Anda di halaman 1dari 10

RUANG BRATASENA RS Dr. H.

MARZOEKI MAHDI BOGOR


STIMULASI PERSEPSI: MENGENAL HALUSINASI

Oleh:
ENDANG MEI YUNALIA
110612242

MAGISTER KEPERAWATAN JIWA


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2012
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

A. TOPIK
Sesi 1 TAK Stimulasi Persepsi: Mengenal Halusinasi

B. TUJUAN
1. Klien dapat mengenal halusinasi.
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi.
4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi.

Kriteria evaluasi:
1. 100 % klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir.
2. 70 % klien dapat mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3. 70% klien dapat mengenal situasi terjadinya halusinasi.
4. 70% Klien dapat mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi.

C. LANDASAN TEORI
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001 dari
Keliat, 2004). Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling
membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Anggota
kelompok merasa dimiliki, diakui dan dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok
yang lain (Keliat, 2004).
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama
(Keliat, 2004). Wilson dan Kneisl (1992) dalam Keliat (2004) menyatakan bahwa TAK
adalah manual, rekreasi, dan teknik kreatif untuk memfasilitasi pengalaman seseorang
serta meningkatkan respons sosial dan harga diri. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat
klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan di ruang Bratasena adalah terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Pada terapi ini aktivitas digunakan sebagai
stimulus pada persepsi klien, kemudian diobservasi reaksi persepsi klien terhadap
stimulus yang disediakan berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah,
gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak mau mengungkapkan komunikasi verbal akan
terstimulasi emosi dan perasaannya, serta menampilkan respons. Aktivitas stimulasi
persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. Klien
yang mempunyai indikasi TAK stimulasi persepsi adalah klien perubahan sensori
persepsi dengan halusinasi.

D. KLIEN
1. Karakteristik/kriteria
a. Klien dapat diajak bekerja sama.
b. Klien yang memiliki pengalaman dengan halusinasi.
2. Proses seleksi
a. Pengkajian oleh mahasiswa
b. Penyeleksian masalah berdasarkan masalah keperawatan
c. Klien tidak disorientasi
d. Klien tidak inkoheren
e. Sehat fisik, cukup kooperatif dan dapat memahami pesan yang diberikan
f. Mengklarifikasi klien dan bekerja sama dengan perawat ruangan
g. Mengadakan kontrak dengan klien
3. Jumlah klien: Terdiri dari 11 orang
Klien yang mengikuti TAK Stimulasi sensori mengenal halusinasi adalah: Tn.
A.Z,Tn. D, Tn. A, Tn. S, Tn. K, Tn. A.K, Tn. As, Tn. Z, Tn. M, Tn. S, Tn. A

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari/tanggal : Senin, 11 Oktober 2012
b. Waktu : 08.00 s/d 08.45 WIB (45 menit)
c. Tempat : Ruang Bratasena

2. Tim terapis
a. Setting:
 Klien dan terapis duduk membentuk lingkaran.
 Ruangan nyaman dan tenang.

K K F K K

K L

CL
K

K F K K K

Keterangan:
K : Klien L : Leader CL : Co-Leader
O : Observer F : Fasilitator

b. Tim terapis dan uraian tugas


 Leader: Endang Mei Yunalia
Uraian tugas:
1. Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
2. Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
3. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
4. Mampu memimpin TAK dengan baik
 Co Leader: Suci Widyastuti
Uraian tugas:
1. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas
klien
2. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Mengingatkan leader tentang waktu

 Fasilitator: Hellda Ocktaviyana dan Zuniatmi


Uraian tugas:
1. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2. Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung
3. Mempertahankan kehadiran klien

 Observer: Luky Winanti


Uraian tugas:
1. Mengobservasi jalannya/ proses kegiatan
2. Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung

3. Metode dan media


a. Metode yang digunakan, antara lain:
 Dinamika kelompok
 Diskusi dan tanya jawab
b. Media
 Spidol
 Papan tulis

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi: halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien.
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
 Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal
suara-suara yang didengar atau sesuatu yang di lihat.
 Terapis menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar atau sesuatu yang dilihat (halusinasi) tentang isinya,
waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi
yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari
klien yang sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat
giliran. Hasilnya tulis di whiteboard.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari halusinasi
yang dialami.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
 Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi
 Menyepakati waktu dan tempat.

G. FORMAT EVALUASI
Terlampir
FORMAT EVALUASI
SESI 1: TAK
STIMULASI PERSEPSI: halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi
Hari/Tanggal: Senin, 11 Oktober 2012
Waktu : 11.10-11.40 WIB

Menyebut
Mengenal isi Menyebut waktu Menyebut situasi
No. Nama Klien perasaan saat
halusinasi terjadi halusinasi terjadi halusinasi
halusinasi

1 Mustafa    

2 Nursandi    

3 Sofyan X X X X

4 Abdul Kodir    

5 Ahmad Zainuri    

6 Rustam    

7 Asep Rohendi    

8 Aldo Bayu    

9 Taufik X X X X

10 Asmadi    
Telah dilakukan TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI Pada hari senin, 11 Oktober
2012 pukul 11.10-11.40 WIB dengan jumlah peserta 10 Orang.

1. Mustafa : Klien mampu menyebutkan isi halusinasi yaitu menyuruh main, halusinasi
muncul pada siang hari saat klien sedang sendiri. Perasaan klien saat halusinasi
itu muncul tidak senang.
2. Nursandi : Klien mampu menyebutkan isi halusinasi yaitu ada yang mengajak mengobrol
ketika ingin tidur di malam hari, klien merasa terganggu saat halusinasi
muncul.
3. Sofyan : Klien belum mampu untuk
menyebutkan isi halusinasi. Klien belum terbuka dengan perawat dan teman-
temannya untuk berdiskusi mengenai halusinasi yang ia alami
4. Abdul Kodir : Klien mampu untuk menyebutkan isi halusinasi yaitu sering
menyuruhnya untuk marah-marah kepada orang lain atau menyuruhnya
menangis. Klien mengatakan halusinasi muncul saat sendiri dan melamun.
Perasaan klien saat halusinasi muncul yaitu mengikuti perintah suara tersebut,
saat suara tersebut menyuruhnya untuk marah, klien memarahi siapa saja yang
berada didekatnya. Klien mengatakan merasa terganggu.
5. Ahmad Zainuri: Klien mampu untuk menyebutkan isi halusinasinya. Klien mengatakan
saat halusinasi muncul, matanya bergerk-gerak, bisikan-bisikan tersebut
menyuruhnya untuk mendobrak pintu. Klien mengatakan halusinasinya muncul
pada siang hari, perasaan klien saat halusinasi itu muncul adalah merasa
terganggu karena klien tidak dapat mengontrolnya. Klien tidak mengetahui
penyebab halusinasinya muncul.
6. Rustam : Klien mampu untuk menyebutkan isi halusinasinya yaitu menyuruhnya untuk
jalan-jalan kemana saja. Klien mengatakan halusinasinya muncul saat malam
hari dan klien mengikuti perintah halusinasinya tersebut. Klien mengatakan saat
halusinasinya muncul merasa terganggu karena berisik dan terkadang klien
inginn menjawab.
7. Asep : Klien mampu untuk menyebutkan isi halusinasinya namun perlu untuk
dimotivasi. Klien mengatakan halusinasinya muncul menyuruhnya untuk
berkelahi, terakhir klien pernah memukul temannya karena mendengar suara
tersebut. Klien mengatakan suara muncul saat ada yang mengejek saja. Klien
mengatakan saat halusinasi muncul, perasaan klien emosi tetapi kadang ditahan
8. Aldo Bayu : Klien mampu untuk menyebutkan isi halusinasi yaitu, suara-suara untuk
menyuruhnya untuk memukul mama dan memecahkan TV. Klien mengatakan
suara tersebut masih aktif dan masih muncul pada pagi dan malam hari. Klien
mengatakan dalam satu hari, halusinasinya muncul sebanyak ± 7 kali. Klien
mengatakan perasaan saat halusinasi muncul senang karena ada yang
mengobrol, namun terkadang klien takut terbawa oleh halusinasinya karena
halusinasinya terkadang menyuruhnya telanjang dan berjalan-jalan.
9. Taufik : Klien mengatakan belum bisa menceritakan isi halusinasinya. Klien tidak tahu
ia mendengar suara apa.
10. Asmadi: Klien mengatakan mendengar suara seperti suara jangkrik. Klien mengatakan
telinganya terasa berat dan dirasakan setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai