Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit skabies merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan
oleh Sarchoptes Scabies. Saat menginfeksi manusia kutu ini hidup di bawah
kulit dan memakan darah korbannya. Mereka beratahan hidup dengan
memanfaatkan kehangatan kulit manusia, sehingga bila kutu ini terlepas ke
udara luar maka mereka hanya mampu hidup tidak lebih dari 48 jam.
Skabies adalah suatu infestasi tungau (Sarchoptes Scabies).Yang
menyebabkan bruntus-bruntus kecil kemerahan dan rasa gatal di sela-sela jari
tangan, pergelangan tangan, sikut, ketiak, disekitar putting payudara wanita.
Alat kelamin pria (penis dan kantung zakar), di sepanjang garis ikat pingang
dan sekitar pantat bagian bawah.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit ini adalah sosial
ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sering
berganti pasangan, perkembangan demografi serta ekologi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep penyakit dari skabies ?
2. Apa pengertian dari skabies ?
3. Apa saja klasifikasi penyakit scabies?
4. Bagaimana etiologi penyakit scabies?
5. Apa saja manifestasi klinis dari skabies ?
6. Bagaimana pataofiologi penyakit scabies?
7. Bagaimana pathway/WOC dari penyakit scabies?
8. Apa saja komplikasi dari skabies ?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit scabies?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada kasus skabies ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian
Skabies adalah suatu infestasi tungau (Sarchoptes Scabies).Yang
menyebabkan bruntus-bruntus kecil kemerahan dan rasa gatal di sela-sela
jari tangan, pergelangan tangan, sikut, ketiak, disekitar putting payudara
wanita.Alat kelamin pria (penis dan kantung zakar), di sepanjang garis ikat
pimggang dan sekitar pantat bagian bawah.
Skabies adalah infestasi yang sering terjadi akibat kutu gatal,
Sarcoptes Scabiei.Kutu ini membuat terowongan ke dalam stratum
korneum, menimbulkan karakteristik terowongan serpiginosa khas yang
dari tempat ini dapat diambil kutu.Ketika kutu bergerak, kutu tersebut
meletakkan telur, yang dapat menimbulkan pruritus dan menyebabkan
penggarukan, ekskoriasi kulit dan infeksi bakteri sekunder.
Skabies norwegia merupakan varian yang sering dijumpai pada
individu yang memiliki daya tahan rendah (misal, pada anak-anak yang
menderita leukemia, malnutrisi atau sindrom down).Kelainan ini ditandai
dengan penyebaran eritema, krusta, dan sisik tanpa terowongan yang jelas.
B. Klasifikasi
a. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated). Bentuk ini ditandai
dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya
sehingga sangat sukar ditemukan.
b. Skabies incognito. Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan
kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau
tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering
juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi
luas dan mirip penyakit lain.
c. Skabies nodular Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan
yang gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada
genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi

2
hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur
lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat
menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah
diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.
d. Skabies yang ditularkan melalui hewan. Di Amerika, sumber utama
skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia
yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan
genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang
sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut,
dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih
mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 – 8 minggu) dan dapat
sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan
siklus hidupnya pada manusia.
e. Skabies Norwegia. Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai
oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata dan
hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala
yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki
yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa
gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini
sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat
banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi
imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi
tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.
f. Skabies pada bayi dan anak. Lesi scabies pada anak dapat mengenai
seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak
kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima
sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka.
(Harahap. M, 2000).
g. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden). Penderita penyakit
kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat
menderita skabies yang lesinya terbatas.(Harahap. M, 2000)

3
C. Etiologi
Penyebab penyakit skabies yaitu sebagai akibat infestasi tungau
yang dinamakan Acarus scabiei atau pada manusia disebut Sarcoptes
scabiei varian hominis. Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda,
kelas Arachnida, ordo Acarina, super famili Sarcoptes (Djuanda,
2010).Infrestasi tungau ini mudah menyebar dari orang ke orang melalui
kontak fisik dan sering menyerang seluruh penghuni dalam satu rumah
tungau ini ukurannya cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang dan sering menular di antara orang-orang yang tidur bersama.
Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, tungau
jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam
terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah
dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum.Bentuk betina yang
telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya (Handoko, 2009).
D. Tanda dan gejala
Ciri khas dari skabies adalah gatal-gatal hebat, yang biasanya
semakin memburuk pada malam hari. Lubang tungau tampak sebagai garis
bergelombang dengan panjang sampai 2,5 cm, kadang pada ujungnya
terdapat brutus kecil. Lubang/trowongan dan dirasakan di sela-sela jari
tangan, pada pergelangan tangan,sikut,ketiak, di sekitar putting payudara
wanita, alat kelamin pria, disepanjang garis pinggang dan pantat bagian
bawah. Infeksi jarang mengenai wajah, kecuali pada anak-anak dimana
lesinya muncul sebagai lepuhan berisi air. Lama-lama terowongan ini sulit
untuk dilihat karena tertutup oleh peradangan yang terjadi akibat
penggarukan.
1. Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena aktifitas tungau
yang lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam
keluarga, biasanya seluruh anggota keluarga, begitu pula dalam
sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar
tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.

4
Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya
terkena.
3. Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang dicurigai
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok, rata-rata 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papula
(tonjolan padat) atau vesikel (kantung cairan). Jika ada infeksi
sekunder, timbul polimorf (gelembung leukosit).
4. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Gatal yang hebat
terutama pada malam sebelum tidur. Adanya tanda : papula (bintil),
pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan).

Cara Penularan

Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun


tidak langsung, adapun cara penularannya adalah:

1. Kontak langsung (kulit dengan kulit) Penularan skabies terutama


melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan
hubungan seksual. Pada orang dewasa hubungan seksual merupakan
hal tersering, sedangkan pada anakanak penularan didapat dari orang
tua atau temannya.

2. Kontak tidak langsung (melalui benda) Penularan melalui kontak


tidak langsung, misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian atau
handuk dahulu dikatakan mempunyai peran kecil pada penularan.
Namun demikian, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut
memegang peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan
bahwa sumber penularan utama adalah selimut (Djuanda, 2010).

E. Patofisiologi
Kelainan kulit yang disebabkan tidak hanya dari tungau scabies,
akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Saat terjadi kontak
kulit yang kuat yang menyebabkan lesi timbul di pergelangan tangan.Gatal
yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan eksret tungau

5
yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setela infestasi.Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel,
dan urtika.Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan
infeksi sekunder.Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari
lokasi tungau.Infestasi dimulai saat tungau betina telah dibuahi tiba-tiba di
permukaan kulit. Tungau dan produk-produknya menyebabkan iritan yang
akan merangsang system imun tubuh untuk mengerahkan komponen-
komponennya (Habif, 2003).
Dalam beberapa hari pertama, antibodi dan sel sistem imun
spesifik lainnya belum memberikan respon.Namun, terjadi perlawanan
dari tubuh oleh sistem imun non spesifik yang disebut inflamasi.Tanda
terjadinya inflamasi ini antara lain timbulnya kemerahan pada kulit, panas,
nyeri, dan bengkak.Hal ini disebabkan karena peningkatan persediaan
darah ke tempat inflamasi yang terjadi atas pengaruh amin vasoaktif
seperti histamine, triptamin dan mediator lainnya yang berasal dri sel
mastosit.Mediator-mediator inflamasi itu juga menyebabkan rasa gatal di
kulit.Molekul-molekul seperti prostaglandin dan kinin juga ikut
meningkatkan permeabilitas dan mengalirkan plasma dan protein plasma
melintasi endotel yang menimbulkan kemerahan dan panas. Faktor
kemotaktik yang diproduksi seperti C5a, histamine, leukotrien akan
menarik fagosit. Peningkatan permeabilitas vaskuler memudahkan
neutrofil dan monosit memasuki jaringan tersebut.Neutrofil datang terlebih
dahulu untuk menghancurkan/ menyingkirkan antigen. Meskipun biasanya
berhasil, tetapi beberapa sel akan mati dan mengeluarkan isinya yang juga
akan merusak jaringan sehingga menimbulkan proses inflamasi. Sel
mononuklear datang untuk menyingkirkan debris dan merangsang
penyembuhan (Baratawidjaja, 2007).
Bila proses inflamasi yang diperankan oleh pertahanan non spesifik
belum dapat mengatasi infestasi tungau dan produknya tersebut, maka
imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah
mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau
tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan

6
komplemen. Selanjutnya akan terjadi antibody-dependent cellular
mediated cytotoxicity (ADCC). Lisis antigen dapat terjadi karena aktivasi
komplemen yang berikatan dengan bagian Fc antibodi (Kresno, 2007).

7
F. Woc
Kontak langsung dan Lingkungan yang padat
Kebersihan
tidak langsung
diri kurang

Sanitasi buruk
Penyebaran telur
sarcoptes pada orang
yang sehat
Keadaan lembab dan panas

Reservoir sarcoptes

Tempat yang baik untuk sarcoptes


pada stratum corneum

Tidak mengetahui Defisiensi


Scabies pengetahuan
penyakit

Terbentuknya terowongan Akumulasi secret Vesikel dan ekskoriasi


dan ekskret S.
Scabies di kulit
Reaksi peradangan

Peningkatan pembentukan
Pengeluaran reseptor
histamin

Penderita mengalami gatal

Sulit tidur Gangguan rasa nyaman


Melakukan garukan pada kulit

Gangguan Papul pecah Kerusakan integritas


citra tubuh Kerusakan lapisan kulit
kulit

Resiko infeksi Rusaknya pertahanan


Resiko masuknya patogen
barier primer

8
G. Komplikasi
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan,
dapat timbul dermatitis akibat garukan.Erupsi dapat berbentuk impetigo,
ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel.Infeksi bakteri pada bayi dan
anak kecil yang diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada
ginjal.Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti
skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang
terlalu sering.
1. Urtikaria
Urtikaria adalah reaksi dari pembuluh darah berupa erupsi pada
kulit yang berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah,
memutih bila ditekan, dan disertai rasa gatal.Urtikaria dapat
berlangsung secara akut, kronik, atau berulang. Urtikaria akut
umumnya berlangsung 20 menit sampai 3 jam, menghilang dan
mungkin muncul di bagian kulit lain.
2. Infeksi sekunder
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel).
Pada kulit yang terkena akan timbul ruam, kemerahan dan rasa gatal.
Di sekitar folikel rambut tampak beruntus-beruntus kecil berisi cairan
yang bisa pecah lalu mengering dan membentuk keropeng.
3. Furunkel
Furunkel (bisul) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel
rambut dan jaringan subkutaneus di sekitarnya.Paling sering
ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong.Akan terasa
sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-
jari tangan.Furunkel berawal sebagai benjolan keras bewarna merah
yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktasi dan
ditengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul
bisa pecah spontan atau mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung
sedikit darah.

9
4. Eksema infantum
Eksema atau Dermatitis atopik atau peradangan kronik kulit yang
kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-
kanak.Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan,
peradangan, dan gangguan tidur.
H. Penatalaksanaan
Penyakit ini bisa diatasi dengan mengoleskan krim yang
mengandung permetrin atau larutan lindane.Kedua obat tersebut efektif,
tetapi lindane cenderung mengiritasi kulit, lebih toksin dan tidak boleh
diberikan kepada anak-anak.Kadang-kadang digunakan krim yang
mengandung corticosterid (misalnya hydrocortisone) selama bebberapa
hari setelah premetrin atau lindae untuk mengurangi gatal-gatal sampai
semua tungaumati pengobatan juga harus dilakukan terhadap seluruh
penghuni.
1. Terapi Farmakologi
Menurut guideline Management of Scabies In Adults and Childrens
(2015) adapun terapi untuk skabies adalah sebagai berikut:
a) Topikal
- Permethrin 5% (Krim/Lotion) = Regimen : Permethrin cream
digunakan untuk sekali pemakaian. Oleskan Permethrin cream
merata pada seluruh permukaan kulit. Lama pemakaian selama
8-12 jam, kemudian dibersihkan dan diaplikasikan ulang.
Dianjurkan pengolesan pada malam hari.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap Permethrin, Pirethroid
sintetis atau Pirethrin. Efek samping : Rasa gatal & terbakar
- Benzyl Benzoate 10-25% (Lotion) Regimen : Dioleskan secara
merata pada permukaan kulit. Bilas setelah 24 jam lalu oleskan
kembali. Digunakan secara terus menerus selama 24 jam
selama 2-3 hari.
Kontraidikasi : Ibu hamil, menyusui, dan infant kurang dari 2
tahun

10
Efek samping : Iritasi kulit, sensasi terbakar, konjungtivitis,
dan reaksi post-scabies eczematous
- Precipitated sulphur 6-10 % (Petroleum base)
Regimen : Dioleskan secara merata pada permukaan kulit.
Bilas setelah 24 jam lalu oleskan kembali. Digunakan secara
terus menerus selama 24 jam selama 3 hari.
Kontraidikasi : penderita alergi dan hipersensitivitas,toksisitas
rendah
Efek samping : Iritasi kulit, dermatitis
- Crotamiton 10% (oinment)
Regimen : Skabies klasik: Dioleskan secara merata pada
permukaan kulit. Bilas setelah 24 jam lalu oleskan kembali.
Digunakan secara terus menerus selama 24 jam selama 5-7
hari.
Kudis nodular: Oleskan ke nodul 3 kali sehari selama 7-14 hari
Kontraidikasi : hindari pemakaian jangka lama pada wanita
hamil dan infant
Efek samping : Iritasi kulit, dermatitis
- Lindane 1%(Gamma benzene hexachloride)(Lotion/krim)
Regimen : Lindane digunakan untuk sekali pemakaian.
Dioleskan secara merata pada permukaan kulit. Lama
pemakaian selama 6-8 jam, kemudian dibersihkan dan oleskan
kembali.
Kontraidikasi : Ibu hamil & menyusui, bayi, anak <10 tahun,
penderita gangguan kejang. Hindari pemakaian setelah mandi
air panas untuk mencegah berkurangnya penyerapan perkutan
Efek samping : Neurotoksisitas; Kram, pusing, kejang pada
anak-anak, anemia.
b) Sistemik
- Ivermectin
Regimen : Obat oral 200 ug / kg selama 2 minggu

11
Kontraidikasi: Bukan untuk anak-anak di bawah 5 tahun atau
dengan berat badan kurang dari 15 kg, hindari pada wanita
hamil dan menyusui
Efek samping : Penggunaan dengan obat lain yang
memperkuat aktivitas GABA dapat menyebabkan aktivitas
tambahan (valproat, barbiturat, benzodiazepin)
2) Terapi lain :
Pengobatan gatal pada skabies:
Rasa gatal biasanya berlangsung sekitar satu sampai dua minggu, harus
dievaluasi jika berkepanjangan. Pengobatannya meliputi:
- Antihistamin : chlorpheniramine, hydroxyzine, diphenhydramine,
Dexachlorpheniramine. Antihistamin sedative harus digunakan
dengan hati-hati pada anak kurang dari 2 tahun.
- Kortikosteroid : steroid oral topical (0,5 mg/kg tergantung pada
tingkat keparahannya).
- Emolien : aplikasi emolien biasa untuk kulit kering dan
eczematous.
2. Non-Farmakologi
a. Mencuci bersih (dry cleaned) atau merebusdengan air panas
handuk, seprai maupun baju penderita skabies (yg dipakai dalam 5
hari terakhir), kemudian menjemurnya hingga kering (washed and
dried in hot cycle).
b. Menghilangkan faktor predisposisi, antara lain dengan
penyluhanmengenai higiene perorangan dan lingkungan.
c. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-
sama.
d. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang
terinfeksiuntuk memutuskan rantai penularan. Hewan peliharaan
tidak perlu diobati karena kutu skabies tidak hidup disana.
e. Pasien yang masih bersekolah disarankan istirahat terlebih dahulu
selama beberapa hari agar meminimalisir terjadinya penularan.

12
f. Edukasi pasien dan keluarga mengenai faktor risko penyebab dan
pentingnya higenitas.
I. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis positif adanya kutu,
telur, nimfaatau skibala (butiran feses) è scabies
2. Cara menemukan tungau :
a. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung dapat
terlihat papul atau vesiel. Congkel dengan jarum dan letakkan
diatas kaca obyek, lalu tutup dengan aca penutup dan lhat dengan
mikroskop cahaya.
b. Dengan cara menyikat dengan siat dan ditampung diatas selembar
kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
c. Dengan membuat bipsi irisan, caranya ; jepit lesidengan 2 jari
kemudian buat irisa tipis dengan pisau dan periksa dengan
miroskop cahaya.
d. Dengan biopsy eksisional dan diperiska dengan pewarnaan HE.
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama, No. MR, Umur , Pekerjaan, Agama, Jenis kelamin,
Alamat,(lingkungan mempengaruhi perkembangan penyakit ini/
lingkungan yang buruk).Tanggal masuk RS, Penanggung jawab,
Riwayat alergi (Obat atau Makanan).
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan
merasakan gatal terutama pada malam hari.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian
menjadi edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.
c. Riwayat kesehatan dahulu
 Pasien pernah masuk Rs karena alergi.

13
 Riwayat personal hygiene yang buruk
 Sering berganti pakaian secara bersama-sama
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang
klien alami yaitu kurap, kudis.Hygiene anggota keluarga yang
buruk.
3. Biopsikososial
a. Pola persepsi terhadap kesehatan
Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat
atauapabila tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke
puskesmas atau RS terdekat.
b. Pola aktivitas latihan
Mobilisasi di tempat tidur
c. Pola istirahat tidur
Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang
hebat pada malam hari.
d. Pola nutrisi metabolik
Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.
e. Pola eliminasi
Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, wrna kuning bau
khas dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.
f. Pola kognitif perceptual
Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas,
pendengaran dan penglihatan normal.
g. Pola peran hubungan
h. Pola konep diri
i. Pola seksual reproduksi
Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual
reproduksinya.
j. Pola koping
1) Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu
merasa gatal, dan pasien menjadi malas untuk bekerja.

14
2) Kehilangan atau perubahan yang terjadi
3) perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
4) Takut terhadap kekerasan : tidak
5) Pandangan terhadap masa depan
6) klien optimis untuk sembuh
4. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum klien
Tingkat kesadaran, Berat badan, Tinggi badan.
2) Rambut
Biasanya keadaan kulit kepala kotor warna rambut hitam
dan ada edema.
3) Wajah
Biasanya tidak ada edema/hematome, tidak ada bekas luka
dan tidak ada lesi
4) Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan, reflek cahaya
normal yaitu pupil mengecil, konjungtiva anemis, sclera tidak
ikterik
5) Hidung
Biasanya simetris kiri dan kanan, tidak menggunakan
cupping hidung, tidak ada polip, dan tidak ada lesi
6) Telinga
Biasanya simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik.
7) Mulut
Biasanya berwarna pucat, tidak terjadi stomatitis, tidak terdapat
pembesaran tongsil, lidah putih.
8) Leher
Biasanya tidak ada pembesaran pada kelenjer tiroid, tidak ada
gangguan fungsi menelan, tidak ada pembesaran JVP
9) Dada dan Thorax :

15
Inspeksi : Biasanya dada simetris kiri dan kanan,
pergerakan dada simetris,
Palpasi : Biasanya getaran dada kiri dan kanan sama
(vocal premitus).
Perkusi : Biasanya bunyi suaranya sonor.
Auskultasi : Bunyi pernapasnya vesikuler.
10) Kardiovaskuler :
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari
Perkusi : di intercosta V media klavikularis sinistra
bunyinya pekak
Auskultasi : irama denyut jantung normal tidak ada bunyi
Tambahan
11) Abdomen :
Inspeksi : Biasanya bentuk perut tidak membuncit dan
dinding perut sirkulasi kolateral. Banyaknya lesi /
parut
Auskultasi : Biasanya tidak ada bising usus.
Palpas : Biasanya tidak ada pembesaran pada
abdomen,tidak kram pada abdomen.
Perkusi : Biasanya tympani
12) Genitaurinaria :
Biasanya adanya terdapat lecet pada area sekitar genitalia, area
genitalisa terasa gatal, terdapat kutu di daerah pubis,
kemerahan, iritasi serta terdapat lesi di daerah pubis.
13) Lengan-Lengan Tungkai
Ekstemitas atas dan bawah : Biasanya kekuatan otot berkurang.
Rentang gerak pada ekstremitas pasien menjadi terbatas karena
adanya masa,nyeri, atau fraktur patologis, biasanya terabanya
benjolan atau masa pada daerah sekitar tulang.
14) Sistem Persyarapan :
Biasanya kelemahan otot dan penurunan kekuatan

16
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam
penampian sekunder
5. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
6. Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kulit rusak dan prosedur
infasif
C. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi (NIC)
keperawatan (NOC)
1 Gangguan integritas Tujuan: 1. Anjurkan pasien
kulit berhubungan Setelah dilakukan tindakan menggunakan pakaian
dengan edema asuhan keperawatan yang longgar
diharapkan lapisan kulit 2. Jaga kebersihan kulit
klien terlihat normal. agar tetap bersih dan
kering
Kriteria hasil: 3. Monitor kulit akan
1. Integritas kulit yang baik adanya kemerahan
dapat dipertahankan 4. Mandikan pasien
(sensasi, elastisitas, dengan air hangat dan
temperatur) sabun
2. Tidak ada luka atau lesi 5. Kobalorasi dengan
pada kulit dokter untuk
3. Mampu melindungi kulit pemberian obat
dan mempertahankan preparat antiseptik
kelembapan kulit serta sesuai program
perawatan alami Perfusi
jaringan baik
2 Nyeri akut Tujuan 1. Kaji intensitas nyeri,
Setelah dilakukan tindakan karakteristik dan catat

17
asuhan keperawatan selama lokasi
…. X24jam, diharapkan 2. Berikan perawatan
nyeri klien dapat teratasi kulit dengan sering,
dengan hilangkan rangsangan
KH: lingungan yang
1. Nyeri terkontrol kurang menyenangkan
2. Gatal mulai hilang 3. Kolaborasi dengan
3. Puss hilang dokter pemberi
4. Kulit tidak memerah analgesik
5. TTV normal 4. Kolaborasi pemberian
antibiotik
3 Gangguan Pola tidur Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tidur klien
asuhan keperawatan selama 2. Berikan kenyamanan
…. X24jam diharapkan tidur pada klien (kebersihan
klien tida terganggu dengan tempat tidur klien)
KH : 3. Kolaborasi dengan
1. Mata klien tidak dokter pemberian
bengkak lagi analgetik
2. Klien tidak sering 4. Catat banyaknya klien
terbangun dimalam terbangun dimalam
hari hari
3. Klien tidak pucat 5. Berikan lingkungan
yang nyamandan
kurangi kebisingan
6. Berikan minum hangat
(susu) jika perlu
4 Gangguan citra Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tingkat
tubuh asuhan keperawatan selama keburukan dari klien
…. X24jam diharapkan klien 2. Dukung klien untuk
tidak mengalami gangguan memotivasi dirinya
dalam cara penerapan citra sendiri
diri dengan KH : 3. Mengajarkan klien

18
1. Mengungkapan untuk beradaptasi
penerimaan atas dengan kritik negatif
penyakit yang di 4. Berikan penghargaan
alaminya pada pasien setelah
2. Mengakui dan mampu beradaptasi
memantapkan dengan kekurangan
kembali system diri
dukungan yang ada
5 Cemas Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi level
keperawatan selama …x 24 stres apabila
jam pasien tampak terlihat mengalami
tidak cemas dengan criteria perubahan
hasil 2. Intruksikan pasien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
3. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
situasi dan penyebab
stres
4. Cari pemahaman
pasien tentang
persepsi situasi stress
5. Dengarkan keluhan –
keluhan pasien
6. Ciptakan suasana
nyaman untuk
fasilitas dalam
ruangan
7. Control stimulasi jika
diperlukan untuk
pasien yang
membutuhkan

19
8. Berikan obat untuk
menurunkan
kecemasan bila perlu
6 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kerentanan
asuhan keperawatan selama terhadap infeksi
…. X24jam diharapkan klien 2. Batasi pengunjung
tidak terjadi resiko infeksi bila perlu
dengan KH : 3. Instruksikan pada
pengunjung untk
1. Klien bebas dari tanda mencuci tangan
dan gejala infeksi saatberkunjung dan
2. Menunjukan setelah meninggalkan
kemampuan untuk pasien
mencegah timbulnya 4. Berikan perawatan
infeksi kulit pada area
3. Menunjukkan perilaku epidema
hidup sehat 5. Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap
kemerahan,panas
6. Inspeksi kondisi luka
7. Berikan terapi
anibiotik bila perlu
8. Ajarkan cara
menghindari infeksi

D. Implentasi
Implementasi dilakukan sesuai intervensi dan kondisi klien
E. Evaluasi
1. Integritas kulit klien utuh
2. Rasa nyaman, nyeri dan gatal klien hilang / terkontrol
3. Pasien mampu tidur dengan normal
4. Konsep diri klien adekuat
5. Klien tidak cemas
6. Penyebaran infeksi tidak terjadi

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Skabies adalah suatu infestasi tungau (Sarchoptes Scabies).Yang
menyebabkan bruntus-bruntus kecil kemerahan dan rasa gatal di sela-sela jari
tangan, pergelangan tangan, sikut, ketiak, disekitar putting payudara
wanita.Alat kelamin pria (penis dan kantung zakar), di sepanjang garis ikat
pinggang dan sekitar pantat bagian bawah. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan penyakit ini adalah sosial ekonomi yang rendah, hygiene yang
buruk, hubungan seksual yang sering berganti pasangan, perkembangan
demografi serta ekologi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, A. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia

Handoko, R. P. 2009. Skabies. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


(EdisiV). Editor: Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S., Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.

Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.

Ministry of Health Malaysia. 2015. Guideline for Management of Scabies in


Adults and Children (online).Available at: https://goo.gl/HirvWm.
Diakses pada 21 September 2018.

Nurarif Amin H & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi. Mediaction :
Jogjakarta.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius

22

Anda mungkin juga menyukai