I. IDENTITAS
Nama : Ny. T
Tanggal Lahir : 7 Maret 1943
Usia : 76 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Rongkop, Gunung Kidul
No. RM : 01-20-xx-xx
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan
anak pasien.
A. Keluhan Utama
Nyeri hidung dan pipi kiri
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Bethesda dengan keluhan nyeri
hidung dan pipi kiri sejak 1 minggu SMRS. Nyeri di rasakan terus
menerus. Nyeri memberat saat mengunyah dan ketika ditekan. VAS: 7.
Bengkak pada pipi kiri (+), kadang disertai dengan nyeri kepala ringan
(+).Riwayat sakit gigi sebelah kiri atas (+) 3 hari sebelum nyeri pada
hidung dan pipi muncul. Riwayat batuk berdahak (+), pilek (+) dengan
sekret kental warna putih. Nyeri telinga (-), Nyeri tenggorokan (-),
Demam (-), Mual (-), Muntah (-), Sesak (-). BAB dan BAK dalam
batas normal.
Pasien sudah berobat ke dokter RSUD Wonosari, lalu dirujuk
ke IGD RS Bethesda.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Sinusitis : (-)
Alergi obat/makanan : (-)
Vertigo : (-)
Tonsilitis : (-)
GERD : (-)
Bronkitis : (-)
Dislipidemia : (-)
Hipertensi : (-)
DM : (-)
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Alergi : (-)
DM : (-)
Hipertensi : (-)
Jantung : (-)
E. Riwayat Pengobatan
Riwayat Periksa : (+), di RSUD Wonosari
Riwayat Operasi : (-)
Riwayat Rawat Inap : (-)
Riwayat Penggunaan Obat : (+) dari RSUD Wonosari :
Levofloxacin 500 mg, Lansoprazole 30 mg, Ibuprofen 400 mg,
Racikan Rhinofed & Metilprednisolon.
F. Lifestyle
Pasien tidak merokok dan minum alkohol. Pasien memiliki pola makan
teratur, yaitu 3x sehari. Pasien konsumsi buah dan sayur cukup. Pasien
minum air putih dalam jumlah cukup. Pasien tidak berolahraga.
C. Abdomen
Inspeksi : distensi (-), massa (-), jejas (-)
Auskultasi : peristaltik (+) 12x/menit
Perkusi : timpani seluruh regio abdomen
Palpasi : supel, massa (-), nyeri tekan tak dapat dinilai,
hepatomegali (-), splenomegali (-)
D. Ekstremitas
Superior : akral hangat, nadi cukup kuat angkat dan
regular, CRT < 2 detik, edema (-/-), deformitas (-/-)
Inferior : akral hangat, nadi cukup kuat angkat dan
regular, CRT < 2 detik, edema (-/-), deformitas (-/-)
STATUS LOKALIS
Pemeriksaan Telinga
Pemeriksaan Oropharynx
CAVUM ORIS-TONSIL-FARING
Bibir Kontusio (-), bibir kering (-)
Mukosa Oral Warna merah muda, lembab, stomatitis (-)
Gusi dan Gigi Warna merah muda, karies dentis (+) molar 1&2 superior
sinistra dan molar 1 inferior sinistra dan dekstra, ulkus (-)
Lingual Simetris, atrofi papil (-), lidah kotor (+), ulserasi (-)
Atap mulut Ulkus (-)
Dasar Mulut Ulkus (-)
Uvula Hiperemis (-)
Tonsila Palatina Tonsil membesar(-) Tonsil membesar (-)
hiperemis (-), detritus (-) hiperemis (-), detritus (-)
Rontgen Thorax
Kesan :
Corakan bronchovasculer kasar, air bronchogram minimal,
susp.post bronchitis, Cardiomegali, Sklerosis arcus aorta.
V. DIAGNOSIS
Sinusitis maxilaris dengan abses perinasal sinistra
VI. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa:
- Istirahat cukup
- Pungsi dan Irigasi hidung dengan normal salin
- Bedah sinus Endoskopi Fungsional (BSEF) : dilakukan oleh
dokter Sp.THT dengan cara membuka dan membersihkan
daerah kompleks ostiometal yang menjadi sumber
penyumbatan dan infeksi, sehingga sinus kembali normal
Medikamentosa
- Infus RL 20tpm
- Amoksisilin 500mg tiap 8 jam
- Metronidazole 400mg tiap 8 jam
- Natrium diklofenak 50 mg 3x1 (bila nyeri)
- Ambroxol 30mg 3x1
- Pseudoefedrin Hcl 60 mg 3x1
- Loratadin 10mg 1x1
VII. PLANNING
Plan for Diagnosis
Konsul Sp.THT untuk rencana terapi lanjutan yang lebih mengarah
pada sinusitis maksilaris yang disertai abses seperti pungsi dan irigasi
hidung, endoskopi, atau BSEF sebagai tatakaksana dan mencegah
terjadinya komplikasi.
VIII. EDUKASI
- Menjaga higienitas daerah hidung
- Tidak mengorek hidung
- Menghindari kontak dengan orang yang sedang batuk pilek
- Hindari merokok atau paparan asap rokok
- Mengenakan masker untuk menutupi hidung dan mulut saat
berada di lingkungan dengan polusi udara yang tinggi atau saat
berkendara
- Sebisa mungkin menghindari alergen
- Menjaga kebersihan gigi dan mulut
- Apabila didapati gigi berlubang, sebaiknya ditambal/dicabut
IX. PROGNOSIS