Anda di halaman 1dari 14

Tugas

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR

DISUSUN OLEH

NURLIANI
NIM : 16172042 P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH
2018

1
FRAKTUR FEMUR

I. DEFENISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /
osteoporosis.

II. FISIOLOGI / ANATOMI


Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian
dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang,
bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk
acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai
darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke
femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari
pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian
bawah dari leher femur.

III. KLASIFIKASI
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan
kapsula.
 Melalui kepala femur (capital fraktur)
 Hanya di bawah kepala femur
 Melalui leher dari femur
2. Fraktur Ekstrakapsuler;
 Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang
lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.
 Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah
trokhanter kecil.

IV. PATOFISIOLOGI
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan (Apley, A. Graham, 1993). Tapi apabila tekanan eksternal yang

2
datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang
yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang (Carpnito, Lynda
Juall, 1995). Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam
korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah.
Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang
ditandai denagn vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah
putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang
nantinya (Black, J.M, et al, 1993).

Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur :


1 Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap
besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
2 Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk
timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan
kepadatan atau kekerasan tulang.( Ignatavicius, Donna D, 1995 )

V. ETIOLOGI FRAKTUR
Fraktur dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1 Trauma Langsung : Kecelakaan lalu lintas
2. Trauma tidak langsung: Jatuh dari ketinggian dengan berdiri atau duduk sehingga
terjadi fraktur tulang belakang.
3. Proses penyakit (osteoporosis yang menyebabkan fraktur yang patologis).Menurut
Oswari E (1993), fraktur terjadi karena adanya :
a. Kekerasan langsung Terkena pada bagian langsung trauma.
b. Kekerasan tidak langsung Terkena bukan pada bagian yang terkena trauma.
c. Kekerasan akibat tarikan otot.
Sedangkan.Menurut Barbara CLong (1996), fraktur terjadi karena adanya:
a. Benturan & cedera (jatuh, kecelakaan)
b. Fraktur patofisiologi (oleh karena patogen, kelainan)
c. Patah karena letih

3
VI. TANDA DAN GEJAL
 Nyeri hebat di tempat fraktur
 Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
 Rotasi luar dari kaki lebih pendek
 Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi,
sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

VII.PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
2. Pemeriksaan jumlah darah lengkap
3. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
4. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal

Bila dicurigai adanya fraktur penting untuk mengimobilisasi bagian tubuh segera
sebelum pasien dipindahkan bila pasien yang mengalami cidera harus dipindahkan dari
kendaraan sebelum dapat dilakukan pembidaian, ekstrimitas harus disangga diatas dan di
bawah tempat fraktur untuk mencegah gerakan rotasi/angulasi. Gerakan frgmen patahan
tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan lunak, dan perdarahan lebih lanjut.
Nyeri dapt dikurangi dengan menghindari gerakan fragmnen tulang dan sendi sekitar
fraktur. Pembidaian sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan lunak oleh
fragmen tulang.
Imobilisasi tulang panjang ekstrimitas bawah juga dapat dilakkan dengan membebat
kedua tungkai bersama, dengan ekstrimitas yang sehat sebagai bidai bagi ekstrimitas yang
cidera.
Pada ekstrimitas atas lengan dapat dibebatkan pada dada atau lengan bawah yang
cidera digantung pada sling. Pada fraktur terbuka luka ditutup dengan pembalut bersih atau
steril untuk mencegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam, jangan sekali-kali
melakukan reduksi fraktur bahkan jika ada fragmen tulang melalui luka.

VIII. PRINSIP PENANGANAN REDUKSI FRAKTUR


1. Reduksi fraktur, mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan
rotasi anatomis.Reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka dapat dilakukan
untuk mereduksi fraktur. Sebelum reduksi dan imobilisasi fraktur pasien harus

4
dipersiapkan: ijin melakukan prosedur, analgetik sesuai ketentuan, dan
persetujuan anestasi.Reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan
fragmen tulang ke posisiya dengan manipulasi dan trksi manual.
2. Traksi , digunakan utuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi yang
disesuaikan denganspsme otot yang terjadi.
3. Reduksi terbuka, alat fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat,
paku, atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen
tulang dalam posisinya.
4. Imobilisasi Fraktur, setelah direduksi fragmen tulang harus di imobilisasi dan
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksternal
(gips,pembalutan, bidai, traksi kontinyu, pin dan teknik gips atau fiksator
eksternal) dan interna ( implant logam ).
5. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi, segala upaya diarahkan pada
penyembuhan tulang dan jaringan lunak. Reduksi dam imoblisasi harus
dipertahankan sesuai kebutuhan.

IX. MANIFESTASI KLINIK

1. Tungkai mengalami pemendekan


2. Adduksi dan rotasi eksterna
3. Nyeri ringan selangkangan atau sisi medial lutut

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur)


2. Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, tekanan
dan disuse
3. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan
menjalankan aktivitas.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun,
prosedur invasive
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang

5
6. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan
terhadap informasi, terbatasnya kognitif

XI. RENCANA PERAWATAN FRAKTUR

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Asuhan Manajemen nyeri :
injuri fisik, fraktur keperawatan …. jam tingkat  Kaji nyeri secara
kenyamanan klien komprehensif
meningkat, tingkatnyeri termasuk lokasi,
terkontrol dg KH: karakteristik, durasi,
 Klien melaporkan nyeri frekuensi, kualitas
berkurang dg scala 2-3 dan faktor presipitasi.
 Ekspresi wajah tenang  Observasi reaksi
 Klien dapat istirahat nonverbal dari
dan tidur v/s dbn ketidak nyamanan.
 Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
klien sebelumnya.
 Kontrol faktor
lingkungan yang
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.
 Kurangi faktor
presipitasi nyeri.
 Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologis/non

6
farmakologis).
 Ajarkan teknik non
farmakologis
(relaksasi, distraksi
dll) untuk mengetasi
nyeri.
 Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri.
 Evaluasi tindakan
pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
 Kolaborasi dengan
dokter bila ada
komplain tentang
pemberian analgetik
tidak berhasil.

Administrasi analgetik :.
 Cek program
pemberian analgetik;
jenis, dosis, dan
frekuensi.
 Cek riwayat alergi.
 Tentukan analgetik
pilihan, rute
pemberian dan dosis
optimal.
 Monitor TV
 Berikan analgetik
tepat waktu terutama
saat nyeri muncul.
 Evaluasi efektifitas

7
analgetik, tanda dan
gejala efek samping.

2 Resiko terhadap Setelah dilakukan askep … Memberikan posisi yang


cidera b/d jam terjadi peningkatan nyaman untuk Klien:
kerusakan Status keselamatan Injuri  Berikan posisi yang
neuromuskuler, fisik Dg KH : aman untuk pasien
tekanan dan disuse  Bebas dari cidera dengan meningkatkan
 Pencegahan Cidera obsevasi pasien, beri
pengaman tempat
tidur
 Periksa sirkulasi
periper dan status
neurologi
 Menilai ROM pasien
 Menilai integritas
kulit pasien.
 Libatkan banyak
orang dalam
memindahkan pasien,
atur posisi
3 Sindrom defisit self Setelah dilakukan akep … jam Bantuan perawatan diri
care b/d kelemahan, kebutuhan ADLs terpenuhi dg  Monitor kemampuan
fraktur KH: pasien terhadap
 Pasien dapat perawatan diri
 Melakukan aktivitas  Monitor kebutuhan
sehari-hari. akan personal
 Kebersihan diri pasien hygiene, berpakaian,
terpenuhi toileting dan makan
 Beri bantuan sampai
pasien mempunyai
kemapuan untuk
merawat diri
 Bantu pasien dalam

8
memenuhi
kebutuhannya.
 Anjurkan pasien
untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
sesuai
kemampuannya
 Pertahankan aktivitas
perawatan diri secara
rutin
4 Risiko infeksi b/d Setelah dilakukan asuhan Kontrol infeksi :
imunitas tubuh keperawatan … jam tidak  Bersihkan lingkungan
primer menurun, terdapat faktor risiko setelah dipakai pasien
prosedur invasive, infeksi daninfeksi lain.
fraktur terdeteksidg KH:  Batasi pengunjung
 Tdk ada tanda-tanda bila perlu.
infeksi  Intruksikan kepada
 AL normal pengunjung untuk
 V/S dbn mencuci tangan saat
berkunjung dan
sesudahnya.
 Gunakan sabun anti
miroba untuk
mencuci tangan.
 Lakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah
tindakan
keperawatan.
 Gunakan baju dan
sarung tangan sebagai
alat pelindung.
 Pertahankan
lingkungan yang

9
aseptik selama
pemasangan alat.
 Lakukan perawatan
luka, dainage, dresing
infus dan dan kateter
setiap hari.
 Tingkatkan intake
nutrisi dan cairan
berikan antibiotik
sesuai program.
 Jelaskan tanda gejala
infeksi dan anjurkan
u/ segera lapor
petugas
 Monitor V/S

Proteksi terhadap infeksi


 Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal.
 Monitor hitung
granulosit dan WBC.
 Monitor kerentanan
terhadap infeksi.
 Pertahankan teknik
aseptik untuk setiap
tindakan.
 Inspeksi kulit dan
mebran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase.
 Inspeksi kondisi
luka, insisi bedah.

10
 Ambil kultur, dan
laporkan bila hasil
positip jika perlu
 Dorong istirahat yang
cukup.
 Dorong peningkatan
mobilitas dan latihan
sesuai indikasi
5 Kerusakan Setelah dilakukan askep … Terapi ambulasi
mobilitas fisik jam terjadipeningkatan  Kaji kemampuan
berhubungan Ambulasi :Tingkat pasien dalam
dengan patah tulang mobilisasi, Perawtan diri Dg melakukan ambulasi
KH :  Kolaborasi dg
 Peningkatan aktivitas fisioterapi untuk
fisik perencanaan
ambulasi
 Latih pasien ROM
pasif-aktif sesuai
kemampuan
 Ajarkan pasien
berpindah tempat
secara bertahap
 Evaluasi pasien
dalam kemampuan
ambulasi

Pendidikan kesehatan
 Edukasi pada pasien
dan keluarga
pentingnya
ambulasi dini
 Edukasi pada pasien
dan keluarga tahap

11
ambulasi
 Berikan
reinforcement
positip atas usaha
yang dilakukan
pasien.

12
6 Kurang Setelah dilakukan askep …. Pendidikan kesehatan:
pengetahuan Jam pengetahuan klien proses penyakit
tentang penyakit meningkat dg KH:  Kaji pengetahuan
dan perawatannya  Klien dapat klien.
b/d kurang paparan mengungkapkan  Jelaskan proses
terhadap informasi, kembali yg dijelaskan. terjadinya penyakit,
keterbatan kognitif  Klien kooperatif saat tanda gejala serta
dilakukan tindakan komplikasi yang
mungkin terjadi
 Berikan informasi
pada keluarga
tentang
perkembangan
klien.
 Berikan informasi
pada klien dan
keluarga tentang
tindakan yang akan
dilakukan.
 Diskusikan pilihan
terapi
 Berikan penjelasan
tentang pentingnya
ambulasi dini
 Jelaskan komplikasi
kronik yang
mungkin akan
muncul

DAFTAR PUSTAKA

13
www.nursesblog.askep-askep-fraktur.com

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner &
Suddarth,Edisi 8. EGC : Jakarta.

Brunner dan Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.

NANDA NIC & NOC 2007

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ).
Philadelpia, F.A. Davis Company.

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing


Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.

14

Anda mungkin juga menyukai

  • SPO MENCEGAH RESIKO JATUH Edited
    SPO MENCEGAH RESIKO JATUH Edited
    Dokumen3 halaman
    SPO MENCEGAH RESIKO JATUH Edited
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 2 SKP
    2 SKP
    Dokumen1 halaman
    2 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 3 SKP
    3 SKP
    Dokumen1 halaman
    3 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 3 SKP
    3 SKP
    Dokumen1 halaman
    3 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 2 SKP
    2 SKP
    Dokumen1 halaman
    2 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 2 SKP
    2 SKP
    Dokumen1 halaman
    2 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 2 SKP
    2 SKP
    Dokumen1 halaman
    2 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 2 SKP
    2 SKP
    Dokumen1 halaman
    2 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 2 SKP
    2 SKP
    Dokumen1 halaman
    2 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 2 SKP
    2 SKP
    Dokumen1 halaman
    2 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 2 SKP
    2 SKP
    Dokumen1 halaman
    2 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • NISA2
    NISA2
    Dokumen1 halaman
    NISA2
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 2 SKP
    2 SKP
    Dokumen1 halaman
    2 SKP
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • Antigen
    Antigen
    Dokumen21 halaman
    Antigen
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • Kultum Ramadhan Keysha
    Kultum Ramadhan Keysha
    Dokumen5 halaman
    Kultum Ramadhan Keysha
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • Kriteria Stakes & Penulisan Kesimpulan MCU
    Kriteria Stakes & Penulisan Kesimpulan MCU
    Dokumen72 halaman
    Kriteria Stakes & Penulisan Kesimpulan MCU
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • Hazard
    Hazard
    Dokumen5 halaman
    Hazard
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • Lampiran D... Kuesioner Kak Suryahelmi (Unaya)
    Lampiran D... Kuesioner Kak Suryahelmi (Unaya)
    Dokumen7 halaman
    Lampiran D... Kuesioner Kak Suryahelmi (Unaya)
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • 326704717-Poster-Manajemen-Perawatan-Luka RAHMA
    326704717-Poster-Manajemen-Perawatan-Luka RAHMA
    Dokumen1 halaman
    326704717-Poster-Manajemen-Perawatan-Luka RAHMA
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat
  • Devi Rianti
    Devi Rianti
    Dokumen23 halaman
    Devi Rianti
    ayi hariansyah
    Belum ada peringkat