Uswatun Hasanah1, Ns. Pawestri, S.Kep, M.kes2, Ratih Sari Wardani, SSi, M.Kes3
Abstrak
Latar belakang Kebersihan alat kelamin saat menstruasi merupakan usaha awal yang dilakukan individu untuk
menjaga kesehatan secara umum agar mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meningkatkan
derajat kesehatan manusia, karena masih banyak ditemukan kejadian dimana remaja mengalami gatal-gatal
didaerah alat kelamin terutama saat menstruasi.
Tujuan Penelitian untuk mengetahui adanya Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Putri Tentang
Kebersihan Alat Kelamin Pasa Saat Menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol
Tembalang Semarang.
Metode Penelitian jenis penelitian ini adalah eksplanatory research dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitia ini adalah remaja putri Madrasah tsanawiyah husnul khatimh 02 pengkol tembalang
yang sudah mendapat menstruasi sebanyak 126. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random
sampling dengan jumlah 56 siswi. Variabel bebas adalah pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat
kelamin pada saat menstruasi dan variabel terikat adalah sikap remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada
saat menstruasi. Uji statistik yang digunakan Rank Spearman karena data berdistribusi tidak normal.
Hasil sebagian besar (69,6%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai kebersihan alat
kelamin saat menstruasi dan (53,6%) responden memilikisikap yang baik tentang kebersihan alat kelamin saat
menstruasi. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kebersihan
alat kelamin pada saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang.
Kesimpulan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kebersihan
alat kelamin pada saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang
p value 0,003
Saran sebagai tenaga kesejatan sebaiknya lebih memberikan penyuluhan secara intensif dan meningkatkan
pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
Abstract
Background: Genital hygiene during menstruation is an initial attempt by individuals to maintain health in
general in order to get the physical and psychological well-being and to improve the health of human, because
there are still many instances where adolescents experiencing itchy genital area, especially during menstruation.
Purpose: Research to found presence relationship with the attitude of young women knowledge about genital
hygiene during menstruation in Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang.
Research method: This research type was explanatory research by cross sectional method. Population within
this research was female adult of madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang
who already get menstruation about 126. Sampling technique used was proportional random sampling with
female student number about 56 persons. Dependent variable was female adult knowledge about genital hygiene
during menstruation. Statistical test used was Rank Spearman because data distributed abnormally.
Result: Most (69,6%) respondents have good knowledge level about genital hygiene when menstruation and
(53,6%) respondent have good behavior about genital hygiene when menstruation. There were meaning
connection between knowledge and behavior of female adults about genital hygiene when menstruation in
madrasah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang p value 0,003.
Suggestion: as health staff should be given illumination more intensive and increasing adult reproduction health
service.
Menstruasi atau haid adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari
setelah ovulasi. Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks
saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar hipotalamus dan
hipofisis, serta ovarium. Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Bila
kehamilan tidak terjadi, maka terjadi menstruasi (Bobak, 2004).
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat terkait dengan masalah menstruasi sedangkan
kebenarannya belum dapat dibuktikan secara ilmiah, dan ternyata permasalahan seputar
menstruasi atau haid ini sudah ada dari semenjak manusia di ciptakan. Salah satu mitos yang
sering terdengar yaitu larangan mencukur rambut alat kelamin, menggunting kuku, dan
keramas selama menstruasi, justru sebaliknya, pada saat perempuan sedang menstruasi harus
menjaga kebersihan tubuhnya, terutama menjaga kebersihan organ genetalianya secara
“ekstra” karena selama masa menstruasi, kulit menjadi sangat sensitif, 73 % perempuan
merasa gatal-gatal dan perih di area kulit vital. Sehingga jika tidak dijaga kebersihannya akan
menimbulkan mikro organisme yang berlebih pada organ reproduksi dan dapat mengganggu
fungsi organ reproduksi tersebut. Namun sebagian masyarakat kita masih ada yang merasa
kurang nyaman untuk membicarakan tentang masalah menstruasi dalam keluarga, sehingga
remaja kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang perawatan organ
reproduksi pada saat menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009).
Penelitian yang dilakukan Maya Ardani (2010) tentang perilaku remaja putri dalam
perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP negeri 3 Pulau Rakyat
Asahan diperoleh remaja putri 93 orang (69,9%) memiliki pengetahuan baik, 39 orang
(29,3%) memiliki pengetahuan cukup (75,2%) dan 1 orang (0,8%) memiliki pengetahuan
kurang. Berdasarkan sikap remaja putri dari 100 orang (75,2%) memiliki sikap baik, 31 orang
(23,3%) memiliki sikap cukup dan 2 orang (1,5%) memiliki sikap kurang. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Indah Dewi Sari (2010) di Dusun Serbajadi Kecamatan Natar
Lampung Selatan tentang pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat
menstruasi dari 102 responden yang memiliki kategori baik 93 orang (91,2%), cukup
sebanyak 9 orang (8.8%) dan kurang sebanyak 3 orang (4,35%), sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Rinneka Handayani (2011) di SMK Negeri 8 Medan tentang pengetahuan,
sikap, dan tindakan remaja putri tentang hygiene saat menstruasi dari 90 responden yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 38 responden (42,2%), pengetahuan cukup 41
responden (45,6%), pengetahuan kurang 11 responden (12,2%). Berdasarkan sikap, yang
memiliki sikap baik sebanyak 20 responden (22,2%), sikap cukup 29 responden (32,2%),
sikap kurang sebanyak 20 responden (22,2%). Hasil penelitian yang telah dilakukan
menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan dan sikap dalam menjaga kebersihan alat kelamin
saat menstruasi dapat menyebabkan berbagai penyakit misalnya Human Papilloma Virus
(HPV) dan berakhir dengan kanker mulut rahim (serviks). Karena pada saat menstruasi
pembuluh darah dalam rahim terbuka sehingga sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu
kebersihan daerah genitalia harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat
menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi (Baradero, 2007).
ISR (Infeksi Saluran Reproduksi) telah menyebar luas dan akan terus menjadi masalah
kesehatan dunia. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa pada 2005 setiap
tahunnya terdapat lebih dari 448 juta kasus baru PMS yang dapat diobati. Dari perkiraan
tersebut, trikomoniasis menduduki angka tertinggi, yaitu 248 juta kasus baru per tahun.
Klamidia pada urutan kedua dengan 101 juta kasus baru pertahun, kemudian gonore dengan
88 juta serta sifilis dengan 11 juta kasus baru tiap tahunnya (UNAIDS/WHO, 2011).
Sementara itu, WHO dan UNAIDS juga memperhitungkan bahwa pada akhir tahun 2005
sekitar 338 juta orang dewasa dan 60 juta anak-anak akan hidup dengan HIV/AIDS
(UNAIDS/WHO, 1999). ISR yang bukan ditularkan melalui hubungan seksual diyakini lebih
banyak lagi jumlahnya (UNAIDS/WHO, 2007).
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009, Kasus infeksi menular seksual (IMS) di obati sebesar
77,8% mengalami penurunan bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2008 sebesar 98,14%
ini berarti belum seluruh kasus infeksi menular seksual (IMS) yang ditemukan diobati atau
belum mencapai target yaitu 100%. Selain melakukan kegiatan survey humanimmuno
deficiency virus (HIV), pengamatan kasus acquired immune deviciency syndrome (AIDS),
Dinas Kesehatan juga melakukan pengamatan terhadap hasil virus human immuno deficiency
virus (HIV), pada tahun 2008 hasil menunjukan jumlah human immuno deficiency virus
(HIV) yang paling tinggi yaitu sebesar 520 dari 345.795 jumlah sampel yang diperiksa (1,49).
