Anda di halaman 1dari 5

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 201

Keperawatan Universitas Jember 9

ANALISIS JURNAL “STRENGTH AND RANGE OF MOVEMENT


DEFICITS ARE ASSOCIATED WITH SYMPTOM SEVERITY IN
PEOPLE SCHEDULED FOR HIP ARTHROSCOPY “ DI
WISMA (RPK) MALAM UPT PSTW JEMBER
TAHUN 2019

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh
Imam Mansyur, S.Kep
NIM 192311101131

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 201
Keperawatan Universitas Jember 9

Analisis Jurnal

Penulis 1. Matthew Freke


2. Joanne Kamp
3. Kay Crossley
4. Kevin Sim

Judul Strength and range of movement deficits are associated with


symptom severity in people scheduled for hip arthroscopy.
Nama Jurnal, European Journal of pain
Edisi, Tahun Edisi : https ://doi.org/10.1002/ejp.1371
Tahun : 2019
Latar Belakang Seorang yang menjalani prosedur atroskopi akan mengalami
beberapa masalah kesehatan di antaranya seperti nyeri, rasa
nyeri terjadi tergantung tempat pemasangan atroskopi salah
satu dapat terjadi di pangkal paha.untuk mengatasi masalah
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan terapi rentang
gerak Range Of Motion (ROM) untuk memodifikasi kekuatan
otot panggul maupun paha, yang merasakan sakit akibat
proses pembedahan atroskopi. Beberapa penelitian telah
mengekplorasi nyeri panggul sebelum operasi asthrostopik,
jika nyeri di identifikasi menjadi lebih buruk maka akan di
lakukan program rehabilitasi yang menargetkan penurunan
nyeri pada panggul dengan menggunakan salah satunya
adalah intervensi ROM yang dapat mengukur tingkat nyeri di
beberapa bagian tubuh
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai perbedaan
dalam kekuatan pinggul dan ROM antara kelompok individu
yang mengalami tingkat gejala nyeri setelah prosedur
atroskopi panggul.
Metodologi studi ini menggunakan metode cross-sectional. Seratus empat
puluh empat orang dijadwalkan untuk menjalani operasi
arthroscopy pinggul antara Desember 2014 dan Januari 2018
untuk nyeri pinggul, diduga sebagai hasil dari patologi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 201
Keperawatan Universitas Jember 9

chondrolabral +/- diubah morfologi tulang, lalu klien


diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Kriteria
inklusi adalah: 1) dijadwalkan untuk arthroscopy pinggul; 2)
tidak ada riwayat baru-baru ini (tiga bulan sebelumnya) dari
masalah lumbar / lutut / pergelangan kaki / kaki; dan 3) tidak
keluhan penyakit vestibular atau neurologis. Kriteria eksklusi
adalah; 1) ketidakmampuan untuk berjalan
tanpa bantuan atau 2) ketidakmampuan untuk membaca atau
berbicara bahasa Inggris
studi ini disetujui oleh komite Etika Penelitian Manusia dari
Universitas atau Queensland (HREC - 2013000285) dan
universitas La Trobe (HEC: 16-137). Semua peserta
menyelesaikan persetujuan tertulis sebelum berpartisipasi
dalam penelitian dan diuji sebelumnya operasi.
Hasil Seratus empat belas orang yang dijadwalkan untuk
arthroscopy pinggul (40% wanita) dipenuhi semua kriteria
inklusi. Individu memiliki usia rata-rata 32 (18-50) tahun;
ketinggian 1,76 (1,55–2.01) meter (m); berat 80 (45-127)
kilogram (kg); dan Gejala dan Keterbatasan Fungsional
mengidentifikasi tiga subkelompok, disebut di sini sebagai
nyeri ringan dengan jumlah 31, nyeri sedang dengan jumlah
32 dan nyeri parah dengan jumlah 51 dan mengalami
keterbatasan fungsional.
Pembahasan Data menunjukkan bahwa individu dengan keparahan gejala
yang lebih besar dan keterbatasan fungsional dapat di ukur
menggunakan intervensi ROM yang dapat dilakukan untuk
mencegah kekakuan sendi, melatih kekuatan otot pinggul,
gerakan otot adduktor di anggap memberikan medial dan
dapat menstabilkan kekuatan pinggul. Melatih fungsi sendi
pinggul dalam gaya berjalan dapat memainkan peran penting
dalam stabilitas dan pergerakan otot pinggul dan panggul.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 201
Keperawatan Universitas Jember 9

Dalam jurnal ini di jelaskan bahwa penderita nyeri pinggul


dengan nyeri yang parah dapat di berikan ROM fleksi pinggul
yang lebih rendah di bandingkan penderita nyeri sedang dan
penderita nyeri ringan.
Implikasi dalam Terapi ROM ini dapat diterapkan oleh perawat secara mandiri
Keperawatan sehingga dapat mencegah kekakuan sendi dan dapat melatih
kekuatan otot. Terapi ROM juga dapat menurunkan biaya
perawatan karena lama perawatan lebih pendek, waktu dalam
melakukan pengobatan lebih singkat, mengurangi efek
samping pengobatan, meningkatkan rasa senang dan
kepuasan, produktivitas meningkat pada klien hipertensi.
Terapi ROM ini juga dapat diterapkan dan dikembangkan
untuk penelitian lebih lanjut karena dapat menurunkan
tekanan darah serta menambah evidance keperawatan.
Aplikasi di Penerapan terapi ROM sudah banyak dilakukan di Indonesia
Indonesia dan penelitian terkait ROM sudah banyak dilakukan sehingga
sangat memudahkan perawat dalam menerapkan terapi ROM
pada klien dengan hambatan mobilitas fisik. Penerapan ROM
juga sudah banyak dilakukan dan diterapkan di rumah sakit
guna untuk mengurangi kekakuan sendi dan melatih gerak
otot pada klien dengan tirah baring atau hambatan mobilitas
fisik.

DAFTAR PUSTAKA

Freke, M. Strength and range of movement deficits are associated with symptom
severity in people scheduled for hip arthroscopy. Descriptive profile of hip
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 201
Keperawatan Universitas Jember 9

range of motion in elite tennis players. Physiotherapy Departmen


2019;Volume 23, Issue 6

Anda mungkin juga menyukai