Pencelupan adalah proses mewarnai bahan tekstil secara merata dan
permanen.Pencelupan pada umumnya terdiri darimelarutkan atau mendispersikan zatwarna dalam air atau medium lain, kemudian memasukkanb ahan tekstil kedalam larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna ke dalam serat. Penyerapan zat warna ke dalam seratmerupakan suatu reaksi eksotermik dan reaksi keseimbangan. Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali atau lainnya ditambahkan ke dalam larutan celup dan kemudian pencelupan diteruskan hingga diperoleh warna yang dikehendaki. Dalam proses praktikum, dilakukan proses pencelupan dengan memvariasikan vlot untuk mengetahui pengaruh variasi tersebut terhadap hasil pencelupan. Vlot merupakan perbandingan antara besarnya larutan yang digunakan dengan berat bahan yang akan dicelup. Variasi yang digunakan adalah 1:20, 1:30, 1:40, dan 1:50. Hasil dari praktikum menujukkan bahwa semua kain berhasil tercelupdan terwarnai. Namun, setiap kain memiliki ketuaan dan kerataan yang berbeda. Dari hasil penilaian visual, kain dengan variasi vlot 1:20 memiliki warna paling tua, sedangkan warna yang paling cerah terdapat pada variasi vlot 1:50. Dalam hal ini, dapat dijelaskan bahwa vlot sangat berpengaruh terhadap ketuaan kain. Jika vlot yang digunakan kecil, maka zat warna yang terdapat pada larutan akan mudah untuk berikatan dengan serat karena volume larutan yang digunakan sedikit. Namun, jika vlot yang digunakan besar maka zat warna akan sulit berikatan dengan serat karena volume larutan yang digunakan besar dan akan zat warna akan lebih dominan berada di fasa larutan. Selain itu, waktu untuk pencelupan dan penggunaan zat pembantu lainnya akan sangat terpengaruhi. Semakin banyak vlot, semakin lama waktu dan banyak zat yang harus digunakan. Sedangkan untuk kerataan warna, kain denhan vlot 1:30 memiliki warna paling rata dan vlot 1:50 memiliki kerataan yang paling rendah. Hal ini dimungkinkan terjadi karena pengadukkan yang dilakukan. Walaupun kain pada vlot 1:50 terendam semua, kain yang dicelup tersebut jarang sekali diaduk sehingga ketika volume larutan turun karena suhu dan waktu, ada bagian kain yang tidak terendam sehingga memumgkinkan terjadinya belang.