Anda di halaman 1dari 9

Unnes.J.Biol.Educ.

2 (1) (2013)

Unnes Journal of Biology Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujeb

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Indah Susilowati, Retno Sri Iswari, Sri Sukaesih

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap
Diterima April 2013 hasil belajar siswa materi sistem pencernaan manusia. Penelitian ini merupakan penelitian
Disetujui Mei 2013 eksperimen dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Desain. Sampel yang
Dipublikasikan Mei 2013 digunakan adalah kelas VIIID sebagai kelas eksperimen dan VIIIE sebagai kelas kontrol.
________________ Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Variabel bebas dalam
Keywords: penelitian ini yaitu tingkat keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek sedangkan variabel
project based learning; terikatnya adalah hasil belajar siswa. Hasil uji perbedaan rata-rata nilai post-test menunjukkan
tudent learning outcomes; bahwa rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol
the lesson of human digestive (thitung > ttabel). Selain itu, rata-rata nilai akhir siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
system kontrol yakni pada kelas eksperimen sebesar 83 dan ketuntasan belajarnya mencapai 100%
____________________ sedangkan pada kelas kontrol rata-rata nilai akhirnya sebesar 76 dan ketuntasan belajarnya hanya
89.7% . Hasil uji N-Gain juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan antara sebelum diberikan
perlakuan (pre-test) dengan sesudah diberikan perlakuan (post-test) yakni kelas yang menggunakan
pembelajaran berbasis proyek rata-rata peningkatannya sebesar 0.71 pada kriteria tinggi sedangkan
pada kelas kontrol hanya 0.5 dan pada kriteria sedang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar siswa materi sistem
pencernaan manusia.

Abstract
___________________________________________________________________
This study aimed to describe the influence of project based learning for student learning outcomes in the lesson of
human digestive system. This study is experimental research using Nonequivalent Control Group Design. The
samples used were VIIID class as experimental class and control class VIIIE and sampling using purposive
sampling technique. The independent variable in this research project based learning achievment level while the
dependent variable is the student learning outcomes. The result average difference test value of post-test showed
average value of post-test experimental class is better than control class (thitung >ttable). In addition, the results
of experimental study average final value is higher than the control class in grade 83 and study completeness
experiment amounted to 100% while control class average final value is 76 and study completeness only 89.7%.
N-Gain test results also show that there is a increase between pre-given treatment (pre-test) and after a given
treatment (post-test), which is a class that uses project based learning an average increase of 0.71 in the high
criteria while control class only 0.5 and medium criteria category. Based on these results concluded that project
based learning effect on student learning outcomes in the lesson of human digestive system.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6579
E-mail: ndahe_imuytz90@yahoo.com
I Susilowati / Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

PENDAHULUAN memaksimalkan keterlibatan siswa dalam


pemecahan masalah, belum memberikan
Biologi merupakan salah satu ilmu hasil kesempatan pada siswa untuk menerapkan
konstruksi (pikiran) manusia berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, serta belum
pengalaman, pemikiran dan penyesuaian dengan mendorong siswa untuk berbuat, berpikir, dan
lingkungan yang berkaitan erat dengan terampil dalam menyelesaikan tugas. Hal ini
kehidupan. Pada hakekatnya permasalahan berdampak pada nilai IPA khususnya biologi
dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari yaitu nilai rata-rata dari siswa kelas VIII masih
merupakan masalah yang dapat dipecahkan rendah, dimana siswa yang memperoleh nilai
dalam ilmu biologi, terutama masalah yang KKM (≥71) kurang dari 50%. Untuk mengatasi
berhubungan dengan alam. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang suatu alternatif model pembelajaran yang dapat
standar proses, proses pembelajaran untuk memaksimalkan keterlibatan siswa dalam
menghasilkan lulusan yang bermutu seyogyanya kegiatan pembelajaran. Salah satu model
pada setiap mata pelajaran harus fleksibel, pembelajaran yang dipilih atau yang dapat
bervariasi, dan memenuhi standar. Proses diterapkan yaitu pembelajaran berbasis proyek.
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan Pembelajaran berbasis proyek merupakan
dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, suatu model atau pendekatan pembelajaran yang
menyenangkan, menantang, dan memotivasi inovatif, yang menekankan belajar kontekstual
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, Pembelajaran berbasis proyek adalah
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan penggunaan proyek dalam kegiatan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta pembelajarannya. Proyek-proyek meletakkan
psikologis peserta didik (KEMENDIKNAS siswa dalam sebuah peran aktif yaitu sebagai
2007). pemecah masalah, pengambil keputusan,
Proses belajar mengajar merupakan peneliti, dan pembuat dokumen (Kamdi 2006).
rangkaian kegiatan komunikasi antara siswa Model pembelajaran berbasis proyek
yang belajar dengan guru yang mengajar. dipilih karena model pembelajaran ini
Pembelajaran biologi berkaitan dengan cara melibatkan para siswa dalam masalah-masalah
mencari tahu tentang alam secara sistematis, kompleks, persoalan-persoalan di dunia nyata,
sehingga biologi bukan hanya penguasaan dimana pun para siswa dapat memilih dan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, menentukan persoalan atau masalah yang
konsep-konsep, prinsip saja tetapi juga bermakna bagi siswa. Selain itu, dalam
merupakan suatu proses penemuan (Surindra pembelajaran berbasis proyek para siswa
2004). diharuskan menggunakan penyelidikan,
Berdasarkan observasi awal yang telah penelitian keterampilan perencanaan, dan
dilakukan melalui wawancara dengan guru kemampuan pemecahan masalah saat siswa
biologi di SMP Negeri 4 Ungaran diperoleh hasil menyelesaikan proyek (Muliawati 2010).
bahwa metode pembelajaran yang digunakan Pembelajaran berbasis proyek juga
yaitu ceramah dan diskusi. Dalam diskusi menguntungkan dan efektif sebagai model
hasilnya kurang optimal, karena siswanya masih pembelajaran. Menurut Adnyawati (2011)
sulit untuk dikontrol dan pembelajarannya, serta melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa
belum terarah dengan baik, sehingga menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar,
mengakibatkan masih banyak siswa kurang aktif kreativitas siswa menjadi berkembang, guru
dalam pembelajaran. hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi
Guru sudah mencoba memberikan tugas produk hasil kinerja siswa dari proyek yang
pada siswa namun hasilnya kurang optimal. dikerjakan. Penelitian ini bertujuan untuk
Tugas yang diberikan oleh guru belum mendeskripsikan pengaruh pembelajaran
83
I Susilowati / Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa pada Penelitian ini menggunakan desain
materi sistem pencernaan manusia. Nonequivalent Control Group Desain (Sugiyono
Materi sistem pencernaan pada manusia 2010). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas
merupakan suatu konsep yang membahas VIII semester gasal sebanyak delapan kelas.
tentang saluran pencernaan pada manusia, Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari
kelenjar pencernaan, proses pencernaan, enzim delapan kelas yang ada. Prosedur pengambilan
pencernaan, jenis makanan dan fungsinya serta sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
gangguan dan kelainan pada sistem pencernaaan purposive sampling (sampel bertujuan).
pada manusia. Materi sistem pencernaan ini Pengambilan sampel ini dipilih berdasarkan atas
dipilih karena materi sistem pencernaan ini pertimbangan khusus yaitu kelas yang diampu
memberikan contoh atau pengalaman riil dalam atau diajar oleh guru yang sama. Sampel yang
kehidupan siswa sehari-hari dan permasalahan- dipilih dalam penelitian ini sebanyak dua kelas
permasalahan yang ada di dalamnya mudah yaitu kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Pada kelas
contoh yaitu tentang gangguan dan penyakit eksperimen diterapkan model pembelajaran
yang ada pada sistem pencernaan manusia. Siswa berbasis proyek sedangkan pada kelas kontrol
dapat dengan mudah mencari informasi tentang diterapkan dengan pembelajaran dengan metode
penyakit tersebut dengan bertanya atau ceramah, diskusi, dan penugasan. Variabel bebas
melakukan penyelidikan pada tetangga, saudara, dalam penelitian ini adalah tingkat
atau orang yang lebih ahli yang pernah keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek dan
mengalami gangguan sistem pencernaan dan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.
mencari tahu pula bagaimana pencegahan atau Data diperoleh dengan menganalisis nilai pre-test
pengobatan yang telah dilakukannya. dan post-test, uji perbedaan rata-rata nilai post-
Berdasarkan penelitian Widiastuti (2010), test (uji t), peningkatan hasil belajar siswa atau uji
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis N-Gain (Wiyanto 2008), nilai akhir siswa,
proyek berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. aktivitas siswa pada saat presentasi serta tingkat
Hal tersebut dapat diketahui atau dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran.
kelas yang difasilitasi pembelajaran berbasis
proyek hasil belajarnya 82,5% lebih tinggi HASIL DAN PEMBAHASAN
dibandingkan dengan pembelajaran secara
konvensional. Penelitian Zaenal (2010) juga Berdasarkan penelitian yang telah
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut.
proyek dapat meningkatkan hasil belajar dan 1.Hasil belajar siswa
aktivitas siswa SMA Nusa Bhakti Semarang a. Nilai pre-test dan post-test siswa
kelas X pada materi protista. Hasil pre-test dan post-test antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol disajikan pada
METODE PENELITIAN Tabel 1.

Tabel 1 Hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dengan kelas control
No Kelas eksperimen Kelas kontrol
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
1. Nilai tertinggi 60 96.6 66.6 90
2. Nilai terendah 33.3 70 36.6 50
3. Rata-rata nilai 47.3 84.9 48.7 74
4. Jumlah siswa 30 29

84
I Susilowati / Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa rata- ekonomi pembangunan. Hal tersebut


rata pre-test kelas kontrol hampir sama dengan ditunjukkan dengan hasil peningkatan motivasi
kelas eksperimen, tetapi pada rata-rata nilai post- belajarnya dari 9.1% menjadi 30.3% dan dalam
test kelas eksperimen jauh lebih baik dari pada kriteria sangat tinggi. Hasil penelitian dari
kelas kontrol. Perolehan hasil post-test yang baik Aritonang (2008) menyatakan bahwa terdapat
pada kelas eksperimen ini karena siswa tertarik hubungan antara minat dan motivasi belajar
dan termotivasi dengan pembelajaran berbasis terhadap hasil belajar siswa, dimana siswa yang
proyek. Pembelajaran berbasis proyek ini mendapatkan hasil belajar yang tinggi ternyata
memiliki beberapa keunggulan, di antaranya memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi
dapat meningkatkan motivasi siswa (Muliawati pula.
2010). Adanya motivasi yang tinggi dari siswa b. Uji perbedaan rata-rata
dapat menumbuhkan keinginan siswa dalam Uji perbedaan rata-rata digunakan untuk
mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar mengetahui apakah kedua kelas berbeda
yang diperoleh akan lebih baik. Hal ini sesuai signifikan atau tidak. Uji perbedaan rata-rata
dengan penelitian yang dilakukan oleh dilakukan pada nilai post-test. Hasil uji
Hutasuhut (2010) bahwa dengan pembelajaran perbedaan rata-rata nilai post-test kelas
berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi eksperimen dan kontrol disajikan pada Tabel 2.
mahasiswa dalam mata kuliah pengantar

Tabel 2 Uji perbedaan rata-rata nilai post-test kelas eksperimen dan control
Kelas Rata-rata Varians Dk thitung ttabel Taraf signifikan
Eksperimen 84.9 80.1
57 4.7 2.00 0.05
Kontrol 74 78.8

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa pembelajarannya serta dapat memberikan


thitung > ttabel yakni 4.7 > 2.00. Hal ini berarti pengalaman langsung bagi siswa sehingga
bahwa rata-rata nilai post-test kelas eksperimen pengetahuan yang diperoleh siswa dapat lebih
lebih baik dari pada kelas kontrol. Perolehan hasil bermakna.
yang baik pada kelas ekperimen ini karena Pembelajaran berbasis proyek mendorong
penggunaan proyek dalam kegiatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajarannya, dimana dalam pembelajaran pembelajaran diantaranya aktif dalam kegiatan
berbasis proyek siswa dituntut untuk perencanaan proyek, diskusi kelompok
memecahkan permasalahan yang ada dalam memecahkan proyek yang diberikan oleh guru.
kegiatan proyek. Melalui tugas proyek dapat Proyek tersebut dapat dipecahkan oleh siswa
menjadikan siswa mandiri, melatih tanggung dengan menyelesaikan beberapa petunjuk dalam
jawab siswa terhadap tugas yang diberikan, proyek dengan mencari pengetahuan sendiri.
mengajak siswa untuk terlibat langsung dan aktif Setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk
dalam pembelajaran. Selain itu, dengan tugas menyelesaikan proyek kelompoknya masing-
proyek siswa didorong melakukan banyak masing karena semua kelompok harus
aktivitas seperti melakukan penyelidikan, mempresentasikan hasil kegiatan proyek yang
menyelesaikan proyek sesuai dengan masalah telah dilakukan (Asan & Haliloglu 2005).
atau proyek yang telah didapatkan serta c. Uji peningkatan hasil belajar (N-Gain)
melakukan presentasi atas proyek yang telah Uji peningkatan hasil belajar (N-Gain)
dikerjakan. Melalui banyaknya aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui besar peningkatan
dilakukan oleh siswa selama proses hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan
pembelajaran, dapat lebih meningkatkan setelah mendapatkan perlakuan. Hasil
pemahaman siswa terhadap materi, karena siswa peningkatan hasil belajar siswa akan disajikan
ikut terlibat langsung dalam kegiatan pada Gambar 1.
85
I Susilowati / Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

100
90

Persentase siswa (%)


80

60 53 47 N-Gain Tinggi

40 N-Gain Sedang
N-Gain Rendah
20
7 3
0
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 1 Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan Gambar 1, dapat diketahui Melalui kegiatan penyelidikan siswa diberikan


bahwa peningkatan hasil belajar pada kelas pengalaman langsung dan diberikan kesempatan
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri
kelas kontrol. Hasil uji N-Gain menunjukkan dengan memberikan kesempatan siswa untuk
bahwa terdapat peningkatan antara sebelum menuangkan ide-ide atas proyek yang dikerjakan
diberikan perlakuan (pre-test) dengan sesudah sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa lebih
diberikan perlakuan (post-test), dimana pada bermakna karena siswa terlibat langsung dalam
kelas eksperimen rata-rata peningkatan hasil pembelajaran.
belajarnya dalam kriteria tinggi yakni 0.71 Pembelajaran berbasis proyek mendorong
dengan rincian persentase jumlah siswa dengan siswa untuk melakukan aktivitas atau kegiatan
N-Gain tinggi sebesar 53% dan N-Gain sedang tertentu seperti penyelidikan. Melalui kegiatan
persentasenya sebesar 47%. Pada kelas kontrol yang dilakukan atau pengalaman langsung yang
rata-rata peningkatan hasil belajarnya dalam telah didapatkan oleh siswa dalam mengerjakan
kriteria sedang yakni 0.5 dengan rincian tugas atau proyek dapat menjadikan siswa lebih
persentase jumlah siswa dengan N-Gain tinggi memahami materi sehingga hasil belajar yang
sebesar 7%, N-Gain sedang sebesar 90% dan yang didapat menjadi maksimal. Hal ini sesuai dengan
memperoleh N-Gain rendah persentasenya teori piramida pembelajaran dari NTL (1960)
sebesar 3%. yang menyatakan bahwa siswa dengan
Peningkatan hasil belajar pada kelas melakukan kegiatan, retensi yang dicapai lebih
eksperimen terjadi karena pada kelas eksperimen besar yakni sebesar 75% dibanding dengan siswa
menggunakan proyek dalam kegiatan yang hanya mendengarkan orang
pembelajarannya. Hal ini sesuai dengan berbicara/lecture, membaca/reading,
penelitian yang dilakukan oleh Purworini (2006) mendengar dan melihat/audiovisual, maupun
dimana kelas yang difasilitasi pembelajaran demonstrasi/demonstration yang retensinya
berbasis proyek hasil belajarnya meningkat. Rata- hanya 5%, 10%, 20%, dan 30% saja.
rata nilai siswa pada awal pembelajaran 63.4 Tugas proyek yang diberikan pada siswa
menjadi 76.5. Pembelajaran berbasis proyek ini termasuk dalam kategori practice by
merupakan salah satu model pembelajaran yang doing/dipraktekkan di kehidupan nyata dan
mendorong siswa untuk melakukan suatu retensinya sebesar 75% karena tugas proyek
kegiatan yakni berupa penyelidikan. Melalui merupakan salah satu kegiatan yang mendorong
penyelidikan, siswa belajar untuk bereksplorasi siswa untuk melakukan penyelidikan dan
atau melakukan penemuan dengan cara presentasi. Melalui kegiatan yang dilakukan oleh
berinteraksi dengan lingkungan yang ada siswa ini nantinya pengetahuan yang didapat
disekitarnya. Adanya interaksi tersebut siswa oleh siswa lebih bermakna jika dibandingkan
dilatih untuk belajar mandiri dalam memecahkan dengan pengetahuan yang diperoleh siswa
permasalahan yang ada dalam tugas proyek. melalui membaca, mendengar maupun yang
86
I Susilowati / Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

mendengar dan melihat saja. Melalui kegiatan Ketuntasan hasil belajar ini digunakan
yang dilakukan sendiri oleh siswa (tugas proyek) untuk mengetahui seberapa besar siswa yang
materi yang diterima siswa dapat lebih lama dan tuntas belajar dan yang tidak tuntas belajar.
nantinya hasil belajar yang dicapai juga akan Ketuntasan hasil belajar siswa ini diperoleh dari
baik. nilai akhir siswa Hasil belajar akhir siswa akan
d. Ketuntasan hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Nilai akhir hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas control
No Kelas eksperimen Kelas kontrol
1. Nilai tertinggi 90 86
2. Nilai terendah 73 63
3. Rata-rata 83 76
4. Ketuntasan belajar (%) 100% 89.7%

Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa Pembelajaran berbasis proyek dapat


rata-rata nilai akhir siswa kelas eksperimen lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan
tinggi dibanding kelas kontrol, hal ini dapat dengan Widyaningrum (2012) yang menyatakan
dilihat dari ketuntasan hasil belajar pada kelas bahwa pembelajaran dengan proyek berpengaruh
eksperimen yang mencapai 100%. Ketuntasan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa SMA 1
pada kelas eksperimen yang mencapai 100% ini Parakan Temanggung, dimana rata-rata hasil
karena penggunaan proyek dalam kegiatan belajar siswanya dengan persentase 93.5% dan
pembelajarannya. Pada pembelajaran berbasis ketuntasan klasikalnya sebesar 100%. Hasil
proyek siswa diberi kesempatan untuk penelitian yang dilakukan oleh Widiyatmoko dan
melakukan penemuan atau eksplorasi dengan Pamelasari (2012) juga menunjukkan bahwa
cara melakukan penyelidikan dan presentasi. dengan pembelajaran berbasis proyek,
Melalui kegiatan penyelidikan dan presentasi mahasiswa mampu mengembangkan dan
dapat memberikan pengalaman yang bermakna menghasilkan alat peraga IPA dengan baik. Hal
bagi siswa sehingga pembelajaran yang diperoleh ini dapat diketahui dari penilaian produk yang
siswa lebih bermanfaat karena siswa terlibat telah dibuat mahasiswa lebih dari 85% telah
langsung dalam kegiatan pembelajaran. Adanya mendapatkan kategori baik.
keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan 2.Aktivitas siswa
proyek (penyelidikan dan presentasi) dapat Data aktivitas siswa diperoleh pada saat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap siswa melakukan presentasi hasil proyek. Hasil
materi yang diberikan sehingga hasil belajar yang aktivitas siswa saat presentasi proyek akan
diperoleh menjadi lebih baik. disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Aktivitas siswa saat melakukan presentasi proyek pada materi sistem pencernaan manusia
No Aspek yang diamati Skor rata-rata (%) Kriteria
1. Kejelasan suara pada saat presentasi 72 Tinggi
2. Menunjukkan hasil karya/produk 100 Sangat tinggi
3. Aktivitas siswa saat mengikuti jalannya presentasi 70 Tinggi
4. Aktivitas siswa pada saat presentasi kelompok 78 Tinggi
5. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari teman 52 Tinggi
6. Penyampaian pada saat presentasi 77 Tinggi
Rata-rata 74.8 Tinggi

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat 74.8% dan dalam kriteria tinggi. Rincian rata-
diketahui bahwa rata-rata aktivitas siswa sebesar rata hasil pada masing-masing aspek yaitu pada
87
I Susilowati / Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

aspek pertama sebesar 72%, kedua 100%, ketiga (2005) yang menyatakan bahwa perwujudan
70%, keempat 78%, kelima 52%, dan aspek pembelajaran yang baik dapat dilihat dari
keenam sebesar 77%. Pada aspek kelima, yaitu aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran,
“kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan semakin tinggi aktivitas siswa maka hasil belajar
dari teman” hanya 52% saja dan termasuk dalam yang dicapai juga akan semakin baik.
kriteria sedang. Hal ini dikarenakan pada aspek 3.Tingkat keterlaksanaan pembelajaran
kelima, yaitu kemampuan siswa dalam Keterlaksanaan pembelajaran berbasis
menjawab pertanyaan dari teman masih kurang, proyek perlu dikendalikan/dicek dengan tujuan
dimana beberapa pertanyaan yang muncul dari untuk mengetahui apakah pembelajaran yang
siswa atau teman merupakan pertanyaan yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan
cukup sulit bagi siswa, karena pertanyaanya langkah-langkah atau tahapan yang ada pada
dalam kategori analisis dan siswa kurang bisa pembelajaran berbasis proyek. Tahapan atau
menjawabnya sehingga dalam aspek kelima ini langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis
banyak yang dibantu oleh guru dalam menjawab proyek yang digunakan mengacu pada tahapan
pertanyaannya, meskipun ada beberapa Susanti dan Muchtar (2008) yang terdiri atas
pertanyaan juga yang berhasil dijawab sendiri enam komponen atau tahap yaitu menentukan
oleh siswa. proyek yang akan dilakukan, menentukan
Aktivitas yang tinggi pada umumnya kerangka waktu proyek, merencanakan kegiatan
diikuti dengan hasil belajar yang tinggi pula, yang akan dilakukan, merencanakan penilaian,
sebagai contoh yaitu pada siswa dengan kode E- memulai proyek dengan siswa, dan gambaran
22 dimana hasil belajarnya cukup tinggi yaitu 85 akhir proyek yang berupa presentasi dan
dan aktivitasnya dalam pembelajarannya sangat menunjukkan hasil atau produk pada saat
tinggi. Hal ini berarti bahwa aktivitas siswa dapat presentasi. Hasil angket keterlaksanaan model
memberikan kontribusi pada hasil belajar siswa. pembelajaran berbasis proyek disajikan pada
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Dalyono Tabel 5.

Tabel 5 Hasil keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek pada materi system pencernaan
manusia
Persentase keterlaksanaan
No Pernyataan
model pembelajaran
Siswa diberikan permasalahan mengenai tugas proyek pada
1. 83%
materi sistem pencernaan.
Siswa mengikuti instruksi atau perintah tugas proyek yang
2. 100%
disampaikan oleh guru.
3. Siswa merencanakan proyek yang akan dibuat. 97%
4. Siswa mengkonsultasikan desain proyeknya. 90%
Guru memberikan batas waktu dalam pelaksanaan proyek
5. 97%
pada siswa.
6. Siswa memikirkan isi pada proyeknya. 97%
Siswa mengumpulkan informasi dari buku atau internet
7. 70%
sebagai literatur pembuatan proyek.
Guru membimbing atau memberikan petunjuk/arahan
8. 100%
tentang tugas proyek untuk siswa.
Guru memberikan kriteria/hal-hal yang akan dinilai dalam
9. 87%
proyek pada siswa.
10. Siswa mengkonsultasikan kemajuan proyeknya kepada guru. 87%
Siswa mengkomunikasikan/mempresentasikan hasil
11. 100%
proyeknya.
88
I Susilowati / Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

Siswa menunjukkan hasil proyeknya (produk) pada saat


12. 97%
presentasi.
Rata-rata 92%
Kriteria Sangat baik

Hasil angket tingkat keterlaksanaan jurusan manajemen FE Unimed. Jurnal


pembelajaran berbasis proyek menunjukkan Pengantar Ekonomi Pembangunan Saidun
bahwa rata-ratanya sebesar 92% dan dalam 2(1):196-207.
Kamdi, W. 2006. Pembelajaran Berbasis Proyek.
kriteria sangat baik. Guru sudah melakasanakan
Online at
pembelajaran sesuai dengan tahapan atau
http://lubisgrafura.wordpress.com/2006/09/
langkah-langkah yang ada dalam pembelajaran 23/pembelajaran-berbasis-proyek-model-
berbasis proyek dengan sangat baik. Hal ini dapat potensial-untuk-peningkatan-mutu-
dilihat dari rata-rata dari setiap aspek yang pembelajaran/. Diunduh tanggal 14 Februari
mencapai kriteria sangat baik. 2012.
[KEMENDIKNAS] Kementrian Pendidikan
SIMPULAN Nasional. 2007. Permendikanas No.41 Tahun
2007. Jakarta : KEPMENDIKNAS.
Muliawati. 2010. Kelebihan dan Kelemahan
Berdasarkan hasil analisis dan
Pembelajaran Berbasis Proyek. Online at
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
http://id.shvoong.com/social-
pembelajaran berbasis proyek berpengaruh sciences/education/2197626-kelebihan-dan-
positif terhadap hasil belajar siswa materi sistem kelemahan-pembelajaran-berbasis Proyek/.
pencernaan manusia. Adapun saran dari Diunduh tanggal 14 Februari 2012.
penelitian ini yaitu pada kegiatan pembelajaran, NTL [National Training Laboratories]. 1960. The
sebaiknya guru memberikan pengalaman belajar Learning Pyramid. Online at
yang optimal diantaranya melalui penyelidikan http://siteresources.worldbank.org/Handout_
dan tugas proyek agar siswa mendapatkan The LearningPyramid.pdf. Diunduh tanggal 21
Januari 2013.
pengalaman langsung dan menjadikan
Purworini, S.E. 2006. Pembelajaran berbasis proyek
pengetahuan yang didapat oleh siswa lebih
sebagai upaya mengembangkan habit of mind
bermakna sehingga dapat bermanfaat dalam studi kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan.
kehidupan. Jurnal pendidikan inovativ 1(2):1-3.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D). Bandung : Alfabeta.
Adnyawati, N.D.M.S. 2011. Pembelajaran berbasis Surindra. 2004. Arti dan Tujuan Pembelajaran Biologi.
proyek untuk meningkatkan kreativitas dan Online at
hasil belajar tentang hidangan Bali. J http://www.desainwebsite.net/pendidikan/ar
Pendidikan dan Pengajaran 44(1-3):52-59. ti-tujuan-pembelajaran-biologi. Diunduh
Aritonang, K.T. 2008. Minat dan motivasi dalam tanggal 7 April 2012.
meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal Susanti E & Muchtar Z. 2008. Pendekatan project
Pendidikan Penabur 7(10):11-21. based learning untuk pembelajaran kimia
Asan A & Haliloglu Z. 2005. Implementing project koloid di SMA. Jurnal Pendidikan Matematika
based learning in computer classroom. The & Sains. 3 (2):106-112.
Turkish Online Journal of Educational
Technology-TOJET 4(2):1-12. Widiastuti, F.D.S. 2010. Implementasi Pembelajaran
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Siswa
Cipta. Kelas X SMA Negeri 8 Semarang pada Materi
Hutasuhut, S. 2010. Implementasi pembelajaran Limbah dan Daur Ulang (Skripsi). Semarang:
berbasis proyek (project based learning ) untuk Universitas Negeri Semarang.
meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata
kuliah pengantar ekonomi pembangunan Pada
89
I Susilowati / Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

Widiyatmoko A & SD Pamelasari. 2012. memanfaatkan bahan bekas pakai. Jurnal


Pembelajaran berbasis proyek untuk Pendidikan IPA Indonesia. 1(1) (2012) 51-56.
mengembangkan alat peraga IPA dengan
Widyaningrum, I. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains
Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Mengembangkan Kompetensi Laboratorium.
Arthropoda Terhadap Aktivitas dan Hasil Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Belajar Siswa SMA 1 Parakan Temanggung Zaenal, M. 2010. Pembelajaran Berbasis Proyek pada
(Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Materi Protista di SMA Nusa Bhakti Semarang
Semarang. untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa (Skripsi). Semarang: Universitas
Negeri Semarang.

90

Anda mungkin juga menyukai