Anda di halaman 1dari 12

EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN DAN

PRINSIP BERKELANJUTAN

Makalah disusun untuk memenuhi tugas MK Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan


Dibina oleh Dr. Sueb, M.Kes

Oleh
Kelompok 3 Offering C
Nama Anggota :

Ana Saniatur Rohmah 180341617525


Firdha Ismifatichah 180341617584
M. Hamzah Al-Kautsar B 180341617548
Mutik Makhdania 180341617542

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BOLOGI
Februari 2020
Sueb1, Ana Saniatur Rohmah1, Firdha Ismifatichah1, M. Hamzah Al-Kautsar B1, dan Mutik
Makhdania1
1
Department of Bology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 05 Malang 65145, Indonesia

Corresponding author: sueb.fmipa@um.ac.id

Abstrak: Lingkungan alam mempunyai suatu keteraturan. Ketidakmampuan manusia untuk


menyesuaikan aktivitasnya dengan pola tersebut dapat mengubah lingkungan. Banyak
perubahan seperti itu dapat mengancam dan membahayakan nyawa. Tujuan penulisan makalah
ini untuk mengkaji ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan, konsep ekologi yang meliputi faktor
biotik dan abiotik, siklus materi, aliran energi, dan prinsip berkelanjutan. Metode yang
digunakan yaitu dengan pengambilan data dari e-book dan juga artikel jurnal ilmiah. Ternyata
dari data yang diperoleh, Ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan spesifik mengkaji hubungan
timbal balik makhluk hidup dengan lingkungannya (abiotik dan biotik). Prinsip berkelanjutan
berguna untuk memberi solusi berbagai masalah lingkungan. Karena kebanyakan dari
masyarakat tidak menyadari wawasan tentang lingkungan dan tidak memahami dampak dalam
jangka panjang yang akan terjadi dimasa yang mendatang.

Kata kunci : ekologi, ilmu lingkungan, prinsip berkelanjutan.

Abstract: The natural environment has some regularity. The inability of humans to adjust their
activities to these patterns can change the environment. Many such changes can protect and
protect lives. The purpose of discussing this paper is to examine the basis of environmental
science, ecological concepts that contain biotic and abiotic factors, the material cycle, energy
flow, and the principle of maintaining. The method used is to retrieve data from e-books and
also scientific journal articles. It turns out that from the data obtained, Ecology as a basis for
specific environmental science examines the interrelationships of living things with their
environment (abiotic and biotic). The principle of sustainability is useful for providing solutions
to various environmental problems. Because most of the people do not understand the views on
the environment and do not succeed in the long term that will happen in the future.

Keywords : ecology, environmental science, sustainable principles.

Di era sekarang peningkatan kebutuhan manusia dan bertambah lajunya pertumbuhan


penduduk menyebabkan lingkungan menjadi korban untuk memuaskan kebutuhan hidup
manusia. Padahal manusia dan lingkungannya memiliki hubungan timbal balik. Lingkungan
mempengaruhi hidup manusia dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya.
Oleh sebab itu lingkungan dan manusia saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan [1].
Namun ketidakmampuan manusia untuk menyesuaikan aktivitasnya dengan pola tersebut
mengubah sistem planet, pada dasarnya. Banyak perubahan seperti itu disertai ancaman bahaya
yang mengancam nyawa. Realitas baru ini, yang darinya tidak ada jalan keluar, harus diakui
dan dikelola [2] . Pada awal tahun 1896, ilmuwan Swedia Svante Arrhenius telah
memperkirakan bahwa aktivitas manusia akan mengganggu cara matahari berinteraksi
dengan bumi, yang mengakibatkan pemanasan global dan perubahan iklim. Prediksinya telah
menjadi kenyataan dan perubahan iklim kini mengganggu stabilitas lingkungan global.
Beberapa contoh isu lingkungan yang signifikan secara global adalah penipisan lapisan Ozon,
Pemanasan global, Hilangnya keanekaragaman hayati dan sebagainya [3].
Menurut kelompok kami hal itu terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan manusia untuk
mengetahui dasar ilmu lingkungan yaitu ekologi dan tidak adanya prinsip berkelanjutan dari
mereka untuk mempelajari ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan sehingga banyak manusia
yang merusak lingkungan dengan seenak mereka sendiri tanpa mengetahui akibat dari yang
mereka perbuat.Untuk Itu pemahaman Ilmu lingkungan sangat penting untuk pembangunan
berkelanjutan karena membantu kita memahami bagaimana sistem lingkungan bekerja,
bagaimana keadaannya terdegradasi, dan faktor apa yang dapat membantu memulihkannya.
Pembangunan berkelanjutan merupakan komponen penting untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat saat ini tanpa mengorbankan sumber daya dan sistem lingkungan untuk generasi
mendatang yang mengacu pada peningkatan akses terhadap perawatan kesehatan, pendidikan,
dan kondisi lain yang diperlukan untuk kehidupan yang sehat dan produktif, terutama di daerah
dengan kemiskinan ekstrim [4].
Sehingga tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui dan mengkaji ekologi sebagai
dasar ilmu lingkungan, ekologi meliputi faktor biotik dan abiotik, prinsip berkelanjutan dan
aliran energi, agar manusia dapat mengerti dan dapat menjaga lingkungan dengan baik.

1. Kajian Pustaka

1.1. Pengertian Ekologi


Ekologi (dari kata Yunani oikos, yang berarti "rumah" atau "tempat tinggal," dan logos,
yang berarti "studi tentang") adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang komponen biotik
dan abiotic yang saling berinteraksi [5]. Tujuan mendasar dari ekologi adalah untuk
meningkatkan pemahaman tentang bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungan
biotik dan abiotik daripada mengatasi masalah sosial, konservasi atau ekonomi tertentu [6]
Ilmu lingkungan adalah ilmu yang menggunakan konsep dan informasi dari ilmu
pengetahuan alam seperti ekologi, biologi, kimia, dan geologi dan ilmu sosial seperti ekonomi,
politik, dan etika untuk membantu kita memahami [5] : Bagaimana bumi bekerja Bagaimana
kita mempengaruhi sistem pendukung kehidupan bumi (lingkungan) Bagaimana mengatasi
masalah lingkungan yang kita hadapi.

1.2 Pengertian Populasi, Komunitas, dan Ekosistem


Populasi adalah sekelompok individu dari spesies yang sama yang tinggal di tempat
yang sama pada waktu yang sama. Sebagai contoh termasuk sekumpuan ikan todak di Laut
Merah, tikus lapangan yang tinggal di ladang jagung, kupu-kupu raja berkerumun di pohon,
dan orang-orang di suatu negara. Komunitas, atau komunitas biologis, terdiri dari semua
populasi spesies yang berbeda yang tinggal di tempat tertentu, contohnya ialah komunitas
terumbu karang. Ekosistem adalah komunitas dari spesies yang berbeda yang berinteraksi satu
sama lain dan dengan lingkungan hidup, air, bentuk materi, dan energi mereka yang tidak
hidup, kebanyakan berasal dari matahari [12]
Ekosistem bisa alami atau buatan (buatan manusia). Contoh ekosistem alami ialah
ekosistem gurun, ekosistem hujan tropis. Sedangkan ekosistem buatan adalah ladang tanaman,
peternakan pohon, dan waduk [5]

1.3 Komponen Biotik dan Abiotik ekosistem


Komponen dari ekologi terdapat 2 yaitu komponen biotik dan abiotic, komponen biotik
adalah komponen yang hidaup seperti contoh manusia,hewan, tumbuhan. Sementara
komponen abiotic adalah komponen yang tidak hidup atau mendukung komponen biotik
seperti contoh tanah,api,air, dan udara [5].

1.4 Pengertian Berkelanjutan (Sustainability)


Keberlanjutan adalah kemampuan berbagai sistem alam, sistem budaya dan ekonomi
manusia untuk bertahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi lingkungan tanpa
batas waktu [5]. Keberlanjutan adalah pencarian akan stabilitas ekologis dan kemajuan manusia
yang dapat bertahan dalam jangka panjang. Tentu saja, baik sistem ekologi maupun institusi
manusia tidak dapat berlanjut selamanya. Namun, kita dapat bekerja untuk melindungi aspek
terbaik dari kedua bidang dan untuk mendorong ketahanan dan kemampuan beradaptasi dalam
keduanya [4].
Lingkungan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai kondisi keseimbangan,
ketahanan, dan keterkaitan yang memungkinkan masyarakat manusia memenuhi kebutuhannya
sementara tidak melebihi kapasitas ekosistem pendukungnya untuk terus meregenerasi layanan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut maupun tindakan kita yang mengurangi
keanekaragaman hayati. Tujuan utama upaya pengembangan definisi lingkungan berkelanjutan
adalah untuk membantu profesional lingkungan dan pihak lain mengoperasionalkan sebagian
konsep pembangunan berkelanjutan sebagaimana tercantum dalam masa depan kita bersama
[2]

2. PEMBAHASAN

2.1 Konsep ekologi


Menurut kelompok kami dalam ekologi mengkaji lebih spesifik mengenai interaksi
antara makhluk hidup dengan lingkungannya baik lingkungan hidup (biotik) dan tak hidup
(abiotik). Dalam interaksi tersebut juga terjadi aliran energi dan siklus materi. Para ilmuwan
mengklasifikasikan materi yang terkait dengan ekologi ke dalam tingkat organisasi dari atom
ke biosfer ahli ekologi fokus pada organisme, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Struktur ekosistem yaitu abiotik dan biotik. Dalam ekosistem terdapat proses yang disebut
aliran energi dan siklus materi [5].

1) Aliran energi
Menurut kelompok kami dalam suatu ekosistem terjadi pemindahan energi
mulai dari matahari, produsen, konsumen, sampai dekomposer. Hal ini sesuai dengan
[5] yang mengatakan bahwa energi kimia yang tersimpan sebagai nutrisi dalam tubuh
dan limbah organisme mengalir melalui ekosistem dari satu tingkat trofik ke tingkat
yang lain. Misalnya, tanaman menggunakan energi matahari untuk menyimpan energi
kimia dalam daun. Seekor ulat makan daunnya, dan ulat dimakan oleh burung
kemudian burung tersebut dimakan oleh manusia dan manusia akan mati dan nanti
akan di composer oleh decomposer.
a) Rantai makanan

Gambar rantai makanan [5]

Salah satu fitur terpenting dari rantai makanan adalah bahwa transfer energi dari satu
tingkat trofik ke yang lain tidak lengkap. Sesuai dengan hukum kedua termodinamika, karena
energi ditransfer dari satu bentuk ke bentuk lain, beberapa energi yang dapat digunakan hilang.
Sebagian besar terdegradasi ke energi panas sebenarnya yang berakhir di lingkungan.
Biasanya, energi yang benar-benar tersedia untuk digunakan oleh organisme tingkat trofik
berikutnya hanya 5 sampai 20 persen dari masukan awal. Dengan kata lain 80 sampai 95 persen
energi disimpan, digunakan untuk respirasi, atau hilang sebagai panas. semua akhirnya
ditransfer sebagai panas ke lingkungan [11]

b) Jaring makanan

Gambar jaring makanan [5]


Banyak konsumen yang mempunyai makanan sama sehingga mereka akan terhubung dan
terjadi saling silang rantai makanan, seperti contoh karnivora dan omnivora mempunyai
makanan daging sama sehingga terjadilah silang antar rantai makanan [5].

2) Siklus materi
Masyarakat sekitar sering menyebut siklus materi adalah siklus kimia karena
pada siklus materi terdapat unsur kimia yang berperan seperti air, nitrogen, karbon, dan
fosfor. Siklus materi didorong secara langsung atau tidak langsung oleh energi matahari
dan gravitasi yang masuk, meliputi siklus hidrologi (air), karbon, oksigen, nitrogen,
fosfor, dan belerang [5]
a) siklus karbon dan oksigen

Gambar siklus karbon dan oksigen [5]


Energi dari matahari menggerakkan siklus dan terdegradasi ke bentuk yang kurang
berguna (energi matahari - energi kimia - panas) saat mengalir melalui ekosfer. karbon
dan oksigen diubah dari CO2 dan H2O menjadi gula pada tanaman hijau dan akhirnya
menjadi molekul organik lainnya melalui proses fotosintesis [5].
b) Siklus air

Gambar siklus air [5]


Siklus air didukung oleh energi dari matahari dan melibatkan tiga proses
penguapan, presipitasi, dan transpirasi utama. Energi matahari masuk menyebabkan
penguapan air dari lautan, danau, sungai, dan tanah. Penguapan mengubah air cair
menjadi uap air di atmosfer, dan gravitasi menarik air kembali ke permukaan bumi
sebagai curah hujan (hujan, salju, hujan es, dan embun). Di atas daratan, sekitar 90%
air yang mencapai atmosfer menguap dari permukaan tanaman, melalui proses yang
disebut transpirasi, dan dari tanah [9].
c) Siklus nitrogen
Siklus nitrogen terdiri dari beberapa langkah utama. Dalam fiksasi nitrogen,
bakteri khusus di tanah dan alga bluegreen (cyanobacteria) di lingkungan perairan
menggabungkan gas N2 dengan hidrogen untuk membuat amonia (NH3). Bakteri
menggunakan beberapa amonia yang mereka hasilkan sebagai nutrisi dan buang sisanya
ke tanah atau air. Beberapa amonia diubah menjadi ion amonium (NH4+) yang bisa
dijadikan nutrisi oleh tanaman [5].
Amonia yang tidak dikonsumsi oleh tanaman bisa mengalami nitrifikasi. Dalam proses
ini, bakteri tanah khusus mengubah sebagian besar NH3 dan NH4 + di dalam tanah menjadi
ion nitrat (NO3-), yang mudah diambil oleh akar tanaman. Tanaman kemudian menggunakan
bentuk nitrogen ini untuk menghasilkan berbagai asam amino, protein, asam nukleat, dan
vitamin. [5]
Tanaman dan hewan mengembalikan senyawa organik yang kaya nitrogen ke
lingkungan sebagai limbah dan partikel bekas dan melalui tubuh mereka saat mereka mati dan
didekomposisi atau dimakan oleh pengumpan detritus. Dalam ammonifikasi bakteri pengurai
khusus mengubah detritus ini menjadi senyawa anorganik yang mengandung nitrogen
sederhana seperti ammonia (NH3) dan garam yang mengandung air yang mengandung ion
amonium (NH4 +) [8]
Dalam denitrifikasi, bakteri khusus di tanah tergenang air dan di dasar sedimen danau,
lautan, rawa, dan rawa mengubah NH3 dan NH4 + menjadi ion nitrat, kemudian menjadi gas
nitrogen (N2) dan gas nitrous oxide (N2O). Gas-gas ini dilepaskan ke atmosfer untuk memulai
siklus nitrogen lagi. [8]
d) Siklus fosfor
Fosfor adalah komponen molekul penting secara biologis seperti asam nukleat dan molekul
pengalihan energi seperti ADP dan ATP. Ini juga merupakan komponen utama tulang dan gigi
vertebrata. Fosfat dapat hilang dari siklus dalam waktu lama saat mengalir dari darat ke sungai
dan dibawa ke laut. Di sana dapat diendapkan sebagai endapan laut dan tetap terjebak selama
jutaan tahun. [5]
e) Siklus sulfur

Sulfur bersirkulasi melalui biosfer dalam siklus sulfur. Sebagian besar belerang di bumi
disimpan di bawah tanah di bebatuan dan mineral, termasuk garam sulfat (SO42-) yang terkubur
jauh di bawah endapan laut.. Sulfur dioksida (SO2), gas yang tidak berwarna dan menyengat,
juga berasal dari gunung berapi [10].

2.2 Prinsip Berkelanjutan


Menurut kelompok kami untuk pembangunan berkelanjutan agar bisa mengatasi berbagai
permasalahan lingkungan harus memiliki prinsip dasar berkelanjutan. Karena kebanyakan dari
masyarakat tidak memiliki wawasan tentang lingkungan dan tidak memahami dampak dalam
jangka panjang yang akan terjadi dimasa yang mendatang. Pendapat kami sesuai dengan [5]
bahwa kita harus mempelajari bagaimana kehidupan di bumi telah bertahan dan disesuaikan
dengan perubahan besar dalam kondisi lingkungan selama miliaran tahun. Kita
bisa membuat transisi ke masyarakat yang lebih berkelanjutan dengan menerapkan pelajaran
ini dari alam ke gaya hidup dan ekonomi kita. Terdapat empat prinsip berkelanjutan :
1. Ketergantungan pada energi surya: Matahari menghangatkan planet ini dan
memberi energi yang digunakan tanaman untuk menghasilkan makanan bagi
diri mereka sendiri dan untuk kita dan kebanyakan hewan lainnya. Tanpa
matahari, tidak akan ada tanaman, tidak ada binatang, dan tidak ada makanan.
Matahari juga menggerakkan bentuk tidak langsung energi matahari seperti
angin dan air yang mengalir, yang bisa digunakan untuk menghasilkan listrik.
[5]
2. Keanekaragaman Hayati: Ini mencakup berbagai macam organisme yang
berbeda; padang pasir, padang rumput, hutan, samudera, dan sistem lain di mana
mereka ada dan berinteraksi; dan layanan alami gratis, seperti pembaharuan
tanah, pengendalian hama, dan pemurnian udara dan air, yang diberikan oleh
spesies dan sistem ini. [5]
3. Chemical Cycling: Proses alami mendaur ulang nutrisi, atau bahan kimia yang
dibutuhkan tanaman dan hewan untuk tetap hidup dan bereproduksi. Karena
bumi tidak mendapatkan kiriman baru dari bahan kimia ini, mereka harus terus-
menerus diayunkan dari organisme ke lingkungan dan tempat tinggal mereka
yang tidak hidup. Tanpa Chemical Cycling, tidak akan ada udara, tidak ada air,
tidak ada tanah, tidak ada makanan, dan tidak ada kehidupan [5]
4. Kontrol Populasi: persaingan untuk sumber daya terbatas di antara spesies yang
berbeda menempatkan batas pada seberapa banyak populasi mereka dapat
tumbuh [5]

2.3 Solusi Berkelanjutan untuk berbagai masalah lingkungan


1) Masalah keanekaragaman hayati
Menurut kelompok kami keanekaragaman hayati perlu dijaga untuk mencegah
kepunahan spesies, karena saat ini banyak aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi
keanekaragaman hayati sehingga banyak spesies punah karena manusia. Pendapat kami
sesuai dengan [5] bahwa aktivitas manusia mengurangi keanekaragaman hayati dengan
menyebabkan kepunahan banyak spesies dan dengan menghancurkan atau merendahkan
habitat yang dibutuhkan untuk pengembangan spesies baru. kita harus mencegah
kepunahan spesies liar karena layanan ekologi dan ekonomi yang mereka berikan, dan
karena banyak orang percaya bahwa spesies liar memiliki hak untuk ada terlepas dari
kegunaannya kepada kita. Kita dapat membantu mempertahankan keanekaragaman hayati
terestrial dengan mengidentifikasi dan melindungi daerah yang terancam punah (hotspot
keanekaragaman hayati), memulihkan ekosistem yang rusak (menggunakan ekologi
restorasi), dan berbagi dengan spesies lain di luar negeri yang kami dominasikan
(menggunakan ekologi rekonsiliasi).
Mempertahankan perikanan laut akan memerlukan pemantauan populasi ikan dan
kerang yang lebih baik, pengelolaan perikanan kooperatif di antara masyarakat dan negara,
pengurangan subsidi perikanan, dan pilihan konsumen yang cermat di pasar makanan laut.
Mempertahankan keanekaragaman hayati perairan dunia memerlukan pemetaannya,
melindungi titik api air, menciptakan cadangan laut yang besar dan terlindungi sepenuhnya,
melindungi ekosistem air tawar, dan melakukan pemulihan ekologi lahan basah pesisir dan
darat yang terdegradasi [5].

2) Masalah perkotaan dan urbanisasi


Urbanisasi terus meningkat dengan mantap dan jumlah dan ukuran daerah perkotaan
berkembang pesat, terutama di negara-negara kurang berkembang. Sebagian besar kota
tidak dapat dipertahankan karena penggunaan sumber daya, limbah, polusi, dan kemiskinan
yang tinggi [13]
Konsep ecocity [13] :
a. Gunakan sumber energi terbarukan dan sumber energi terbarukan lainnya
b. Desain bangunan harus dipanaskan dan didinginkan sebanyak mungkin
dengan cara alami.
c. Membangun dan dan mendesain ulang kota untuk orang-orang, bukan
untuk mobil.
d. Gunakan energi dan sumber daya materi dengan efisien.
e. Mencegah polusi dan mengurangi limbah.
f. Menggunakan kembali, mendaur ulang, dan kompos 60- 85% dari semua
limbah padat kota.
g. Melindungi dan mendorong keanekaragaman hayati dengan melestarikan
lahan yang belum dikembangkan dan melindungi dan memulihkan sistem
alam dan lahan basah di dalam dan di sekitar kota.
h. Mempromosikan kebun kota, pasar petani, dan pertanian yang didukung
masyarakat.
i. Gunakan zonasi dan alat lainnya untuk menjaga agar kota tetap terjaga di
tingkat lingkungan yang berkelanjutan.

3) Solusi berkelanjutan untuk energi


Teknologi pada masa sekarang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi
energi. Pendapat kami sesuai dengan [5] bahwa kita memiliki berbagai teknologi untuk
meningkatkan efisiensi energi operasi industri, kendaraan bermotor, peralatan, dan
bangunan dengan tajam. kita dapat membuat transisi ke masa depan energi yang lebih
berkelanjutan dengan:
a. sangat meningkatkan efisiensi energi
b. Menggunakan campuran sumber energi terbarukan, termasuk biaya
lingkungan dari sumber energi dalam harga pasar mereka.
c. energi terbarukan (non-fosil) meliputi: energi matahari, pasang surut, angin,
panas bumi, pembangkit listrik tenaga air dan biofuel: masing- masing
memiliki kelebihan dan kekurangan.

4) Solusi berkelanjutan untuk limbah


Limbah yang sangat banyak menyebabkan pencemaran lingkungan yang sangat
berbahaya untuk lingkungan sekitar, oleh karena itu diperlukan solusi berkelanjutan
untuk limbah yaitu mendaur ulang limbah menajdi sesuatu yang dapat dimanfaatkan
dan bermanfaat untuk masyarakat. Untuk itulah diperlukan kreativitas dari masyarakat
untuk mengolah limbah tersebut agar dapat dijadikan sesuatu yang bermanfaat [7]

SIMPULAN
Ekologi spesifik mengkaji interaksi atau hubungan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya baik lingkungan hidup (biotik) dan lingkungan tak hidup
(abiotik). Ekologi merupakan dasar dari ilmu lingkungan. Untuk mengatasi berbagai
masalah lingkungan dapat menggunakan prinsip berkelanjutan yang tidak memberikan
efek negatif bagi lingkungan. Diharapkan untuk penulis selanjutnya lebih menggali
pemahaman mengenai lingkungan dan prinsip berkelanjutan dari berbagai buku atau
artikel jurnal internasional.
Daftar Rujukan

[1] Effendi,R , Salsabila,H, Malik, A. 2018. Pemahaman tentang Lingkungan Berkelanjutan.


Modul. 18(2) : 75.
[2] Morelli, J. 2011. Environmental Sustainability: A Definition for Environmental
Professionals. Journal of Environmental Sustainability.1(1)

[3] Khan, Z. A. 2013. Global Environmental Issues and its Remedies. Journal of Sustainable
Energy and Environment. 1(8)

[4] Cunningham, W. P., dan Cunningham, M. A. 2013. Principles Of Environmental Science:


Inquiry & Applications, Seventh Edition. New York: McGraw-Hill
[5] Miller, G. T. Jr. dan Spoolman, S.E. 2016. Environmental Science. Fifteenth Edition :
Brooks/Cole Cengage Learning.
[6] Sutherland, W. J., Freckleton, R. P., Godfray, H. C. J., Belssinger, S. R., Benton, T.,
Cameron, D. D., Carmel, Y., Coomes, D. A., Coulson, T., Emmerson, M. C., Halls,
R. S., Hays, G. C., Hodgson, D. J., Hutching, M. J., Johnson, D., Jones, J. P. G.,
Keeling, M. J., Kokko, H., Kunin, W. E., Lambin, X., Lewis, O. T., Malhl, Y.
Mleszkowska, N. Gulland, J. M., Norris, K., Phillmore, A. B., Purves, D. W., Reld, J.
M., Reuman, D. C., Thompson, K., Travis, J. M. J., Turnbull, L. A., Wardle, D. A., &
Wlegand, T. 2013. Identification of 100 Fundamental Ecological Questions. Journal
of Ecology.101 : 58-67
[7] Pongraz, Eva. 2006. Industrial Ecology and Waste Management : From Theories to
Applications. An International Journal. 3(1/2)
[8] Francis, Christopher A, Beman, J Michael, and Kuypers, Marcel MM. 2007. New
processes and players in the nitrogen cycle: the microbial ecology of anaerobic and
archaeal ammonia oxidation. The ISME Journal. 1: 19-27
[9] Haberlea, Robert M, Kahrea, Melinda A, Hollingswortha, Jeffery L, Montmessinb, Franck,
Wilsona , R. John, Uratac , Richard A, Brechta , Amanda S., Wolffd , Michael J. Klingc
, James R, Alexandre M.. Schaeffere. 2019. Documentation of the NASA/Ames
Legacy Mars Global Climate Model: Simulations of the present seasonal water cycle.
ELSEVIER Journal. 333: 130-164
[10] Wasmund, Kenneth, Mußmann Marc and Loy, Alexander. 2017. The life sulfuric:
microbial ecology of sulfur cycling in marine sediments. Sfam Journal. 9(4)
[11] Francis , C, Lieblein, G. , S. Gliessman , Breland , T. A N, R Harwood , Creamer ,
Salomonsson, L , Helenius , J, Rickerl , D., Salvador , R, Wiedenhoeft, M, Simmons,
S., Allen , P., Altieri , M., Flora, C. , & Poincelot, R. 2008. Agroecology: The
Ecology of Food Systems. Journal of Sustainable Agriculture. 22 (3)
[12] Walther, Gian reto. 2010. Community and ecosystem responses to recent climate change.
The royal society journal.365 : 2019-2024
[13] Eigenbrod, F, Bell, V. A., Davies, H. N, Heinemeyer, A, Armsworth, , P. R, and Gaston, K. J.
2011. The impact of projected increases in urbanization on ecosystem services. The
royal society journal. 278 : 3201-3208

Anda mungkin juga menyukai