Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH SISTEM PROTEKSI TENAGA

“PENCEGAHAN TERJADINYA GANGGUAN PADA SISTEM


TRANSMISI TENAGA LISTRIK”

ANAS RIZAL (M1A116018)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah
memberkahi ilmu dan kesempatan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen yang bersangkutan
agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa dapat terlatih
dalam pembuatan makalah. Makalah ini berjudul “ Pencegahan Terjadinya Gangguan Pada
Sistem Transmisi Tenaga Listrik”.
Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa
jurnal yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet. Kami
sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak
dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan
kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak
sekali kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena itu kami mengucapkan mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Kami mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca
sekalian dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Jambi, Maret 2019


Penulis,

ANAS RIZAL
NIM: M1A116018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 4
BAB I ......................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 5
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 6
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 6
BAB II........................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 7
2.1 Transmisi Tenaga Listrik ............................................................................................ 7
2.2 Saluran Transmisi ........................................................................................................ 7
2.3 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik ....................................................................... 8
2.4 Jenis-Jenis Gangguan Sistem Transmisi Tenaga Listrik ............................................. 8
2.4.1 Gangguan Beban Lebih........................................................................................ 8
2.4.2 Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit).......................................................... 8
2.4.3 Gangguan Tegangan Lebih .................................................................................. 9
2.4.4 Gangguan Kurangnya Daya ............................................................................... 10
2.4.5 Gangguan Ketidakstabilan (Instability) ............................................................. 10
2.5 Upaya Mengatasi Gangguan Sistem Transmisi Tenaga Listrik ................................ 10
2.5.1 Mengurangi Terjadinya Gangguan .................................................................... 10
2.5.2 Mengurangi Akibat Gangguan ........................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Sistem Tiga Fasa dan Empat Fasa.......................................................................... 7


Gambar 2.4.2 Hubung Singkat................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran
daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang serius
dalam perencanaannya. Sistem transmisi sendiri merupakan sistem dinamis kompleks yang
parameter‐parameter dan keadaan sistemnya berubah secara terus menerus. Oleh karena itu
strategi pengamanan harus disesuaikan dengan perubahan dinamis tersebut dalam hal desain
dan seting peralatannya.
Salah satu hal yang penting dalam sistem tenaga adalah menjaga agar sistem tetap
stabil dan memiliki keandalan yang bagus. Untuk mendapatkan hal ini, cara yang digunakan
antara lain pemasangan peralatan- peralatan proteksi pada sistem tenaga. Saluran udara
tegangan tinggi merupakan salah satu komponen dalam sistem tenaga listrik yang sering
mengalami gangguan. Gangguan pada saluran udara dapat disebabkan oleh hubung singkat,
beban lebih , surja petir,topan, cuaca buruk, dan lain lain. Gangguan ini dapat menyebabkan
terganggunya kelangsungan operasi dan kerusakan peralatan pada sistem tenaga listrik.
Proteksi pada saluran transmisi mempunyai peran yang sangat penting dalam proteksi
sistem tenaga, karena saluran transmisi merupakan saluran penghubung antara pembangkit
dan pusat-pusat beban yang terbentang pada jarak yang jauh yang melalui daerah-daerah
dengan bermacam-macam kondisi cuaca dan kondisi tanah, sehingga saluran transimsi
merupakan sasaran utama dari kebanyakan gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem
tenaga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud transmisi tenaga listrik?
2. Apa yang dimaksud saluran transmisi?
3. Apa yang dimaksud gangguan pada sistem tenaga listrik?
4. Apa saja jenis-jenis gangguan sistem transmisi tenaga listrik?
5. Bagaimana cara mencegah terjadinya gangguan pada sistem transmisi tenaga
listrik?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa/i dapat mengetahui apa yang dimaksud transmisi tenaga listrik
2. Mahasiswa/i dapat mengetahui apa yang dimaksud saluran transmisi
3. Mahasiswa/i dapat mengetahui apa yang dimaksud gangguan pada sistem tenaga
listrik
4. Mahasiswa/i dapat mengetahui apa saja jenis-jenis gangguan sistem transmisi
tenaga listrik
5. Mahasiswa/i dapat mengathui bagaimana cara mencegah terjadinya gangguan
pada sistem transmisi tenaga listrik

1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, mahasiswa/i dapat mengetahui apa yang dimaksud
transmisi, saluran transmisi, gangguan pada sistem tenaga listrik, apa saja jenis-jenis
gangguan sistem tenaga listrik, dan bagaimana cara mencegah terjadinya gangguan pada
sistem transmisi tenaga listrik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Transmisi Tenaga Listrik


Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat
disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor.
Pada sistem tenaga listrik, jarak antara pembangkit dengan beban yang cukup jauh,
akan menimbulkan adanya penurunan kualitas tegangan yang diakibatkan oleh rugirugi pada
jaringan. Sehingga dibutuhkan suatu peralatan untuk memperbaiki kualitas tegangan dan
diletakkan pada saluran yang mengalami drop tegangan. SVC (Static Var Compensator)
berfungsi sebagai pemelihara kestabilan kondisi steady state dan dinamika voltase dalam
batasan yang sudah ditentukan pada jaringan transmisi berjarak jauh dan berbeban tinggi
(heavily loaded). Synchronous Condenser, sebagai generator pensuplay arus gangguan, dan
transformer dengan taps yaang variabel, Ini adalah jenis khusus transformator listrik yang
dapat menambah atau mengurangi powered gulungan kawat, sehingga meningkatkan atau
menurunkan medan magnet dan tegangan keluaran dari transformator.

2.2 Saluran Transmisi


Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga
listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai
pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik di transmisikan oleh suatu bahan konduktor
yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik Penyaluran tenaga listrik pada transmisi
menggunakan arus bolak-balik (AC) ataupun juga dengan arus searah (DC). Penggunaan arus
bolak-balik yaitu dengan sistem tiga-fasa atau dengan empat-fasa.

Gambar 2.2 Sistem Tiga Fasa dan Empat Fasa


Saluran Transmisi dengan menggunakan sistem arus bolak-balik tiga fasa merupakan
sistem yang banyak digunakan, mengingat kelebihan sebagai berikut :
o Mudah pembangkitannya
o Mudah pengubahan tegangannya
o Dapat menghasilkan medan magnet putar
o Dengan sistem tiga fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya
konstan

2.3 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik


Pada dasarnya suatu sistem tenaga listrik harus dapat beroperasi secara terus menerus
secara normal, tanpa terjadi gangguan. Akan tetapi gangguan pada sistem tenaga listrik tidak
dapat dihindari. Gangguan dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
- Gangguan karena kesalahan manusia (kelalaian)
- Gangguan dari dalam sistem, misalnya karena faktor ketuaan, arus lebih, tegangan
lebih sehingga merusak isolasi peralatan.
- Gangguan dari luar, biasanya karena faktor alam. Contohnya cuaca, gempa, petir,
banjir, binatang, pohon dan lain-lain. (Pramono, Buwono, & Zamrudi, 2010)

2.4 Jenis-Jenis Gangguan Sistem Transmisi Tenaga Listrik


Jenis gangguan bila ditinjau dari sifat dan penyebabnya dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
2.4.1 Gangguan Beban Lebih
Beban lebih mungkin tidak tepat disebut sebagai gangguan. Namun karena
beban lebih adalah suatu keadaan abnormal yang apabila dibiarkan terus berlangsung
dapat membahayakan peralatan, jadi harus diamankan, maka beban lebih harus ikut
ditinjau.
Beban lebih dapat terjadi pada trafo atau pada saluran karena beban yang
dipasoknya terus meningkat, atau karena adanya maneuver atau perubahan aliran
beban di jaringan setelah adanya gangguan. Beban lebih dapat mengakibatkan
pemanasan yang berlebihan yang selanjutnya panas yang berlebihan itu dapat
mempercepat proses penuaan atau memperpendek umur peralatan listrik.

2.4.2 Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit)


Gangguan hubung singkat dapat terjadi antara fasa (3 fasa atau 2 fasa) atau
antara 1 fasa ke tanah, dan dapat bersifat temporair (non persistant) atau permanent
(persistant). Gangguan yang permanent misalnya hubung singkat yang terjadi pada
kabel, belitan trafo atau belitan generator karena tembusnya (break downnya) isolasi
padat. Gangguan temporair misalnya akibat flashover karena sambaran petir, pohon,
atau tertiup angin.
Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara termis dan mekanis.
Kerusakan termis tergantung besar dan lama arus gangguan, sedangkan kerusakan
mekanis terjadi akibat gaya tarik-menarik atau tolak-menolak.

Gambar 2.4.2 Hubung Singkat

Keterangan pada gambar di atas :


1. Hubung singkat 1 fasa ke tanah
2. Hubung singkat 2 fasa (antar fasa)
3. Hubung singkat 2 fasa ke tanah
4. Hubung singkat 3 fasa
5. Hubung singkat 3 fasa ke tanah

2.4.3 Gangguan Tegangan Lebih


Tegangan lebih dapat dibedakan sebagai berikut :
 Tegangan lebih dengan power frequency
 Tegangan lebih transient

Tegangan lebih transient dapat dibedakan :


 Surja Petir (Lightning surge)
 Surja Hubung (Switching surge)

Timbulnya tegangan lebih dengan power frequency, dapat terjadi karena :


 Kehilangan beban atau penurunan beban di jaringan akibat
switching, karena gangguan atau karena maneuver.
 Gangguan pada AVR (Automatic Voltage Regulator) pada generator
atau pada on load tap changer dari trafo.
 Over speed pada generator karena kehilangan beban.

2.4.4 Gangguan Kurangnya Daya


Kekurangan daya dapat terjadi karena tripnya unit pembangkit (akibat
gangguan di prime movernya atau di generator) atau gangguan hubung singkat di
jaringan yang menyebabkan kerjanya relay dan circuit breakernya yang berakibat
terlepasnya suatu pusat pembangkit dari sistem. Jika kemampuan atau tingkat
pembebanan pusat atau unit pembangkit yang hilang atau terlepas tersebut melampaui
spinning reverse system, maka pusat-pusat pembangkit yang masih ada akan
mengalami pembebanan yang berkelebihan sehingga frequency akan merosot terus,
yang bila tidak diamankan akan mengakibatkan tripnya unit pembangkit lain
(cascading) yang selanjutnya dapat berakibat runtuhnya (collapse) sistem
(pemadaman total).

2.4.5 Gangguan Ketidakstabilan (Instability)


Gangguan hubung singkat atau kehilangan pembangkit dapat menimbulkan
ayunan daya (power swing) atau yang lebih hebat dapat menyebabkan unit-unit
pembangkit lepas sinkron (out of synchronism). Power swing dapat menyebabkan
relay pengaman salah kerja yang selanjutnya menyebabkan gangguan yang lebih luas.
Lepas sinkron dapat mengakibatkan berkurangnya pembangkit karena tripnya unit
pembangkit tersebut atau terpisahnya sistem, yang selanjutnya dapat menyebabkan
gangguan yang lebih luas bahkan runtuh (collapse).

2.5 Upaya Mengatasi Gangguan Sistem Transmisi Tenaga Listrik


Dalam sistem tenaga listrik, upaya untuk mengatasi gangguan dapat dilakukan dengan
cara :
2.5.1 Mengurangi Terjadinya Gangguan
Gangguan tidak dapat dicegah sama sekali, tapi dapat dikurangi kemungkinan
terjadinya sebagai berikut :
 Peralatan yang dapat diandalkan adalah peralatan yang minimum memenuhi
persyaratan standart yang dibuktikan dengan type test, dan yang telah terbukti
keandalannya dari pengalaman. Penggunaan peralatan di bawah mutu standart
akan merupakan sumber gangguan.
 Penentuan spesifikasi yang tepat dan design yang baik sehingga semua peralatan
tahan terhadap kondisi kerja normal maupun dalam keadaan gangguan, baik
secara elektris, thermis maupun mekanis.
 Pemasangan yang benar sesuai dengan design, spesifikasi dan petunjuk dari
pabrik.
 Penggunaan kawat tanah pada SUTT/SUTET dengan tahanan pentanahan kaki
tiang yang rendah. Untuk pemeriksaan dan pemeliharaan, maka konduktor
pentanahannya harus dapat dilepas dari kaki tiangnya.
 Penebangan atau pemangkasan pohon-pohon yang berdekatan dengan kawat fasa
SUTM dan SUTT harus dilakukan secara periodik. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan tidak hanya jaraknya dalam keadaan tidak ada angin, melainkan juga
dalam keadaan pohon-pohon tersebut ketika ditiup angin.
 Penggunaan kawat atau kabel udara berisolasi untuk SUTM harus dipilih dan
digunakan secara selektif.
 Operasi dan pemeliharaan yang baik.
 Menghilangkan atau mengurangi penyebab gangguan atau kerusakan melalui
penyelidikan.

2.5.2 Mengurangi Akibat Gangguan


Menghilangkan gangguan sama sekali dalam suatu sistem tenaga listrik
merupakan usaha yang tidak mungkin dapat dilakukan. Oleh karena itu maka usaha
yang dapat dilakukan adalah mengurangi akibat kerusakan yang ditimbulkannya.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah :
 Mengurangi besarnya arus gangguan. Untuk mengurangi arus gangguan dapat
dilakukan dengan cara : menghindari konsentrasi pembangkitan (mengurangi
short circuit level) menggunakan reaktor dan menggunakan tahanan untuk
pentanahan netralnya.
 Penggunaan lighting arrester dan penentuan tingkat dasar isolasi (BIL) dengan
koordinasi isolasi yang tepat.
 Melepaskan bagian sistem yang terganggu dengan menggunakan circuit breaker
dan relay pengaman.

Mengurangi akibat pelepasan bagian sistem yang terganggu dengan cara :


1. Penggunaan jenis relay yang tepat dan penyetelan relay yang selektif agar bagian
yang terlepas sekecil mungkin.
2. Penggunaan saluran double.
3. Penggunaan automatic reclosing.
4. Penggunaan sectionalizer pada JTM.
5. Penggunaan spindle pada JTM atau setidak-tidaknya ada titik pertemuan antar
saluran sehingga ketika ada kerusakan atau pemeliharaan tersedia alternative supply
untuk maneuver.
6. Penggunaan peralatan cadangan.

Penggunaan pola load shedding dan sistem splitting untuk mengurangi akibat
kehilangan pembangkit.
Penggunaan relay dan circuit breaker yang cepat dan AVR dengan response
yang cepat pula untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan gangguan
instability (lepas sinkron). (Energy, 2011)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga
dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik melalui suatu bahan
konduktor.
 Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan
tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution
station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik
 Pada dasarnya suatu sistem tenaga listrik harus dapat beroperasi secara terus
menerus secara normal, tanpa terjadi gangguan. Akan tetapi gangguan pada
sistem tenaga listrik tidak dapat dihindari
 Ada 5 jenis gangguan pada sistem transmisi tenaga listrik yaitu:
1. Gangguan Beban Lebih
2. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit)
3. Gangguan Tegangan Lebih
4. Gangguan Kurangnya Daya
5. Gangguan Ketidakstabilan (Instability)
 Ada 2 upaya mengatasi gangguan pada sistem transmisi tenaga listrik yaitu:
1. Mengurangi Terjadinya Gangguan
2. Mengurangi Akibat Gangguan
DAFTAR PUSTAKA

Energy, E. (2011, November 22). Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik. Retrieved March 18, 2019,
from Ezkhel Energy Engineering: https://ezkhelenergy.blogspot.com/2011/11/gangguan-
pada-sistem-tenaga-listrik.html

Pramono, J., Buwono, M. C., & Zamrudi. (2010). Transmission of Electrical Energy. Depok: Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai