Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGERTIAN

Huknah/Enema/klisma adalah memasukkan suatu larutan ke dalam rectum dan kolon sigmoid
bawah dengan menggunakan jeli, diolesi dengan pelicin/cairan/pelumas. (Ratna Aryani, 2009)

B. INDIKASI

. Konstipasi

. Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur

. Penggunaan laxative yang berlebihan

. Peningkatan stress psikologis

. Impaksi feses

. Persiapan praoperasi

. Untuk tindakan diagnostik misalnya pemeriksaan neurologi

. Pasien dengan malena

C. KONTRAINDIKASI

1. Post operasi

2. Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal, hemoroid, tumor rectum dan
kolon

D. DAMPAK PEMBERIAN HUKNAH/KLISMA

1. Dampak positif

a. Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi

b. Sebagai jalan alternatif pemberian obat

c. Menghilangkan distensi usus

d. Memudahkan proses defekasi

e. Meningkatkan mekanika tubuh

2. Dampak negative

a. Jika menggunakan larutan terlalu hangat akan membakar mukosa usus dan jika larutan
terlalu dingin yang diberikan akan menyebabkan kram abdomen
b. Jika klien memiliki kontrol sfingter yang buruk tidak akan mampu menahan larutan enema

E. MACAM DAN TUJUAN ENEMA ATAU HUKNAH

Enema dapat diklasifikasikan kedalam 4 golongan menurut cara kerjanya diantaranya: cleansing
(membersihkan), carminative (untuk mengobati flatulence), retensi (menahan), dan
mengembalikan aliran.

1. Cleansing Enema

Clensing Enema merangsang peristaltik dengan mengiritasi kolon dan rektum dan atau dengan
meregangkan intestinal dengan memasuki volume cairan. Ada 3 cleansing enema yaitu :

a. Huknah Rendah

Low enema (huknah rendah) cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon dessendens
melalui anus dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Kanul masuk 10-15 cm ke dalam
rektal dengan ketinggian irigator 50 cm dengan posisi sims kiri dengan larutan 500 ml. (A. Aziz
Alimul Hidayat, 2004).

1) Tujuan huknah rendah diberikan adalah :

a) Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi, colonoscopy

b) Merangsang peristaltik usus

c) Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostic

b. Huknah Tinggi

High enema (huknah tinggi) adalah tindakan memasukan cairan hangat ke dalam kolon asenden
dengan menggunakan kanula usus, dengan ketinggian irigator 30 cm dengan posisi sims
kanan, pemberian cairan hangat diberikan sekitar 750-1000 ml. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2004).

1) Tujuan huknah rendah diberikan adalah :

a) Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi, colonoscopy

b) Merangsang peristaltik usus

c) Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostic

b. Huknah Tinggi
High enema (huknah tinggi) adalah tindakan memasukan cairan hangat ke dalam kolon asenden
dengan menggunakan kanula usus, dengan ketinggian irigator 30 cm dengan posisi sims
kanan, pemberian cairan hangat diberikan sekitar 750-1000 ml. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2004).

1) Tujuan huknah tinggi diberikan untuk :

a) Membantu mengeluarkan fases akibat konstipasi atau impaksi fekal

b) Membantu defaksi yang normal sebagai bagian dari program latihan defakasi
(bowel training program)

c) Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostik

c. Gliserin Spuit

Memasukkan cairan melalui anus ke dalam kolon sigmoid dengan menggunakan spuit gliserin
bertujuan untuk melunakkan fases dan merangsang buang air besar serta sebagai tindakan
pengobatan.

2. Carminative Enema

Carminative enema diberikan untuk mengeluarkan flatus. Larutan dimasukkan kedalam rektum
untuk mengeluarkan gas dimana ia meregangkan peritaltik. Untuk orang dewasa dimasukkan 60-
180 ml. Contoh enema carminative ialah larutan GMW, yang mengandung 30ml magnesium,
60ml gliserin, dan 90ml air.

3. Retention Enema
Retention enema, dimasukkan oil (pelumas) kedalam rektum dan kolon sigmoid, pelumas
tersebut tertahan untuk waktu yang lama (1-3 jam). Ia bekerja untuk melumasi rektum dan kanal
anal, yang akhirnya memudahkan jalannya fases.

