
(mafhum)

Memahami Eksplisit
MADZHAB
Nash syara’ (Manshus)

Implisit
(Ma’qul)
Metode
IJTIHAD
Metode IJTIHAD:

DISEPAKATI MAYORITAS ULAMA

IJMA‟
(KESEPAKATAN ULAMA)

QIYAS
(ANALOGI)
Metode IJTIHAD:
DIPERDEBATKAN
SEBAGIAN ULAMA

ISTIHSAN (MEMANDANG BAIK)

SADDU DZARAAI‟ (MENUTUP JALAN KEBURUKAN)

ISTISHLAH (MEMPERTIMBANGKAN MASLAHAT)

„URF (ADAT YANG SEJALAN DENGAN SYARI‟AH)

ISTISHHAB (MENETAPKAN HUKUM SEBELUMNYA)


MENYIKAPI KERAGAMAN MADZHAB FIQIH:
“Pendapatku benar akan tetapi berpotensi untuk salah,
namun pendapat kalian bisa jadi salah tapi juga berpotensi
untuk benar” (Imam Syafi‟ie)
HILANGKAN SIKAP FANATIK

“Jika aku berbuat kebaikan Maka dukunglah aku,


Jika aku berbuat kejelekan Maka luruskanlah aku.
Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya.
Bila aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya tidak ada
kewajiban patuh kepadaku (Umar bin Khattab)
BERPRASANGKA BAIK TERHADAP ORANG LAIN

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan


dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu
adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain (al-hujurat: 12)
KONSTRIBUSI HUKUM ISLAM DI INDONESIA

•UUD 45 selaras dengan ajaran Islam.


•Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang
bersumber dari hukum Islam:
dekrit presiden: 5 juli 1959.
instruksi presiden: no. 13 1980 (zakat). no. 1 tahun
1991 (kompilasi hukum islam).
Peraturan pemerintah: no. 28 1977 (wakaf).
Undang-undang: No 1 tahun 1974 (nikah). No. 7 tahun
1989 (peradilan agama islam). No. 7 tahun 1992 (bank:
bagi hasil berdasarkan syariat). No. 38 tahun 1999 (amil -
pengelola- zakat). No. 17 tahun 1999 (penyelenggaraan
ibadah haji) dsb.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai