Anda di halaman 1dari 13

METODE PELAKSANAAN

Penawar : CV. KUBINA NIAGA PRATAMA


Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Jalan Cot Dah - Cot Barat Kec. Tanah Luas Kab.
Aceh Utara (Otsus Aceh)
Kode Paket : Pokja-II/61/2017

I. RUANG LINGKUP
Pembangunan Jalan Cot Dah - Cot Barat Kec. Tanah Luas Kab. Aceh Utara
(Otsus Aceh) (Kode Paket : Pokja-II/61/2017), Pembangunan Jalan ini sumber
dananya dari APBA Tahun Anggaran 2017, Pelaksanaan Proyek ini terdiri dari beberapa
item pekerjaan seperti: Pekerjaan Tanah (Penyiapan Badan Jalan), Pelebaran Perkerasan
dan Bahu Jalan (Lapis Pondasi Agregat Kelas B), Pekerjaan Berbutir (Aggregat Klas A,
aggregat Klas B), Perkerjaan Perkerasan Aspal (Lapis Resap Pengikat, Laston-Lapis Antara
(AC-BC).
Sebelum melaksanakan pekerjaan fisik dilapangan dilakukan beberapa langkah-
langkah pekerjaan sebagai berikut :
1. Melengkapi Program Mobilisasi seperti Mobilisasi Peralatan (kapasitas alat
sesuai daftar usulan peralatan) dan Tenaga Kerja, membangun Base Camp,
dan fasilitas pendukung lainnya.
2. Membangun Kantor Lapangan beserta fasilitasnya.
3. Perencanaan detail konstruksi termasuk :
- Survey existing peil dan pematokan peil finish grade untuk jalan.
- Estimasi volume pekerjaan sesuai dengan kondisi lapangan.
- Persiapan gambar kerja (Shop Drawing).
- Persiapan pendukung.

II. METODE PELAKSANAAN


I. UMUM
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan Mobilisasi dan Pengukuran.
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan ini meliputi penyiapan fasilitas kontraktor seperti pembuatan base
camp, kantor, barak, bengkel dan gudang. Mendatangkan peralatan yang dibutuhkan
hingga lokasi pekerjaan dan mengembalikannya setelah seluruh pekerjaan selesai.
Mendatangkan personil sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan Direksi. Menyiapkan
fasilitas laboratorium hingga dapat digunakan selama masa konstruksi berlangsung.
Menyiapkan laboran-laporan sesuai yang disyaratkan serta gambar-gambar pelaksanaan
1. Pengukuran (Joint Survey)
Pengukuran dilakukan untuk dapat digambarkan aligment jalan lama, potongan
memanjang dan potongan melintang jalan yang akan dibangun, pemasangan
patok-patok acuan, menentukan lokasi pekerjaan baik pekerjaan utama berupa
perkerasan jalan maupun pekerjaan strukrur. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh
pihak Direksi Pekerjaan dan Supervisi serta team pengukuran dan ahli teknik dari
kontraktor yang personilnya telah ditentukan dan berpengalaman serta Siap sedia
selama masa pelaksanaan. Dari hasil survey ini akan menjadi pegangan bersama-
sama masing-masing pihak proyek untuk setiap pekerjaan.

2. Traffic Management
Pengaturan lalu lintas adalah salah satu bagian yang akan Sangat penting guna
menjamin pada saat pelaksanaan pekerjaan yang tentunya pada saat aktifitas lalu
lintas berjalan kemudian pekerjaan tidak mengalami gangguan dan juga
terlindungi dari kerusakan yang biasa diakibatkan oleh lalu lintas tersebut.
Adapun pengaturan lalu lintas (traffic management) itu dapat berupa :
- Rambu dan penghalang; yang dipasang pada saat atau tidak berlangsung
pekerjaan dan pada rambu (penghalang) ini dituliskan peringatan “HATI-HATI
JALAN SEDANG DIPERBAIKI”
- Petugas bendera; personal ini ditempatkan pada setiap lokasi pekerjaan yang
sedang berlangsung dan bertugas mengatur arah serta memberi aba-aba
kepada driver agar lalu-lintas tidak menjadi terhenti apabila pekerjaan sedang
berlangsung.
- Rambu-rambu traffic lain seperti; traffic cone (kerucut), traffic cone berlampu
untuk pekerjaan pada malam hari, flash-light, dan lain-lain yang juga dapat
menjadi pengaturan lalu – lintas (traffic management).
3. Sistem K3
Setiap pelaksanaan statu proyek diharuskan selalu menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) sebagai bagian dari kegiatan yang terintegrasi dari semua
kegiatan proyek yang sedang dikerjakan. Prosedur penerapan K3 secara umum
mencakup:
- Safety Plan
Adalah manajemen keselamatan kerja, yang mengikuti ketentuan-ketentuan
dan arahan yang dikeluarkan Depnaker. Ketentuan-ketentuan dalam
manajemen Keselamatan Kerja ini meliputi:
 Identifikasi bahaya kerja dan pencegahannya.
 Penyusunan rencana, pengadaan dan penempatan dari alat-alat pengaman
seperti :
- Jaring/net pada tangga dan tepi bangunan.
- Railling pengaman serta rambu-rambu K3.
- Alat-alat pemadam kebakaran.
- Sepatu dan helm pengaman bagi para pekerja dan staf proyek, dan lain-
lain.
- Security Plan
Adalah prosedur pengendalian keamanan lingkungan keamanan
lingkungan proyek, penerimaan tamu, indentifikasi daerah rawan
wilayah sekitar proyek.Untuk itu ditempatkan tenaga security dan pos
penjagaan diproyek.

b. Pengendalianterhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak


(RK3K)
- Identifikasi jenis bahaya & resiko
 a) Tertabrak -> Luka Berat
- Pengendalian resiko k3
 a) Membuat papan peringatan keluar masuk alat berat

II. PEKERJAAN TANAH


A. PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN
a. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Jalan dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan struktur selesai
dikerjakan dan mendapatkan izin dari direksi dan konsultan pengawas. Pekerjaan
dilaksanakan disepanjang volume penanganan dengan menggunakan alat. Motor
grader terlebih dahulu meratakan permukaan tanah hasil galian, kemudian Vibro
Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor Grader.
Selanjutnya sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan
alat bantu.

Peralatan yang digunakan


 Motor Grader : 1 Unit
 VibratorRoller : 1 Unit
 Peralatan Bantu : 1 Set
Tenaga Kerja
 Operator alat : 2 Orang
 Pekerja :4 Orang
 Mandor : 1 Orang

b. Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kontrak (RK3K)
- Identifikasi jenis bahaya & resiko
 a) Terkena alat berat -> Luka Berat
- Pengendalian resiko k3
 a) Memasang Pembatas Areal Pekerjaan

III. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


A. Lapis Pondasi Aggregat Klas B
c. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Aggregat base Klas B untuk badan jalan meliputi penghamparan dan
pemadatan Aggregat Base B pada bahu jalan sepanjang link perkerjaan beriringan
sedemikian hingga dengan .
Urutan pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari
data-data awal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan
gambar penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar design penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi (bowplank)
3. Disamping persiapan di lokasi pekerjaan, persiapan materila dipersiapkan dengan
dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari Balai Pengujian dan Pengendalian
Dinas dengan mengirim rencana agrégate hasil pengolahan Stone Crusher yang
ada di base camp.
4. Kemudian, dari hasil JMD yang disetujui oleh Balai Pengujian dan Pengendalian
Dinas dilajutkan dengan pembuatan JMF di laboratorium. Setelah diperoleh hasil
komposisi dari agrégate campuran untuk amterial, dilaksanakn trial mix dan
kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu pada JMD. Dan dari hasil trial
mix dan hasil pengujian telah sesuai serta dibuat report dan ditandatangai
bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan material untuk pengiriman ke
lokasi pekerjaan.
5. Material yang telah di olah di base campean disetujui oleh Direksi Pekerjaan
kemudian dikirim ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang
telah disediakan.
6. Setelah material sampai dilokasi, dilanjutkan dengan penghamparan dengan
menggunkan Motor Grader yang dihampar secara layer per layer dengan tabal
maksimum 15 cm. Kemudian hasil hamparan dipadati langsung dengan
menggunakan alat pemadat Vibro Soller dengan jumlah lintasan yang telah
disepakati dan dilanjutkan pemadatan dengan alat pemadat PTR agar diperoleh
hasil hamparan yang butirannya tidak lepas. Pada saat proses pemadatan ini, agar
diperoleh hasil yang maksimal pemadatan diikuti dengan penyiraman dengan
menggunakan Water Tank. Pemadatan berlangsung sampai dengan elevasi dan
panjang hamaparan yang telah disepakati dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7. Setelah pencapaian sesuai dengan elasai pada gambar design, pengecekan elevasi
yang dilaksanakan secara bersama dan setelah hasil pengecekan dilanjutkan
melakukan pengujian kepadatan Base Klas A lapis pertama sampai didapatkan
kepadatan CBR minimal 95 % dan setiap jarak per 100 m pengujian CBR
dilakukan sampai panjang yang diinginkan selsai.
8. Setelah hasil pengujian hasil pekerjaan selesai dan menghasilkan sesuai dengan
rencana Spesifikasi maka dibuat report dan kemudian ditandatangani bersama
kemudian progress pekerjaan dapat dipresentasikan.
Peralatan yang digunakan :
 Wheel Loader : 1 Unit
 Motor Grader : 1 Unit
 Tandem Roller : 1 Unit
 Dump Truck : 2 Unit
 Water Tank : 1 Unit
 Alat Bantu : 1 Set
Tenaga Kerja
 Operator : 3 Orang
 Supir : 5 Orang
 Pekerja : 7 Orang
 Mandor : 1 Orang
b. Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kontrak (RK3K)
- Identifikasi jenis bahaya & resiko
 a) Terkena alat berat -> Luka Berat
 b) Tertimpa Material -> Luka Ringan
- Pengendalian resiko k3
 a) Memasang Pembatas Areal Pekerjaan
 b) Memakai Sarungi Tangan, Sepatu dan Helm

IV. PERKERASAN BERBUTIR


A. Lapis Pondasi Aggregat Klas A
a. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Aggregat base Klas A untuk badan jalan meliputi penghamparan dan
pemadatan Aggregat Base A pada badan jalan sepanjang link perkerjaan.
Urutan pelaksanaan :
9. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari
data-data awal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan
gambar penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
10. Setelah gambar design penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi (bowplank)
11. Disamping persiapan di lokasi pekerjaan, persiapan materila dipersiapkan dengan
dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari Balai Pengujian dan Pengendalian
Dinas dengan mengirim rencana agrégate hasil pengolahan Stone Crusher yang
ada di base camp.
12. Kemudian, dari hasil JMD yang disetujui oleh Balai Pengujian dan Pengendalian
Dinas dilajutkan dengan pembuatan JMF di laboratorium. Setelah diperoleh hasil
komposisi dari agrégate campuran untuk amterial, dilaksanakn trial mix dan
kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu pada JMD. Dan dari hasil trial
mix dan hasil pengujian telah sesuai serta dibuat report dan ditandatangai
bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan material untuk pengiriman ke
lokasi pekerjaan.
13. Material yang telah di olah di base campean disetujui oleh Direksi Pekerjaan
kemudian dikirim ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang
telah disediakan.
14. Setelah material sampai dilokasi, dilanjutkan dengan penghamparan dengan
menggunkan Motor Grader yang dihampar secara layer per layer dengan tabal
maksimum 15 cm. Kemudian hasil hamparan dipadati langsung dengan
menggunakan alat pemadat Vibro Soller dengan jumlah lintasan yang telah
disepakati dan dilanjutkan pemadatan dengan alat pemadat PTR agar diperoleh
hasil hamparan yang butirannya tidak lepas. Pada saat proses pemadatan ini, agar
diperoleh hasil yang maksimal pemadatan diikuti dengan penyiraman dengan
menggunakan Water Tank. Pemadatan berlangsung sampai dengan elevasi dan
panjang hamaparan yang telah disepakati dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
15. Setelah pencapaian sesuai dengan elasai pada gambar design, pengecekan elevasi
yang dilaksanakan secara bersama dan setelah hasil pengecekan dilanjutkan
melakukan pengujian kepadatan Base Klas A lapis pertama sampai didapatkan
kepadatan CBR minimal 95 % dan setiap jarak per 100 m pengujian CBR
dilakukan sampai panjang yang diinginkan selsai.
16. Setelah hasil pengujian hasil pekerjaan selesai dan menghasilkan sesuai dengan
rencana Spesifikasi maka dibuat reoprt dan kemudian ditandatangani bersama
kemudian progress pekerjaan dapat dipresentasikan.
Peralatan yang digunakan :
 Wheel Loader : 1 Unit
 Motor Grader : 1 Unit
 Tandem Roller : 1 Unit
 Dump Truck : 2 Unit
 Water Tank : 1 Unit
 Alat Bantu : 1 Set
Tenaga Kerja
 Operator : 3 Orang
 Supir :3 Orang
 Pekerja :7 Orang
 Mandor : 1 Orang

c. Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kontrak (RK3K)
- Identifikasi jenis bahaya & resiko
 a) Terkena alat berat -> Luka Berat
 b) Tertimpa Material -> Luka Ringan
- Pengendalian resiko k3
 a) Memasang Pembatas Areal Pekerjaan
 b) Memakai Sarungi Tangan, Sepatu dan Helm

B. Lapis Pondasi Aggregat Klas B


a. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Aggregat base Klas B untuk badan jalan meliputi penghamparan dan
pemadatan Aggregat base B pada jalan sepanjang link pekerjaan.
Urutan pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari
data-dataawal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini
diajukandan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan ganrbar
penampangmelintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar design penampang melintang disetujui, kemudian
dilaksanakanpemasangan patok-patok elevasi (bowplank)
3. Disamping persiapan di lokasi pekerjaan, persiapan material dipersiapkan
dengandimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari Balai Pengujian dan
Pengendalian Dinasdengan mengirim rencana agregate hasil pengolahan Stone
Crusher yang ada di basecamp.
4. Kemudian, dari hasil JMD yang disetujui oleh Balai Pengujian dan Pengendalian
Dinas dilanjutkan dengan pembuatan JMF di laboratorium. Setelah diperoleh
hasilkomposisi dari agregate campuran untuk material, dilaksanakan trial mix
dankemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu pada JMD. Dan dari hasil
trial mix dan hasil pengujian telah sesuai serta dibuat report dan ditandatangai
bersama-sama,kemudian dilakukan pengolahan material unhrk pengiriman ke
lokasipekerjaan.
5. Material yang telah di olah di base camp dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaankemudian dikirim ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump
Truck yang telahdisediakan.
6. Setelah material sampai dilokasi, dilanjutkan dengan penghamparan
denganmenggunakan Motor Grader yang dihampar secara layer per layer dengan
tebalmaksimum 20 cm. Kemudian hasil hamparan dipadati langsung dengan
menggunakanalat pemadat Vibro Roller dengan jumlah lintasan yang telah
disepakati dandilanjutkan pemadatan dengan alat pemadat PTR agar diperoleh
hasil hamparan yangbutirannya tidak lepas. Pada saat proses pemadatan ini, agar
diperoleh hasil yangmaksimal pemadatan diikuti dengan penyiraman dengan
menggunakan Water Tank.Pemadatan berlangsung sampai dengan elevasi dan
panjang hamparan yang telahdisepakati dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design, pengecekan elevasi
yang dilaksanakan secara bersama dan setelah hasil pengecekan
dilanjutkanmelakukan pengujian kepadatan Base Klas B lapis pertama sampai
didapatkankepadatan CBR minimal 65 % dan setiap jarak per 100 m pengujian
CBR dilakukansampai panjang yang diinginkan selesai.
8. Setelah hasil pengujian hasil pekerjaan selesai dan menghasilkan sesuai
denganrencana Spesifikasi maka dibuat reoprt dan kemudian ditandatangani
bersamakemudian progress pekerjaan dapat dipresentasikan.

Peralatan yang digunakan :


 Wheel Loader : 1 Unit
 Motor Grader : 1 Unit
 Tandem Roller : 1 Unit
 Dump Truck : 2 Unit
 Water Tank : 1 Unit
 Alat Bantu : 1 Set
Tenaga Kerja :
 Operator : 3 Orang
 Supir :3 Orang
 Pekerja :7 Orang
 Mandor : 1 Orang

b. Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kontrak (RK3K)
- Identifikasi jenis bahaya & resiko
 a) Terkena alat berat -> Luka Berat
 b) Tertimpa Material -> Luka Ringan
- Pengendalian resiko k3
 a) Memasang Pembatas Areal Pekerjaan
 b) Memakai Sarungi Tangan, Sepatu dan Helm
V. PERKERASAN ASPAL
Pekerjaan perkerasan aspal adalah pekerjaan perkerasan pada lapisan atas badan
jalan.meliputi :

A. Lapis resap pengikat – Aspal cair (prime Coat)


a. Metode Pelaksanaan
Prime Coat (lapis resap Pengikat) adalah pekerjaan penaburan campuran aspal
curah dengan kerosin 55 – 45 yang telah dicampur pada suhu tinggi dalam tangki
pemanas di AMP, penaburan prime coat ini dimaksudkan untuk memberi ikatan
dasar antara permukaan lapisan perkerasan yang bukan aspal yaitu aggregate Base
Klas A dengan permukaan Aspal yang akan dihampar diatasnya. Sebelum dilakukan
penaburan dilakukan, harus dilihat kondisi permukaan Base A yang telah
dihampar, penaburan/penghamparan lapis resap pengikat ini dilakukan pada
kondisi cerah.

Peralatan yang digunakan :


 Asp. Distributor : 1 Unit
 Compressor : 1 Unit
Tenaga Kerja :
 Operator : 2 Orang
 Pekerja : 5 Orang
 Mandor : 1 Orang

b. Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kontrak (RK3K)
- Identifikasi jenis bahaya & resiko
 a) Terkena aspal cair -> Luka bakar
 b) Terkena aspal -> Luka bakar
 c) Terkena minyak aspal -> Luka bakar
- Pengendalian resiko k3
 a) Membuat Papan Peringatan dan papan pembatas disetiap areal
pekerjaan
 b) Membuat Papan Peringatan dan papan pembatas disetiap areal
pekerjaan
 c) Membuat Papan Peringatan dan papan pembatas disetiap areal
pekerjaan

B. Laston - Lapis Antara AC-BC


a. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Laston Lapis Antara AC-BC adalah merupaka perkerasan aspal struktur
pertama sebelum lapisan aus pada permukaan badan jalan.Pekerjaan Laston Lapis
Antara AC-BC ini dapat dilaksanakan pada permukaan perkerasan berbutir dengan
ditaburi Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau pada lapis perkerasan aspal
existing dengan terlebih dahulu ditaburi Lapis Perekat (Tack Coat).
Urutan Pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari
data-data awal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan
gambar penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar design melintang disetujui, kemudian dilaksanakan pemasangan
patok-patok elevasi (bowplank).
3. Disamping persiapan di lokasi pekerjaan, persiapan material dipersiapkan dengan
dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari balai pengujian dan Pengendalian
Dinas Dengan mengirim rencana aggregate hasil pengolahan Stone Crusher yang
ada di base camp dan rencana aspal curah yang akan dipergunakan sebagai
campuran hotmix.
4. Hasil JMD yag disetujui oleh balai pengujian dan Pengendalian Dinas dilanjutkan
dengan pembuatan JMF dilab juga pengecekan unit pengolahan hotmix (AMP).
Setelah diperoleh hasil komposisi dari aggregate campuran untuk material hotmix,
dilaksanakan trial mix dan kemudian dari hasil trial mix diuji dengan mengacu
kepada JMD. Dan dari hasil trial mix dan hasil pengujian telah sesuai serta dibuat
report dan ditandatangani bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan
material untuk pengiriman ke lokasi pekerjaan.
5. Material yang telah diolah pada unit pengolahan hotmix (AMP) di base camp dan
disetujui oleh Direksi kemudian dikirim ke lokasi pekerjaan dengan menggunakn
Dump truck yang telah disediakan untuk dilaksanakan trial section (percobaan
penghamparan dan pemadatan) di lokasi pekerjaan.
6. Pada saat percobaan penghamparan tersebut dilakukan pengamatan secara visual
proses pemadatan dan setelah selesai pemadatan dilakukan pengambilan sample
yang telah dipadatkan dengan mesin core dan hasilnya dibawa ke laboratorium di
base camp untuk diuji apakah hasil pelaksanaan percobaan dilapangan dapat
sesuai dengan hasil JMF yang di laboratorium.
7. Setelah hasil pelaksanaan dilapangan sesuai dengan rencana JMF yang diperoleh
di laboratorium, proses pekerjaan dapat dilanjutkan dengan memproduksi hotmix
pada AMP dengan komposisi dan campuran yang sudah disetujui bersama.
Kemudian dapat di kirim ke lokasi dengan Dump Truck yang telah tersedia serta
dilengkapi terpal untuk menutupi hotmix dari pengaruh cuaca dan mengurangi
perubahan temperature.
8. Pada saat material hotmix dalam perjalanan, lapangan terlebih dahulu
dipersiapkan dengan penaburan (penghamparan) coating (perekat).
9. Untuk pekerjaan di atas lapis perkerasan berbutir , terlebih dahulu dilakukan
pemasangan rambu-rambu dan pembersihan lahan dengan memakai alat
pembersih yaitu compressor. Dimana setelah lahan selesai dibersihkan siap untuk
proses penaburan perekat.
10. Perekat dihampar/ditabur dengan menggunakan alat penabur perekat yaitu
Asphalt Sprayer dimana jumlah pemakaian perekat ini dapat disesuaikan dengan
penyetelan alat penyemprot dan tergantung kecepatan mobil pembawanya. Setelah
selesai penyemprotan perekat selesai, lahan dibiarkan sampai perekat benar-benar
kering.
11. Setibanya material hotmix di lokasi pekerjaan, sebelum dilakukan penghamparan
dengan Aspahlt Finisher dilakukan pengecekan suhu dengan menggunakan
thermometer tangan bersama-sama dengan direksi.
12. Setelah suhu material di cek dan masih sesuai dengan Spesifikasi, dilakukan
penghamparan dengan memasukkan hotmix ke alat penghampar dan hotmix
dihampar tidak telalu panjang agar proses pemadatan dapat terkontrol dengan
baik.
13. Setelah hotmix dihampar, sejumlah pekerja tetap mengamati tepi-tepi hasil
hamper dari asphalt finisher dan merapikan tepi tersebut apabila ada yang tidak
rapi.
14. Pada saat suhu hotmix yang telah dihampar tersebut telah mencapai minimum
110º C maka dilakukan pemadatan awal dengan menggunakan Tandem Roller,
dimana pada permulaan penggilasan pada tepi hasil hamparan dan dilakukan
sekali lintas pulang-pergi. Selanjutnya penggilasan ke arah dalam hamparan.
15. Kemudian, penggilasan dilanjutkan dengan PTR dan diikuti penyiraman air yang
ada pada PTR. Penggilasan oleh PTR ini dilakukan sesuai dengan hasil trial section
yang telah disetujui oleh direksi.
16. Setelah selesai pemadatan Hotmix selesai dan dilanjutkan oleh pemadatan traffic
yang lewat, dilakukan pengambilan sample dengan mesin core untuk mengetahui
tabal hotmix hasil pekerjaan. Pengmabilan simple ini dilaksanakan dengan
mengambil 6 sampel setiap 200 m pada satu lajur. Dan hasil pengukuran tabal ini
akan menjadi dasar pembayaran pekerjaan hotmix.

Peralatan yang digunakan


- Asphalt Mixing Plant adalah untuk mencampur aspal
- Wheel Loader untuk melayani mengoperasian AMP
- Dump truck 10 ton untuk mengangkut hotmix ke lokasi pekerjaan.
- Aspahlt Finisher untuk menghampar Hotmix
- Pneumatic Tire Roller untuk pemadatan kedua
- Tandem Roller untuk pemadatan pertama dan terakhir.

b. Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kontrak (RK3K)
- Identifikasi jenis bahaya & resiko
 a) Terkena aspal cair -> Luka bakar
 b) Terkena aspal -> Luka bakar
 c) Terkena minyak aspal -> Luka bakar
 d) Terkena material -> Luka ringan
- Pengendalian resiko k3
 a) Membuat Papan Peringatan dan papan pembatas disetiap areal
pekerjaan
 b) Membuat Papan Peringatan papan pembatas disetiap areal pekerjaan
 c) Membuat Papan Peringatan papan pembatas disetiap areal pekerjaan
 d) Membuat Papan Peringatan disetiap areal pekerjaan

VI. PEKERJAAN LAIN-LAIN


A. Pekerjaan Pembersihan
Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktor pelaksana wajib
membersihkan semua bagian Pekerjaan. Kontraktor Pelaksana juga harus
membersihkan barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa material yang
digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan, sehingga lokasi
pekerjaan benar-benar bersih dan rapih.

B. Masa Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti
material yang tidak berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua
kekurangan dari item pekerja yang telah dikerjakan.

Banda Aceh, 30Maret 2017


CV. KUBINA NIAGA PRATAMA

SUBKI, SE
Direktur

Anda mungkin juga menyukai