Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO MINGGU 3

SRI HERLINA

Tema : Pelayanan Holistik dan Paripurna

Learning Objective :Memahami penatalaksanaan kedokteran keluarga dengan pendekatan pelayanan


holistik, komprehensif, integratif, dan berkesinambungan SHL

PENATALAKSANAAN KEDOKTERAN KELUARGA


Latar Belakang
Sesuai dengan arah yang digariskan dalam Sistem Kesehatan Nasional 2004, maka dokter
keluarga secara bertahap akan diperankan sebagai pelaku pelayanan pertama (pelayanan
strata pertama).

Tujuan Pendidikan dokter


Menghasilkan dokter layanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
Menurut UU Kesehatan No. 23 tahun 1992.
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan , jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Konsep Epidemiologi
Timbulnya penyakit disebabkan tidak adanya keseimbangan anatra pejamu (host), agen
penyakit (agents), dan lingkungan (environment)

Biologis Ras
A Kimia Seks H
Nutrisi Gen
Fisik
Mekanis

Fisik
E Biologis
Sosial

Gambar 1. Epidemiological/Ecological triad Sumber : Chandra, 2006

Agen penyakit
Macam-macam agen penyakit:
- Biologik: bakteri, fungi, virus, protozoa dll
- Nutrient: karbohidrat, protein, lemak, vitamin dll
- kimia: asidosis, uremia, asbestosis
- Fisik: panas, dingin, radiasi dan kebisingan
- Mekanik: pukulan, benturan, gesekan

Lingkungan
Lingkungan kehidupan seseorang yang utama : lingkungan keluarga dan lingkungan kerja
serta lingkungan sosio budaya kultural

Pejamu (host)
Pejamu selain dipengaruhi oleh lingkungan eksternal, namun faktor internal yaitu imunitas
banyak pengaruhnya khususnya keadaan terproteksinya seseorang dari suatu penyakit

3. Interaksi agens penyakit, manusia dan lingkungan (Model Gordon)


Dalam usaha-usaha pencegahan dan pengendalian yang efektif terhadap penyakit, perlu
dipelajari mekanisme interaksi yang terjadi antara agens penyakit (agent), manusia (host), dan
lingkungan (environment). Interaksi tersebut dapat dipelajari menggunakan Model Gordon.
Model Gordon menggambarkan terjadinya penyakit pada masyarakat. Model ini
dinamakan sesuai nama pencetusnya, seorang dokter, John Gordon (1). Beliau memodelkan/
menggambarkan terjadinya penyakit sebagai adanya sebatang pengungkit, yang mempunyai titik
tumpu di tengah-tengahnya. Pada kedua ujung batang tadi terdapat pemberat yakni A, H dan
tumpuannya adalah L. Dalam model ini A, H dan L dianggap sebagai tiga elemen utama yang
berperan dalam interaksi ini, sehingga terjadi keadaan sehat ataupun sakit.
Model ini mengatakan bahwa apabila pengungkit tadi berada dalam keseimbangan, maka
dikatakan bahwa masyarakat berada dalam keadaan sehat, seperti tampak pada Gambar 2. Pada
hakekatnya, keadaan seimbang ataupun tidak seimbang ini merupakan resultante dari pada
interaksi antara ketiga elemen tersebut.

Keterangan : A H
A : Agent/penyebab penyakit
H: Host/penjamu/ populasi beresiko tinggi,
L = Lingkungan L

Gambar 2. Pengungkit Seimbang atau Masyarakat Sehat

Pada gambar 2. model ini, seseorang berada pada kondisi sehat, dimana host, agent dan
environment berada pada kondisi seimbang. Sebaliknya apabila resultante dari pada interaksi
ketiga unsur tadiHmenghasilkan keadaan tidak seimbang, maka didapat keadaanAyang tidak sehat
atau keadaan sakit. Dengan demikian didapat empat kemungkinan terjadinya penyakit seperti
tampak di Gambar 8 berikut ini.
L A H L

Keadaan ke-1 Keadaan ke-2


A
H

L
L A H

Keadaan ke-3 Keadaan ke-4


Gambar 3. Empat Kemungkinan Keadaan Sakit

Keadaan ke-1 :

Pada model ini, seseorang berada pada kondisi tidak sehat, dimana. Daya tahan pejamu
(faktor. Host) berkurang. Pada kasus ini dinyatakan bahwa A memberatkan keseimbangan sehingga
batang pengungkit miring kearah A. Dalam kasus ini, pemberatan A terhadap keseimbangan diartikan
sebagai agent/penyebab penyakit mendapat kemudahan menimbulkan penyakit pada host, misalnya
terjadi mutasi pada virus influenza. Virus influenza sudah dikenal suka bermutasi dalam periode
tertentu. Oleh karenanya ia menjadi virus baru, sehingga semua populasi belum mengenalnya atau
belum punya atau belum pernah membuat zat imun terhadapnya, dan bila terinfeksi kemungkinan
besar sebagian besar masyarakat akan merasa sakit, atau keseimbangan terganggu.
Keadaan ke-2 :
Pada model ini, seseorang berada pada kondisi tidak sehat, dimana Kemampuan bibit
penyakit (Agent) Meningkat. Kasus ini terjadi apabila H atau penjamu memberatkan
keseimbangan, sehingga batang pengungkit miring ke arah H. Keadaan seperti ini dimungkinkan
apabila H menjadi lebih peka terhadap suatu penyakit. Misalnya apabila jumlah penduduk
menjadi muda atau proporsi jumlah penduduk balita bertambah besar, maka sebagian besar
populasi menjadi lebih peka terhadap suatu penyakit anak, dan terdapat ‘banyak’ (lebih dari
normal, dalam waktu relatif singkat), penyakit anak, atau keseimbangan terganggu.

Keadaan ke-3 :
Pada model ini, seseorang berada pada kondisi tidak sehat, dimana Kondisi lingkungan
mengalami Pergeseran/perubahan Dari kondisi normal. Kasus ini beda dari keadaan ke-1, dalam
hal bahwa penyebab ketidakseimbangan disebabkan oleh bergesernya titik tumpu. Hal ini
menggambarkan terjadinya pergeseran kualitas lingkungan sedemikian rupa sehingga A
memberatkan keseimbangan. Kasus seperti ini berarti bahwa pergeseran kualitas lingkungan
memudahkan A memasuki tubuh H dan menimbulkan penyakit. Contohnya ialah terjadinya
banjir di tanah air kita ini menyebabkan air kotor yang mengandung kuman penyakit (A)
berkontak dengan masyarakat, sehingga A lebih mudah memasuki mereka yang kebanjiran.
Memang pada kenyataannya, penyakit bawaan air selalu dapat dipastikan akan terjadi pada
populasi yang kebanjiran.

Keadaan ke-4 :
Sama dengan keadaan ke-3, yaitu ke-tidak-seimbangan terjadi karena pergeseran kualitas
lingkungan, hanya sekarang mengakibatkan H menjadi sangat peka terhadap A. Contohnya ialah
terjadinya pencemaran udara dengan SO 2 yang menyebabkan saluran udara paru-paru populasi
menyempit (agar tidak banyak racun yang masuk), tetapi akibatnya ialah bahwa paru-paru
kekurangan oksigen, dan menjadi lemah, dan kelainan paru-paru yang telah ada menjadi lebih
parah karenanya; ataupun kelainan jantung yang telah ada menjadi lebih parah karena terjadi
konstriksi pembuluh darah paru-paru, yang mengharuskan jantung memompa darah dengan lebih
kuat atau keras karena tahanan yang bertambah. Apabila jantung sudah lemah, maka keadaan ini
dapat memberatkan keadaan penyakit yang ada, dan dapat terjadi gagal jantung.

Model Gordon ini selain memberikan gambaran yang umum tentang terjadinya penyakit
pada masyarakat, dapat pula digunakan untuk melakukan analisis, dan mencari solusi terhadap
permasalahan yang ada. Misalnya apabila terjadi wabah, maka perlu ditentukan terlebih dahulu,
apa yang menyebabkan ketidak-seimbangan. Apakah A atau H atau L yang berubah. Misalkan
saja, kasus ke-3 yang terjadi, yakni, A memberatkan keseimbangan sebagai akibat dari
pergeseran kualitas lingkungan air.

1. Pengertian Holistik
Pengertian holistik adalah memandang manusia sebagai mahluk biopsikososio-kultural pada
Ekosistemnya. Sebagai mahluk biologis manusia adalah merupakan sistem organ, terbentuk dari
jaringan serta sel-sel yang kompleks fungsionalnya.

Pengertian Diagnosis Holistik


Pengertian diagnosis holistik adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menentukan dasar dan
penyebab penyakit (disease), luka (injury) serta kegawatan yang diperoleh dari alasan
kedatangan, keluhan personal, riwayat penyakit pasien, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan
penunjang, penilaian risiko internal/individual dan eksternal dalam kehidupan pasien serta
keluarganya.

Dasar Pemikiran Diagnostik Holistik

Setiap kejadian penyakit dikemukakan dari multi aspek

I. Aspek Personal
(Menjembatani persepsi dokter pasien tentang keluhan yang dirasakan oleh pasien,
membuat kesepakatan tentang rencana penatalaksanaan bersama pasien dan keluarganya.
Keluhan utama, harapan dan kekhawatiran.

II. Aspek Klinis.


Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakkan cukup dengan diagnosis

kerja dan diagnosis banding.

III. Aspek resiko internal


Kepribadian seseorang akan mempengaruhi perilaku. Karakteristik pribadi amat
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, kultur, etnis,
dan lingkungan (non farmakoterapi, diet pencegahan sekunder mencegah prediabetes).

IV. Aspek resiko eksternal :


Psikososial, dan ekonomi keluarga. Misalnya (KIE asuransi kesehatan, KIE terkait
kepercayaan)

V. Aspek fungsional
Skala Fungsi Sosial/Fungsional :
a. Skala 1: Tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri
b. Skala 2: pasien mengalami sedikit kesulitan
c. Skala 3: Ada beberapa kesulitan, perawatan diri masih bisa dilakukan, hanya dapat
melakukan kerja ringan
d. Skala 4: Banyak kesulitan. Tak melakukan aktifitas kerja, tergantung pada
keluarga.
e. Skala 5: Tak dapat melakukan kegiatan

Dasar-dasar atau prinsip dalam pengembangan pelayanan/pendekatan kedokteran


keluarga adalah :
1. Pelayanan kesehatan menyeluruh (holistik) yang mengutamakan upaya promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit .
2. Pelayanan kesehatan perorangan yang memandang seseorang sebagai bagian
dari keluarga dan lingkungan komunitasnyanya.
3. Pelayanan yang mempertimbangkan keadaan dan upaya kesehatan secara
terpadu dan paripurna (komprehensif).
4. Pelayanan medis yang bersinambung.
5. Pelayanan medis yang terpadu

Pelayanan yang holistik


Pelayanan yang bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia
seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah
lingkungan fisik dan sosialnya.

2. Komprehensif

Pelayanan Komprehensif
Pelayanan yang memasukkan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive),
pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive & spesific protection), pemulihan
kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah
sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko
legal etika kedokteran.
a. Promotif (penjelasan atau KIE mengenai diagnosis, komunikasi hal-hal yang
terkait dengan penyakit tersebut)
b. Preventif (tata cara pencegahan, modifikasi faktor resiko, tata cara mencegah
kekambuhan)
c. Kuratif (sesuai dengan pedoman terapi selama 6 bulan)
d. Rehabilitatif (rehabilitatif )

3. Integratif (bekerja sama dengan pihak lain jika diperlukan)


Pelayanan terpadu
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter
dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program
dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal

4. Berkesinambungan (Komunikasi terus menerus, kunjungan home visit)

Pelayanan berkesinambungan
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung,
yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efisien, proaktif dan terus menerus
demi kesehatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai