Persalinan
Kehamilan kembar terjadi bila 2 atau lebih ovum mengalami pembuahan ( dizygotic) atau bila satu
ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga membentuk 2 embrio yang
identik (monozygotic).
Kembar monozygotik terjadi pada 2.3 – 4 per 1000 kehamilan pada semua jenis suku bangsa, 30%
Kembar dizygotic (fraternal) adalah dua buah ovum yang mengalami pembuahan secara terpisah,
15 tahun terakhir ini angka kejadian kehamilan kembar meningkat oleh karena :
Morbiditas dan mortalitas maternal lebih tinggi pada kehamilan kembar dibanding kehamilan tunggal
akibat :
a. Persalinan preterm
b. Perdarahan
2/3 kehamilan kembar berakhir dengan persalinan janin tunggal (sebagian embrio lain berakhir dalam
Mortalitas perinatal kehamilan kembar lebih tinggi dari kehamilan tunggal oleh karena :
a. Kelainan kromosome
b. Prematuritas
c. Kelainan kongenital
d. Hipoksia
e. Trauma
A. PATOGENESIS
Kehamilan kembar yang terjadi dari fertilisasi sebuah ovum dari satu sperma.
Umumnya memiliki karakteristik fisik sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari yang
berbeda.
Kehamilan kembar yang berasal dari dua buah ovum dan dua sperma.
Kehamilan kembar dizyogitic dapat memiliki jenis sex berbeda atau sama.
Angka kejadian di Jepang 1.3 : 1000 ; di Nigeria 49 : 1000 dan di USA 12 : 1000
Cenderung berulang.
Sering terjadi pada kasus yang segera hamil setelah menghentikan oral kontrasepsi.
Penggunaan klomifen sitrat meningkatkan kejadian kehamilan kembar monozygotic sebesar 5 – 10% .
Fertilisasi satu ovum dengan 2 sperma pada dua kejadian coitus yang berbeda (superfecundasi)
Superfetation adalah fertilisasi 2 ovum yang dilepaskan pada dua haid yang berbeda (tidak mungkin
terjadi pada manusia) oleh karena corpus luteum pada proses kehamilan sebelumnya akan menekan
2. Gangguan pada sistem respirasi dimana “Respiratory tidal volume” meningkat tapi pasien lebih
3. Kista lutein dan asites sering terjadi oleh karena tingginya hCG.
4. Perubahan kehamilan lebih menyolok pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem
Anemia gravidarum
Preeklampsia –eklampsia
Inersia uteri
PLASENTA DAN TALIPUSAT
Plasenta dan selaput ketuban pada kembar monozygote dapat bervariasi seperti terlihat pada
gambar 22.1, tergantung pada saat “pembelahan awal” pada discus embrionik. Variasi yang dapat
terlihat adalah :
Pembelahan sebelum stadium morula dan diferensiasi trofoblas (pada hari ke III) menghasilkan 1
atau 2 plasenta, 2 chorion dan 2 amnion (sangat menyerupai kembar dizygotic dan meliputi hampir
2. Pembelahan setelah diferensiasi trofoblas tapi sebelum pembentukan amnion (hari ke IV – VIII)
3. Pembelahan setelah diferensiasi amnion ( hari ke VIII – XIII) menghasilkan 1 plasenta, 1 chorion dan
1 amnion
4. Pembelahan setelah hari ke 15 menyebabkan kembar tak sempurna, pembelahan pada hari ke XIII –
Masalah paling serius pada plasenta monochorionic adalah jalur pintas pembuluh darah yang
disebut sebagai sindroma “twin to twin tranfusion” yang terjadi akibat anastomosis masing-masing
Komunikasi yang terjadi dapat ateri-arteri, vena-vena atau arteri – vena. Yang paling berbahaya
adalah kombinasi arteri-vena yang dapat menyebabkan sindroma “twin to twin tranfusion”
Janin resipien akan mengalami : edematous, hipertensi, asites, ‘kern’ icterus, pembesaran ginjal
dan jantung, hidramnion akibat poliuria, hipervolemia dan meninggal akibat gagal jantung dalam usia
24 jam pertama.
Janin donor : kecil, pucat, dehidrasi akibat PJT-Pertumbuhan janin terhambat, malnutrisi dan
Janin kedua sering mengalami ancaman terjadinya solusio plasenta, hipoksia, serta“constriction ring
dystocia”.
Kejadian insersio vilamentosa pada kehamilan kembar 7% (pada kehamilan tunggal 1%)
Kejadian sindroma arteri umbilikalis tunggal sering terjadi pada kehamilan monozygotik.
kemungkinan lahir hidup 50% akibat komplikasi talipusat. Pada kasus ini sebaiknya direncanakan SC
D. JANIN
Namun 20% diantaranya satu atau lebih janin akan menghilang secara spontan dan kadang-kadang
disertai dengan perdarahan pervaginam yang merupakan kjadian abortus (“vanishing twin”).
E. GEJALA KLINIK
Polihidramnion.
Detik Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.
2. Temuan Laboratorium
Sebagian besar kehamilan kembar terdeteksi atas dasar pemeriksaaan MSAFP dan atau
ultrasonografi.
3. Pemeriksaan ultrasonografi
Pada kehamilan kembar dichorionic : jenis kelamin berbeda, plasenta terpisah dengan dinding
pemisah yang tebal (> 2mm) atau “twin peak sign” dimana membran melekat pada dua buah plasenta
F. DIAGNOSA BANDING
1. Kehamilan tunggal
Kesalahan dalam penentuan tanggal HPHT-hari pertama haid terakhir dan Estimated Date of
2. Polihidramnion
3. Mola Hidatidosa
Mioma uteri
Tumor ovarium
Bila satu dari janin kembar dizygotik mati, janin yang mati akan mengalami mumifikasi
Janin yang mati potensial untuk menyebabkan masalah pada ibu atau janin lain (gangguan
pembekuan darah pada ibu) dan ini dapat menimbulkan masalah medis yang pengambilan keputusan
G. PENATALAKSANAAN
Persalinan
Pasien harus segera ke rumah sakit bila muncul tanda awal persalinan, KPD atau mengalami
perdarahan pervaginam.
Persiapan-persiapan yang perlu untuk tindakan bedah sesar yang mungkin dikerjakan.
Penatalaksanaan persalinan :
2) Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan sectio caesar.
4) Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking
jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah dipastikan
H. KOMPLIKASI
b. Anemia
c. Polihidramnion
d. Persalinan preterm
I. PROGNOSIS
Med 46:480,2001
Cauckwell S, Murphy DJ: The effect of mode of delivery and gestational age on neonatal outcome of
DeCherney AH. Nathan L : Multiple Pregnancy in Current Obstetrics and Gynecologic Diagnosis and
Demaria F, Goffinet F, Kayem G,et al: Monoamniotic twin pregnancies : Antenatal management and
Victoria A, Mora G, Arias F:Perinatal outcome, placental pathology and severity of discordance in
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/kehamilan-kembar-
gemeli-pada-penyulit.html#ixzz2QrjpCfqR