LPJ Rentang Gerak Ega
LPJ Rentang Gerak Ega
oleh
Ega Putri Nurwita, S.Kep.
NIM 192311101020
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu melakukan latihan rentan
gerak pada Lansia di Wisma Mawar UPT PSTW Jember.
2.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan dibuatnya preplaning ini
adalah sebagai berikut:
1. Klien mampu melakukan latihan rentan gerak lansia;
2. Klien mampu menyebutkan manfaat latihan rentan gerak lansia;
3. Klien mampu mengikuti dan mendemonstrasikan latihan rentan
gerak lansia.
2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam penulisan preplaning ini adalah
sebagai berikut:
2.2.1 Bagi Klien
Manfaat latihan rentang gerak lansia bagi klien yaitu menambah
pengetahuan mengenai latihan rentang gerak, membantu
meningkatkan toleransi kekuatan otot lansia, dan membantu
mempertahankan rentang gerak sendi otot lansia.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Manfaat latihan rentang gerak lansia bagi tenaga kesehatan yaitu
meningkatkan kemampuan mengenai tindakan keperawatan latihan
rentang gerak lansia dan pengkajian tentang ektermitas lansia.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
= Pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan latihan rentang gerak lansia bahwa Ny.
NG merasa lebih lega dan lebih tenang setelah mendapatkan pengarahan dari
pemateri dan mengetahui cara latihan rentang gerak untuk melenturkan sendi
dan otot.
6.2 Saran
a. Bagi Lansia
Lansia bisa menerapkan latihan rentang gerak meskipun tidak ada yang
memandu sehingga bisa melanjutkan latihan yang diharapkan mampu
meningkatkan derajat kesehatan lansia
b. Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan diharapkan selalu mengembangkan dan mencari terapi
terbaru sesuai dengan penelitian/riset agar lansia mendapatkan pelayanan
dan pengetahuan yang diperlukan melalui perawat.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leaflet
Lampiran 7 : Dokumentasi foto kegiatan
BERITA ACARA
Pada hari ini, rabu tanggal 18 September 2019 jam 06.45 – 07.15 WIB di Wisma
Mawar UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember Provinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Latihan rentang gerak lansia. Kegiatan ini diikuti oleh 4
orang (daftar hadir terlampir)
Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
DAFTAR HADIR
Kegiatan latihan gerak sendi lansia pada hari ini, rabu tanggal 18 September 2019
jam 06.45 – 07.15 WIB di Wisma Mawar UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota
Jember Provinsi Jawa Timur dihadiri oleh :
Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan demonstrasi latihan rentang gerak lansia selama 20 menit
sasaran akan mampu:
a. Mengerti dan mampu mempraktekkan latihan rentan gerak lansia
b. Mampu menerapkan latihan rentan gerak lansia sehari-hari
2. Pokok Bahasan
Latihan rentan gerak lansia
3. Subpokok Bahasan
a. Pengertian latihan rentang gerak lansia
b. Tujuan latihan rentang gerak lansia
4. Waktu
1 x 30 menit
6. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: Pertemuan Lansia
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
b. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut
7. Setting Tempat
Keterangan:
1. Pemateri
2. Peserta
8. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi dan SOP tentang latihan rentang gerak lansia
untuk lansia kemudian membuat media pembelajaran yaitu leaflet.
langkah
melakukan
latihan
rentang gerak
lansia
2. Memberikan
kesempatan
kepada lansia
untuk bertanya
3. Menjawab
pertanyaan
4. Mendemonstras
ikan latihan
rentang gerak
lansia
5. Memberikan
kesempatan
kepada lansia
untuk ikut
mempraktikkan
/
mendemonstras
ikan latihan
rentang gerak
lansia
Penutup a. Menyimpulkan Memperhatikan dan 5 menit
materi yang menanggapi
telah diberikan
b. Mengevaluasi
hasil
demonstrasi
c. Memberikan
leaflet tentang
latihan rentang
gerak lansia
d. Salam penutup
10. Evaluasi
a. Menjelaskan pengertian, tujuan, indikasi serta manfaat latihan rentang
gerak lansia.
b. Mempraktikkan langkah-langkah rentang gerak lansia .
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO HALAMAN :
REVISI :
6 PERSIAPAN ALAT Tidak ada alat yang diperlukan pada latihan ini. Alat yang
digunakan dalam indikator kebersihan adalah geniometer dan
penggaris atau midline.
7 PROSEDUR KERJA a. Kaji kemungkinan adanya nyeri pada sendi tertentu
b. Susun jadwal program latihan: setiap hari dan setiap latihan
diulang lima kali selama periode latihan
c. Anjurkan lansia atau care giver dalam keluarga melakukan
latihan secara berlahan
d. Pada titik yang mengalami tahanan, lakukan dengan hati-hati
dan berhenti jika lansia mengekspresikan nyeri
e. Mulai laatihaan dari bagian atas hingga bagian bawah, dengan
rangkaian gerakan sebagai berikut :
1. Bagian leher : fleksi, ekstensi, hiperekstensi, dan fleksi
lateral.
2. Bagian bahu : fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi,
rotasi internal, rotasi eksternal, dan sirkumduksi
3. Bagian siku : fleksi dan ekstensi
4. Bagian lenngan bawah : supinasi dan pronasi
5. Bagian pergelagan tangan : fleksi, ekstensi,
hiperekstensi, abduksi, adduksi
6. Bagian jari-jari : fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi,
adduksi
7. Bagian ibu jari : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan
oposisi
8. Bagian pinggul : fleksi, ekstensi, hiperekstensi abduksi,
adduksi, rotasi internal, rotasi eksternal, dan sirkumduksi
9. Bagian lutut : fleksi, dan ekstensi
10. Bagian pergelangan kaki : fleksi dorsal dan fleksi plantar
11. Bagian kaki : inverse, everse, fleksi, ekstensi, abduksi,
dan adduksi
Lampiran 5: Materi
Osteoarthritis
1. Pengertian Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah kelainan pada kartilago yang ditandai dengan
perubahan klinis dan radiologi. Osteoarthritis yang terbanyak adalah
osteoartritis lutut. Osteoarthritis menurut American College of Rheumatology
merupakan sekelompok kondisi heterogen yang mengarah kepada tanda dan
gejala sendi (Patiwi, 2015).
2. Epidemiologi
Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif dan progresif yang
mengenai dua pertiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan
prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita. Seiring bertambahnya
kelahiran yang mencapai usia pertengahan dan obesitas serta peningkatannya
dalam populasi masyarakat osteoarthritis akan berdampak lebih buruk di
kemudian hari (Pratiwi, 2015). Prevalensi osteoartritis di Korea pada rentang
usia 50-59 sebanyak 15,1%, usia 60-69 sebanyak 29,8% dan usia 70 tahun
atau lebih sebanyak 29,8% menderita osteoartritis (Kim et al, 2016).
Prevalensi osteoartritis pada lansia wanita di China yaitu sebanyak 42,8%
mengalami osteoartritis lutut radiografi dan 15% mengalami osteoartritis
simtomatik (Liu et al, 2016).
Prevalensi osteoarthritis di Indonesia mencapai 23,6% dan
diperkirakan 1 – 2 juta lansia menderita cacat akibat osteoartritis (Dwipayana,
2012). Osteoarthritis menempati peringkat ke dua setelah hipertensi dengan
prevalensi menurut kelompok umur 55 – 64 tahun sebanyak 45%, umur 65 –
74 tahun sebanyak 51,9% dan 75 tahun keatas sebanyak 54,7% mengalami
osteoarthritis. Di Indonesia, prevalensi osteoarthritis lutut pada usia < 40
tahun mencapai 5% pada usia 40 sampai 60 tahun mencapai 30% dan 65%
pada usia > 61 tahun. Perkiraan seluruh dunia menunjukkan bahwa 9,6% pria
dan 18% wanita lebih dari 60 tahun memiliki gejala osteoarthritis lutut,
sedangkan di Jawa Tengah kejadian osteoarthritis lutut sebesar 5,1% dari
semua penduduk. Prevalensi osteoarthritis di Jawa timur sebanyak 27%
(Riskesdas, 2013).
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
3. Etiologi
Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
biomekanik dan biokimia sepertinya merupakan faktor terpenting dalam
proses terjadinya osteoarthritis. Faktor biomekanik yaitu kegagalan
mekanisme protektif, antara lain kapsul sendi, ligamen, otot-otot persendian,
serabut aferen, dan tulang-tulang. Kerusakan sendi terjadi multifaktorial,
yaitu akibat terganggunya faktor-faktor protektif tersebut. Osteoarthritis juga
bisa terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain seperti gout, rheumatoid
arthritis, dan sebagainya (Liu et al, 2016).
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan osteoarthritis menurut Pratiwi
(2015) antara lain :
a. Dektruksi kartilago yang progresif
b. Terbentuknya kista suartikular
c. Sklerosis yang mengelilingi tulang
d. Terbentuknya osteofit
e. Adanya fibrosis kapsul
f. Kaku sendi
g. Nyeri tekan tepi tulang
h. Tidak teraba hangat pada sendi
i. Pembesaran tulang sendi lutut
j. Krepitus disertai osteofit
5. Cara Mencegah
Cara mencegah osteoarthritis menurut Pratiwi (2015) antara lain :
a. Edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit osteoarthritis
b. Menganjurkan melakukan latihan fisik selama 30 menit dalam 1 hari
c. Mengontrol berat badan.
d. Mengkonsumsi wortel, bayam, salmon, telur, susu serta kacang-
kacangan.
6. Cara Mengatasi
Cara mengatasi osteoarthritis antara lain menggunakan penghilang rasa
sakit dan obat antiinflamatory. Dokter biasanya merekomendasikan
acetaminophen (Tylenol), karena memiliki efek samping yang lebih sedikit
dibandingkan obat lain. Jika rasa saik berlanjut, direkomendasikan obat anti-
inflamatory (OAINS). Obat ini membantu meredakan nyeri dan bengkak.
Jenis OAINS termasuk aspirin, ibuprofen dan naproxen. Namun penggunaan
jangka panjang OAINS dapat menyebabkan masalah lambung seperti ulkus
dan pendarahan (Pratiwi, 2015).
Bagi penderita dengan osteoarthritis yang sudah parah, maka operasi
merupakan tindakan yang efektif. Operasi yang dapat dilakukan antara lain
arthroscopic debridement, joint debridement, dekompresi tulang, osteotomi
dan artroplasti. Walaupun tindakan operatif dapat menghilangkan nyeri pada
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
Gambar 1. Kegiatan demonstrasi latihan rentang gerak lansia pada klien Ny. NG
di Wisma Mawar UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember pada tanggal 18
bulan September tahun 2019 oleh Ega Putri Nurwita, S.Kep Mahasiswa PSP2N
Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
Gambar 2. Kegiatan demonstrasi latihan rentang gerak lansia pada klien Ny. NG
di Wisma Mawar UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember pada tanggal 18
bulan September tahun 2019 oleh Ega Putri Nurwita, S.Kep Mahasiswa PSP2N
Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember