Anda di halaman 1dari 6

FILOSOFIS BUYA HAMKA

Pemateri : Muhammad Luthfi, S. Pd.

Prodi : Pendidikan Sejarah

Moderator : Abdurrahman

Waktu Pelaksanaan : Senin, 10 Oktober 2016 pukul 15.30 s.d17. 50 WIB

Tempat : Slasar Gedung A Kampus B FKIP UHAMKA

Peserta yang hadir : 21 Orang

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Muhammadiyah adalah organisasi islam yang didirikan oleh K.H Ahmad


Dahlan tepatnya di Jogjakarta. Pada masa pendirian muhammadiyah juga kita kenal

K. U. A (Kajian Umum Akademik)


Kajian Bidang 3 Riset Dan Pengembangan Keilmuan Pk Imm Fkip Uhamka
sosok pemimpin yang sangat agresif dalam hal agama dan politik, dia adalah sosok
cendekiawan muslim yang mampu memberikan pengaruh positif bagi masyarakat
Indonesia termasuk presiden pertama republik Indonesia. Sosok itu adalah Buya
Hamka ( H. Abdul Malik Karim Amrullah ) atau sekarang kita kenal dengan nama Prof.
Dr. Hamka. Buya hamka lahir pada tanggal 17 oktober 1908 di padang panjang
Sumatra barat, ayahnya bernama Abdul Karim Amrullah, ayahnya adalah teman dekat
atau sahabat baik dari pendiri muhammadiyah yaitu K.H. Ahmad Dahlan.
Pada tahun 1915 dengan usia yang sangat muda dengan semangat yang
membara Buya Hamka mulai menginjak dunia pendidikan tidak lain pendidikannya
berada di padang panjang tepatnya tidak jauh dari tempat dia tinggal pendidikan
tersebut dikenal dengan nama Sekolah Desa yang di pimpin oleh orang belanda dan
Buya Hamka juga menyempatkan diri untuk belajar di Diniyah School yaitu sekolah
ternama atau biasa kita kenal sekarang adalah sekolah internasional, sekolah itu juga
di bentuk oleh penjajahan belanda. Sepulang dari sekolah Buya Hamka mengisi
waktunya dengan mengaji, belajar dan sebagainya.
Kemudian pada tahun 1918 dia berjuang dan mencari ilmu dengan semangat
yang masih membara sampai akhirnya pada tahun 1920 Buya Hamka di hadapkan
dengan masalah yang sangat besar dalam keluarganya, masalah yang sangat serius dan
membuat pikiran Buya Hamka terombang-ambing dan mengharuskannya untuk
mencari ketenangan diluar lingkungan keluarganya. Buya Hamka memutuskan untuk
menjadi seseoang yang lebih mandiri dan selalu optimis dalam menghadapi masalah
yang ada di dalam lingkungan keluargannya dia pergi di salah satu perpustakaan atau
taman bacaan untuk belajar dan menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Dalam
sehari Buya Hamka membaca buku minimal 3 jam dan itu menjadi bekal sekaligus
modal dalam mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu-ilmunya. Buya Hamka
juga bekerja di salah satu percetakan buku yang dimana tempat dia bekerja itulah yang
menjadi pembelajaran serta manfaat yang sangat luar biasa bagi beliau sehingga beliau
bisa menafsirkan buku-buku yang di terbitkan oleh percetakan buku tersebut dengan
versi beliau sendiri.

K. U. A (Kajian Umum Akademik)


Kajian Bidang 3 Riset Dan Pengembangan Keilmuan Pk Imm Fkip Uhamka
Pada saat setelah Buya Hamka bekerja di percetakan buku tersebut tak lama
kemudian beliau memusatkan perhatiannya kepada pendidikan. Pada saat itu beliau
berpesantren di salah satu ulama islam yaitu syaikh Ibrahim Musa disitu Buya Hamka
belajar dan memperdalam tentang agama Islam sehingga ilmu-ilmu yang di dapatkan
dari pendidikannya tersebut timbullah jati diri dari beliau sendiri menjadi sosok pribadi
yang sangat mandiri dan pada saat yang sama beliau juga memunculkan gagasan-
gagasan yang bercorak sastra pada diri beliau sendiri.
Pada tahun 1924 Buya Hamka pergi merantau ke tanah jawa tepatnya di
Jogjakarta. Di situ tujuan utama keberangkatanya dari padang panjang menuju tanah
jawa tersebut ialah beliau ingin mendalami tentang islam yaitu mencari sarikat islam
yang benar-benar menurut beliau bagus dan bisa di pelajari. Sesampainya beliau di
tanah jawa tidak lama kemudian hanya berhitung tahun bahkan berhitung bulan, Buya
Hamka di panggil kembali oleh ayahnya di karenakan pada saat itu di tempat atau tanah
kelihan beliau sendiri menjadi sasaran para komunis, di situ ayah beliau juga berperan
penting dalam pemberantasan para komunis tersebut tetapi ayah beliau juga sangat
mempercayakan tugas itu kepada putranya dan sampai akhirnya beliau meninggalkan
tanah jawa dan kembali ke padang panjang dengan semangat juang yang tinggi
akhirnya beliau mampu melewati masa-masa yang sangat sulit tersebut serta di dukung
oleh keluarga serta kerabat-kerabatnya.
Pada masa itu peperangan melawan komunis bukan peperangan dengan cara
yang menimbulkan luka ataupun menimbulkan kematian banyak orang tetapi pada saat
itu peperangan dilakukan dengan cara mengadu intelektualitas yang dimana
peperangan itu membutuhkan pengetahuan yang tinggi dan cara berpolitik yang agresif
serta berkualitas, karena para komunis pada saat itu memiliki beribu-ribu macam cara
supaya masyarakat Indonesia masuk ke partai itu dan bergabung di situ yang pada
akhirnya menimbulkan keresahan pada masyarakat Indonesia sendiri.
Setelah perjuangannya melawan komunis itu dengan bekal ilmu yang beliau
pelajari di beberapa sekolah-sekolah maupun di perguruan yang di dapatkan
sebelumnya sampai akhirnya beliau memenangi itu semua, Buya Hamka ingin

K. U. A (Kajian Umum Akademik)


Kajian Bidang 3 Riset Dan Pengembangan Keilmuan Pk Imm Fkip Uhamka
melanjutkan ataupun mengejar cita-cita beliau yang sangat mulia itu akhirnya pada
tahun 1927 Buya Hamka memutuskan untuk pergi haji ke tanah suci yaitu di kota
Mekah. Di situ beliau bukan hanya sekedar pergi menjalankan rukun islam tetapi juga
beliau pergi untuk mencari ilmu dan disana beliau berguru dengan salah satu orang
Indonesia yang sudah menjadi ulama besar di kota Mekah tersebut yaitu K.H. Agus
Salim beliau juga adalah seorang yang pertama kali mendirikan Manasik Haji di
Indonesia. Selain berguru kepada K.H. Agus Salim tersebut beliau juga bekerja di salah
satu media percetakan di kota Mekah, keberadaan beliau di kota mekah itu selama
setahun dan waktu setahun itu sangat di pergunakan oleh Buya Hamka dengan sangat
luar biasa karena bagi beliau waktu bukanlah masa yang bisa di putar balik seperti roda
karena kehidupan tidak berjalan mundur melainkan kehidupan itu berjalan kedepan
walaupun beliau sendiri tau banyak hal yang ada di masa yang akan datang yang
membuat beliau terjatuh.
Pada tahun 1928 beliau balik ke tanah air dan menetap atau tinggal di Medan
disitulah akhirnya beliau menghasilkan buah pemikirannya yang berbau sastra. Buya
Hamka melahirkan beberapa novel di antaranya, Merantau Ke Deli, Tenggelamnya
Kapal Vanderwick yang dimana karya-karyanya adalah kebanyakan yang
menceritakan tentang perjuangan serta cerita romantisme.
Setelah beberapa tahun menghasilkan beberapa karya-karyanya kemudian pada tahun
1938 Buya Hamka kembali di tawari oleh jepang untuk bekerja sama dengan beberapa
petinggi jepang yang ada di indoesia dan sampai akhirnya Buya Hamka menerima
tawaran itu, beliau menerima tawaran itu dikarenakan pada saat itu jepang mengiming-
imingi kemerdekaan bangsa Indonesia. Menurut beliau itu sangat penting bagi
keberlangsungan hidup bangsa Indonesia dan jepang bisa mengakui bahwa negara
Indonesia adalah negara yang sudah merdeka yang artinya sudah bebas dari penjajahan,
tetapi yang terjadi pada masa itu adalah bertolak belakang dengan apa yang di
sampaikan oleh jepang maupun yang di impikan oleh Buya Hamka sendiri.
Pada tahun 1945 di mana pada saat itu adalah masa yang penuh dengan rasa
cemas, risau, gelisah yang ada dalam pikiran Buya Hamka ketika beliau di panggil oleh

K. U. A (Kajian Umum Akademik)


Kajian Bidang 3 Riset Dan Pengembangan Keilmuan Pk Imm Fkip Uhamka
ibunya untuk kembali ke minang karena pada saat itu beliau juga ikut serta dalam
perang gerilya di hutan minang dan pada tahun yang sama yang dimana pada tahun
1945 adalah masa yang sangat istimewa bagi pribumi dan menumpahkan segala rasa
kegelisahan dan rasa kecemasannya dalam hari yang sangat di impikan bagi setiap
pribumi dan menjadi hari yang sangat bersejarah baik bagi pribumi itu sendiri maupun
bagi negara lain yang ikut serta bekerja sama dengan negara Indonesia. Hari itu adalah
hari kemerdekaan negara republik Indonesia tepatnya pada tanggal 17 agustus 1945.
Setelah
beberapa tahun
kemerdekaan negara
Indonesia Buya
Hamka kembali
menjalankan
politiknya di
Indonesia, pada
tahun 1955 beliau
bergabung dalam
partai politik yaitu
partai masyumi serta
menjadi ketua DPR
di jawa tengah, kemudian di tahun 1966 Buya Hamka serta para politisi lainya
berencana untuk mendirikan MUI perencanaan di buatnya MUI adalah untuk
meminimalisir berbagai cercaan yang ada di masyarakat tentang perbedaan
penempatan perhitungan bulan atau tahun terkait pelaksanaanya rukun islam yang
keempat yaitu berpuasa di bulan ramadhan serta hari raya idhul fitri serta hari-hari yang
lainya.
Setelah beberapa tahun kemudian akhirnya sang pemimpin negara atau sang
proklamator negara republik Indonesia menghembuskan nafas terakhirnya di negri
tercinta ini. Tetapi sebelum Soekarno meninggal dia menginginkan dua hal yaitu yang

K. U. A (Kajian Umum Akademik)


Kajian Bidang 3 Riset Dan Pengembangan Keilmuan Pk Imm Fkip Uhamka
pertama yaitu ketika saya mati kuburkanlah saya di tanah pasundan kemudian yang
kedua adalah saya ingin di shalatkan oleh Buya Hamka, itulah pesan terakhir yang di
inginkan oleh Soekarno pada saat itu dan akhirnya kemauan sang pemimpin negara
yang sangat di banggakan oleh masyarakatnya itu akhirnya di turuti oleh Buya Hamka
sewalaupun dalam kepemimpinanya sering terjadi masalah antara beliau berdua tetapi
keduanya tetap dalam satu tujuan yaitu memberikan yang terbaik kepada yang di
pimpinnya.
Selang beberapa tahun Buya Hamka juga menghembuskan nafas terakhirnya di tempat
kelahirannya di padang panjang tepatnya pada tanggal 24 juli 1981 jam 10:37 WIB.
Kepergian Buya Hamka sangat meberikan efek positif bagi setiap pribumi nusantara
maupun negara lain melalui karya-karyanya yang sangat fenomenal. Dan nama Buya
Hamka sampai sekarang masih di kenang oleh generasi sekarang dan namanya di
abadikan dengan nama Universitas yaitu Universitas Prof. Dr. Hamka ( UHAMKA ).
Semoga perjuangan yang di lakukan oleh beliau selalu di kenang dan sampai
kepada generasi-generasi penerus bangsa Indonesia selanjutnya dan melahirkan sosok
pemimpin yang bertanggung jawab serta berlandaskan Al-Quran dan As-Sunah yang
akhirnya malahirkan pemimpin yang di ridhai oleh sang kuasa.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

K. U. A (Kajian Umum Akademik)


Kajian Bidang 3 Riset Dan Pengembangan Keilmuan Pk Imm Fkip Uhamka

Anda mungkin juga menyukai