Anda di halaman 1dari 11

EMBRIOGENESIS

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan II
Yang Dibina Oleh Dr. Murni Saptasari, M.Si dan Umi Fitriyati, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 6 Offering C 2018
Caroline D. Koirewa (180341600134)
Hapsari Kamaratih. K (180341617581)
Laurenz Mega Ayu. K (180341617531)
Maulina Asykuri (180341617556)
Merti Lestari (180341617518)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
NOVEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan juga waktu
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“EMBRIOGENESIS” dengan lancar dan tepat waktu. Terima kasih kami
ucapkan kepada Dr. Murni Saptasari, M.Si dan Umi Fitriyati, S.Pd., M.Pd selaku
dosen pembina mata kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan II. Semoga
makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dan juga sumber belajar mengajar di
dalam perkuliahan.

Kami menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah


kami. Oleh karena itu, kami berharap pembaca memberikan kritikan yang
konstruktif danlogis untuk membangun kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Malang, 28 November 2019

Tim Penyusun

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. I
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………II
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1
A. Latar Belakang……………………………………………………………..…1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..…1
C. Tujuan…………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….2
A. Pengertian Polinasi……………………………………………………………2
B. Faktor Yang Mempengaruhi Polinasi…………………………………………2
C. Jenis-Jenis Polinasi……………………………………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Embrio adalah sebuah eukariot diploid multisel dalam tahap paling awal
dari perkembangan. Dalam oranisme yang berkembangbiak secara seksual,
ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut
zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan,
hewan, dan beberapa protista zigot akan mulai membelah oleh mitosis untuk
menghasilkan organisme multiselular. Hasil dari proses ini disebut embrio.

Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil


yang terbentuk dalam biji yang berada dalam keadaan dormansi atau
menunggu kondisi lingkungan yang tepat untuk berkecambah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan?
2. Apakah yang disebut dengan embriogenesis?

C. Tujuan

Makalah ini dibuat bertujuan untuk:


1. Untuk mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada
tumbuhan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Embriogenesis

Embriogenesis adalah perkembangan dari zigot atau sel atau jaringan


dari tumbuhan untuk menjadi individu baru atau menjadi tumbuhan yang
lengkap. Perkembangan Embrio biji tumbuhan dalam keadaan embrio
(lembaga) diselubungi oleh kulit buji dan dibekali dengan sumber cadangan
makanan (Hakim, 2008). Embrio dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma
yang merupakan persediaan makanan. Endosperma berkembang dari
pembelahan mitosis nukleus yang dihasilkan dari peleburan salah satu gamet
jantan dengan kedua nucleus polar atau dengan nukleus sekunder. Embrio dan
persediaan makanannya terbungkus oleh radikula yang merupakan bakal akar.
Bagian sumbu embrionik dari kotiledon disebut epikotil. Pada ujungnya
terdapat plumula yang merupakan bakal pucuk atau daun. Pada bagian batang
dibawah keping biji disebut hipokotil yang terdapat batang akar atau radikula.
Baik plumula atau radikula terdapat meristem apeks yang letaknya di ujung.
Selain itu terdapat kotiledon yang akan menyerap zat-zat makanan dari
endosperma dan memindahkannya ke embrio ketika biji mulai berkecambah.
Pembelahan sel didalam embrio diiringi dengan pertumbuhan serta vakuolasi
yaitu dibentuknya vakuola yang membesar dari sel-sel yang terjadi, memulai
organisasi dari sistem jaringan. Bakal epidermis ditunjukan oleh lapisan
permukaan yang bersifat meristematik yakni protoderm (Maheswari, 1950).

B. Macam Embriogenesis

1. Zygotik merupakan perkembangan embrio dari zigot (peleburan antara


gamet jantan dan gamet betina) (Barunawati, 2006).
2. Somatik merupakan sel tubuh, jadi pengertian somatik merupakan
perkembangan embrio dari bagian sel tubuh dimana tidak terjadi fertilisasi
atau peleburan sel gamet betina dan jantan (Barunawati, 2006).

2
Menurut Barunawati (2006), perbedaan antara zygotik dan somatik:

1. Untuk zygotik, terjadi fertilisasi antara sel sperma dan ovum tetapi untuk
somatik tidak terjadi fertilisasi.
2. Untuk zygotik hasilnya (2n), somatik (n)
3. Untuk zygotik tidak terjadi pembesaran inti, untuk somatik terdapat
pembesaran inti
4. Zygotik terjadi pembentukan akar radikula sejati, misalnya pada akar buah
mangga. Untuk somatik misalnya pada batang singkong, setelah dilakukan
stek maka akan tumbuh akar adventif.

Hakim (2008), menyatakan bahwa tahapan embriogenesis secara umum


:

1. Terad yaitu pembelahannya menjadi 4


2. Kuadran yaitu sel apikal membelah secara vertikal dengan bidang
pembelahan tegak lurus bidang pertama dimana pada tahap ini proembrio
berada pada tahap kuadran.
3. Oktan yaitu setiap oktan kuadran membelah melintang menghasilkan
stadium oktan. Setiap oktan membelah periklinal mengahasilkan
protoderm dimana disebelah luar akan berdiferensiasi menjadi epidermis.
4. Globular adalah sel disebelah dalam yang akan membentuk meristem
dasar, sistem prokambium.
5. Jantung yaitu embrio tahap globular yang kemudian akan mengalami
pendataran dibagian apeks.
6. Hati yaitu embrio tahap globular dimana embrio berkembang membentuk
dua sudut.
7. Torpedo yaitu kedua sisi dari embrio tahap jantung membelah lebih cepat
dibandingkan bagian tengah sehingga membentuk embrio tahap torpedo.
8. Kotiledon yaitu kotiledon menekuk dan meyediakan nutrisi sampai
tanaman bisa berfotosintesis sendiri dan suspensor menghilang

3
(Barunawati, 2006)

C. Zygotik pada Monokotil dan Dikotil

1. Zygotik pada Monokotil

Pada awalnya zygotik pada dikotil dan monokotil sama-sama


membentuk tetrad sampai terbentuk kotiledon. Dikotil kotiledon membelah
menjadi dua akan tetapi pada monokotil kotiledon hanya satu saja. Sel basal
pada monokotil tidak mengalami pembelahan sedangkan pada dikotil
mengalami pembelahan. Sel basal disebut juga sebagai suspensor (Barunawati,
2006)

(Furnawati, 2013)

Menurut Furnawati (2013), tahap pembentukan zygotik pada monokotil


adalah sebagai berikut.

a. Sel apikal membelah sampai tahap globular dimana sel permukaan


membentuk protoderm yang akan menjadi epidermis.

4
b. Bagian tengah merupakan hipokotil, meristem dasar, dan sistem
prokambium.
c. Tahap jantung merupakan bagian atas mendatar seperti jantung.
d. Tahap hati dimana bagian atas melekuk seperti hati.
e. Kotiledon yang berkembang hanya salah satu saja.
f. Tahap torpedo yaitu kedua sisi embrio pada tahap jantung membelah lebih
cepat dibandingkan bagian tengah.

2. Zygotik pada Dikotil

Telur yang mengalami fertilisasi disebut zigot. Zigot akan berkembang


menjadi embrio yang berpotensi untuk membentuk tumbuhan lengkap.
(Barunawati, 2006)

(Barunawati, 2006)

(Batygina, 2014)

5
Menurut Barunawati (2006), tahap pembantukan zygotik pada dikotil:

a. Zigot unicellular terletak dibawah inti endosperm.


b. Endosperm merupakan jaringan yang menyelubungi embrio. Embrio terletak
diatas suspensor (suspensor terbentuk dari bagian bawah embrio).
c. Embrio menjadi berbentuk hati ketika cotiledon mulai muncul. Pada dikotil
saat fase hati dua-duanya berkembang.
d. Endosperm semakin berkurang saat embrio yang berdiferensiasi dan
membesar. Setelah cotiledon terbentuk, embrio berubah menjadi bentuk
torpedo.
e. Embrio terdiri dari epikotil (menjadi shoot apex), hipokotil, dan radukula
(menjadi root apex).

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

7
DAFTAR PUSTAKA

Barunawati, N. 2006. Embriogenesis pada Tanaman Angiospermae. Bandung:


ITB.
Maheswari, P. 1950. An Introduction to the Embryology of Angiosperms.
McGraw-Hill, New York.
Batigyna, T.B.2004. Polymorphism of Sexual and Somatic Embryos as
Manifestation of Their Developmental Parallelism Under Natural
Condition and in Tissue Culture. Rusia:Rusian Academy of Science.
Hakim, Lukman. , M.Anis Fauzi. 2008. Pengaruh Ukuran Kotiledon terhadap
pertumbuhan Semai Ulin (Eusyderoxylon zwageri T.Et B). Jurnal
Pemuliaan Tanaman Hutan Vol. 2(1): 2-5

Anda mungkin juga menyukai