Sedangkan tahun 2009 terjadi penurunan hasil reaksi yang cukup besar yaitu 275 dari
312.795 jumlah sampel yang diperiksa (0,88) (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2009).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang penderita penyakit menular seksual dari
semua golongan umur tahun 2010 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009
diantaranya trichomonas vaginalis dari 9 menjadi 14, bacteri vaginalis dari 0 menjadi 203,
herpes simplek virus dari 149 menjadi 175, syphilis dari 2 menjadi 11, clamidia dari 0
menjadi 4, chancroid dari 0 menjadi 1, gonorre dari 71 menjadi 140, candyloma acuminate
dari 68 menjadi 98, acquired immune deviciency syndrome (AIDS) dari 323 menjadi 287
namun demikian ada beberapa kasus yang menurun antaranya kandidiasis dari 308 menjadi
203, dan NGU (non gonore uretritis) dari 25 menjadi 19 (Dinkes Kota Semarang, 2010) .
HASIL
Hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri terhadap kebersihan alat
kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol
Tembalang Semarang.
Diagram Tebar Hubungan antara Pengetahuan dengan sikap remaja putri terhadap
kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul
Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang
Dari hasil penelitian diperoleh hasil Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan sikap siswi tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah
Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang pvalue sebesar 0,003.
PEMBAHASAN
Gambaran Pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi
di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang baik tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi yaitu sebanyak 39
orang (69,6%). Salah satu faktor dalam pengetahuan baik ini karena adanya informasi yang
diberikan oleh guru biologi, orang tua , teman maupun media massa seperti TV, majalah dan
juga akses dari internet. Hal yang perlu disoroti adalah karena masih ada yang menjawab
pertanyaan salah. Pada pertanyaan pengertian kebersihan alat kelamin (vulva hygiene)
merupakan usaha menjaga kebersihan vagina ada 25 responden (44,6%) yang menjawab
pertanyaan dengan salah, menurut teori (Baradero, 2007), kebersihan alat kelamin (vagina)
harus selalu di jaga kebersihannya sebab mudah terkena infeksi jamur dan bakteri.
Kemudian ada 69 responden (66,9%) yang masih menjawab salah pada pertanyaan
membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi sebaiknya dapat dilakukan setiap sehabis
mandi saja, seharusnya membersihkan alat kelamin saat menstruasi tidak hanya pada saat
mandi saja, tetapi juga dilakukan setiap sehabis BAK ataupun BAB sebab pada saat
mentruasi uterus membuka sehingga kuman mudah sekali masuk sehingga menimbulkan
infeksi (Manan. El, 2011)
Ada 26 responden (46,4%) menjawab pertanyaan cara membasuh alat kelamin yang benar
dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), menurut teori (Kinasih, 2012) bakteri lebih
banyak ada pada daerah anus, jika cara membersihkan alat kelamin salah atau dilakukan dari
arah belakang (anus) ke depan (vagina) tanpa disadari bakteri akan terbawa ke vagina.
Pada pertanyaan pemakaian pembalut yang terlalu lama dapat menyebabkan perkembangan
bakteri dan jamur 23 responden (41,1%) yang menjawab salah dan pertanyaan pengetahuan
penggunaan pembalut pada saat menstruasi di ganti sebanyak 1 kali ada 47 responden
(75,0%) menjawab salah, menurut teori (Manan. El, 2011) jika pembalut yang digunakan
terlalu lama dan tidak sering menggantinya maka daerah sekitar vagina akan menjadi lembab,
dan kelembapan itulah yang sangat disukai oleh bakteri dan jamur untuk berkembang biak
(Kinasih, 2012).
Pertanyaan pengetahuan kebersihan daerah kelamin juga bisa dijaga dengan sering mengganti
celana dalam ada 32 responden (57,1%) yang menjawab salah, kemudian pada pertanyaan
pengetahuan bahan celana dalam yang digunakan adalah bahan nylon/poliesiner ada 38
responden (67,9%) yang menjawab salah, bahan celana dan pemakaiannya juga sangat
berpengaruh pada kondisi didaerah sekitar kelamin, bahan nylon/poliester adalah bahan
celana yang tidak dapat menyerap keringat, sehingga jika digunakan terlalu lama daerah
disekitar alat kelamin akan lembab sehingga mudah menjadi tempat perkembang biakan
bakteri (Manan. El, 2011).
Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah pendidikan, karena dengan pendidikan seseorang tersebut akan semakin
luas pengetahuannya dan berpengaruh dalam merespon informasi, media masa adalah
informasi yang sering didapatkan misal dari internet, majalah, TV dan lain-lain.
Selain itu menurut Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Besar
kecilnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan sangat berpengaruh pada tingkah
lakunya.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Indah Dewi Sari (2010), yang meneliti
tentang pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi, pada
penelitian Indah Dewi Sari ini menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan yang dilakukan
pada 102 responden didapatkan hasil tingkat pengetahuan baik 93 responden (91,2%),
pengetahuan cukup 9 responden (8.8%), dan pengetahuan kurang 3 orang (4,35%).
Gambaran sikap remaja putri terhadap kebersihan alat kelamin saat menstruasi di
Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sikap responden terhadap
kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02
Pengkol Tembalang Semarang dalam kategori baik yaitu sebanyak 30 orang (53,6%). Sikap
siswa yang sebagian besar baik ini karena adanya pengaruh dari orang yang dianggap
penting, pengaruh kebudayaan, pengalaman pribadi, pengaruh media massa seperti TV,
majalah dan juga akses dari internet.
Saat dilakukan wawancara dengan responden pertanyaan selalu menggunakan pewangi untuk
alat kelamin (vagina) 75,0% menyatakan setuju atau sangat setuju, mereka beranggapan jika
selalu menggunakan pewangi alat kelamin tidak akan bau, hal ini dipengaruhi oleh informasi
yang diterimanya melalui TV, majalah atau internet. Pada pertanyaan saat menstruasi tidak
boleh mandi keramas, mencukur rambut alat kelamin (vagina) ada 80,4% yang setuju atau
sangat setuju sikap ini karena dipengaruhi oleh pengaruh kebudayaan yang dianutnya, saat
dilakukan wawancara pada responden mereka menyatakan setuju atau sangat setuju sebab
selama ini yang diajarkan oleh orang tua ataupun keluarga terdekat mereka seperti itu bahwa
saat menstruasi tidak boleh mencukur rambut alat kelamin, mandi keramas dan memotong
kuku. Pada pertanyaan bahan celana dalam adalah berbahan nylon/poliester ada 75,0% yang
setuju atau sangat setuju karena mereka menganggap celana bahan nylon/poliester tidak ada
perbedaan dengan celana dalam yang berbahan katun hal ini dipengaruhi oleh pengalaman
pribadi.
Semua ini dipengaruhi oleh pengaruh orang lain yang dianggapnya penting, misalnya orang
tua, teman, media massa seperti majalah, TV, dan internet, bahkan juga dari pengalaman
pribadi sehingga terbentuklah sikap tertentu mengenai kebersihan alat kelamin saat
menstruasi (Azwar, 2010).
Diperkuat oleh teori (Notoatmodjo, 2003). Sikap seseorang adalah predisposisi untuk
memberikan tanggapan terhadap rangsang lingkungan yang dapat memulai atau
membimbing tingkah laku orang tersebut. Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa
dan keadaan berfikir yang disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang
diorganisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak
langsung pada praktik / tindakan. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktifitas akan tetapi merupakan prodisposisi tindak suatu perilaku, sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka,
sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek-obyek di lingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Maya Ardani (2010), yang meneliti
tentang tentang perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat
menstruasi di SMP negeri 3 Pulau Rakyat Asahan, mendapatkan hasil dari 133 responden
yang memiliki sikap dalam kategori baik 100 responden (75.2%) memiliki sikap cukup 31
responden (23.3%), memiliki sikap kurang 2 responden (1.5%).
Hubungan Pengetahuan dengan sikap remaja putri terhadap kebersihan alat kelamin
saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang
Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap tentang kebersihan
alat kelamin pada saat menstruasi dapat diketahui bahwa korelasi Rank spearman didapatkan
nilai r sebesar 0.003. hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan sikap remaja puti tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi
siswi madrasah tsanawiyah husnul khatimah 02, dalam hal ini karena tingkat pengetahuan
yang baik sehingga akan berdampak pada sikap yang baik pula.
Hubungan antara pengetahuan dengan sikap yang perlu dibahas pda penelitian ini
pengetahuan dalam kategori baik 69,6%, akan tetapi sikap dalam kategori kurang baik
sebesar 44,6%. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya, saat dilakukan
wawancara dengan responden hal yang mempengaruhi pembentukkan sikap salah satunya
orang yang dianggap penting dalam hal ini adalah orang tua, karena orang tua adalah panutan
bagi sang anak, sehingga bagi remaja seusia mereka orang tualah yang menjadi ujung tombak
panutan.
Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi sikap positif dan negatif adalah pengaruh orang
lain yang dianggap penting karena pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap
yang konformasi atau searah dengan orang lain yang dianggapnya penting. Kecenderungan
ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut (Wawan. A, 2010). Kemudian dari
hasil wawancara berikutnya pembentukkan sikap melalui sumber informasi yang didapatkan
misalnya internet, TV, majalah sebab media massa juga berpengaruh pada pembentukkan
sikap (Azwar, 2010).
PENUTUP
Hasil penelitian yang dilakukan pada sisiwi Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02
Pengkol Tembalang Semarang di peroleh hasil pengetahuan siswi tentang kebersihan alat
kelamin saat menstruasi adalah dalam kategori baik (69,6%), Sikap siswi tentang kebersihan
alat kelamin saat menstruasi adalah dalam kategori baik (53,6%). Hasil uji statistik diperoleh
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap siswi tentang kebersihan alat
kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang
Semarang pvalue sebesar 0,003.
Mengingat hasil penelitian ini sangat bermakna terhadap perubahan pengetahuan dan sikap
kebersihan alat kelamin saat menstruasi, sehingga peneliti menyarankan remaja putri Agar
lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan
alat kelamin saat menstruasi, dengan cara dapat diperoleh dari media massa seperti majalah,
TV ataupun dari internet. Bagi sekolah lebih memperbanyak buku-buku di purpustakaan
terutama tentang kesehatan reproduksi, menyediakan sarana internet di sekolah, serta
membentuk usaha kesehatan sekolah (UKS). Sedangkan bagi dinas kesehatan dan dinas
pendidikan agar memberikan penyuluhan tentang pengertian kebersihan alat kelamin saat
menstruasi, cara membersihkan alat kelamin saat menstruasi, serta hal-hal yang boleh dan
tidak dibolehkan saat menstruasi agar para siswa dapat memperoleh pengetahuan baik
sehingga mereka dapat melakukan kebiasaan yang baik pula dalam menjaga kebersihan alat
kelamin saat menstruasi mereka sejak dini serta memfasilitasi untuk terbentuknya usaha
kesehatan sekolah (UKS) di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02. Sedangkan bagi
dinas pendidikan agar membantu memberikan buku-buku yang dibutuhkan pihak sekolah
terutama buku-buku tentang kesehatan reproduksi.
1.
Uswatun Hasanah: Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas
Muhammadiyah Semarang.
2.
Ns. Pawestri, S.Kep, M.kes: Staf Dosen Jurusan Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
3.
Ratih Sari Wardani, SSi, M.Kes: Staf Dosen Jurusan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Semarang.
KEPUSTAKAAN
Wawan, A. (2010). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika