Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Prinsip Percobaan


1.1.1 Berdasarkan sifat tanin yang bereaksi dengan kulit membentuk hasil
reaksi yang tidak larut dan dikuantifikasi dengan cara gravimetri
1.2. Tujuan Percobaan
1.2.1 Untuk memahami cara penentuan kadar tanin.
1.2.2 Untuk mengetahui manfaat dari penentuan kadar tannin
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanin dinamakan juga asam tanat dan asam galotanat, ada yang tidak
berwarna tetapi ada juga yang berwarna kuning atau coklat. Asam tanat
mempunyai berat molekul 1.701. Tanin terdiri dari sembilan molekul asam galat
dan molekul glukosa (Harborne, 1987).

Tanin terbagi menjadi 2 kelas secara kimia yaitu berdasarkan adanya gugus
fenolik yang tercakup pada masing-masing kelas. Kelas pertama terdiri asam
gallic yang berhubungan dengan ikatan polyhidrik yang merupakan esterifikasi
dari glukosa. Sedangkan kelas kedua menujukkan yang merupakan nonhydroable
yang juga mengandung gugus fenol tetapi jarang yang berikatan dengan
karbohidrat dan protein atau lebih dikenal dengan kelas yang terkondensasi dan
kelas yang terhidrolisis. Kedua kelas ini tersebar luas pada alam. Terjadinya
reaksi pencoklatan diperkirakan melibatkan perubahan senyawa dalam jaringan
dari bentuk kuinol menjadi kuinon melalui oksidasi. Asam kuinon adalah
merupakan racun jaringan yang dapat mematikan jaringan eksplan sehingga
mengakibatkan tujuan suatu kultur tidak tercapai. Bahan yang mengandung
kuinon akan terlihat berwarna merah setelah direaksikan (Sovia, 2006).

Tanin kondensasi dikenal juga sebagai proanthocyanidin, adalah paling


banyak tedistribusi pada tanaman, tidak mudah dihidrolisis dan terdapat dalam
struktur yang komplek. Tanin kondensasi merupakan senyawa polimer dari
flavan -3-01 (catekin) atau flavan -3; 4-diol (leucoanthocyanidin) atau turunannya
yang dihubungkan oleh ikatan C-C atau C-O-C (Leinmuller et al., 1991).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Percobaan metode MMI


2 gr simplisia daun rambutan
- Dipanaskan dengan 50 mL air mendidih pada tangas air selama
30 menit sambil diaduk
- Didiamkan dan dituangkan melalui segumpal kapas kedalam
labu takar 100 mL
- Dibilas ampas beberapa kali dengan air mendidih, didinginkan.
- Ditambahkan air hingga tanda batas
- Dipipet 50 mL ekstrak kedalam labu takar 100 mL
- Ditambahkan asam indigo sulfonat LP 5 mL, kemudian
ditambahkan air sampai tanda batas
- Dititrasi dengan kalium permanganat 0,1 N
Larutan warna kuning emas

3.2 Pembakuan Larutan Baku Sekunder KMnO₄ 0,1 N

Larutan baku primer H₂C₂O₄.2H₂O 0,1 N


- Dipipet 10 mL dimasukkan kedalam labu erlenmeyer
- Ditambahkan 10 mL asam sulfat 2N
- Dititrasi dengan KMnO₄ 0,1 N 3 tetes, dihangatkan hingga
70⁰C
- Dititrasi hingga warna merah jambu yang tetap
- Dihitung Normalitas larutan KMnO₄ 0,1 N

0,095 N

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

Percobaan Kadar Tanin Total


Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai penetapan
kadar tanin. Metode yang digunakan untuk menetapkan kadar tanin ini adalah
dengan metode gravimetri. Analisis dengan menggunakan metode gravimetri
adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya.
Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui kadar tanin dalam simplisia. Tanin
merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar, sehingga sering ditemukan
dalam tanaman. Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu sebagai
astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan. Istilah tanin sendiri berasal dari
bahasa Perancis, yaitu “tanning”. Pada mulanya senyawa tannin lebih dikenal
sebagai “tanning substance” dalam proses penyamakan kulit hewan untuk dibuat
sebagai kerajinan tangan. Simplisia yang menjadi sampel untuk penetapan kadar
tanin ini adalah daun rambutan, yang dibuat ekstraknya terlebih dahulu dengan
cara mendidihkan daun teh sebanyak 2 gram dalam air 50ml selama 30 menit
sehingga tanin yang terkandung dapat keluar atau terlepas dari daun
rambutan. Diamkan dan tuangkan melalui segumpal kapas dalam labu takar
100mL. Tujuannya adalah untuk membuang pengotor yang ikut terbawa dalam
proses ekstraksi. Dibilas ampasnya dengan air mendidih beberapa kali, kemudian
didinginkan, lalu ditambahkan air hingga tanda batas. Dipipet 50,0mL ekstrak
kedalam labu takar 100mL dan ditambahkan asam indigo 5,0mL kemudian
ditambahkan air hingga tanda batas.Dititrasi dengan Kalium Permanganat 0,1N
(Kesetaraan : KMnO4 0,1N setara dengan 0,004157 gram tanin). Pada percobaan
kali ini didapat kadar tanin sebesar 1,935 % dari sampel buah bungur dan sebesar
2,015% dari sampel daun rambutan. Hal ini membuktikan bahwa daun rambutan
mengandung tanin.
BAB V
KESIMPULAN
Metode yang digunakan untuk menetapkan kadar tanin ini adalah dengan
metode gravimetri. Analisis dengan menggunakan metode gravimetri adalah cara
analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Tujuan dari percobaan
ini untuk mengetahui kadar tanin dalam simplisia daun rambutan binjai.Pada
percobaan kadar tanin didapat tanin sebesar 1,935% dan 2,015% dari simplisia daun
rambutan binjai.
DAFTAR PUSTAKA

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara ModerN


Menganalisis Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung.
Leinmuller, H., Karel, E. Leinmuller, and H. Steingass, 1991. Animal
Research and Development. Tannin in Ruminant Feedstuffts. Institut For
Scientific Cooperation. Tubigen, Germany. Vol. 33.
Sovia,L. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan
Alkaloida[Karya Ilmiah]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sumatera Utara : Medan.

Anda mungkin juga menyukai