Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN VAGINAL

DOUCHING DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PATOLOGIS PADA SISWI


MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) MODEL 1 MANADO
Indriani Biga*, Afnal Asrifuddin*, Billy J. Kepel*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
fluor albus atau biasa yg disebut keputihan adalah nama gejala yang diberikan pada cairan
vagina yang dikeluaran secara berlebihan dari alat-alat genitalia yang tidak berupa darah
melainkan cairan yang berwana putih susu, kekuningan, abu-abu dan seringkali disertai rasa
gatal dan bau. Fluor albus dapat secara normal (fisiologis) maupun abnormal (patologis). Fluor
albus patologis disebabkan karena adanya jejas (luka) pada vagina yang disebabkan oleh infeksi
bakteri,jamur,virus, atau parasit.Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan personal
hygiene (kebersihan perorangan) dan penggunaan vaginal douching (pembersih vagina) dengan
kejadian fluor albus patologis pada remaja putri di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model 1
Manado. Metode Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas X dan kelas XI di MAN
Model 1 Manado dengan sampel sebanyak 137 orang dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil Penelitian
dengan menggunakan uji statistik Chi-Square untuk personal hygiene dengan terjadinya fluor
albus patologis diperoleh nilai (p=0,000 < α 0,05) dan untuk penggunaan vaginal douching
dengan terjadinya fluor albus patologis nilai yang diperoleh (p=0,000 < α 0,05). Kesimpulan
ialah ada hubungan personal hygiene dan penggunaan vaginal douching dengan kejadian fluor
albus patologis pada siwi MAN Model 1 Manado.

Kata Kunci: Keputihan, kebersihan perorangan, pembersih vagina

ABSTRACT
Fluor albus or commonly called vaginal discharge is the name of the symptom given to excessive
vaginal discharge from genitalia devices that are not form of blood but fluid-colored white,
yellowish, gray and often accompanied by itching and odor. Fluor albus can be normal
(physiological) or abnormal (pathological). Pathological Fluor albus is caused by injury to the
vagina caused by bacterial, fungus, virus, or parasitic infections. Teenage girls with their puberty
and the changes of their experience may be risk of fluor albus (vaginal discharge), so this vaginal
discharge problem if not treated early on, can be given a negative impact in the future. This study
aims to determine whether there is relationship between personal hygiene and the used of vaginal
douching with incident of pathological fluor albus among the female student in MAN Model 1
Manado. This research method used Analytical Survey method with Cross Sectional approach.
The populations in this study were all female student of class X and class XI in MAN Model 1
Manado with a sample of 137 people by using sampling technique Simple Random Sampling. The
instrument used is questionnaire. The research is using Chi-Square statistic test for personal
hygiene with pathological fluor albus occurrence was obtained (p = 0,000 <α 0,05) and for
vaginal douching with pathological fluor albus occurrence was obtained (p = 0,000 <α 0,05). It
can be concluded there is a relationship between personal hygiene and used of vaginal douching
with the cases of pathological fluor albus among the female students of MAN Model 1 Manado

Keywords: Vaginal Discharge, Personal Hygiene, Vaginal Douching

1
PENDAHULUAN Berdasarkan observasi yang peneliti
Kesehatan reproduksi merupakan lakukan pada tanggal 27 Maret 2017 di
keadaan sehat yang tidak semata-mata MAN Model 1 Manado dengan
bebas dari penyakit atau kecacatan yang mewawancarai 10 siswi, terdapat 7 siswi
berkaitan dengan fungsi, sistem serta yang mengalami keputihan dalam 3
proses reproduksi, melainkan keadaan bulan terakhir dan keputihan yang
seseorang yang sehat secara fisik, mental dialami kadang-kadang gatal dan
dan sosial secara utuh. Keputihan (fluor terkadang berbau. Pada saat terjadi
albus) adalah salah satu masalah keputihan, mereka mengatakan tidak
kesehatan reproduksi yang dialami oleh melakukan tindakan penanganan
banyak kalangan wanita. ataupun pencegahan dan 5 diantaranya
Indonesia adalah Negara yang pernah menggunakan cairan pembersih
beriklim tropis, hal ini menyebabkan vagina dan di sekolah ini belum pernah
jamur mudah tumbuh dan berkembang diadakan penyuluhan tentang kesehatan
dan ini mempengaruhi banyaknya kasus reproduksi termasuk dalam hal higiene
keputihan terhadap wanita-wanita di perorangan sehingga pengetahuan
Indonesia. Indonesia dilaporkan 90% tentang pentingnya personal hygiene
berpotensi mengalami keputihan. kurang diketahui.
Remaja putri dengan masa pubertas yang
mereka alami serta bentuk perubahan METODE PENELITIAN
yang mereka alami, jika masalah Jenis penelitian ini menggunakan Survey
keputihan ini tidak ditangani sejak dini, Analitik dengan pendekatan Cross
maka akan berdampak negatif Sectional. Penelitian ini dilakukan di
dikemudian hari sehingga tindakan MAN Model 1 Manado. Populasi dalam
pencegahan terhadap keputihan harus penelitian ini ialah seluruh siswi kelas X
lebih diperhatikan oleh remaja itu sendiri dan kelas XI di MAN Model 1 Manado
(Manuaba, 2009). Kejadian keputihan yang berjumlah 612 siswi. Besar sampel
disebabkan oleh beberapa penyebab yang diambil dengan menggunakan
yaitu oleh bakteri candidiasis yang teknik simple random sampling dan
banyak ditemui, kemudian diikuti didapatkan sampel sebanyak 137
dengan vaginitis bakteria dan responden. Penelitian ini dilaksanakan di
trichomonas vaginalis. Hal ini MAN Model 1 Manado pada bulan Mei
dikarenakan banyak wanita yang tidak 2017. Penelitian ini menggunakan
tahu cara membersihkan daerah vagina kuesioner sebagai instrument yaitu alat
yang baik dan benar. pengumpul data yang terdiri dari

2
berbagai pertanyaan yang diajukan Seiring bertambahnya usia, remaja akan
kepada responden yang telah diuji mengalami beberapa fase dalam
validitas dan reabilitas di SMA Negeri 9 perkembangan sistem reproduksinya.
Manado serta telah disusun denganbaik Dalam hal ini sering dianggap
sehingga responden dapat menjawab merupakan hal yang biasa saja, namun
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Adapun pada dasarnya perlu diperhatikan dengan
pengolah data yang dilakukan dengan serius oleh remaja itu sendiri, sehingga
cara editing, coding, tabulating dan pengetahuan dan perhatian pada
analisis data. Analisis data dapat dibagi kesehatan reproduksi semakin lebih
menjadi dua tahapan yaitu analisis diperhatikan.
univariat dan analisis bivariat. Setelah Pada penelitian ini karakteristik
mendapat lembaran rekomendasi barulah respondennya yaitu memasuki kategori
dilakukan penelitian dengan usia remaja akhir yaitu umur 14 tahun
menekankan etika penelitian yang sampai 17 tahun.
meliputi : informed consent (lembar Tabel 2. Distribusi responden yang
persetujuan), anonimity (tanpa nama), mengalami fluor albus
confidentiality (kerahasiaan). Fluor albus n %
(keputihan)
Fisiologis 78 56,9
HASIL DAN PEMBAHASAN Patologis 59 43,1
1. Analisis Univariat Total 137 100
Berdasarkan tabel 2 menujukkan bahwa
Tabel 1. Karakteristik responden
responden yang mengalami fluor albus
berdasarkan kelompok umur
fisiologis (normal) yaitu ada 78 siswi
Umur (Tahun) n %
(56,9%) dan yang mengalami fluor albus
14 7 5,1
patologis yaitu sebanyak 59 siwi
15 51 37,2
16 71 51,8 (43,1%).
17 8 5,8
Fluor Albus atau sering disebut
Total 137 100
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan keputihan adalah cairan yang keluar
bahwa responden berdasarkan umur yang tidak berupa darah dan keluar dari
yang paling tinggi yaitu pada kelompok liang vagina. Penyebab keputihan dapat
umur 16 tahun yaitu sebanyak 71 siswi secara normal (fisiologis) yang
(51,8%) dan kelompok umur yang dipengaruhi oleh hormone tertentu dan
paling rendah yaitu pada kelompok umur dapat secara abnormal (patologis) yang
14 tahun yaitu hanya 7 siswi (5,1%). biasa disebabkan oleh infeksi atau
Masa remaja adalah masa peralihan dari peradangan yang terjadi karena mencuci
masa anak-anak ke masa dewasa. dengan air kotor, pemeriksaan dalam

3
yang tidak benar, pemakaian pembilas sengaja masuk ke dalam vagina dan
vagina (vaginal douching) yang kelainan serviks. Akibatnya, timbul
berlebihan, pemeriksaan yang tidak gejala-gejala yang sangat mengganggu,
higienis dan adanya benda asing dalam seperti berubahnya cairan yang
vagina. Keputihan patologis memiliki berwarna jernih menjadi kekuningan
cairan yang berwarna putih susu/hijau, sampai kehijauan, jumlahnya berlebihan,
kuning, berbau, gatal dan seringkali kental berbau tak sedap dan gatal
disertai dengan nyeri perut bagian (Sibagariang, 2016).
bawah. Untuk mengetahui penyebabnya Tabel 3. Distribusi frekuensi responden
harus di periksa di laboratorium apakah berdasarkan Personal Hygiene
karena telah terinfeksi jamur,virus atau Personal Hygiene n %
penyebab lainnya (Sibagariang, 2016). Baik 66 48,2
71
Kurang Baik 51,8
Pada penelitian ini diketahui bahwa Total 137 100
semua siswi pernah mengalami Berdasarkan tabel 3
keputihan, jenis keputihan yang dialami menunjukkan bahwa responden yang
berbeda-beda, dari hasilnya memiliki personal hygiene yang baik
menunjukkan bahwa responden yang ada 66 siswi (48,2%) dan yang memiliki
mengalami keputihan patologis hampir personal hygiene yang kurang baik yaitu
setengah yaitu sebanyak 59 siswi sebanyak 71 siswi (51,8%). Personal
(43,1%). hygiene seseorang dipengaruhi oleh
Menurut sari (2003) keputihan berbagai faktor antara lain faktor sosial,
patologis ini disebabkan karena adanya pribadi, status sosial ekonomi,
jejas (luka) yang terdapat di dalam pengetahuan, budaya dan kondisi fisik
vagina. Faktor-faktor timbulnya jejas (Isro’in dan Andramayo, 2012).
(luka) disebabkan oleh berbagai faktor Menjaga kebersihan diri
yaitu diakibatkan oleh infeksi khusunya pada alat genetalia pada
mikroorganisme, benda asing, perempuan sangat penting dalam upaya
neoplasma jinak, lesi, prakanker dan mencegah timbulnya keputihan. Kulit
neoplasma ganas. Kuman penyakit yang daerah kelamin dan sekitarnya harus
menginfeksi vagina seperti jamur diusahakan agar tetap bersih dan kering,
candida albikan, parasite tricomonas, karena kulit yang lembab atau basah
E.coli, Staphylococcus, Treponema dapat menimbulkan iritasi dan
Pallidum, Kondiloma aquiminata dan memudahkan jamur dan kuman
Herpes serta luka di daerah vagina, penyakit.
benda asing yang tidak sengaja atau

4
Albus Patologis Pada Siswi MAN
Model 1 Manado
Tabel 4. Distribusi frekuensi responden Tabel silang untuk melihat hubungan
yang menggunakan vaginal antara personal hygiene dengan kejadian
douching fluor albus patologis dapat dilihat pada
Vaginal douching n % tabel berikut:
menggunakan 78 56,9 Tabel 5. Hubungan personal hygiene
tidak menggunakan 59 43,1
dengan kejadian fluor albus
Total 137 100
Berdasarkan tabel 4 didapatkan patologis pada siswi MAN
bahwa responden yang menggunakan Model 1 Manado
vaginal douching cukup banyak yaitu Personal Patologis Fisiologis Total p
mencapai 46 siswi (33,6%) sedangkan Hygiene n % n % n %
responden yang tidak menggunakan Kurang baik 44 74,6 27 34,6 71 51,8 0,000
vaginal douching terdapat 91 siswi Baik 15 25,4 51 65,4 66 48,1
(66,4%). Remaja pada umumnya Total 59 100 78 100 137 100
memiliki sifat rasa ingin tahu yang Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
tinggi (high curiosity) pada sesuatu hal bahwa 78 responden (56,9%) yang
yang baru, rasa ingin tahu yang tinggi mengalami keputihan fisiologis
pada remaja mendorong remaja memiliki personal hygiene yang baik
cenderung ingin mencoba-coba segala yaitu 51 responden (65,4%) dan yang
sesuatu yang belum pernah diketahui memiliki personal hygiene yang kurang
atau dialami. Sehingga penggunaan baik yaitu 27 responden (34,6%).
vaginal douching ini juga dipengaruhi Responden yang mengalami keputihan
oleh sifat tersebut. patologis memiliki perbedaan dalam
Vaginal douching atau tindakan segi personal hygienenya, dimana 59
bilas vagina adalah suatu kegiatan responden (43,1%) yang mengalami
membersihkan vagina dengan air dan keputihan patologis hanya 15 responden
bahan tertentu secara berlebihan ke (25,4%) yang memiliki personal hygiene
dalam rongga vagina untuk tujuan yang baik dan sebanyak 44 responden
tertentu (Cornforth, 2016). (74,6%) yang memiliki personal hygiene
yang kurang baik.
2. Analisis Bivariat Berdasarkan hasil uji statistik untuk
Hubungan Antara Personal melihat hubungan antara personal
Hygiene Dengan Keajadian Fluor hygiene dengan kejadian fluor albus
patologis menunjukkan bahwa didapat

5
nilai p-value < a (0,05) yaitu 0,000 Tidak 15 25,4 51 65,4 66 48,1
menggunakan
dengan nilai Ratio Pravalenc sebesar Total 59 100 78 100 137 100
2,7. Nilai p diketahui 0,000 yang berarti Berdasarkan tabel 6 menunjukkan
bahwa nilai p < a, sehingga dapat bahwa responden yang menggunakan
disimpulkan bahwa ada hubungan antara vaginal douching cukup banyak mulai
personal hygiene dengan kejadian fluor dari penggunaan sabun mandi untuk
albus patologis pada siswi MAN Model membersihkan vagina secara khusus,
1 Manado. Penelitian ini sejalan dengan cairan pembersih vagina komersil, dan
penelitian. Pamaruntuan (2014) yang air sirih. Data menunjukkan bahwa
menyatakan bahwa ada hubungan antara responden yang menggunakan vaginal
personal hygiene (kebersihan peroragan) douching sebanyak 46 responden
dengan kejadian keputihan patologis (33,6%) dan yang tidak menggunakan
dimana nilai p < a (0,05) yaitu 0,000 yaitu 91 responden (66,4%).
dengan nilai Ratio Pravelence yaitu Penggunaan yang banyak ini
2,28 dan sejalan juga dengan penelitian dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
Indriyani (2012) bahwa ada hubungan pengetahuan yang kurang akibat efeknya
Hubungan Personal Hygiene dengan sampai pengaruh atau rekomendasi dari
Kejadian Keputihan Pada Siswi MA Al- teman sebaya atau keluarga terdekat.
Hikmah Aeng Deke. Berdasarkan analisis bivariat,
penggunaan vaginal douching pada
Hubungan Antara Penggunaan responden yang megalami keputihan

Vaginal Douching Dengan fisiologis (normal) sebagian besar tidak

Kejadian Fluor Albus Patologis menggunakan vaginal douching yaitu


sebanyak 70 responden (89,7%)
Pada Siswi MAN Model 1 Manado
sedangkan responden yang mengalami
Tabel silang untuk melihat hubungan
keputihan patologis sebagian besar dari
antara penggunaan vaginal douching
59 responden menggunakan vaginal
dengan kejadian fluor albus patologis
douching sebanyak 38 responden
dapat dilihat pada tabel berikut:
(64,4%) dan yang tidak menggunakan
Tabel 6. Hubungan penggunaan vaginal
hanya 21 responden (35,6%).
douching dengan kejadian fluor
Hasil uji statistik chi square
albus patologis pada siswi
menunjukkan bahwa ada hubungan
MAN Model 1 Manado
antara penggunaan vaginal douching
Penggunaan Patologis Fisiologis Total p
vaginal n % n % n % dengan kejadian fluor albus patologis
douching 0,000
Menggunakan 44 74,6 27 34,6 71 51,8 yang dialami siswi MAN Model 1

6
Manado, dimana dari hasilnya nilai p 3. Penggunaan vaginal douching atau
yaitu 0,000 < 0,05 . Penelitian ini sejalan bilas vagina pada siswi MAN
dengan penelitian Mayaningtyas (2015) Model 1 Manado cukup banyak
tentang hubungan penggunaan dimana yang menggunakan
pembersih organ kewanitaan (vaginal mencapai 46 responden (33,6%)
douching) dengan kejadian keputihan dan tidak menggunakan 91
pada remja putri di SMA Negeri 2 responden (66,4%).
Sleman yaitu ada hubungan antara 4. ada hubungan antara personal
penggunaan pembersih vagina dengan hygiene dengan kejadian fluor
kejadian keputihan dengan nilai taraf albus patologis pada siswi MAN
signifikasi sebesar 0,000 yaitu nilai p < Model 1 Manado.
a. Penilitian Triyani (2013) juga 5. ada hubungan antara penggunaan
menyatakan ada hubungan antara vaginal douching dengan kejadian
penggunaan pembersih vagina dengan fluor albus patologis pada siswi
kejadian keputihan pada remaja putri MAN Model 1 Manado.
SMP Negeri 1 Beringin Salatiga.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Cornforth T.2016. Is Vaginal Douching
Pada penelitian yang dilakukan di MAN Safe?; The Best Way To Clean
Model 1 Manado dapat disimpulkan Nether
bahwa : Regions.(http://www.healthywom
1. Kejadian fluor albus patologis pada en.org/healthtopics/bacterialvagin
siswi MAN Model 1 Manado osis/lifestyletips diakses 4 April
menunjukkan bahwa responden 2017)
yang mengalami keputihan cukup
banyak yaitu 59 siswi (43,1%) dan Indriyani, R. 2012. Hubungan Personal
yang mengalami keputihan Hygiene dengan Kejadian
fisiologis (normal) yaitu sebanyak Keputihan Pada Siswi MA Al-
78 siswi (56,9%). Hikmah Aeng Deke Bluto.Wiraja
2. Berdasarkan hasil penelitian, Medika. Vol 2 No.2 hal 70-72
sebagian besar responden di MAN Isro’in L, Sulistyo Andarmoyo.2012.
Model 1 Manado memiliki Personal Hygiene
personal hygiene yang kurang baik Konsep;Konsep, Proses, dan
yaitu sebanyak 71 responden Aplikasi dalam Praktik
(51,8%)

7
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Pamaruntuan, A.2014. Hubungan Antara
Ilmu Pengetahuan Tentang Keputihan
Kusmiran, E. 2011. Kesehatan dan Higiene Perorangan Dengan
Reproduksi Remaja dan Wanita. Kejadian Keputihan Patologis
Jakarta : Salemba Medika Pada Siswi Sekolah Menengah
Manuaba Ida, Ida Fajar Manuaba, Ida Atas Negeri 4 Manado. Skripsi.
Gde Manuaba. 2009. Memahami Manado : Fakultas Kesehatan
Kesehatan Reproduksi Edisi 2. Masyarakat
Jakarta : ECG Sibagariang, E.2016. Kesehatan
Mayaningstyas, A. 2015. Hubungan Reproduksi Wanita Edisi Revisi.
penggunaan pembersih organ Jakarta : CV. Trans Info Medika
kewanitaan dengan kejadian Triyani, R. 2013. Hubungan Pemakaian
keputihan pada remaja putri di Pembersih Vagina dengan
SMA Negeri 2 Sleman. Naskah Kejadian Keputihan Pada Remaja
publikasi. Putri SMP N I Beringin Salatiga
http://opac.unisayogya.ac.id/983/ Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vo.4
(Diakses 23 Mei 2017) No.1

Anda mungkin juga menyukai