Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TENGGELAM

DI SUSUN

OLEH:

SAFRIZAL

NIM: 16172064 P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ABULYATAMA


ACEH TAHUN 2018

1
A. Latar Belakang
Pertolongan pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan
terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum
sikorban mendapatkan perawatan dari tenaga medi resmi. Jadi tindakan
pertolongan pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya
dari suati diagnosa penyakit yang dialami. Pertolongan pertama biasanya
diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan
menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan
secara tepat dan tepat sebab penanganan yang salah berakibat buruk, cacat
tubuh bahkan kematian.
Pada korban yang kasus tenggelam (drawning) pertolongan pertama
merupakan tindakan wajib yang harus dilakukan segera mengingat kondisi
tenggelam seseorang akan kehilangan pola nafas yang adekuat karena dalam
hitungan jam korban tenggelam akan mengalami hipoksemia, yang
selanjutnya akan mengalami anoksia susuna saraf pusat, hingga terjadi
kegagalan resusitasi dan jika tidak segera diberikan pertolongan akan
menimbulkan kematian dalam 24 jam setelah kejadian.
Dengan hal ini, maka pertolongan kegawatdaruratan dengan pasien
tenggelam harus dilakukan secara cepat, dan tepat untuk menghindari
terjadinya kolaps pada alveolus, lobus atas atau unit paru yang lebih besar.
Penatalaksanaan tindakan kegawatdaruratan ini tentunya harus dilakukan
secara benar dengan tujuan untuk mencegah kondisi korban lebih buruk,
mempertahankan hidup serta untuk peningkatan pemulihan.
Tenggelam didefinisikan oleh ILCOR (International Liasion Committee
on Resuscitation) sebagai proses yang menyebabkan gangguan pernapasan
primer akibat submersi/imersi pada media cair. Submersi merupakan keadaan
dimana seluruh tubuh termasuk seluruh tubuh, termasuk sistem pernapasan,
berada dalam air ataupun cairan. Sedangkan imersi adalah keadaan dimana
terdapat air/cairan pada siste, konduksi pernapasan yang mengambat udara
masuk. Akibat dua keadaan ini, pernapasan korban terhenti, dan banyak air
yang tertelan. Setelah itu, terjadinya laringospasme. Henti napas atau
laringospasme yang berlanjut dapat menyebabkan hipoksia dan hiperkapnia.

2
Tanpa penyelamatan lebih lanjut, korban dapat mengalami bradikardi dan
akhirnya henti jantung sebagai akibatnya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian
2. Untuk mengetahui Prinsip Dasar
3. Untuk mengetahui Etiologi
4. Untuk mengetahui Manifestasi Klinik
5. Untuk mengetahui Komplikasi
6. Untuk mengetahui Kegawatdaruratan Pada Korban Tenggelam
7. Untuk mengetahui Sistematika Pertolongan Pertama
8. Untuk mengetahui Kecelakaan Yang Terjadi Didalam Air
9. Untuk mengetahaui Pertolongan Pada Kecelakaan Air
10. Untuk mengetahui Cara Mencegah Terjadinya Kecelakaan di Dalam Air.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pertolongan pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan
kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang
sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga madis. Ini berarti:
1. Pertolongan pertama harus diberikan secara tepat walaupun perawatan
selanjutnya tertunda
2. Pertolongan pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban
bukan menambah sakit korban
Tenggelam (drawning) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi
cairan kedalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh
ke dalam cairan.
B. Prinsip Dasar
Adapun prinsip dasar dalam menangai suatu keadaan darurat tersebut
diantaranya:
1. Pastikan anda bukan menjadi korban berikutnya. Sering kali kita lengah
atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan.
Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut
sudah aman atau masih dalam bahaya.
2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang ce[at, mudah dan efesien.
Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumber daya yang ada
baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila anda bekerja
tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh
anggota.
3. Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah
anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, catatan ini
berguna bila penderiat medapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh
pihak lain.
C. Etiologi
Biasanya kejadian tenggelam terjadi disebabkan beberapa faktor
1. Terganggunnya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan.

4
2. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan
3. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang.
D. Manifestasi Klinik
1. Koma
2. Peningkatan edema paru
3. Kolaps sirkulasi
4. Hipoksemia
5. Asidosis
6. Timbulnya hiperkapnia
E. Komplikasi
1. Ensefalopati hipoksi
2. Teggelam sekunder
3. Pneumonia aspirasi
4. Fibrosis interstisial pulmoner
5. Distritmia ventriular
6. Gagal ginjal
7. Nekrosis pankreas
8. Infeksi
F. Kegawatdaruratan Pada Korban Tenggelam
1. Perubahan pada paru-paru
Aspirasi paru terjadinya pada sekitar 90% korban tenggelam dan 80-90%
pada korban hampir tenggelam. Jumlah dan komposisi aspirat dapat
mempengaruhi perjalanan klinis penderita, isi lambung, organism
pathogen, bahan kimia toksisk dan bahan asing lain dapat memberi cedera
pada paru dan atau menimbulkan obtrsuksi jalan nafas.
2. Perubahan pada kardiovaskuler
Pada korban hampir tenggelam kadang-kadang menunjukan bradikardi
berat. Bradikardi dapat timbul karena refleks fisiologis saat berenang di
air dingin atau karena hipoksia. Perubahan pada fungsi kardiovaskuler
yang terjadi hampir tenggelam sebagian besar akibat perubahan tekanan
parsial oksigen arterial (PaO2) dan gangguan keseimbangan asam-basa.
3. Perubahan pada susunan saraf pusat.

5
Iskemia terjadi akibat tenggelam semua orang tetapi penyebab kesakitan
dan kematian terutama terjadi karena iskemi otak. Iskemi otak dapat
berlanjut akibat hipotensi, hipoksia, reperfusi dan peningkatan tekanan
intra karnial akibat edema serebral. Kesadaran korban yang tenggelam
dapat mengalami penurunan. Biasanya penurunan kesadaran terjadi 2-3
menit setelah apnoe dan hipoksia. Kerusakan otak irreversibel mulai
terjadi 4-10 menit setelah anoksia dan fungsi normotermik otak tidak akan
kembali setelah 8-10 menit anoksia.
4. Perubahan pada ginjal
Fungsi ginjal penderita tenggelam yang telah mendapat resustasi biasanya
tidak menunnjukka kelainan, tetapi dapat terjadi albuminuria,
hemoglobonuria, oliguria dan anuria. Kerusakan ginjal progresif akan
mengakibatkan tubular nekrosis akut akibat terjadinya hipoksia berat,
asidosis laktat dan perubahan aliran darah ginjal.
5. Perubahan cairan dan elektrolit.
Pada korban tenggelam tidak menangaspirasi sebagian besar cairan tetapi
selalu menelan banyak cairan. Air yang tertelan, aspirasi paru, cairan
intravena yang diberikan selama resusitasi dapat menimbulkan perubahan
keadaan cairan dan elektrolit. Aspirasi air laut dapat menimbulkan
perubahan elektrolit dan perubahan cairan karena tingginya kadar Na dan
Osmolaritasnya. Hipernatremia dan hipovolemia dapat terjadi setelah
aspirasi air laut yang banyak. Sedangkan spirasi air tawar yang banyak
mangakibatkan hipervolemia dan hipernatremia. Hiperkalemia dapat
terjadi karena kerusakan jaringan akibat hipoksia yang luas.
G. Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan pertolongan pertama pada korban kecelakaan adalah:
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat
massal, korabn-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan
untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban
yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungjin untuk
ditolong.

6
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk
mencegah terjadinya kecelakaan ualng yang akan memperberat kondisi
korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan
perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila
diebrikan secara tergesagesa yaitu dapat membahayakan atau
memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4. Pendarahan
Perdarahan yang keluar pembuluh bsar dapat membawa kematian
dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan sapu tangan atau kain
yang bersih tekan tempat perdarahan kuat-kuat kemudian ikatlah sapu
tangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang atau apapun juga agar sapu
tangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan,
letakan bagian perdarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban dilentangkan dengan bagian kepala lebih rendah
dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam
keadaan setengan sadar, baringkan telungkup denagn letak kepala lebih
rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk
korban-korban yang dikhawatirkan akan terdesak muntahan, darah, atau
air dalam paru-parunya. Apabila penderita menagalami cidera didada dan
penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah
duduk.
6. Jangan pindahkan korban secara terburu-buru
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum
dipastikan jensi dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat
kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut.
Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu perdarahan harus
dihentikan serta tulang-tulang yang pataah dibidai, dalam mengusung

7
korban diusahakanlah supaya kepala korban teteap terlindung dan
perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oelh kotorana
ataua muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah
evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas, atau rumah sakit.
Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi kecatatan, bukan terapi, serahkan keputusan tindakan
selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

H. Kecelakaan Yang Terjadi Didalam Air


Beberapa penyebab kecelakaan dalam diair, khususnya di sungai atau di
kolam renang adalah faktor keteledoran manusia. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, kehati-hatian, lalai
atau lengah, ceroboh, atau keadaan fisik dan mental yang kurang sehat.
Bahaya-bahaya yang sering terjadi disungai atau kolam renang antara lain
disebabkan sebagai berikut:
1. Tidak melakukan pemanasan (warming up), sebelum latihan renang.
2. Tidak mematuhi peraturan tata tertib di kolam renang.
3. Tidak menguasai teknik berenang yang baik.
4. Terlalu lelah atau terlalu lama berenang.
5. Belum sarapan (makan) sebelum latihan renang.
6. Terlalu dekat waktu makan dengan waktu berenang ( sebaiknya 2 jam
sebelum berenang harus sudah makan).
7. Saran dan prasarana kolam yang kurang memadai, dan lain sebagainya.
Berbagai macam kecelakaan atau cedera yang sering menimpa
seorang atau atlet yang sedang berenang dikolam renang, antara lain
sebaagi berikut:
1. Kejang-kejang otot (kram), seperti otot tungkai/kaki, otot lengan, dan
otot perut.

8
2. Keseloe persendian, pergelangan kaki (engkel joint), persendian
dengkul (knee joint), persendian bahu ( wrist joint), dan tulang
belakang.
3. Luka, baik luka dalam maupun luka luar yang diakibatkan oleh
benturan denagn sesama perenang, alat pemisah kolam, dan sisi kolam
(dinding) atau lantai kolam (jika dangkal).
4. Pingsan akibat kelelahan.
5. Tidak dapat berenang sehingga terlalu banyak minum air kolam.
Penyebab lainnya, terutama penyakit yang diderita atau yang tidak
terduga lainnya.
I. Pertolongan Pada Kecelakaan Air
1. Pertolongan pertama pada korban tenggelam
Tenggelam adalah penyebab kematian keempat akibat kecelakaan.
Kematian yang disebabkan iar yang masuk ke dalam saluran pernafasan
sehingga otak kekurangan oksigen. Belum lagi, tenggelam sering disertai
benturan di kepala dan leher yang mengakibatkan fatal. Dengan badan
kecil, bak mandi pun dapat menjadi tempat berbahaya bagi anak-anak.
Seacra umum tenggelam di kolam renang dapat disebabkan oleh kram
kaki, atau leher, penurunan kesadaran,bermain di air yang dalam, tidak
bisa berenang dan jatuh terpeleset. Ditambah lagi, banyak yang tidak
menggunakan alat penyelamat yang lengkap.
Jika peristiwa tenggelam atau hampir tenggelam terjadi dihadapan
anda, pastikan anda menguasai keadaan dan cukup terlatih.
a. Cobalah meraih korban yang hampir tenggelam denagn tangan dari
sisi kolam renang, jika tidak bisa menggapainya cobalah dengan tali
atau alat bantuan yang lain.
b. Jika anda memutuskan masuk kedalam air, dekati secara hati-hati dari
belakang, jangan mendekati korban dari depan, karena ia akan
merangkul anda. Akibatnya, anda sulit untuk bergerak.
c. Bicaralah dan tenangkan korban saat anda medekat. Tanyakan apakah
semuanya baik-baik saja.

9
d. Raihlah pakaiannya atau tangkupkan satu tangan ke dagu korban dan
tarik korban dari belakang hingga ketempat aman.
e. Katakan pada korban untuk menjauhkan tangannya dari anda.
Tersukan menenangkan korban.
f. Jika korban berhenti bernafas atau tidak teraba nadinya, lakukan
pernafasan buatan.
g. Jika korban selamat namun setelah itu menderita batuk, demam,
ataupun sakit otot, segerakan periksa ke dokter.
2. Pertolongan pertama saat kram dalam air.
Kram memamng bukan masalah besar jika kita berada di darat, tapi bila
kita sedang di air dalam maka kram akan mengancam jiwa kita. Penyebab
utama tenggelamnya seseorang perenang akibat kram adalah kegagalan
dalam mencegah terjadinya panik. Penanganan kram di darat maupun di
air sebenarnya memiliki prinsip yang sama yaitu lakukan peregangan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi kram adalah:
a. Bersikap tenang dan jangan berusaha ke tepi.
b. Tarik napas dalam dan tahan
c. Lakukan peregangan dan pemijatan pada otot yang kram
d. Jangan lakukan gerakan apapun kecuali peregangan (walaupun badan
kita tenggelam)
e. Tarik napsa dalam lagi, kemudian lakukan peregangan lagi.
f. Ulangi samapi nyerinya reda
g. Setrelah reda barulah berenang ke tepi, usahakan tidak menggunakan
otot yang kram
h. Setelah di tepi lakukan kembali peregangan sampai otot terasa
nyaman
Adapun posisi utama untuk peregangan di air (untuk otot-otot di
ekstremitas bawah), yaitu:
a. Posisi 1: tekuk lutut ke arah dada, dan tarik jari kaki dan telapak kaki
kearah punggung kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram pada otot betis
dan otot paha bagian belakang.

10
b. Posisi 2: tekuk paha kebelakang, tekuk lutut, tarik jari kaki dan
pungggung kaki kearah telapak kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram
pada otot punggung kaki dan otot paha bagian depan.
3. Pertolongan pertama saat pingsan di dalam air.
Pingsan berlangsung dikarenakan kelelahan waktu berenang atau
dikarenakan mengidap penyakit lain seperti typhus atau penyakit ayan.
Pertolongannya yaitu seperti berikut korban dibaringkan di araea yang
safe, teduh serta kering, posisi tubuh terlentang oada dimiringkan baju
renang dikendurkan dibagian yang menghalangi pernapasan serta
pernapsannya diberikan minyak cologne. Pertolongan pertama pada
korban tenggelam yaitu:
a. Baringkan tubuh korban di dalam posisi terlentang dan kepala
menghadap ke belakang.
b. Berikanlah napas buatan dengan meniupkan hawa napas pada mulut
korban.
c. Miringkan kepala korban serta buka mulut dengan jari-jari tangan
anda.
d. Dalam posisi miring periksa denyut adi korban di bagian leher.
e. Periksa mata korban
f. Kerjakan napas buatan yang ke 2 dengan menghimpit tulang rusuk
dada sisi bawah berkali-kali.
g. Jiak napas korban telah normal, ganti posisi terlentang jadi telungkup
kepala dimiringkan.
h. Jika PPPK yang anda kerjakan belum juga sukse, segera bawa ke
dokter atau rumah sakit paling dekat.
4. Pertolongan pertama saat memar ketika berenang.

Memar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan atau pukulan pada
kulit. Jaringan dibawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil
pecah, sehingga darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya.

Penanganan pada cedera memar adalah sebagai berikut:

11
a. Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan pendarahan
kapiler.
b. Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat
pemulihan jaringan-jaringan lunak yang rusak.
c. Hindari benturan di daerah cedera pada saat latihan maupun
pertandingan berikutnya.
5. Pertolongan pertama saat perdarahan di dalam air.
Perdarahan terajdi karena pecahnya pembuluh darah sebegai akibat dari
trauma pukulan atau terjatuh. Kemungkinan pendarahan yang terjadi pada
cabang olahraga renag ialah pendarahan pada hidung, mulut, dan kaki.
Perwatan medis yag harus dilakukan:
a. Pendarahan pada hidung
1). Penderita didudukan, batang hidung dijepit sedikit ke bawah
tulang rawan hidung, dalam posisi jari berhadapan dengan jari-jari
yang lain. Lakukan kurang lebih 5 menit dengan jari tangan.
Sementara penderita dianjurkan bernafas melalui mulut.
2). Hidung dan mulut dibersihkan dari bekas-bekas darsh. Baisanya
pendarahan akan berhasil dihentikan, sebaiknya diberikan kompres
dingin disekitarnya batang atau dibawa kerumah sakit.
3). Kalau pemijatan tidak berhasil, maka atlet juga diberi pertolongan
oleh dokter atau dibawa kerumah sakit.
4). Kalau pendarahan hidung tidak mau berhenti setelah pertolongan
pertama ini, kemungkinan besar disertai patah tulang, kadang-kadang
deformitas dapat terajdi.
5). Bila terajdi fraktur atau retak pada tulang hidyng, maka untuk
menghentikan penderahann pada hidung tidak boleh dijipit, tetapi
hanya diebri kompres dingin saja, lalu dikirim kerumah sakit, jangan
sekali-kali meniupkan uadar dari hidung dengan paksa untuk
mengeluarkan bekaun-bekuan darah, karena ini akan menimbulkan
pendarahan paru.

12
b. Pendarahan pada mulut.

1). Hentika pendarahan dari bibir atau gusi dengan penekanan secara
langsung dan kompres dingin.

2). Bila gigi goyang atau fraktur, jangan memcabutnya. Kirimkan ke


dokter gigi untuk penanganan lebih lanjut.

c. Penadarahn pada kulit

1). Bersihkan luka terlebih dahulu dengan obat yang mengandung


antispetik.

2). Setelah luka kering lalu diberi obat yang mengandung antiseptik
sepertibetadine, apabila luka sobek lebih dari satu cm sebaiknya
dijahit, apabila leuh atau robek, potonglah sisa-sisa kulitnya
kemudian dibersihkan dan bebatlah dengan bahan yang tidak
melekat.

6. Pertolongan pertama saat luka di dalam air.

a. Bersihakan terlebih dahulu luka tersebut, karena dikhawatirkan akan


timbul infeksi.

b. Bila lepuhnya robek, potonglah sisa-sisa kulitnya. Kemudian


bersihkanlah dan bebatlah dengan bahan yang tidak melekat. Bila lepuh
utuh dan tidak mudah robek, biarkan atau letakkan bebat untuk lepuh
diatasnya. Bila lepuhnya tegang, nyeri atau terlihat akan pecah,
bersihkan dan kemudian tusuklah dengan jarum steril. Kemudian
tutplah dengan bebat yang bersih.

E. Penangan Klinik Dan Asuhan Keperawatan Pada Korban Tenggelam.

1. Penaganan klinik

Tersedianya sarana bantuan hidup dasar dan lanjutan ditempat kejadian


merupakan hal yang sangat penting karena beratnya cedera sistem saraf pusat
tidak dapat dikaji dengan cermat pada saat perolongan pertama. Pastikan

13
keadekuatan jalan napas, pernapasan dan sirkulasi. Cedera lain yang harus
dipertimbangkan dan perlu tidaknya hospitalisasi dietntukian berdasarkan
keparahan kejadian dan evaluasi klinis. Pasien dengan gejala respiratori
penurunan saturasi oksigen dan perubahan tingkat kesadaran perlu untuk
dihospitalisasi. Perhatian harus difokuskan pada oksigenasi, ventilasi dan
fungsi jantung. Melindungi sistem saraf pusat dan mengurangi edema serebri
merupakan hal yang sangat penting dan berhubungan langsung dengan hasil
akhir.

2. Asuhan keperawatan pada korban tenggelam.

a. kaji adanya respirasi spontan

b. kaji tingkat kesadaran

c. kaji suhu inti tubuh.

3. Diagnosa keperawatan

a. gangguan pertukaran gas

b. bersihan jalan anpas tidak efektif

c. perubahan perfusi jaringan otak

d. penurunan curah jantung

e. kelebihan volume cairan

f. resiko tinggi cedera

g. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Intervensi

Buat dan pertahankan jalan napas yang paten:

a. Hisap dan jalan napas seperlunya


b. Pasang selang nasogastrik (untuk mencegah aspirasi muntahan)

Pantau dan catat respon korban terhadap oksigen :

14
a. Lakukan pengkajian pernapasan (frekuensinya tergantung pada keadaan).
b. Pantau penggunaan ventilator dan alat respirasi lainnya.
c. Pantau tekanan vena sentral (VC) dan jalur arteri.
d. Pantau penggunaan pernapasan tekanan positif intermiten (IPPB) atau
tekanan akhir ekspiratori posisti (PEEP).
Pantau dan catat tingkat fungsi neurologik
a. Lakukan pengkajian neurologik (frekuensinya tergantung status).
b. Observasi dan catat tanda-tanda TIK (latergi, peningkatan tekanan darah,
penurunan frekuensi napas, peningkatan denyut apeks, pupil laktasi).
Pantau dan pertahankan keseimbangan cairan
a. Catatasupan dan haluaran
b. Jaga kepatenan dan lakukan perawatan kateter Foley.
c. Pertahankan restriksi cairan dengan adanya edema serebri
Pantau dan pertahankan pengaturan suhu homeostatik (penurunan dan
kebuthan oksigen)
a.panatau suhu.
b. sediakan kasur pendingan (mencegah menggigil)
c. berikan antiperitik
Berikan dan pertahankan asupan nutrisi yang adekuat
a. kaji kemampuan korban untuk mendapatkan asupan nutrisi melalui selang
nasogastrik atau oral (NG po).
b. Kaji kapasitas korban untuk mentolerir makanan melalui selang nasogastrik
atau per oral (periksa adanya sisa dan muntahan ).
c. Naikan jumlah dan jenis asupan nutrisi
Observasi dan catat tanda-tanda komplikasi
a. pantau raspons korban terhadap tata cara terapi fisik.
b. Pantau respons terapuetik korban dan efek samping dari pengobatan

F. Cara Mencegah Terjadinya Kecelakaan di Dalam Air.

1. Lakukan peregangan

Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan air adalah karena kaki


kram. Mungkin saja seseorang sedang berenang dikolam yang dalam namun

15
tiba-tiba kakinya kram dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Mungkin saja
orang tersebut tenggelam lalu meninggal dunia karena kehabisan napas.

2. Ukur kemampuan anda.

Ukurlah kemampuan nada, jika anda tidak begitu pandai berenang


maka pilihlah kolam yang dangkal.

3.Jangan lupa makan

Keram perut juga salah satu penyebab kecelakaan air dimana korban
akan merasakan rasa keram campur nyeri dibagian perut hingga tubuhnya
tidak mampu digerakkan. Untik mencegah terjadinya keram perut diantaranya
adalah dengan melakukan peregangan pada pinggang sebelum anda masuk ke
dalam air, dan jangan lupa makanlah sebelum berenang yang jelas pencernaan
kosong saat berenang untuk mencegah terjadinya karem perut.

4. Belajar cara menyelamatkan orang lain.


Jika anda pandai berenang, apa salahnya jika anda belajar bagaimana
menyelamtakan orang lain yang mengalami kecelakaan air.
5. Jangan sendirian
Jika anda merasa anda belum pandai berenang, maka jangan pernah
berenang sendirian. Mintalah rekan anda yang pandai berenang untuk
mengawasi anda, siapa tahu tiba-tiba anda tenggelam, setidaknya nyawa anda
dapat terselamatkan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan pada korban tenggelam terkait erat dengan masalah
pernapasan dan kardiovaskuler yang penanganannya memerlukan penyokong
kehidupan jantung dasar dengan menunjang respirasi dan sirkulasi korban dari
luar melalui resusitasi, dan mencegah insufisiensi.
B. Saran
Penanganan kegawatdaruratan korban tenggelam sebaiknya memastikan
terlebih dahulu kesadaran, sistem pernapasan, denyut andi, dan proses
observasi dan interaksi yang konstan dengan korban.

17
Daftar Pustaka
Kusnanto. 2012. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan profesional. Jakarta:
EGC
Machfoedz, Ircham, Dkk. 2007. Pertolongan Pertama Di Rumah Sakit, Tempat
Kerja, Atau Di Perjalanan. Yogyakarta:Penerbit Fitramaya.
Purwoko. 2012. Bantuan Hidup Dasar. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Negeri Sebelas Maret.

18

Anda mungkin juga menyukai