Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN DAN PRINSIP


BERKELANJUTAN
Nama Kelompok:
1. Ana Saniatur Rohmah (180341617525)
2. Firsha Ismifatichah (180341617584)
3. M. Hamzah Al-Kautsar B (180341617548)
4. Mutik Makhdania (180341617542)

A. Pengertian Ekologi dan Ilmu lingkungan


Ekologi berasal dari bahasaYunani yaitu oikos dan logo yang dapat diartikan sebagai studi
tentang bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungan hidup mereka (biotik) organisme
lain dan dengan makhluk tidak hidup atau faktor abiotik yakni lingkungan tanah, air, bentuk materi
lainnya, dan energi terutama dari matahari. Tujuan utama dari ekologi adalah untuk meningkatkan
pemahaman tentang bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungan biotik dan abiotik
daripada mengatasi masalah sosial, konservasi atau ekonomi tertentu.
Ilmu lingkungan adalah ilmu yang menggunakan konsep dan informasi dari ilmu pengetahuan
alam seperti ekologi, biologi, kimia, dan geologi dan ilmu sosial seperti ekonomi, politik, dan etika
yang bertujuan untuk membuat manusia dapat memahami bagaimana bumi bekerja, bagaimana
manusia mempengaruhi sistem pendukung kehidupan bumi (lingkungan), serta bagaimana
mengatasi masalah lingkungan yang kita hadapi.

B. Tingkatan Organisasi Kehidupan


Organisme atau individu adalah suatu satuan mahluk hidup yang tersusun secara kompleks
dengan berbagai macam sistem tubuh yang saling mendukung. Dari tingkatan molekul hingga
sistem organ memberikan daya dukung untuk hidup dan berinteraksi dengan sekitar. Populasi
adalah sekelompok individu dari spesies yang sama yang tinggal di tempat yang sama pada waktu
yang sama. Contohnya termasuk sekolah ikan todak di Laut Merah, tikus lapangan yang tinggal di
ladang jagung, dan orang-orang di suatu negara. Komunitas, atau komunitas biologis, terdiri dari
semua populasi spesies yang berbeda yang tinggal di tempat tertentu. Misalnya, spesies ikan nila
di kolam biasanya berbagi kolam dengan spesies ikan lainnya, dan dengan tanaman, serangga, itik,
dan banyak spesies lain yang membentuk komunitas. Ekosistem adalah komunitas dari spesies
yang berbeda yang berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan hidup, air, bentuk materi,
dan energi mereka yang tidak hidup, kebanyakan berasal dari matahari. Ekosistem bisa alami atau
buatan (buatan manusia). Contoh ekosistem buatan adalah ladang tanaman, peternakan pohon, dan
waduk.
C. Komponen Biotik dan Abiotik ekosistem
Dua jenis komponen membentuk biosfer dan ekosistemnya: Satu jenis, disebut abiotik,
terdiri dari komponen non-hidup seperti air, udara, nutrisi, batuan, panas, dan energi matahari.
Jenis lainnya, yang disebut biotik, terdiri dari komponen hayati hidup seperti tumbuhan, hewan,
manusia, dan mikroba. Faktor biotik juga termasuk organisme mati, bagian tubuh mati, dan produk
limbah organisme.

D. Pengertian Berkelanjutan
Keberlanjutan adalah kemampuan berbagai sistem alam, sistem budaya dan ekonomi
manusia untuk bertahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi lingkungan tanpa batas
waktu. Keberlanjutan juga dapat diartikan sebagai pencarian akan stabilitas ekologis dan kemajuan
manusia yang dapat bertahan dalam jangka panjang. Tentu saja, baik sistem ekologi maupun
institusi manusia tidak dapat berlanjut selamanya. Namun, kita dapat bekerja untuk melindungi
aspek terbaik dari kedua bidang dan untuk mendorong ketahanan dan kemampuan beradaptasi
dalam keduanya. Hal ini tentuya berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan, istilah ini dapat
berarti sebagai memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa
depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Secara sederhana pembangunan berarti
memperbaiki kehidupan masyarakat, kemajuan dalam kesejahteraan manusia sehingga kita dapat
memperpanjang banyak generasi dalam waktu yang cukup lama.
Lingkungan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai kondisi keseimbangan, ketahanan,
dan keterkaitan yang memungkinkan manusia memenuhi kebutuhannya sementara tidak melebihi
kapasitas ekosistem pendukungnya untuk terus meregenerasi layanan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut maupun tindakan kita yang mengurangi keanekaragaman hayati.
Tujuan utama upaya pengembangan definisi lingkungan berkelanjutan adalah untuk membantu
profesional lingkungan dan pihak lain mengoperasionalkan sebagian konsep pembangunan
berkelanjutan sebagaimana tercantum dalam masa depan kita bersama.

E. Konsep ekologi
Melalui bidang ekologi manusia dapat mengkaji lebih spesifik mengenai interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya baik lingkungan biotik maupun abiotik. Dalam interaksi
tersebut juga terjadi aliran energi dan siklus materi. Para ilmuwan mengklasifikasikan materi yang
terkait dengan ekologi ke dalam tingkat organisasi dari atom ke biosfer, yang lebih difokuskan
pada organisme, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Struktur ekosistem yaitu abiotik dan
biotik.
1. Aliran energi
Dalam suatu ekosistem pasti terjadi pemindahan energi mulai dari matahari, produsen,
konsumen, sampai dekomposer. Energi kimia yang tersimpan sebagai nutrisi dalam tubuh dan
limbah organisme mengalir melalui ekosistem dari satu tingkat trofik ke tingkat yang lain,
misalnya, tanaman menggunakan energi matahari untuk melakukan fotosintesis kemudian seekor
ulat makan daunnya, seekor ayam memakan ulat itu, dan seekor elang makan ayam itu. Selanjutnya
dekomposer dan detritus memakan sisa daun, ulat, robin, dan elang setelah mereka mati dan
mengembalikan nutrisi mereka ke tanah untuk digunakan kembali oleh produsen. Terdapat dua
jenis aliran energi yaitu rantai makanan dan jaring makanan.
 Rantai makanan
Pada siklus rantai makanan yang perlu diingat adalah transfer energi dari satu tingkat trofik ke
trofik lain tidak lengkap. Hal ini sesuai denga hukum kedua termodinamika, karena energi
ditransfer dari satu bentuk ke bentuk lain, beberapa energi yang dapat digunakan hilang. Sebagian
besar terdegradasi ke energi panas sebenarnya yang berakhir di lingkungan. Biasanya, energi yang
benar-benar tersedia untuk digunakan oleh organisme tingkat trofik berikutnya hanya 5 sampai 20
persen dari masukan awal. Dengan kata lain 80 sampai 95 persen energi disimpan, digunakan
untuk respirasi, atau hilang sebagai panas. Semua akhirnya ditransfer sebagai panas ke lingkungan.
 Jaring makanan
Banyak konsumen yang mempunyai makanan sama sehingga mereka akan terhubung dan
terjadi saling silang membentuk sistem kompleks yang disebut jarring makanan. Contohnya
seperti ulat dapat dimakan oleh ayam dan burung, ayam dapat dimakan oleh rubah dan ular, burung
dimakan ular, ular dimakan elang.
2. Siklus materi
Siklus materi disebut juga siklus kimia karena pada siklus materi terdapat unsur kimia yang
berperan seperti air, nitrogen, karbon, dan fosfor. Secara langsung atau tidak langsung siklus
materi didorong oleh energi matahari dan gravitasi yang masuk. Siklus materi meliputi siklus
hidrologi, karbon, oksigen, nitrogen, fosfor, dan belerang.
a. Siklus karbon
Siklus karbon adalah aliran karbon melalui berbagai bagian sistem di Bumi baik melalui
Tumbuhan, Hewan, dan Manusia yang terjadi secara alami. Siklus Karbon merupakan daur
biogeokimia yaitu salah satu siklus alam yang melibatkan aspek Bio (Kehidupan), Geo (Bumi)
dan Kimia dalam proses perputaran siklus. Siklus Karbon berperan penting dalam proses
pemanfaatan CO2 yang berada di udara untuk beberapa keperluan fotosintesis tumbuhan serta
pembentukan CO2 kembali.
b. Siklus air
Siklus air didukung oleh energi dari matahari dan melibatkan tiga proses penguapan,
presipitasi, dan transpirasi utama. Energi matahari masuk menyebabkan penguapan air dari lautan,
danau, sungai, dan tanah. Penguapan mengubah air cair menjadi uap air di atmosfer, dan gravitasi
menarik air kembali ke permukaan bumi sebagai curah hujan (hujan, salju, hujan es, dan embun).
Di atas daratan, sekitar 90% air yang mencapai atmosfer menguap dari permukaan tanaman,
melalui proses yang disebut transpirasi, dan dari tanah.
c. Siklus nitrogen
Siklus nitrogen terdiri dari beberapa langkah utama. Dalam fiksasi nitrogen, bakteri khusus
di tanah dan alga bluegreen (cyanobacteria) di lingkungan perairan menggabungkan gas N2 dengan
hidrogen untuk membuat amonia (NH3). Bakteri menggunakan beberapa amonia yang mereka
hasilkan sebagai nutrisi dan buang sisanya ke tanah atau air. Beberapa amonia diubah menjadi ion
amonium (NH4+) yang bisa dijadikan nutrisi oleh tanaman.
Amonia yang tidak dikonsumsi oleh tanaman bisa mengalami nitrifikasi. Dalam proses ini,
bakteri tanah khusus mengubah sebagian besar NH3 dan NH4 + di dalam tanah menjadi ion nitrat
(NO3-), yang mudah diambil oleh akar tanaman. Tanaman kemudian menggunakan bentuk
nitrogen ini untuk menghasilkan berbagai asam amino, protein, asam nukleat, dan vitamin. Hewan
yang makan tanaman akhirnya mengkonsumsi senyawa yang mengandung nitrogen ini, seperti
halnya pengumpan detritus, dan pengurai.
Tanaman dan hewan mengembalikan senyawa organik yang kaya nitrogen ke lingkungan
sebagai limbah dan partikel bekas dan melalui tubuh mereka saat mereka mati dan didekomposisi
atau dimakan oleh pengumpan detritus. Dalam ammonifikasi bakteri pengurai khusus mengubah
detritus ini menjadi senyawa anorganik yang mengandung nitrogen sederhana seperti ammonia
(NH3) dan garam yang mengandung air yang mengandung ion amonium (NH4 +).
Dalam denitrifikasi, bakteri khusus di tanah tergenang air dan di dasar sedimen danau, lautan,
rawa, dan rawa mengubah NH3 dan NH4 + menjadi ion nitrat, kemudian menjadi gas nitrogen
(N2) dan gas nitrous oxide (N2O). Gas-gas ini dilepaskan ke atmosfer untuk memulai siklus
nitrogen lagi.
d. Siklus fosfor
fosfor adalah komponen molekul penting secara biologis seperti asam nukleat dan molekul
pengalihan energi seperti ADP dan ATP. Ini juga merupakan komponen utama tulang dan gigi
vertebrata. Fosfat dapat hilang dari siklus dalam waktu lama saat mengalir dari darat ke sungai dan
dibawa ke laut. Di sana dapat diendapkan sebagai endapan laut dan tetap terjebak selama jutaan
tahun. Suatu hari, proses geologi dapat mengangkat dan mengekspos endapan dasar laut ini, dari
mana fosfat dapat terkikis untuk memulai siklus kembali.
e. Siklus sulfur
Sulfur bersirkulasi melalui biosfer dalam siklus sulfur, sebagian besar belerang di bumi
disimpan di bawah tanah di bebatuan dan mineral, termasuk garam sulfat (SO42-) yang terkubur
jauh di bawah endapan laut. Sulfur juga memasuki atmosfer dari beberapa sumber alami. Hidrogen
sulfida (H2S) - gas yang tidak berwarna dan beracun dengan bau telur busuk - dilepaskan dari
gunung berapi aktif dan dari bahan organik yang dipecah oleh pengurai anaerobik di rawa banjir,
rawa, dan pasang surut. Sulfur dioksida (SO2), gas yang tidak berwarna dan menyengat, juga
berasal dari gunung berapi.
F. Prinsip Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan agar bisa mengatasi berbagai permasalahan lingkungan harus
memiliki prinsip dasar berkelanjutan. Karena kebanyakan dari masyarakat tidak memiliki
wawasan tentang lingkungan sehingga tidak memahami dampak dalam jangka panjang yang akan
terjadi dimasa yang mendatang. Masyarakat harus mempelajari bagaimana kehidupan di bumi
telah bertahan dan disesuaikan dengan perubahan besar dalam kondisi lingkungan selama miliaran
tahun. Terdapat empat prinsip berkelanjutan :
 Ketergantungan pada energi surya: Matahari memancarkan cahayanya ke bumi dan
memberi energi yang digunakan tanaman untuk berfotosintesis sebagai cadangan
makanannya serta sumber energy bagi manusia, dan hewan. Tanpa matahari, tidak akan
ada tanaman, tidak ada binatang, dan tidak ada makanan. Matahari juga menggerakkan
bentuk tidak langsung energi matahari seperti angin dan air yang mengalir, yang bisa
digunakan untuk menghasilkan listrik.
 Keanekaragaman Hayati: mencakup berbagai macam organisme dan lingkungan yang
berbeda, seperti padang pasir, padang rumput, hutan, samudera, dan sistem lain di mana
mereka ada dan berinteraksi; dan layanan alami gratis, seperti pembaharuan tanah,
pengendalian hama, dan pemurnian udara dan air, yang diberikan oleh spesies dan sistem
ini. Tanpa keanekaragaman hayati, sebagian besar kehidupan pasti telah musnah sejak
lama.
 Chemical Cycling: proses alami mendaur ulang nutrisi, atau bahan kimia yang dibutuhkan
tanaman dan hewan untuk tetap hidup dan bereproduksi. Karena bumi tidak mendapatkan
kiriman baru dari bahan kimia ini, mereka harus terus-menerus didaur ulang dari organisme
ke lingkungan dan tempat tinggal mereka yang tidak hidup. Tanpa siklus kimia, tidak akan
ada udara, tidak ada air, tidak ada tanah, tidak ada makanan, dan tidak ada kehidupan.
 Kontrol Populasi: persaingan untuk sumber daya terbatas di antara spesies yang berbeda
menempatkan batas pada seberapa banyak populasi mereka dapat tumbuh.

G. Solusi Berkelanjutan untuk berbagai masalah lingkungan


Ada berbagai solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi permasalahan lingkungan melalui
pendekatan lingkungan berkelanjutan, diantaranya:

1) Masalah keanekaragaman hayati


Keanekaragaman hayati perlu dijaga untuk mencegah kepunahan spesies, karena saat ini
banyak aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati sehingga banyak
spesies punah karena manusia. Aktivitas manusia mengurangi keanekaragaman hayati dengan
menyebabkan kepunahan banyak spesies dan dengan menghancurkan atau merendahkan
habitat yang dibutuhkan untuk pengembangan spesies baru. kita harus mencegah kepunahan
spesies liar karena layanan ekologi dan ekonomi yang mereka berikan, dan karena banyak
orang percaya bahwa spesies liar memiliki hak untuk ada terlepas dari kegunaannya kepada
kita. Manusia dapat membantu mempertahankan keanekaragaman hayati terestrial dengan
mengidentifikasi dan melindungi daerah yang terancam punah (hotspot keanekaragaman
hayati), memulihkan ekosistem yang rusak (menggunakan ekologi restorasi), dan berbagi
dengan spesies lain di luar negeri yang kami dominasikan (menggunakan ekologi rekonsiliasi).
Mempertahankan perikanan laut akan memerlukan pemantauan populasi ikan dan kerang
yang lebih baik, pengelolaan perikanan kooperatif di antara masyarakat dan negara,
pengurangan subsidi perikanan, dan pilihan konsumen yang cermat di pasar makanan laut.
Mempertahankan keanekaragaman hayati perairan dunia memerlukan pemetaannya,
melindungi titik api air, menciptakan cadangan laut yang besar dan terlindungi sepenuhnya,
melindungi ekosistem air tawar, dan melakukan pemulihan ekologi lahan basah pesisir dan
darat yang terdegradasi.
2) Masalah perkotaan dan urbanisasi
Urbanisasi terus meningkat dengan mantap dan jumlah dan ukuran daerah perkotaan
berkembang pesat, terutama di negara-negara kurang berkembang. Sebagian besar kota tidak
dapat dipertahankan karena penggunaan sumber daya, limbah, polusi, dan kemiskinan yang
tinggi. Perencanaan penggunaan lahan perkotaan memperlambat degradasi udara, air, lahan,
keanekaragaman hayati, dan sumber daya alam lainnya yang dihasilkan. pertumbuhan pintar
atau alat urbanisme baru mencegah dan mengendalikan pertumbuhan dan gletser perkotaan.
Beberapa konsep ecocity yakni:
a. Gunakan sumber energi terbarukan dan sumber energi terbarukan lainnya
b. Desain bangunan harus dipanaskan dan didinginkan sebanyak mungkin dengan cara
alami.
c. Membangun dan dan mendesain ulang kota untuk orang-orang, bukan untuk mobil.
d. Gunakan energi dan sumber daya materi dengan efisien.
e. Mencegah polusi dan mengurangi limbah.
f. Menggunakan kembali, mendaur ulang, dan kompos 60- 85% dari semua limbah padat
kota.
g. Melindungi dan mendorong keanekaragaman hayati dengan melestarikan lahan yang
belum dikembangkan dan melindungi dan memulihkan sistem alam dan lahan basah di
dalam dan di sekitar kota.
h. Mempromosikan kebun kota, pasar petani, dan pertanian yang didukung masyarakat.
i. Gunakan zonasi dan alat lainnya untuk menjaga agar kota tetap terjaga di tingkat
lingkungan yang berkelanjutan.

3) Solusi berkelanjutan untuk energi


Teknologi pada masa sekarang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi
energi. Pada zaman sekaran di berbagai negara memiliki berbagai teknologi untuk
meningkatkan efisiensi energi operasi industri, kendaraan bermotor, peralatan, dan bangunan
dengan tajam. kita dapat membuat transisi ke masa depan energi yang lebih berkelanjutan
dengan sangat meningkatkan efisiensi energi, menggunakan campuran sumber energi
terbarukan, energi terbarukan (non-fosil) meliputi: energi matahari, pasang surut, angin, panas
bumi, pembangkit listrik tenaga air dan biofuel: masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan.

4) Solusi berkelanjutan untuk limbah


Cara yang paling efektif untuk mengatasi limbah adalah dengan 3R (Reduce, Recycle,
Reuse). Mendaur ulang limbah tersebut menjadi barang yang dapat dimanfaatkan kembali,
menggunakan kembali barang mengurangi konsumsi bahan dan sumber energi, dan
mengurangi polusi dan degradasi modal alami. Pendekatan berkelanjutan terhadap limbah
berbahaya adalah yang pertama menghasilkan lebih sedikit, kemudian mengubahnya menjadi
bahan yang kurang berbahaya, dan akhirnya dengan aman menyimpan apa yang tersisa.

Anda mungkin juga menyukai