Anda di halaman 1dari 3

[Type text]

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Patient safety / keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes,
2007).
Mutu dan keselamatan pasien merupakan tujuan vital bagi semua organisasi
pelayanan kesehatan (patient safety research, 2012). Studi di Inggris
mengidentifikasi bahwa kesalahan medis yang terjadi di primary care antara 5 sampai
80 kali per 100.000 pemeriksaan, terutama terkait dengan proses diagnosis dan
keperawatan. Terjadinya kesalahan peresepan telah teridentifikasi hingga 11% dari
total resep, jumlah terbanyak terkait dengan kesalahan dalam menghitung dosis
(Sandars, John et al, 2003).
Patient Safety di primary care belum banyak dilakukan eksplorasi
dibandingkan di Rumah Sakit (Zwart, Dorien L.M.; Van Ransen et al, 2011). Namun
begitu, saat ini patient safety dengan cepat menjadi masalah yang penting dalam
pelayanan kesehatan primer. Sejumlah penelitian telah mengungkapkan bahwa
insiden berbahaya memang terjadi dalam praktik umum dan secara umum
diperkirakan sekitar 50% dari efek samping dalam pelayanan dapat dicegah.
Tantangan utama untuk mengatasi masalah patient safety dalam pelayanan kesehatan
primer adalah menciptakan budaya keselamatan yang sekarang ini belum terwujud
maksimal (Zwart, Dorien L.M.; Langelaan et al, 2011).

1
Mencapai budaya keselamatan memerlukan pemahaman tentang nilai-nilai,
sikap, kepercayaan dan norma yang penting bagi organisasi atau institusi kesehatan
dan sikap serta perilaku apa yang sesuai dan diharapkan untuk keselamatan pasien
(Ghobasi, Maha Mohammed; 2014).
Langkah pertama yang paling penting adalah penilaian budaya keselamatan
di layanan kesehatan primer, yang akan memberikan pemahaman dasar terhadap
persepsi yang terkait dengan keselamatan dari penyedia layanan kesehatan. Budaya
keselamatan dalam layanan kesehatan primer harus dinilai dan diidentifikasi area
utnuk peningkatan baik pada tingkat individu, unit maupun organisasi, secara teratur
untuk mengevaluasi efektivitas program keselamatan pasien di institusi kesehatan.
(Webair, Hana.; 2015).
Dalam buku instrumen akreditasi puskesmas dibahas bahwa upaya
peningkatan mutu layanan klinis, dan keselamatan pasien menjadi tanggung jawab
seluruh tenaga klinis yang memberikan asuhan di Puskesmas. Mutu layanan klinis
dan keselamatan dipahami dan didefinisikan dengan baik oleh semua pihak yang
berkepentingan. Mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien diukur,
dikumpulkan dan dievaluasi dengan tepat. Target mutu layanan klinis dan sasaran
keselamatan pasien ditetapkan dengan tepat, data mutu layanan klinis dan sasaran
keselamatan pasien dikumpulkan dan dikelola secara efektif. Upaya peningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas harus dievaluasi dan
didokumentasikan kemudian dikomunikasikan (Kemenkes, 2016).
Januari 2020 dari 39 Puskesmas di Kabupaten Banyumas hanya 5 Puskesmas
yang mengumpulkan laporan evaluasi kegiatan mutu dan keselamatan pasien yang
diselenggarakan di tahun 2019, sehingga sulit untuk mengidentifikasi aspek-aspek
yang perlu perbaikan dalam pelaksanaan upaya keselamatan pasien di Puskesmas.
Selama kurun waktu 2019 Seksi Pembiayaan dan Mutu di Bidang Yankes
belum memberikan feedback laporan program kegiatan mutu dan keselamatan pasien
sehingga peran Dinas Kesehatan dalam memberikan rekomendasi bagi puskesmas
untuk perbaikan mutu dan keselamatan pasien masih kurang maksimal.

2
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di dalam latar belakang


peniliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
Bagaimana Korelasi Budaya Keselamatan Pasien Dengan Tingkat Akreditasi
Puskesmas Di Kabupaten Banyumas ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum
Mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien di Puskesmas Kabupaten
Banyumas.

Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan budaya keselamatan pasien di puskesmas dengan tingkat
akreditasi paripurna, utama danmadya.
2. Mengetahui korelasi antara budaya keselamatan pasien pada puskesmas dengan
tingkat akreditasi paripurna, utama dan madya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Kabupaten


Banyumas untuk memberikan informasi mengenai evaluasi dan pembuatan kebijakan
untuk meningkatkan program keselamatan pasien yang tepat untuk puskesmas dengan
masing-masing tingkatan akreditasi.

E. Keaslian Penelitian

Anda mungkin juga menyukai