“PENCEGAHAN TERSIER”
KELAS IV A
2020
KONSEP DASAR
c) Terapi Wicara :
Pada pasien dengan gangguan komunikasi/bicara dengan latihan
dalam bahasa pasif : anggota tubuh, benda-benda di
dalam/diluar rumah dan disekolah dan dalam bahasa konsonan,
suku kata, kata, kalimat. dengan pengucapan huruf hidup/vocal,
d) Terapi Musik :
Tujuannya menumbuhkembangkan potensi-potensi pada anak
yang berkelainan baik fisik, mental intelektual maupun sosial
emosional sehingga mereka akan berkembang menjadi percaya
diri sendiri. Pelayanan tersebut dengan cara melatih : ritme,
nada dan irama, interfal, tarian, drama, cerita, senam,
pengenalan alat musik, pengenalan lagu, latihan baca
sajak/puisi.
e) Psikolog :
Merupakan suatu penyembuhan yang berkaitan dengan
kejiwaan pasien,sehinnga dapat mengetahui seberapa besar
tingkat kesadaran dalam minat kesembuhanya sertaseberapa
besar tingkat kekecewaan yang pasien rasakan atas
kecacatannya.
f) Sosial Medik :
Memberikan pelayanan mencari data keluarga, sosial, ekonomi,
pendidikan, lingkungan tempat tinggal, dsb. Yang dapat
bermanfaat bagi para dokter dan terapis dalam menyusun
program rehabilitasi. Selain itu pelayanan yang berhubungan
dengan Yayasan-yayasan sosial lainnya, Kantor Departemen
sosial, Rumah sakit, Sekolah, sehingga dapat terjalin hubungan
erat dengan berbagai instansi yang sangat penting untuk
keberhasilan program rehabilitasi .
g) Ortotik Prostetik :
Memberikan pelayanan pembuatan alat-alat bantu; misal brace,
tongkat ketiak, kaki tiruan, kursi roda.
h) Bina Mandiri :
Lingkup pelayanan meliputi :
(1) Kemandirian yang sesuai dengan aktifitas perawatan diri
sendiri, aktifitas dimeja makan, aktifitas rumah tangga,
aktifitas dikamar tidur, pengenalan alat pertukangan dan
kegunaannya, penggunaan alat bantu, kegiatan berjalan.
(2) Komunikasi
(3) Sosialisasi
( Effendy, Nasrul. 1998)
c. Peran bidan dalam rehabilitasi:
1). Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan
mengikutsertakan masyarakat.
2). Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang
bersangkutan untuk bertahan.
3). Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga
setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
4). Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap
dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
5). Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap
bersemangat dalam memulihkan kesehatan.
6). Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta menumbuhkan
kepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat
Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima
pasien sama seperti individu normal lainnya.
7). Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk
tidak terjadi pada kesehatan pasien. ( Effendy, Nasrul. 1998)
Pencegahan ini terus diupayakan selama pasien sehat dalam fisik maupun psikologis,
hingga kemungkinan yang dapat terjadi yaitu pasien meninggal. ( Budiarto, eko.2003)
Selain pencegahan yang telah disebutkan, maka wahana yang paling berpotensi
untuk dapat menghindari penyalahgunaan narkoba adalah dari lingkungan
keluarga.
Strategi sederhana yang dapat dilakukan orang tua dalam upaya pencegahan narkoba
diantaranya yaitu:
1. Orang tua harus memiliki pengetahuan secara jelas tentang narkoba , agar
dapat memberikan pengetahuan dan pembekalan pada anak tentang ganasnya
narkoba dan bagaimana cara menghindarinya.
2. Hindari kepercayaan diri yang berlebihan bahwa anaknya adalah anak yang
sempurna dan tidak punya masalah, ini perlu dilakukan agar secepatnya dapat
mendeteksi dini bila ada perubahan yang tidak lazim pada anaknya.
3. Jangan segan mengawasi dan mencari penyebab terjadinya perubahan tingkah
dan perilaku pada anaknya.
4. Cek secara berkala kondisi kamar ( bila anak memiliki kamar pribadi ),
pakaian yang habis dipakai (isi kantong, aroma pakaian, dls) tas sekolah dan
atribut lainnya. (dalam melakukannya perlu strategi yang baik agar tidak
menimbulkan konflik dengan anaknya).
5. Orang tua sebaiknya dapat menjadi model dan contoh yang baik bagi anaknya
serta sekaligus juga dapat berperan sebagai sahabatnya. ( agar anaknya tidak
segan mencurahkan segala isi hati, pendapat dan permasalahan yang
dihadapinya).
6. Menerapkan dan membudayakan delapan fungsi keluarga di dalam kehidupan
sehari-hari keluarga. Agar muncul rasa nyaman pada anak ketika berada di
lingkungan keluarganya. ( Effendy, Nasrul. 1998)
DAFTAR PUSTAKA