Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ANXIETAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Dosen Mata Ajar : Novi Widyastuti Rahayu, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.J.

Disusun Oleh :

1. Afifah 2820173141
2. Anggie Ningtyas Putri 2820173145
3. Awaluddin Yusa Anshori 2820173150
4. Melinda Rena Rahmawati 2820173166
5. Nanda Arena Rensalita 2820173168
6. Nava Paramita 2820173169
7. Tri Kusumastuti M 2820173182
8. Yatini 2820173187
HALAMAN JUDUL

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam selalu tercurah kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat – Nya dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Jiwa Anxietas tepat pada waktunya. Asuhan keperawatan ini merupakan
tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novi Widiastuti
Rahayu.,M.Kep., Ns.,Sp.,Kep.,J. Selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa atas
bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan Asuhan Keperawatan ini serta
pihak-pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kami juga menyadari bahwa Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki Asuhan Keperawatan
ini.

Yogyakarta, 4 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................ 2
1. Tujuan Umum ................................................................................................. 2
2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
KONSEP ........................................................................................................................ 3
A. Pengertian Ansietas ............................................................................................ 3
B. Etiologi ............................................................................................................... 4
1. Faktor predisposisi (pendukung) ..................................................................... 4
2. Faktor presipitasi ............................................................................................ 4
C. Jenis/Klasifikasi .................................................................................................. 4
D. Tanda Gejala ...................................................................................................... 6
E. Rentan Respon .................................................................................................... 8
F. Pohon Masalah ................................................................................................... 9
G. Pengkajian ...................................................................................................... 9
H. Diagnosa Keperawatan ................................................................................. 10
I. Rencana Tindakan Keperawatan ...................................................................... 11
BAB III ........................................................................................................................ 19
PENUTUP ................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini telah membuat banyak perubahan
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Persaingan dari
individu satu dengan individu lain semakin ketat, dampak dari perubahan
tersebut merupakan salah satu stressor bagi individu yang tidak tahan akan
suatu perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan bisa dirasakan sebagai stressor
yang berkepanjangan, koping individu yang tidak efektif menjadikan seseorang
mengalami gangguan psikologis.
Stressor atau tekanan, kecemasan, perasaan jengkel, harus dihadapi oleh
seseorang, tekanan dapat menimbulkan kecemasan, perasaan tidak nyaman,
perasan ini juga bisa diungkapkan baik secara adaptif (konstruktif) atau
maladaptif (Widodo, 2003).
Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan di manapun serta
tergantung dari faktor predisposisi dari kecemasan tersebut. Kecemasan dengan
intensitas ringan dianggap memiliki nilai positif yang bisa menjadi suatu
motivasi. Namun ketika kecemasan tersebut kuat dan bersifat negatif justru
akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik dan
psikis individu yang bersangkutan. Menurut Videbeck, 2008 kecemasan
merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi.
Ansietas yang dialami oleh seseornag harus segera diatasi. Adapun yang
dapat dilakukan untuk mengurangi respon fisiologis terhadap stress yang
menimbulkan ansietas tersebut adalah dengan olahraga teratur, humor, nutrisi
dan diet, istirahat, teknik relaksasi, dan spiritual (Potter & Perry, 2005).
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah agar para pembaca
dapat memberikan pengetahuan tentang ansietas serta cara penangannya.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan dan gambaran tentang anxietas serta penanganan dalam proses
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui definisi dan etiologi anxietas
b. Diketahuinya klasifikasi serta tanda gejala anxietas
c. Diketahuinya rentang respon tentang anxietas
d. Diketahuinya pengkajian tentang anxietas
e. Diketahuinya diagnose serta encana tindakan keperawatan yang harus
dilakukan

2
BAB II

KONSEP
A. Pengertian Ansietas
Menurut Stuart (1995) Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan
menyebar, yang berkaitan dengan peraaan yang tidak pasti dan tidak berdaya.
Kedaan emoi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Ansietas berbeda dengan gangguan ansietas. Ansietas (cemas) adalah suatu
perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering
disertai gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung unsur
penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan
tersebut (David A. Tomb, 1998).
Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki
firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang
mengancam tersebut terjadi, (Videbeck, 2008).
(Yusuf, 2009) mengemukakan anxiety (cemas) merupakan ketidakberdayaan
neurotik, rasa tidak aman, tidak matang, dan kekurangmampuan dalam menghadapi
tuntutan realitas (lingkungan), kesulitan dan tekanan kehidupan sehari-hari.
Dikuatkan oleh Kartini Kartono (1989) bahwa cemas adalah bentuk
ketidakberanian ditambah kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas. Senada
dengan itu, Sarlito Wirawan Sarwono (2012) menjelaskan kecemasan merupakan Commented [H1]: Konsisten penulisan daftar pustaka (pakai
halaman atau tidak)
takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasannya.
Jeffrey S. Nevid, dkk (2005) “kecemasan adalah suatu keadaan emosional
yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak
menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi”.
Senada dengan pendapat sebelumnya, Gail W. Stuart (2006) memaparkan

3
“ansietas/ kecemasan adalahkekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya”.

B. Etiologi
Menurut (Farida Kusumawati & Yudi Hartono. 2010)
1. Faktor predisposisi (pendukung)
Ketegangan dalam kehidupan dapat berupa hal-hal sebagai berikut
a. Peristiwa traumatic
b. Konflik emosional
c. Gangguan konsep diri
d. Frustasi
e. Gangguan fisik
f. Pola mekanisme koping keluarga
g. Riwayat gangguan kecemasan
h. Medikasi
2. Faktor presipitasi
a. Ancaman terhadap intergritas fisik
1) Sumber internal
2) Sumber eksternal
b. Ancaman terhadap harga diri
1) Sumber internal
2) Sumber eksternal

C. Jenis/Klasifikasi
Menurut Spilbeger (dalam Safaria & Nofrans Eka Saputra, 2012) menjelaskan
kecemasan dalam dua bentuk, yaitu :
1. Trait anxiety
Trait anxiety, yaitu adanya rasa khawatir dan terancam yang menghinggapi diri
seseorang terhadap kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya. Kecemasan ini

4
disebabkan oleh kepribadian individu yang mememang memiliki potensi cemas
dibandingkan dengan individu yang lainnya.
2. State anxiety
State anxiety, merupakan kondisi emosional dan keadaan sementara pada diri
individu dengan adanya perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan secara
sadar serta bersifat subjektif
Sedangkan menurut Freud (dalam Feist & Feist, 2012) membedakan
kecemasan dalam tiga jenis, yaitu :
1. Kecemasan neurosis
Kecemasan neurosis adalah rasa cemas akibat bahaya yang tidak diketahui.
Perasaan itu pada ego, tetapi muncul dari dorongan id. Kecemasan neurosis
bukan ketakutan terhadap insting – insting itu sendiri, namun ketakutan
terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika suatu insting dipuaskan.
2. Kecemasan moral
Kecemasan ini berakar dari konflik atara ego dan superego. Kecemasan ini
dapat muncul karena kegagalan bersikap konsisten dengan apa yang mereka
yakini benar secara moral. Kecemasan moral merupakan rasa takut terhadap
suara hati. Kecemasan moral juga memiliki dasar dalam realitas, di masa lalu
pernah mendapat hukuman karena melanggar norma moral dan dapat dihukum
kembali.
3. Kecemasan realistik
Kecemasan realistik merupakan perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak
spesifik yang mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri. Kecemasan realistik
merupakan rasa takut akan adanya bahaya – bahaya nyata dari dunia luar.

5
D. Tanda Gejala
Conley, 2006 (Widosari, 2010) berpendapat bahwa terdapat keluhan dan gejala
umum dalam kecemasan dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Gejala somatik terdiri atas :
a. Keringat berlebihan
b. Ketegangan pada otot skelet yaitu : seperti sakit kepala, kontraksi pada
bagian belakang leher atau dada, suara bergetar, nyeri punggung.
c. Sindrom hiperventilasi seperti : sesak nafas, pusing, parestesi.
d. Gangguan fungi gastroinstinal seperti : tidak nafsu makan, mual, diare, dan
konstipasi.
e. Iritabilitas kardiovaskuler seperti : hipertensi.
2. Gejala psikologis terdiri dari beberapa macam :
a. Gangguan mood seperti : sensitif, cepat marah, dan mudah sedih.
b. Kesulitan tidur seperti : insomnia, dan mimpi buruk.
c. Kelelahan/mudah capek.
d. Kehilangan motivasi dan minat.
e. Persaan-perasaan yang tidak nyata.
f. Sangat sensitif terhadap suara seperti : merasa tak tahan dengan suara-suara
yang sebelumnya biasa saja.
g. Berpikiran kosong seperti : tidak mampu berkonsentrasi, mudah lupa.
h. Kikuk, canggung, koordinasi buruk.
i. Tidak bisa membuat keputusan seperti: tidak bisa menentukan pilihan
bahkan untuk hal-hal kecil.
j. Gelisah, resah, tidak bisa diam.
k. Kehilangan kepercayaan diri.
l. Kecenderungan untuk melakukan sesuatu berulang-ulang.
m. Keraguan dan ketakutan yang mengganggu.
3. Aspek fisik dibagi menjadi beberapa indikator (Scully, 2001), yaitu :
a. Diaphoresis (keluar keringat banyak),

6
b. Kulit dingin, lembab,
c. Urat nadi cepat dan arrhythmias (hilang irama/irama tidak teratur),
d. Muka menjadi merah dan muka pucat,
e. Hyperreflexia (refleks yang berlebihan),
f. Menggigil, mudah terkejut dan gelisah.
4. Gejala secara kognitif menurut Gail W. Stuart (2006), yaitu :
a. Perhatian terganggu
b. Komsentrasi buruk
c. Mudah lupa dan terhambat dalam berpikir
d. Salah dalam memberikan penilaian
e. Kreatifitas dan produktifitas menurun
f. Sangat waspada
g. Kehilangan objektifitas
h. Takut kehilangan kendali
i. Takut pada gambaran visual dan takut cidera atau kematian.
5. Gejala afektif menurut Gail W. Stuart (2006), yaitu :
a. Mudah terganggu,
b. Tidak sabar dan mudah marah,
c. Gelisah
d. Tegang,
e. Gugup,
f. Waspada,
g. Ketakutan atau kengerian,
h. Kekhawatiran,
i. Rasa bersalah dan malu.
Menurut Shah (dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S, 2014) membagi
kecemasan menjadi tiga aspek, yaitu :
1. Aspek fisik, seperti pusing, sakit kepala, tangan mengeluarkan keringat,
menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi, dan lain-lain.

7
2. Aspek emosional, seperti timbulnya rasa panik dan rasa takut.
3. Aspek mental atau kognitif, timbulnya gangguan terhadap perhatian dan
memori, rasa khawatir, ketidakteraturan dalam berpikir, dan bingung.
Kemudian menurut Ivi Marie Blackburn & Kate M. Davidson (1994) membagi
analisis fungsional gangguan kecemasan, diantaranya :
1. Suasana hati, diantaranya: kecemasan, mudah marah, perasaan sangat tegang.
2. Pikiran, diantaranya: khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran kosong,
membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, dan
merasa tidak berdaya.
3. Motivasi, diantaranya: menghindari situasi, ketergantungan tinggi, dan ingin
melarikan diri.
4. Perilaku, diantaranya: gelisah, gugup, kewaspadaan yang berlebihan.
5. Gejala biologis, diantaranya: gerakan otomatis meningkat, seperti berkeringat,
gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, dan mulut kering.

E. Rentan Respon
Menurut Gail W. Stuart (2006 : 144) tingkat kecemasan (Anxiety), yaitu :

Adaptif Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

1. Ansietas ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari – hari, ansietas ini
menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang
persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan serta kreativitas.

8
2. Ansietas sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesammpingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi
individu.
3. Ansietas berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus
pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua
perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut
memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada hal lain.
4. Tingkat panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Hal yang rinci terpecah
dari proposinya karena mengalami kehilangan kendali, individu yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.
Panik mencakup diorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.

F. Pohon Masalah
Kerusakan interaksi sosial Effect

Gangguan suasana perasaan : cemas Cor Problem

Koping individu in efekif Causa

G. Pengkajian
1. Perilaku

9
Ditandai dengan produktivitas menurun, mengawasi dan waspada, kontak mata
jelek, gelisah, melihat sekilas sesuatu, pergerakan berlebihan (seperti: foot
shuffling, pergerakan lengan/tangan), ungkapan perhatian berkaitan dengan
merubah peristiwa dalam hidup, insomnia, perasaan gelisah.
2. Afektif
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
nyeri dan ketidaknyamanan meningkat secara menetap, ketidakpastian,
kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat,
ketakutan, distressed, prihatin dan mencemaskan.
3. Fisiologis
Suara bergetar, gemetar/tremor tangan, bergoyang-goyang, respirasi
meningkat(simpatis), kesegeraan berkemih (parasimpatis), nadi meningkat
(simpatis), dilasi pupil (simpatis), refleks-refleks meningkat (simpatis), nyeri
abdomen (parasimpatis), gangguan tidur (parasimpatis), perasaan geli pada
ekstremitas (parasimpatis), eksitasi kardiovaskuler (simpatis), peluh
meningkat, wajah tegang, anoreksia (simpatis), jantung berdebar-debar
(simpatis), diarhea (parasimpatis), keragu-raguan berkemih (parasimpatis),
kelelahan (parasimpatis), mulut kering (simpatis), kelemahan (simpatis), nadi
berkurang (parasimpatis), wajah bergejolah (simpatis), vasokonstriksi
superfisial (simpatis), berkedutan (simpatis), tekanan darah menurun
(parasimpatis), mual (parasimpatis), keseringan berkemih (parasimpatis),
pingsan (parasimpatis), sukar bernafas (simpatis) tekanan darah meningkat
(parasimpatis).
4. Kognitif
Hambatan berfikir, bingung, preokupasi, pelupa, perenungan, perhatian lemah,
lapang persepsi menurun, takut akibat yang tidak khas, cenderung menyalahkan
orang lain, sukar berkonsentrasi, kemampuan berkurang terhadap memecahkan
masalah dan belajar, kewaspadaan terhadap gejala fisiologis.

H. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan interaksi sosial b.d cemas.
b. Gangguan alam perasaan: cemas b.d koping individu inefektif
c. Panik b.d penolakan keluarga sekunder terhadap gagalnya mengambil
keputusan.
d. Kecemasan berat b.d konflik perkawinan.

10
e. Kecemasan sedang b.d tekanan finansial.
f. Ketidakefektifan koping individu b.d kematian saudara kandung.
g. Ketidakefektifan koping individu b.d anak sakit.

I. Rencana Tindakan Keperawatan


Menurut(NANDA NIC NOC) :
Dx. Keperawatan : Ansietas bd kurangnya pengetahuan tentang kondisi saat
sakit
NIC NOC
Intervensi Aktifitas Outcome Indikator
Manajemen  Gunakan Control  Monitor
ansietas pendekatan ansietas (1402) intensitas
Definisi : yang Definisi : kecemasan
Meminimalkan menenangkan. Personal (140201)
rasa takut, cemas,  Nyatakan tindakan untuk  Menghilangkan
merasa dalam dengan jelas menghilangkan precursor
bahaya atau harapan atau kecemasan
ketidaknyamanan terhadap pelaku mengurangi (140202)
terhadap sumbe pasien. perasaan  Menurunkan
yang tidak  Jelaskan semua ketakutan, lingkungan
diketahui prosedur dan ketegangan, stimuli saat
apa yang kegelisahan cemas
dirasakan atau dari (140203)
selama sumber yang  Mencari
prosedur. dapat informasi
 Temani pasien diidentifikasi. untuk
untuk mengurangi
memberikan kecemasan
keamanan dan (140204)
mengurangi  Rencana
takut. strategi koping
 Berikan untuk situasi
informasi penuh stress
factual (140205)
mengenai  Mengontrol
diagnosis, respon

11
tindakan kecemasan
prognosis. (140217)
 Libatkan  Memonitor
keluarga untuk manifestasi
mendapingi fisik dari
klien. kecemasan
 Intruksikan (140215)
pada pasien
untuk
menggunakan
teknik relaksasi.
 Dengar dengan
penuh perhatian.
 Indentifikasi
tingkat
kecemasan.
 Bantu pasien
mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan.
 Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi.

Intervensi Keperawatan menurut (Kusumawati Farida, 2010)


a. Kecemasan tingkat berat dan panic.
1) Menjalin BHSP.
2) Meningkatkan kesadaran diri.
3) Melindungi klien.
4) Modifikasi lingkungan.
5) Motivasi untuk melakukan aktivitas.
6) Pengobatan.
b. Kecemasan tingkat sedang.

12
1) Pengenalan terhadap suber kecemasan.
2) Menyadari adanya cemas.
3) Membantu memiliki koping terhadap ancaman.
4) Meningkatkan respon relaksasi .

Rencana keperawatan respon ansietas pada tingkat berat dan sedang menurut
(Purwanto Teguh, 2015).

Tujuan Jangka Pendek Intervensi Rasional


Pasien dapat terlindung Dukung dan trima Ansietas berat dan panic
dari bahaya mekanisme pertahanan dapat dikurangi dengan
klien. mengizinkan klien untuk
Kenaikan klien pad menentukan besarnya
arealita kesedihan yang stress yang dapat
berhubungan dengan ditangani.
mekanisme kopingnya saat Jika klien tidak mampu
ini. menghilangkan ansietas,
Berikan umpan balik pada ketegangan dapat
klien tentang perilaku, mencapai tingkat panic
stressor dan sumber dank lien dapat kehilangan
koping hindari perhatian kendali.
terhadap fobia, ritual atau
keluhan fisik.
Kuatkan ide bahwa
kesehatan fisik
berhubungan dengan
kesehatan emosional.
Batasi perilaku
maladaptive klien dengan
cara yang mendukung.
Klien akan mengalami Bersikap tenang terhadap Perilaku klien dapat
situasi yang lebih sedikit klien. dimodifikasi dengan
menimbulakan ansietas Kurangi stimulus mengubah lingkungan dan
lingkungan. interaksi klien dengan
Batasi interaksi klien lingkungan.
dengan klien lain, untuk
meminimalkan aspek
menularnya ansietas.
Identifikasi dan modifikasi
situasi yang dapat

13
menimbulkan ansietas
bagi klien.
Berikan tindakan fisik
yang mendukung seperti
mandi air hangat dan
masase.
Klien akan terlihat dalam Ikutlah terlibat dengan Dengan mendorong
aktivitas yang dijadwalkan aktivitas klien untuk aktivitas keluar rumah,
sehari hari memberikan dukungan perawat membatasi waktu
dan penguatan perilaku klien yang tersedia untuk
produktif secara social. mekanisme koping
Berikan beberapa jenis destruktif sambil
latihan fisik. meningkatkan partisipasi
Rencanakan jadwal atau dan menikmati aspek
daftar aktifitas yang dapat kehidupan lainya.
dilakukan setiap hari.
Libatkan anggota keluarga
dan system pendukung
lainya
Klien akan mengalami Berikan medikasi yang Efek hubungan terapeutik
penyembuhan dan gejala dapat membantu dapat ditingkatkan jika
gejala ansietas berat. mengurangi rasa tidak kendali kimiawi terhadap
nyaman klien. gejala memungkinkan
Amati efek samping klien untuk mengarahkan
medikasi dan lakukan perhatian pada konflik
penyuluan kesehatan yang yang mendasari.
relevan

Tabel jangka pendek Intervensi Rasional


Klien akan Bantu pasien Untuk mengadopsi
mengidentifikasi dan mengidentifikasi dan respons koping yang baru
menggambarkan perasaan menggambarkan perasaan klien pertama kali harus
tentang ansietasnya. yang mendasari menyadari perasaan dan
kecemasan. mengatasi penyangkalan
Kaitkan perilaku klien dan resistens yang
dengan perasaan tersebut. disadari atau tidak
Validasikan semua disadari.
perubahaan dan asumsi
kepada pasien.
Gunakan pertanyaan
terbuka untuk beralih dari
topic yang tidak

14
mengancam ke isu-isu
konflik.
Variasikan bearnya
ansietas untuk
meningkatkan motivasi
pasien.
Gunakan konfrontasi
supportif dengan
bijaksana.
Pasien akan Bantu klien Setelah perasaan ansietas
mengidentifikasi penyebab menggambarkan situasi dikenali, klien harus
ansietas. dan interaksi yang mengerti perkembanganya
mendahului ansietas. termasuk stressor
Tinjauan penilaian klie pencetus penilaian
terhadap stressor, nilai- stressor dan sumber yang
nilai yang terancam dan tersedia.
cara konflik yang
berkembang.
Hubungkan pengalaman
klien dan pengalaman
yang relevan pada masa
lalu.
Pasien akan menguraikan Kaji bagaimana kiln Respon koping adaptif
respon koping adaptif dan menurunkan ansietasnya dapat dipelajari melalui
maladaptif di masa lalu dan tindakan analisis mekanisme
yang dilakukan untuk koping yang digunakan
menurunanya. dimasa lalu, penilaian
Tunjukan efek ulang stressor,
maladaptive dan destruktif menggunakan sumber
dan respons koping saat koping yang tersedia
ini. danmenerima tanggung
Dorong klien jawab untuk berubah
menggunakan koping
adaptif yang efektif
dimasa lalu.
Fokuskan klien pada
tanggung jawab untuk
berubah.
Bantu klien untuk
mengevaluasi nilai, sifat
dan arti stressor pada saat
yang tepat.

15
Bantu klien secara aktif
mengaitkan hubungan
sebab akibat.
Pasien akan Bantu klien Individu dapat mengatasi
mengimplementasikan dua mengidentifikasi cara stress
respon adaptif untuk membangun kembali
mengatasi ansietas pikiran, memodifikasi
perilaku, menggunakan
sumber dan menguji
respons koping yang baru.
Dorong klien melakukan
aktivitas fisik untuk
menyalurkan energy
libatkan orang terdekat
sebagai sumber koping
dan dukungan social.
Ajarkan teknik relaksasi
untuk meningkatkan
percaya diri.

Rencana Asuhan Keperawatan Gangguan Suasana Perasaan: Cemas menurut


(Prebowo eko, 2014). Commented [H2]: Tambahkan jg menurut buku NANDA

TUJUAN INTERVENSI
Tujuan umum: 1. Jadilah pendengar yang hangat dan
Cemas berkurang atau hilang responsive
Tujuan khusus: 2. Beri waktu yang cukup pada pasien
TUK 1: untuk berespon
Pasien dapat menjalin dan membina 3. Beri dukungan pada pasien untuk
hubungan saling percaya mengekspresikan perasaannya
4. Identifikasi pola perilaku pasien atau
pendekatan yang dapat menimbulkan
perasaan negative

16
5. Bersama pasien mengenali perilaku
dan respon sehingga cepat belajar dan
berkembang
TUK 2: 1. Bantu pasien utuk mengidentifikasi
Pasien dapat mengenali ansietasnya dan menguraikan perasaanya
2. Hubungkan perilaku dan perasaanya
3. Validasi kesimpulan dan asumsi
kepada pasien
4. Gunakan pertanyaan terbuka untuk
mengalihkan dari topic yang
mengancam
5. Gunakan konsultasi untuk membantu
pasien mengungkapkan perasaanya
TUK 3: 1. Bantu pasienmenjelaskan situasi dan
Pasien dapat memperluas kesadaranya interaksi yang dapat segera
terhadap perkembangan ansietas menimbulkan ansietas
2. Bersama pasien meninjau kembali
penilaian pasien terhadap stressor
yang dirasakan mengancam dan
menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi
dengan pengalaman masa lalu yang
relvan
TUK 4: 1. Gali cara pasien mengurangi ansietas
Pasien dapat menggunakan mekanisme di masa lalu
koping yang adaptif 2. Tunjukan akibat maladaptive dan
destruktif dari respons koping adaptif
yang dimilikinya
3. Dorong pasien untuk menggunakan
respons koping adaptif yang
dimilikinya
4. Bantu pasien untuk menyusun
kembali tujuan hidup, memodifikasi
tujuan, menggunakan sumber dan
menggunakan koping yang baru
5. Latih pasien dengan menggunakan
ansietas sedang
6. Beri aktivitas fisik untuk menyalurkan
energinya
7. Libatkan pihak yang berkepentingan
sebagai sumber dan dukungan social
dalam membantu pasien

17
menggunakan koping adaptif yang
baru
TUK 5: 1. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
Pasien dapat menggunakan teknik meningkatkan control dan rasa
relaksasi percaya diri
2. Dorong pasien untuk menggunakan
relaksasi dalam menurunkan tingkat
ansietas

18
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Ansietas (cemas) adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan
dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai gejala fisiologis, sedangkan
pada gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan
gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut.Penyebab ansietas
dibagi menjadi dua, yaitu : factor predisposisi (pendukung) dan factor
presipitasi (pencetus). Ada beberapa tanda dan gejala dari anxietas, yaitu
meliputi : mudah terganggu, tidak sabar dan mudah marah, gelisah, tegang,
gugup, waspada, ketakutan, khawatir, rasa bersalah dan malu.
Ansietas dibagi dua jenis/klasifikasi, yaitu : Trait anxiety (rasa khawatir
dan terancam yang menghinggapi diri seseorang terhadap kondisi yang
sebenarnya tidak berbahaya), State anxiety(emosional dan keadaan sementara
pada diri individu). Ada 4 rentan respon dalam ansietas, yaitu : ansietaas ringan,
ansietas sedang, ansitas berat, dan tingkat panic. Dalam hal ini tentu saja
seorang perawat harus memiliki suatu rencana tindakan yang harus dilakukan
atau diberikan kepada pasie yang mengalami gangguan psikologis kecemasan.

B. Saran
Kelompok menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah
ini. Oleh karena itu, kelompok mengharapkan kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar kelompok dapat berbuat lebih baik lagi dikemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok khususnya dan pembaca
pada umumnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis Dan
Nanda NIC NOC. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing.

Kusumawati Farida,dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Prabowo, Eko. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Nuha Medika

Purwanto Teguh. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Yusuf, Ah. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta Selatan : Salemba
Medika

20

Anda mungkin juga menyukai