Anda di halaman 1dari 29

Latar Belakang

Saya membuat makalah ini karena, perintas guru dan ingin mengetahui lebih jau mengenai
system imun pada manusia.
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan system imun.
2. Apa fungsi system.
3. Bagaiman respon imun.
4. Bagaimana cara mencegah penyakit pada system imun.
5. Bagai mana cara pengobatan penyakit dengan mengunakan anti bodi pada sistem imun.

B. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian system imun.


2. Mengetahui fungsi imun.
3. Menegetahui respon imun.
4. Mengetahui cara mencegah penyakit pada sistem imun.

C. MANFAAT

1. Sebagi sumber informasi yang berguna dalam menamba pengetahuan dan wawasan.
2. Sebagai sumber informasi yang sangat berguna untuk diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
PEMBAHASAN

Sistem imun

Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel
danorgan khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini
akan melindungi tubuh terhadap infeksibakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan
zat asing lain dalam tubuh. Jika sistemkekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh
juga berkurang, sehingga menyebabkanpatogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan
flu, dapat berkembang dalam tubuh.Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel
tumor, dan terhambatnya sistem inijuga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa
jenis kanker.

Pertahanan tubuh ada 2 yaitu :

1. Non spesifik ,natural atau sudah ada dalam tubuh (pembawaan )


merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam melawan mikroorganisme disebut nonspesifik
karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu meliputi :
a. pertahanan fisik ; kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan
b. pertahanan kimia ; bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kel
kulit, telinga, asam HCL dalam cairan lambung , lisosim yang dikeluarkan oleh makrofag
menghancurkan kuman gram – dengan bantuan komplemen, keringat, ludah , air mata dan air
susu
( melawan kuman gram + )
c. pertahanan humoral
- komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit (
menghancurkan sel membran bakteri, faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat
bakteri, diikat pada permukaan bakteri yg memudahkan makrofag untuk mengenal dan
memakannya

- interferon --- suatu glikoprotein yg dihasilkan sel manusia yg mengandung nukleus dan
dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus.

2. adaptasi atau yang muncul ( diperoleh) atau spesifik


mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing.
sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya,
tetapi umumnya terjalin kerjasama yang baik antara antibodi, komplemen , fagosit dan antara sel
T makrofag.
sistem imun spesifik ada 2 yaitu;
a. sistem imun spesifik humoral
b. sistem imun spesifik selular

1. FUNGSI IMUN

1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit;menghancurkan & menghilangkan


mikroorganismeatau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, danvirus, serta tumor) yang masuk
ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormalSasaran utama: bakteri patogen &
virusLeukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)

2. RESPON IMUN
Respon imun berawal sewaktu sel B atau T berikatan, seperti kuci dengan anak gemboknya,
dengan suatu protein yang diidentifikasi oleh sel T atau B sebagai benda asing. Selama
perkembangan masa janin di hasilkan ratusan ribu sel B dan sel T yang memilki potensi yang
berikatan dengan protein spesifik. Protein yang dapat berikatan dengan sel T dan B mencakup
protein yang terdapat di membran sel bakteri, mikoplasma, selubung virus, atau serbuk bunga,
debu, atau makanan tertentu. Setiuap sel dari seseotang memilki proitein-protein permukaan
yang dikenali berbagai benda asing oleh sel T atau B milik orang lain. Protein yang dapat
berikatan dengan sel; T atau B di sebut deengan antigen, apabila suatu antigen menyebabkan sel
T atau B menjadi aktif bermultiplikasi dan berdeferensiaasi lebih lanjut, maka antigen tersebut
dapat bersifat imunogenik.
Tujuan respon imun adalah untuk melenyapkan benda yang bersifat antigenik dengan cepat, hal
ini dilakukan oleh tubuh melalui dua macam cara. Cara pertama, respon imun humoral,
dipengaruhi oleh imunoglobulin, gammaglobulin dalam darah, yang disintesis oleh hospes
sebagai respon terhadap masuknya benda antigenik. Reaksi imunologis kedua, respon imun
selular, dilakukan secara langsung oleh limfasit yang berproliferasi akibat masuknya antigen
tersebut. Sel-sel ini bereaksi secara spesifik dengan antigen (tanpa intervensi dari
imunoglobulin).

3. PENCEGAHAN PENYAKIT
1. Alergi
Merupakan suatu reaksi abnormal yang terjadi pada seseorang.Umumnya alergi bersifat khusus
dan hanya muncul jika penderita melakukan kontak dengan penyebab alergi.Alergi dapat
diturunkan dari orang tua atau keluarga dekat. Alergi dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat
fatal terhadap penderita. Seseorang yang alergi akan mengalami gangguan emosi, konsentrasi
dan lain-lain. Alergi terjadi karena penderita sangat sensitive terhadap allergen.
2. AIDS
AIDS merupakan suatu sindrom atau penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Pada tubuh manusia,virus HIV hanya menyerang sel yang memiliki
protein tertentu.protein itu ialah yang terdapat pada sel darah putih T4, yaitu sel darah putih yang
berperan menjaga system kekebalan tubuh. Apabila virus HIV menginfeksi tubuh, manusia akan
mengalami penurunan system kekebalan tubuh. Akibatnya,para penderita HIV-AIDS akan
mudah terinfeksi berbagai jenis penyakit.

Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan tampak sehat, tetapi dapat
menularkan virus HIV. Penderita AIDS adalah penderita HIV positif yang telah menunjukkan
gejala penyakit AIDS.

Waktu yang dibutuhkan seorang penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif
lama, yaitu antara 5-10 tahun. Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak
menjadi penderita AIDS. Hal tersebut dikarenakan virus HIV didalam tubuh membutuhkan
waktu untuk menghancurkan system kekebalan tubuh penderita. Ketika system kekebalan tubuh
sudah hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS. Penderita yang
telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS umumnya hanya mampu bertahan hidup
selama dua tahun.
Gejala-gejala penyakit AIDS adalah:
• Ganguan pada system saraf.
• Penurunan libido.
• Sakit kepala.
• Demam.
• Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan.
• Diare.
• Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keungu-unguan disekujur tubuh.
• Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total.
• Terjadi penurunan berat badan secara drastis
Penularan virus HIV:
Umumnya terjadi melalui hubungan seks dengan penderita HIV
• Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita HIV
• Transfusi darah yang terinfeksi HIV
• Bayi yang minum ASI penderita HIV atau dilahirkan oleh ibu penderita HIV
Cara menghindari HIV:
• Menghindari hubungan seks diluar nikah
• Menggunakan kondom jika melakukan hubungan seksual
• Memakai jarum suntik yang terjamin sterilisasinya
• Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV jika sedang terluka
• Menghindari kehamilan bagi wanita penderita HIV
• Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV

3. Automunitas
Kegagalan daya diskriminasi endogen pada system kekebalan tubuh sendiri dianggap sebagai zat
/ benda asing dan terhadapnya dibentuk zat antibody.

4. PENGOBATAN PENYAKIT DENGAN ANTIBIOTIK

1. Antigen
Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat merangsang terbentuknya
antibody. Antigen memiliki struktur tiga dimensi sengan dua atau lebih determinant site.
Determinant site merupakan bagian dari antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan
pada antibody. Antigen dapat berupa protein, sel bakteri,atau zat kimia yang dikeluarkan
mikroorganisme.

Jenis-Jenis Antigen:
a. Heteroantigen: Antigen yang berasal dari spesies lain.
b. Isoantigen: Antigen dari spesies sama tetapi struktur genetiknya berbeda.
c. Autoantigen: Antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri.
d. Hapten: Merupakan suatu determinant site yang lepas dari struktur antigen. Hapten hanya
dapat berikatan dengan antibody apabila disuntikkan ke dalam tubuh.

2. Antibodi ( Imunoglobulin atau Ig)


Merupakan zat kimia (protein plasma) yang dapat mengidentifikasi antigen. Antibodi dihasilkan
oleh sel limfosit B. Ketika sel limfosit B mengidentifikasi antigen,dengan cepat sel akan
bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel plasma. Sel plasma lalu akan menghasilkan
antibody dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel limfosit B juga menghasilkan sel memori
B, dengan struktur yang sama dengan sel limfosit B dan dapt hidup lebih lama daripada sel
plasma.

3. Antibody Poliklonal
Antibodi dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-sel
limfosit dan umum.

4. Antibodi monoclonal
Antibodi yang dibentuk di luar tubuh melalui fusi sel. Merupakan hasil pengklonan satu sel
hibridoma. Berfungsi untuk mendiagnois penyakit kanker dan hepatisis.

Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Lengan tersebut
dinamakan antigen dinding site, yakni tempat melekatnya antigen. Molekul antibody dapat
dikelompokkan menjadi lima kelas yakni: IGg, IgA, IgM, IgD, IgE.

D. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya


Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya terbagi 2, yaitu :
1. Imunitas humoral
Imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah yang disebut
antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda
asing yang berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali
benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang
akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut.
Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau
berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.

2. Imunitas selular
Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang
tersimpan dalam limfa dan plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme
ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus)
sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.

T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal:


a. fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi
b. lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan dapat di dilekati
oleh antibodi.

3. Imunisasi
Merupakan salah satu usaha manusia untuk menjadikan individu
kebal terhadap suatu penyakit.
Imunisasi terbagi 2,yaitu:
a. Imunisasi aktif
Diperoleh karena tubuh secara aktif membuat antibody sendiri.

b. Imunisasi aktif Alami


Kekebalan yang Diperoleh seseorang setelah sembuh dari sakit tertentu.

c. Imunisasi Aktif Buatan


Imunisasi merupakan pemberian mikroorganisme yang telah mati atau dilemahkan ke dalam
tubuh manusia supaya tubuh membentuk antibody.

d. Imunisasi Pasif
Kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody dari suatu individu ke individu lainnya.

e. Imunisasi Pasif Alami


Terjadi pada bayi dalam kandungan, dimana antibody sang ibu akan masuk ke dalam tubuh bayi
melalui plasenta,dan ASI pertama.

f. Imunisasi Pasif Buatan


Kekebalan yang diperoleh dengan memasukkan antibody atau serum yang telah kebal penyakit
yang dilakukan melalui suntikan.Tujuanya adalah untuk memberikan kekebalan tubuh
secepatnya karena tubuh penerima tidak memiliki banyak waktu untuk membentuk antibody.
E. PENUTUP
1. KESIMPULAN
• Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel
danorgan khusus pada suatu organism.
• Pertahanan tubuh ada 2 yaitu :
1. Non spesifik
2. adaptasi atau yang muncul ( diperoleh) atau spesifik
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing.
• Respon imun berawal sewaktu sel B atau T berikatan, seperti kuci dengan anak gemboknya,
dengan suatu protein yang diidentifikasi oleh sel T atau B sebagai benda asing. Selama
perkembangan masa janin di hasilkan ratusan ribu sel B dan sel T yang memilki potensi yang
berikatan dengan protein spesifik. Protein yang dapat berikatan dengan sel T dan B mencakup
protein yang terdapat di membran sel bakteri, mikoplasma, selubung virus, atau serbuk bunga,
debu, atau makanan tertentu. Setiuap sel dari seseotang memilki proitein-protein permukaan
yang dikenali berbagai benda asing oleh sel T atau B milik orang lain. Protein yang dapat
berikatan dengan sel; T atau B di sebut deengan antigen, apabila suatu antigen menyebabkan sel
T atau B menjadi aktif bermultiplikasi dan berdeferensiaasi lebih lanjut, maka antigen tersebut
dapat bersifat imunogenik.
• Tujuan respon imun adalah untuk melenyapkan benda yang bersifat antigenik dengan cepat,
hal ini dilakukan oleh tubuh melalui dua macam cara. Cara pertama, respon imun humoral,
dipengaruhi oleh imunoglobulin, gammaglobulin dalam darah, yang disintesis oleh hospes
sebagai respon terhadap masuknya benda antigenik. Reaksi imunologis kedua, respon imun
selular, dilakukan secara langsung oleh limfasit yang berproliferasi akibat amsuknya antigen
tersebut. Sel-sel ini bereaksi secara spesifik dengan antigen (tanpa intervensi dari
imunoglobulin).
• Penyakit pada system imun terdir dari AIDS, alergi, automonitas dll.

2. SARAN
Biasakanlah kita hidup dengan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit, khususnya
mengenai penyakit yang berbaha ya . Dengan mengonsumsi makanan yang sehat khususnya
makanan yang dapat memicu terbentuknya system kekebalan tubuh. Apabila sisitem kekebalan
tubuh kita kuat maka penyait pun jauh dari kita.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar,Tetty. 2009. Diktat Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XI
DuriJati,Wijaya. 2007. Aktif Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Ganesa Exact
Maryati, Sri. BIOLOGI SMA Kelas 2. Jakarta:Erlangga
http://www.tsani-oke.com
http://tonangardyanto.blogspot.com/2006/04/1-virus-sistem-imun-dan-antibiotika.html
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………….i
Kata Pengantar………………………………………………………………ii
Daftar isi…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………
BAB II SISTEM KEKEBALAN TUBUH
2.1 Pengertian Imunologi………………………………………….
2.2 Fungsi Sistem Imun……………………………………………
2.3 Macam-macam Sistem Kekebalan Tubuh……………………..
2.4 Jenis-jenis Antibodi……………………………………………
2.5 Faktor-faktor Yang Merendahkan Sistem Keimunan…………..
2.6 Penyakit Akibatkan Ketidakseimbangan Sistem Imun…………
2.7 Antibodi-imunologlobulin………………………………………
2.8 Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh ………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yang saling
mendukung.Epidermis yang berfungsi sebagai pertahanan fisik, dibantu oleh airmata, sebum,
ludah, dan getah lambung yang mengandung unsure pertahanan kimiawi.
Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam
rseistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam tubuh. Jika bakteri pathogen berhasil
menembus garis pertahanan pertama, tubuh melawan serangan dengan reaksi radang(inflamasi)
atau reaksi imun yang spesifik. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan molekul-molekul
terhadap banda asing yang masuk kedalam tubuh disebut respon imun. Sistem imun ini sangat
diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulakn
oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan hidup.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Membahas tentang Pengertian imunologi


2. mengetahui Fungsi Sistem Imun
3. Mengetahui Macam-macam Sistem Kekebalan Tubuh
4. mengetahui Jenis-jenis Antibodi
5. Mengetahui Faktor-faktor Yang Merendahkan Sistem Keimunan
5. Mengetahui Penyakit Akibatkan Ketidakseimbangan Sistem Imun
6. Maksud dari Antibodi-imunologlobulin
7. Apa saja Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN IMUNOLOGI

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pertahanan atau imunitas terhadap senyawa
makromolekuler atau organisme asing yang masuk kedalamtubuh. Secara historisistilahini kemudian
digunakan untuk menjelaskan perlindungan terhadap penyakit infeksi. Untuk melindungi dirinya, tubuh
memerlukan mekanisme yang dapat membedakan sel-sel itu sendiri (Self) dariagen-agen penginvasi
(nonself).

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan
oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini
akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing
lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang
dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya
sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

2.2 FUNGSI SISTEM IMUN

 Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:


Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-sel
imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik,
maka oranmg akan mudah terkena sakit
 Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
 Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk memantau ke seluruh bagian
tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan
membinasakannya.

2.3 MACAM-MACAM SISTEM KEKEBALAN TUBUH

Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2 yaitu:

1. Sistem kekebalan tubuh non spesifik

Disebut juga komponen nonadaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan
yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas
alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai macam elemen nonspesifik.Jadi bukan
merupakan pertahanan khusus untuk antigen tertentu.

 Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama

Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. Tubuh memberikan
perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya
patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan
mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara
mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut. Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae
mempunyai aksi antimikrobial. Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke
dalam hidung atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru. Rambut hidung juga memiliki pengaruh
karenan bertugas menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan oleh
tubuh (air mata, mukus, saliva) mengandung enzimm yang disebut lisozim. Lisozim adalah enzim yang
dapat meng-hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah
dan mati. Bila patogen berhasil melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedua akan aktif.

 Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua

Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada patogen atau antigen
yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal
kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya
pecah. Sel darah putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah akibat gerak yang
dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah putih ini
akan langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis karena memakan benda
padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis.

Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen tersebut dengan
pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom. Pembunuh dengan bantuan lisosom
bisa melalui 2 cara yaitu lisosom menghasilkan senyawa racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan
enzim lisosomal yang mencerna bagian tubuh mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag
yang tidak berpindah-pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paru-paru(alveolar macrophage), hati(sel-
sel Kupffer), ginjal(sel-sel mesangial), otak(sel–sel microgial), jaringan penghubung(histiocyte) dan pada
nodus dan spleen. Acidofil/Eosinofil berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan
menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim penghancur dari granul-granul
sitoplasma yang dimiliki.

Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen. Protein antimikroba
yang paling penting dalam darah dan jaringan adalah protein dari sistem komplemen yang berperan
penting dalam proses pertahan non spesifik dan spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel-sel
yang terinfeksi oleh virus yang berfungsi menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen
berhasil melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan dengan
pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.

2. Sistem kekebalan tubuh spesifik

Pertahanan spesifik: imunitas diperantarai antibodi untuk respon imun yang diperantarai antibodi, limfosit
B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu respon imun primer dan
respon imun sekunder.Jika sel limfosit B bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah
secara mitosis dan menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera melepaskan antibodi
yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang
antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi
yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B memori. Inilah
proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang sama menyerang kembali, Limfosit B dengan
cepat menghasilkan lebih banyak sel Limfosit B daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi
dan merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut.

Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. Hal ini
menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat daripada respon imun primer. Suatu saat,
jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang menyerang sebelumnya, maka bisa
saja ia akan sakit yang disebabkan oleh antigen yang sama karena limfosit B yang mengingat antigen
tersebut sudah mati. Limfosit B memori
biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen spesifik. Jika tidak
ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat lama, maka Limfosit b bisa saja mati,
dan individu yang seharusnya bisa resisten terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu
menyerang, maka seluruh proses respon imun harus diulang dari awal.
2.4 JENIS-JENIS ANTIBODI

Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig), hanya dibuat oleh Limfosit B.
Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Bentuk lengan ini akan menentukkan
beberapa macam IG yang ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan IgD. Saat respon imun humoral, IgM adalah
antibodi yang pertama kali muncul. Jenis lainya akan muncul beberapa hari kemudian. Limfosit B akan
membuat Ig yang sesuai saat interleukin dikeluarkan untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen
menyerang.

Antibodi juga dpat menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan cara mengikatkan antibodi pada
antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang ingin dirusak. Proses ini dinamakan neuralisasi.
Semua Ig mempunyai kemampuan ini. Antibodi juga mempersiapkan antigen untuk dimakan oleh
makrofag. Antobodi mengikatkan diri pada antigen sehingga permukaannya menjadi lebih mudah
menempel pada makrofag. Proses ini disebut opsonisasi.
IgM dan IgG memicu sistem komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai kemampuan unutk
memecah membran sel.

 IgM dan IgG bekerja paling maksimal dalam sistem sirkulasi,IgA dapat keluar dari peredaran
darah dan memasuki cairan tubuh lainnya.
 IgA berperan penting untuk menghindarkan infeksi pada permukaan mukosa. IgA juga berperan
dalam resistensi terhadap banyak penyakit. IgA dapat ditemukan pada ASI dan membantu
pertahanan tubuh bayi.
 IgD merupakan antibodi yang muncul untuk dilibatkan dalam inisiasi respon imun.
 IgE merupakan antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon
infeksi dari protozoa dan parasit.

Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi menetralkannya atau menyebabkan
antigen ini menjadi target bagi proses penghancutan oleh mekanisme opsonosasi, aglutinasi,presipitasi
atau fiksasi komplemen. Opsonisasi, aglutinasi dan presipitasi meningkatkan proses fagositosis dari
komplek antigen-antibodi sementara fiksasi komplemen memicu proses lisis dati protein komplemen pada
bakteri atau virus.
Sistem imun manusia terdiri daripada organ imun, sel imun dan lain-lain. Organ imun merujuk kepada
sumsum tulang, kelenjar timus, limpa, nodus limfa, tonsil, apendiks dan sebagainya. Kebanyakan sel
imun terdiri daripada sel T dan sel B. Sel B akan matang dalam sumsum tulang, apabila sistem darah
diserang, ia akan memproses antibodi untuk menentang virus dan bakteria. Sel T dihasil oleh sumsum
tulang, bertumbuh dan matang di kelenjar timus tetapi ia tidak menghasilkan antibodi. Tugas utamanya
adalah: menentang sel yang dijangkiti virus, bakteria dan kanker. Apabila sistem imun berada di dalam
keadaan normal, tubuh manusia akan dapat menentang berbagai patogen. Walau bagaimana, jika daya
imun berada dalam paras rendah, peluang menghidapi penyakit menjadi lebih tinggi, terutamanya bayi,
kanak-kanak dan orang tua. Sistem imun bayi masih di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.

Oleh itu, antibodi badan masih lemah untuk melawan pelbagai mikroorganisma. Manakala organ sistem
imun orang tua telah uzur dan semakin merosot, jadi daya tahan sistem imun juga menurun. Sistem
kekebalan tubuh harus selalu dalam keadaan seimbang. Jika tidak, akan terganggu.Penyebab gangguan
sistem kekebalan tubuh ada yang tidak diketahui dan telah ada sejak lahir (primer). Ada juga gangguan
kekebalan sekunder karena faktor lain, misalnya infeksi (AIDS, campak dan lain-lain), gizi buruk, serta
penyakit ganas misalnya kanker, leukemia, obat-obatan misalnya obat yang mengandung hormon
kortikosteroid, obat untuk kanker, dan lain-lain.
 FAKTOR-FAKTOR YANG MERENDAHKAN SISTEM KEIMUNAN

Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup kita. Berikut adalah faktor-faktor yang
merendahkan sistem keimunan kita:

1. Cara hidup yang tidak sihat


2. Kekurangan zat makanan
3. Pencemaran udara atau alam sekitar
4. Keletihan
5. Tekanan dan kerisauan
6. Kurang bersenaman
7. Penggunaan antibiotik yang berlebihan.

Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat jangkitan. Orang yang
mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa letih, tidak bersemangat, sentiasa selesema, jangkitan
usus (makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan muntah dan mual), luka sukar untuk sembuh, alergi
dan sebagainya. Selain itu, sistem imun yang tidak teratur juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel.

 PENYAKIT AKIBATKAN KETIDAKSEIMBANGAN SISTEM IMUN

Berikut adalah penyakit yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan sistem imun:

 Penyakit AIDS
Juga dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit; yang mana virus HIV
menyerang sistem imun. Apabila memasuki badan manusia, virus tersebut akan memusnahkan sel
otak dan ‘leucocytes’ dan ia membiak dan berkembang di limfosit menyebabkan badan manusia
hilang keupayaan untuk melawan penyakit. Pesakit akan lemah dan terdedah kepada pelbagai
penyakit berjangkit seperti tuberkulosis pulmonari, kandidiasis, kayap, manakala enteritis,
pneumonia, ‘cephalitis’ dan lain-lain yang disebabkan oleh mikroorganisma patogenik yang luar
biasa.
 Penyakit Autoimunitas
Autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ dan jaringan sendiri.
Autoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral atau imunitas diperantarai sel. Sebagai
contoh, penyakit diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh membuat antibodi yang menghancurkan
insulin sehingga tubuh penderita tidak bisa membuat gula. Pada myasthenia gravis, sistem imun
membuat antibodi yang menyerang jaringan normal seperti neuromuscular dan menyebabkan
paralisis dan lemah. Pada demam rheumatik, antibodi menyerang jantung dan bisa menyebabkan
kerusakan jantung permanen. Pada Lupus Erythematosus sistemik, biasa disebut lupus, antibodi
menyerang berbagai jaringan yang berbeda, menyebabkan gejala yang menyebar.
 Alergi
Alergi, kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun terhadap antigen. Antigen yang
memicu alergi disebut allergen. Reaksi alregi terbagi atas 2 jenus yaitu:reaksi alergi langsung dan
reaksi alergi tertunda.
Reaksi alergi langsung disebabkan mekanisme imunitas humoral. Reaksi ini disebabkan oleh
prosuksi antibodi IgE berlebihan saat seseorang terkena antigen. Antibodi IgE tertempel pada sel
Mast,leukosit yang memiliki senyawa histamin. Sel mAst banyak terdapat pada paru-paru
sehingga saat antibodi IgE menempel pada sel Mast, Histamin dikeluarkan dan menyebabkan
bersin-bersin dan mata berair.
Reaksi alergi tertunda disebabkan oleh perantara sel. Contoh yang ekstrim adalah saat makrofag
tidak dapat menelan antigen atau menghancurkannya. Akhirnya Limfosit T segera memicu
pembengkakan pada jaringan.

 ANTIBODI –IMUNOLOGLOBULIN

 Antibodi didefinisikan sebagai suatu zat cair ( ᵞ- globulin) yang dibuat sebagai respon terhhadap
rangsangan antigen. Ia bekerja sebagai zat perlindungan terhadap organisme tertentu. Antibodi
ditentukan di dalam serum, getah bening dan cairan tubuh lainya. Serum yang mengandung kadar
antibodi tinggi sesudah infeksi atau imunisasi disebut serum imun. Sifat-sifat Antibodi:
Merupakan suatu protein, Terbentuk sebagai respon terhadap rangsangan antigen
Bereaksi khas dengan antigen yang cocok dengannya dan hasil reaksinya mudah diamati
Secara kimiawi molekul antibodi sulit dibedakan dengan gama globulin biasa. Globulin
merupakan suatu campuran yang rumit dari molekul-molekul protein yang mirip satu sama lain.
 Imunoglobulin ialah protein yang berasal dari hewan yang memiliki aktivitas sebagai antibodi,
termasuk juga protein-protein lain yang struktur kimiawinya mirip dengannya
Imunoglobulin dibuat oleh elpplasma dan juga oleh linfosit. Imunoglobulin merupakan 20 sampai
25% dari seluruh protein serum. Istilah imunoglobulin bedasarkan konsep struktural dan kimiawi,
sedangkan istilah antibodi berdasarkan konsep biologis dan fungsional. Semua antibodi
merupakan imunoglobulin, tetapi tdak semua imunoglobulin bersifat sebagai antibodi.
Bedasarkan ukuranya,kandungan karbonhidrat dan analisis asam aminonya, telah ditetapkan lima
kelompok imunoglobulin yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE.

1. Struktur Imuoglobulin:

Imunoglobulin adalah glikoprotein,tiap molekulnya mempunyai dua pasang rantai polipeptida yang
ukurannya berbeda terikat oleh ikatan disulfide (S-S). Rantai pendek disebut rantai ringan (light = L) dan
rantai panjang disebut rantai berat (heavy = H). Berat molekul rantai L ialah 25.000 sedangkan rantai H
50.000. Rantai L menempel pada rantai H oleh ikatan disulfide. Kedua rantai H diikat oleh 1-5 ikatan S-S
tergantung jenis kelas immunoglobulin tersebut. Secara structural dan antigenic rantai H berbeda untuk
tiap-tiap kelas.
Kelas-kelas immunoglobulin.

IgG merupakan bagian terbesar immunoglobulin serum. Berat molekulnya 150.000 dan angka
sedimentasinya 7S. Distribusinya merata pada ruang intravaskuler dan ekstravaskuler. Waktu paruhnya
23 hari. Bentuknya serupa lingkaran dan panjangnya 250-300 A°. Konsentrasinya didalam serum normal
adalah 5-16 mg/ml. IgG berperan pada berbagai reaksi imunologis seperti presipitasi, pengikatan
komplemen, netralisasi toksin dan virus.

Ada 4 kelas IgG yang telah ditemukan yaitu IgG1, IgG2, IgG3, IgG4. Tiap-tiap jenis ini mempunyai jenis
rantai gama yang berbeda yang dapat dibedakan dengan antiserum khusus.

 IgA
IgA adalah gama atau beta globulin yang dapat bergerak cepat, merupakan 10% globulin serum.
Kadar normalnya di dalam serum ialah 0,6-4,2 mg/ml. Waktu paruhnya 6-8 hari. Berat
molekulnya 160.000 dengan angka sendimentasi 7S. Terdapat dalam konsentrasi tinggi pada
kolostrum, air mata, cairan empedu, air liur serta secret saluran pencernaan dan hidung.
Jumlahnya akan sangat meningkat pada kasus myeloma multiple. Tidak dapat melewati plasenta.
IgA tidak mengikat komplemen tetapi secara aktif mengubah jalur reaksi complement. IgA
mengikat fagositosit dan penghancuran mikroorganisme di dalam sel.
IgA yang terdapat di dalam secret mengandung unit struktur tambahan yang disebut bagian
transport (T) atau sekretori (S). Bagian T dibuat di dalam sel epitel kelenjar, usus dan saluran
pernafasan. Bagian ini melekat pada molekul IgA selama pengangkutannya melalui sel. Bagian T
mengikatkan dua molekul IgA pada bagian Fc. Juga dapat ditemukan rantai J pada IgA. Rantai J
ini dibuat oleh sel limfoid.
 IgM
Juga disebut sebagai macroglobulin yang merupakan 5%-10% dari seluruh serum globulin
(kadarnya di dalam serum 0,5-2 mg/ml). Waktu paruhnya 10 haril. Berat molekulnya 900.000-
1.000.000 dengan angka sendimentasi 19S. Sebagian besar IgM berada di dalam pembuluh darah
(intravaskuler). Sering ditemukan bentuk polimer dengan rantai J. Bentuknya merupakan bulatan.
IgM terbentuk lebih dini pada respon primer, sedangkan IgG dibuat lebih belakangan. Waktu
paruhnya 5 hari. Tidak dapat melewati plasenta. IgM lebih efisien bekerja pada reaksi aglutinasi,
reaksi sitolisis dan sitotoksik. Pada septikemia sering ditemukan difisiensi IgM.
 IgD
Konsentrasinya di dalam serum ialah 0,03 mg/ml. Sebagian besar berada intravaskuler. Waktu
paruhnya 3 hari. Fungsinya tidak diketahui dengan jelas.
 IgE
Merupakan antibody reaginik yang berperan pada reaksi hipersensitivitas tipe cepat.
Berat molekulnya 190.000 dan angka sedimentasinya 8S. Waktu paruhnya 2 hari. Dapat
diinaktifkan dengan pemanasan pada 56°C selama 1 jam. Mempunyai afinitas terhadap sel-sel
jaringan (terutama mast-cell) pada spesies yang sama. Menjadi perantara pada reaksi Prausnitz-
Kustner. Tidak dapat melewati plasenta atau mengikat komplemen. Sebagian besar berada
intravaskuler. Dalam keadaan normal, kadarnya di dalam serum sangat kecil. Pada keadaan atopic
seperti asma, demam jerami (hayfever) atau eksim kadarnya akan meningkat, demikian pula pada
anak-anak yang mengidap infeksi cacing.

 MEKANISME SISTEM KEKEBALAN TUBUH

Tubuh diibaratkan sebagai sebuah negara. Jika negara itu tidak memiliki pertahanan yang kuat, akan
mudah mendapatkan perlawanan baik dari dalam maupun dari luar, sehingga lambat laun negara itu akan
hancur. Begitupun halnya tubuh kita. Jika kita tidak memiliki pertahanan tubuh yang tinggi pada akhirnya
tubuh kita akan jatuh sakit dan mungkin akan berujung kepada kematian. Dibutuhkan sistem kekebalan
tubuh untuk menjaga agar tubuh kita bisa melawan serangan apapun baik dari dalam maupun dari luar.
Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membedakan antara diri sendiri dan benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing yang yang memicu respons imun
masuk ke dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri. Secara garis besar,
sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun
humoral terdiri atas antibody (Imunoglobulin) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam
lambung, pepsin, dll). Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil
beredar di dalam tubuh kita.
Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang terdiri dari berbagai macam sistem
imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta sistem limfatiknya. Organ tubuh kita
yang juga termasuk dalam mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung, hati, ginjal dan paru-paru.
Sistem limfatik baru akan dikatakan mengalami gangguan jika muncul tonjolan kelenjar yang membesar
dibandingkan pada umumnya. Hal ini dikarenakan kelenjar limfe sedang berperang melawan kuman yang
masuk ke dalam tubuh. Organ limfoid seperti thymus sendiri mempunyai tanggung jawab dalam
pembentukan sel T dan penting bagi para bayi baru lahir, karena tanpa thymus, bayi yang baru lahir akan
mempunyai sistem imun yang buruk. Leukosit (sel darah putih) dihasilkan oleh Thymus, lien dan
sumsum tulang. Leukosit bersirkulasi di dalam badan antara organ tubuh melalui pembuluh limfe dan
pembuluh darah. Dengan begitu, sistem imun bekerja terkoordinasi baik memonitor tubuh dari kuman
ataupun substansi lain yang bisa menyebabkan problem bagi tubuh.
Ada dua tipe leukosit pada umumnya, yaitu fagosit yang bertugas memakan organisme yang masuk ke
dalam tubuh dan limfosit yang bertugas mengingat dan mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta
membantu tubuh menghancurkan mereka. Sedangkan sel lainnya adalah netrofil, yang bertugas melawan
bakteri. Jika kadar netrofil meningkat, maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri di dalamnya. Limfosit
sendiri terdiri dari dua tipe yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit dihasilkan oleh sumsum tulang,
tinggal di dalamnya dan jika matang menjadi limfosit sel B, atau meninggalkan sumsum tulang ke
kelenjar thymus dan menjadi limfosit sel T. Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana
limfost B berfungsi untuk mencari target dan mengirimkan tentara untuk mengunci keberadaan mereka.
Sedangkan sel T merupakan tentara yang bisa menghancurkan ketika sel B sudah mengidentifikasi
keberadaan mereka.
Jika terdapat antigen (benda asing yang masuk ke dalam tubuh) terdeteksi, maka beberapa tipe sel
bekerjasama untuk mencari tahu siapa mereka dan memberikan respons. Sel-sel ini memicu limfosit B
untuk memproduksi antibodi, suatu protein khusus yang mengarahkan kepada suatu antigen spesifik.
Antibodi sendiri bisa menetralisir toksin yang diproduksi dari berbagai macam organisme, dan juga
antibodi bisa mengaktivasi kelompok protein yang disebut komplemen yang merupakan bagian dari
sistem imun dan membantu menghancurkan bakteri, virus, ataupun sel yang terinfeksi.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pertahanan atau imunitas terhadap senyawa makromolekuler atau
organisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Zat asing dapat berupaVirus, Bakteri, Protozoa atau parasit. Sistem imun terbagi dua
berdasarkan perolehannya atau asalnya, yaitu Sistem Imun Nonspesifik (Sistem imun alami) merupakan lini pertama sedangkan
Sistem Imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi) merupakan lini kedua dan juga berfungsi terhadap serangan
berikutnya oleh mikroorganisme patogen yang sama.

Masing-masing dari sistem imun mempunyai komponen seluler dan komponen humoral, walaupun demikian, kedua sistem imun
tersebut saling bekerjasama dalam menjalankan fungsinya untuk mempertahankan tubuh.

3.2 SARAN

Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan pembelajaran bagi pembaca.Serta untuk selanjutnya
makalah (Imunologi) yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang membangun.Dikarenakan penyusun menyadari
masih banyak kekurangan dalam penyusunannya.

DAFTAR PUSTAKA

Perry & Potter.2005.Fundamental of Nursing, Edisi 2 Volume 2.Jakarta:EGC

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC

Akbar Nugraha . 2011 . Mobilisasi . 1 April 2011 . http://story-of-nurse.blogspot.com /2011/03/mobilisasi.html

Guide,Suide,MD,(1990).Mikrobiologi Dasar Ed.3.Jakarta: Binarupa Aksara


Tambayong,Jan,dr,(2000).Mikrobiologi Untuk Keperawatan.Jakarta: Widya Medika

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan

Ishimoto H, Yanagihara K, Araki N, et al. (2008). “Single-cell observation of phagocytosis by human blood dendritic cells”. Jpn. J.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telahmemberikan kita begitu banyak Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga dengan nikmatnya itu
penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Sistem Pertahanan Tubuh” dengan
baik tanpa ada satu halangan apapun.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasullulah SAW, yang telah
menuntun kita pada jalan kebenaran dan semoga kita selalu menjadi pengikutnya hingga akhir
zaman, Amin.

Makalah ini berisikan tentang materi sistem pertahanan tubuh pada manusia. Kami
berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pemahaman bagi pemakalah ataupun
pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir harapan dari penulis agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
pada umumnya dan penulis khususnya.

Cirebon, Maret 2015

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus disertai
dengan pola makan sehat, berolahraga, dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam
tubuh. Sekali senyawa beracun hadir dalam tubuh, maka harus segera dikeluarkan. Kondisi
sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang
yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Dalam
tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh kebal
terhadap penyakit. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan sistem kekebalan tubuhnya belum
sempurna dan masih memerlukan ASI yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu untuk
membantu daya tahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna.
Namun, pada orang lanjut usia, sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah
sebabnya timbul penyakit degeneratif atau penyakit penuaan.

Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan serba cepat dan instan. Hal ini
berdampak juga pada pola makan. Misalnya sarapan di dalam kendaraan, makan siang serba
tergesa, belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan
stres. Apabila terus berlanjut, daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah
terserang penyakit. Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap penyakit degeneratif.
Kondisi stres dan pola hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahan
menurunkan daya tahan tubuh sehingga memerlukan kecukupan antibodi. Gejala menurunnya
daya tahan tubuh sering kali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, dan penuaan
dini pada usia produktif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh ?

2. Apa saja komponen sistem kekebalan tubuh ?

3. Bagaimanan mekanisme sistem kekebalan tubuh ?

4. Bagaimanan respon imunitas sistem kekebalan tubuh ?

5. Apa saja gangguan pada sistem kekebalan tubuh ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem kekebalan tubuh

2. Untuk mengetahui komponen sistem kekebalan tubuh

3. Untuk mengetahui mekanisme sistem kekebalan tubuh

4. Untuk mengetahui respon imunitas sistem kekebalan tubuh

5. Untuk mengetahui gangguan pada sistem kekebalan tubuh

BAB II
ISI
A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh

Setiap hari jutaan bakteri, mikroba, virus, dan parasit berusaha masuk ke dalam tubuh.
Untuk mengatasinya, tubuh kita memiliki pertahanan yang berlapis-lapis. Sistem pertahanan
yang berlapis-lapis ini penting untuk menghadapi serangan virus atau bakteri secara bertahap.
Akan tetapi, adakalanya sistem pertahanan ini masih dapat ditembus oleh bibit penyakit sehingga
muncul kondisi sakit.

Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah
terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam
tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh
juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu, dapat
berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel
tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko
terkena beberapa jenis kanker.

B. Komponen Sistem Kekebalan Tubuh

Kemampuan sistem imun dalam memberikan respon pada penyakit tergantung pada interaksi
yang komplek antara komponen sistem imun dan antigen yang merupakan agen-agen patogen
atau agen penyebab penyakit. Antigen merupakan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam
tubuh. Jaringan dan organ yang berperan dalam sistem imun berada di bagian seluruh tubuh.
Pada manusia dan mamalia lain, organ-organ pusat sistem imun adalah sumsum tulang.
Komponen-komponen sistem kekebalan tubuh terdiri atas makrofag, limfosit, reseptor antigen,
sel-sel pengangkut antigen, dan antibodi.

1. Makrofag

Makrofag merupakan komponen sel darah putih yang memerankan fungsinya sebagai sistem
imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahan-bahan asing atau bakteri yang masuk ke
dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi dengan cara mengelilingi, kemudian memakan dan
menghancurkan antigen tersebut, proses ini merupakan bagian dari reaksi peradangan. Untuk
mengatasi infeksi terkadang makrofag berinteraksi dengan limfosit. Makrofag juga mempunyai
peran yang penting dalam imunitas adaptif, dalam hal ini makrofag akan mengambil antigen dan
mengantarkannya untuk dihancurkan oleh komponen-komponen imun lain dalam sistem imun
adaptif. Makrofag dapant mengonsumsi partikel asing, partikel asbes, dan bakteri. Makrofag
terdapat di tempat-tempat strategis tubuh dan tempat organ tubuh berhubungan dengan aliran
darah atau dunia luar, misalnya di daerah paru-paru yang enerima udara dari luar.

2. Limfosit

Limfosit merupakan sel darah putih yang khusus berfungsi untuk mengidentifikasi dan
menghancurkan antigen penyerbu. Semua limfosit dibentuk di sumsum tulang, tetapi mereka
mengalami penuaan di dua tempat yang berbeda. Limfosit yang mengalami penuaan di sumsum
tulang disebut limfosit B atau sel B. Limfosit ini membuat zat antibodi yang beredar melalui
darah dan cairan tubuh lain.

Limfosit T atau sel T mengalami penuaan di timus. Limfosit T yang disebut sitotoksik (sel
beracun) atau limfosit T pembunuh. Sel T secara langsung dapat membinasakn sel-sel yang
mempunyai antigen spesifik pada bagian permukaannya yang sudah dkenali oleh sel T
sebelumnya. Limfosit sel T penolong mengontrol kekuatan dan kualitas dari semua respon imun.
Sel-sel limfosit dewasa secara konstan bergerak sepanjang darah meuju kelenjar getah bening
dan kembali ke darah lagi untuk memonitor tubuh terhadap substansi-substansi penyerbu secara
terus-menerus.

3. Reseptor Antigen

Salah satu karakteristik imunitas adaptasi adalah kekhususan spesifikasi. Spesifikasi, artinya
setiap zat anti yang dihasilkan oleh tubuh hanya mampu untuk melawan antigen tertentu. Setelah
dewasa limfosit akan memproduksi satu reseptor antigen, yaitu struktur khusus yang berada pada
bagian permukaan sel limfosit. Reseptor antigen memiliki struktur yang spesifik untuk berkaitan
dengan yang sesuai dengan struktur antigen seperti kunci dan gemboknya. Limfosit dapat
membuat berjuta-juta macam reseptor antigen.

4. Sel-Sel Pengangkut Antigen

Saat antigen memasuki ke sel tubuh tubuh, maka molekul-molekul pengangkut tertentu yang
ada dalam sel akan membawa antigen tersebut ke permukaan sel menuju sel-sel limfosit T.
Molekul-molekul pengangkut ini disebut Major Histocompatability Complex (MHC) dikenal
dengan molekul MHC. Molekul HMC terdidri atas dua kelas. Molekul MHC kelas 1 berfungsi
sebagai pengenal antigen untuk sel T pembunuh, dan molekul MHC kelas II sebagai pengenal
antigen untuk sel T pembantu.

5. Antibodi

Zat antibodi merupakaan protein jenis imunoglobulin (Ig) yang bekerja dengan cara
merespon antigen. Antibodi hanya dibuat oleh plasma sel limfosit B. Antibodi terdiri atas rantai
berat dan rantai ringan yang pada ujungnya terdapat tempat pengikatan antigen spesifik.

Antibodi terdapat di dalam darah dan cairan tubuh yang dibentuk sebagai respons sistem
kekebalan terhadap antigen asing. Antigen yang dikenali oleh lifosit B, limfosit T, dan makrofag
akan merangsang pelepasan antibodi kedalam darah. Respons sel yng pertama terhadap antibodi
adalah pembentukan antibodi IgM oleh sel, setelah itu baru pembentukan antibodi tipe lain
seperti IgG, IgA, AgD, dan IgE.

a. IgM adalah antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen, contohnya jika
sorang anak menerima vaksinasi tetanus i, maka 10-14 hari kemudian akan terbentuk antibodi
antitetanus IgM (respons antibodi primer). IgM banyak terdapat di dalam darah, tetapi dalam
keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan.
b. IgG adalah jenis antibodi yang dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya. Contohnya
setelah mendapatkan suntikan tetanus ii, maka 5-7 hari kemudian seorang anak akan membentuk
antibodi IgG. IgG (Respons antibodi sekunder) ditemukan di dalam darah dan jaringan.

c. IgA adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadap
msuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, yaitu hidung, mata,
paru-paru, dan usus. IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh (pada saluran pencernaan,
hidung, mata, paru-paru, dan ASI).

d. IgE adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi cepat).

e. IgD adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah.

Zat antibodi menghentikan aktivitas antigen penyebab penyakit dengan cara menetralisir dan
opsonisai.

C. Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh

Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan penyakit.
Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahanan tubuh membunuh semua bibit penyakit yang
menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat beragam. Di dalam tubuh, sistem imun
yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari berbagai jenis antigen, seperti
bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut dapat dilakukan dengan
cara membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif.

a. Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh
membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan.
Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah
seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah terserang
penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama
untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan
antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut.

Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buatan. Kekebalan aktif buatan
(induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi.
Vaksinasi merupa kan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk
antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin ialah kuman penyakit yang
sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.

Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan vaksin disebut
imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner,
seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur
supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat dilawan dengan
vaksin, misalnya vaksin BCG yang melawan antigen penyakit TBC. Imunisasi mempunyai
beberapa tipe. Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies yang sama
disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda dan dari
spesies yang berbeda pula disebut heteroimun.

b. Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis
dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan
pasif juga terjadi secara alami dan buatan. Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang
diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi
yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam kandungan, bayi mendapatkan antibodi dari
ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari
ASI eksklusif melalui proses menyusui.

Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang
sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya
yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang
relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS
(Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG (Globulin Imun).

D. Respon Imunitas Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan dapat menghasilkan dua jenis respons terhadap antigen, yaitu respons
humoral dan respons selular. Respons humoral atau kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel
B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Kekebalan humoral
efektif melawan bakteri atau virus yang mencoba masuk ke dalam cairan tubuh. Adapun respons
selular atau kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing
atau jaringan yang terinfeksi. Jenis kekebalan ini dapat secara langsung melawan sel-sel tubuh
yang terinfeksi oleh bakteri atau virus. Akan tetapi, kekebalan selular ini berperan pula dalam
pengenalan jaringan asing dan penolakan atas jaringan hasil transplantasi.

Secara umum, kekebalan humoral dan selular memberikan tiga fungsi utama sebagai berikut
:

1. Pengenalan

Sistem kekebalan dapat mengenali benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Meskipun
jenis patogen sangat beraneka ragam, sistem kekebalan dapat mengenali dan menyusun respon
melawan semua jenis organisme secara spesifik.

2. Reaksi

Setelah mengenali antigen yang masuk, sistem kekebalan bereaksi dengan mempersiapkan
respons humoral dan selular.
3. Pembuang

Sistem kekebalan dapat menghancurkan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Penghancuran ini
dapat dilakukan secara humoral melalui antibodi maupun secara selular, oleh limfosit T. Ketika
sistem kekebalan bekerja secara efektif, antigen akan hancur dan dibuang.

Kekebalan Humoral

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kekebalan humoral melibatkan aktivasi sel B dan
produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Antibodi yang beredar sebagai
respons humoral, bekerja melawan bakteri, virus, dan toksin yang ada di dalam cairan tubuh.
Untuk melawan antigen, limfosit B dengan antibodi tertentu akan membelah dan berdiferensiasi
menjadi dua bagian, yaitu sel plasma dan sel B memori. Sel plasma dapat memproduksi
antibodi dengan kecepatan ±120.000 molekul/menit, dengan umur sel plasma sekitar 5 hari.
Antibodi memiliki dua sisi ikatan (binding site) yang berbeda. Oleh karena itu, antibodi dapat
membentuk suatu formasi ikatan (crosslink) terhadap antigen sehingga membentuk suatu ikatan
kompleks. Antigen yang telah berikatan dengan antibodi, tidak dapat menginfeksi sel. Selain itu,
antigen tersebut menjadi sasaran yang mudah bagi sel-sel fagosit untuk ditelan dan dihancurkan.

Untuk membuat respons ini lebih efektif, antibodi memberikan “instruksi” kepada molekul
dan sel-sel lain di dalam tubuh untuk mengetahui adanya serangan. Apabila antigen tersebut
berupa protein bebas, antibodi akan berikatan dengan antigen tersebut dan diekskresikan oleh
ginjal. Adapun antigen yang berupa bakteri dan virus, antibodi akan memberi sinyal kimiawi
untuk menarik sel-sel fagosit agar menghancurkannya.

Kemudian, beberapa antibodi akan mengaktifkan sejumlah protein dalam darah atau protein
komplemen. Ketika protein komplemen ini bertemu dengan antibodi yang menempel pada
permukaan sel, protein tersebut akan menempel pada membran sel dan membentuk pori-pori.
Pori-pori ini akan membuat sel menjadi lisis (pecah).

Keterangan: (a)Antibodi yang membentuk ikatan, (b)fagosit untuk menghancurkan antigen, dan
(c)protein komplemen menempel dan membentuk pori-pori.

Kontak pertama antara sel-sel B dengan antigen beserta reaksi dari sel-sel tersebut terhadap
antigen yang masuk ke dalam tubuh disebut respons kekebalan primer. Pada respons kekebalan
primer, dibutuhkan sekitar 10–17 hari bagi limfosit untuk membentuk respons yang maksimum.
Pada waktu tersebut, sel-sel B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel B memori.
Kondisi ini dapat menyebabkan suatu individu menjadi sakit (contohnya demam). Akan tetapi,
gejala penyakit tersebut akan hilang ketika antigen yang masuk ke dalam tubuh telah dibersihkan
oleh antibodi dan sel T. Apabila suatu individu terpapar lagi oleh antigen yang sama beberapa
waktu kemudian, respons akan menjadi lebih cepat (2–7 hari) dengan respons yang lebih besar
dan lama. Proses ini dinamakan dengan respons kekebalan sekunder. Konsep kekebalan ini
sangat kita kenali di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya apabila kita pernah terserang cacar
air, kita tidak mungkin terkena penyakit itu lagi.

Keterangan: Respons kekebalan primer dan kekebalan sekunder.

Kekebalan Selular

Kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing atau
jaringan yang terinfeksi. Kekebalan ini merupakan kekebalan yang ditunjang oleh sel T. Berbeda
dengan sel B, sel T tidak memproduksi molekul antibodi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
terdapat tiga jenis sel T yang berperan dalam kekebalan selular. Tiga jenis sel T tersebut yaitu
sitotoksik, sel T pembantu, dan sel T supressor. Ketika sel T sitotoksik kontak dengan antigen
pada permukaan sel asing, sel T sitotoksik akan aktif untuk menyerang dan menghancurkannya
dengan cara merusak membran sel asing. Adapun fungsi sel T supressor yaitu untuk menekan
respons kekebalan dengan memperlambat laju pembelahan sel dan membatasi produksi antibodi.
Proses ini berlangsung apabila infeksi telah berhasil ditangani.

Selain itu, sel T lain yang berperan adalah sel T pembantu. Sel T pembantu ini berfungsi
untuk menghasilkan sekret yang dapat merangsang sel B dan juga menghasilkan senyawa lain
yang berfungsi dalam respons kekebalan.

Keterangan: Mekanisme kekebalan yang dilakukan oleh (a) sel T sitotoksik, (b) sel T
pembantu, dan (c) sel Tsupressor.

Kekebalan selular sangat penting dalam menghadapi infeksi oleh virus. Meskipun antibodi
dapat menangkap partikel-partikel virus, antibodi tidak dapat menyerang virus yang telah masuk
ke dalam sel. Sel T sitotoksik dapat mendeteksi protein virus pada permukaan sel yang terinfeksi
dan menghancurkannya sebelum virus tersebut bereplikasi dan menginfeksi sel-sel yang lain.

E. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh

Gangguan atau kelainan pada sistem kekebalan tubuh bervariasi dari yang ringan seperti
alrgi sampai yang serius seperti penolakan pencangkokan organ, difisiensi kekebalan, serta
penyakit autoimun.

1. Alergi

Alergi disebabkan oleh respons kebal terhadap beberapa antigen. Antigen-antigen yang dapat
menimbulkan suatu tanggapan alergi dikenal sebagai alergen (penyebab alergi).

2. Penolakan Transplantasi
Sistem kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal berbeda denga unsur
yang ada di dalam tubuh seseorang, bahkan unsur yang hanya sedikit berbeda, seperti organ dan
jaringan yang dicangkokkan. Penolakan transplantasi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
penolakan hiperakut, akut, dan kronis.

3. AIDS (Acquired Immunodeficiencyn Syndrome)

Suatu penyebab infeksi yang menurunkan kekebalan secara fatal adalah HIV (Human
Immunodefiency Virus). Virus tersebut menyebabkan kasus AIDS dengan menginfeksi dan
secara cepat menghancurkan sel-sel T penolong. AIDS adalah suatu sindrom menurunnya sistem
kekebalan tubuh. AIDS termasuk penyakit menular seksual (PMS).

4. Defisiensi Imun

Defisiensi sistem kekebalan (imun) dapat diperoleh dari keturunan. Defisiensi imun yang
diwariskan tersebut umumnya mencerminkan kegagalan pewarisan suatu gen kepada generasi
berikut sehingga dihasilkan makrofag yang tidak mampu mencerna dan menhancurkan
organisme penyerbu, contohnya adalah severe Combined Immunodeficiency (SCID). Penderita
SCID mengalami kekurangan limfosit B dan T sehingga harus tinggal dilingkungan steril agar
tidak terkena infeksi.

5. Penyakit Autoimun

Ketika suatu penyakit autoimun menyerang, sistem kekebalan akan menyerang organ atau
jaringannya sendiri seolah-olah merek adalah unsur asing. Penyakit autoimun sering terjadi pada
kasus kencing manis dan demam rematik.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan materi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan, sebagai berikut :

1. Sistem kekebalan tubuh adalah kelompok sel, molekul, dan organ yang bekerja sama untuk
mempertahnkan tubuh terhadap serangan benda asing yang dapat menyebabkan penyakit.

2. Komponen sistem kekebalan tybuh terdiri atas makrofag, limfosit, reseptor antigen, sel
pengangkut antigen,dan antibodi.

3. Makrofag merupakan komponen sel darah putih yang menyerang benda asing melalui
mekanisme fagositosis.

4. Sel limfosit terbagi menjadi dua kategori, yaitu sel limfosit B dan sel limfosit T.

5. Sel limfosit T terdiri atas limfosit T pembunuh dan limfosit T penolong.

6. Antibodi bekerja dengan cara menetralisir, opsonisasi, dan melalui fiksasi komplemen untuk
menghancurkan antigen yang masuk kedalam tubuh.

7. Imunisasi adalah upaya membangkitkan kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit tertentu
dengan menggunakan mikroorganisme.

8. Imunisasi terdiri atas dua jenis. Yaitu imunisai aktif dan imunisasi pasif.

9. Kelainan pada sistem kekebalan tubuh bervariasi dari yang ringan seperti alrgi sampai yang
serius seperti penolakan pencangkokan organ, difisiensi kekebalan, serta penyakit autoimun.

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah Dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta: PT Setia Purna Inves

Priadi, Arif. 2009. Biology 2 For Senior High School Year XI. Jakarta: Yudhistira

Rachmawati, Faidah, dkk. 2009. Biologi. Jakarta: Ricardo CV

Widayari, Sri, dkk. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Pustaka Insan Madani
.

Anda mungkin juga menyukai