F. PROSEDUR TINDAKAN

1. HUKNAH RENDAH

a. Persiapan alat

1) Handscoon bersih

2) Selimut mandi atau kain penutup

3) Perlak dan pengalas

4) Irigator lengkap dengan kanula rektal, selang dan klemnya

5) Cairan hangat 500 ml

6) Bengkok

7) Pelicin (vaselin, sylokain, Jelly 2% /pelumas larut dalam air)

8) Tiang penggantung irigator

9) Pispot

10) Air pembersih

11) Kapas cebok/tissue toilet

b. Prosedur Pelaksanaan

1) Identifikasi kebutuhan klien

2) Salam terapeutik

3) Jelaskan prosedur dan tujuan

4) Dekatkan alat

5) Tutup sampiran

6) Cuci tangan

7) Pasang handscoon
8) Atur posisi klien (sims kiri)

9) Ganti selimut tidur dengan selimut mandi

10) Lepas pakaian bagian bawah

11) Pasang perlak di bawah gluteal pasien

12) Dekatkan bengkok

13) Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator

14) Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan

15) Gantung irigator dengan ketinggian 50 cm dari gluteal klien

16) Hubungkan kanula rektal dengan selang karet

17) Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok

18) Olesi kanula rektal dengan jelly

19) Masukkan kanule ke anus, buka klem, masukkan cairan sebanyak 500 ml secara perlahan

20) Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok

21) Menganjurkan pasien tetap dalam posisi miring kiri dan menahan sebentar BAB

22) Mempersilahkan pasien untuk BAB (bila pasien mampu) atau memasang pispot untuk
membantu pasien

23) Tarik alas dan perlak

24) Ganti selimut mandi dengan selimut tidur

25) Bantu pasien mengenakan pakaian bawah

26) Buka sampiran

27) Kaji respon klien

28) Rapihkan alat dan klien

29) Lepaskan sarung tangan

30) Cuci tangan

31) Dokumentasi
2. HUKNAH TINGGI

a. Persiapan alat

1) Handscoon bersih

2) Selimut mandi atau kain penutup

3) Perlak dan pengalas

4) Irigator lengkap dengan canule usus, selang dan klemnya

5) Cairan hangat 750 – 1000 ml

6) Bengkok

7) Pelicin (vaselin, sylokain, Jelly 2% /pelumas larut dalam air)

8) Tiang penggantung irigator

9) Pispot

10) Air pembersih

11) Kapas cebok/tissue toilet

b. Prosedur pelaksanaan

1) Identifikasi kebutuhan klien

2) Salam terapeutik

3) Jelaskan prosedur dan tujuan

4) Dekatkan alat

5) Tutup sampiran

6) Cuci tangan

7) Pasang handscoon

8) Atur posisi klien (sims kanan)

9) Ganti selimut tidur dengan selimut mandi

10) Lepas pakaian bagian bawah

11) Pasang perlak di bawah gluteal pasien


12) Dekatkan bengkok

13) Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator

14) Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan

15) Gantung irigator dengan ketinggian 30 cm dari gluteal klien

16) Hubungkan kanula usus dengan selang karet

17) Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok

18) Olesi kanula usus dengan jelly

19) Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan sebanyak 750-1000 ml secara
perlahan

20) Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok

21) Menganjurkan pasien tetap dalam posisi miring kanan dan menahan sebentar BAB

22) Mempersilahkan pasien untuk BAB (bila pasien mampu) atau memasang pispot untuk
membantu pasien

23) Tarik alas dan perlak

24) Ganti selimut mandi dengan selimut tidur

25) Bantu pasien mengenakan pakaian bawah

26) Buka sampiran

27) Kaji respon klien

28) Rapihkan alat dan klien

29) Lepaskan sarung tangan

30) Cuci tangan

31) Dokumentasi

3. GLISERIN SPUIT

a. Persiapan alat

1) Selimut mandi atau kain penutup

2) Perlak atau pengalas


3) Spuit gliserin 10-20 cc

4) Bengkok

5) Mangkuk kecil

6) Gliserin (dalam tempatnya)

Jika pasien bedrest:

7) Pispot (jika perlu)

8) Tissue

9) Waslap 2 buah

10) Baskom 2 buah

11) Handuk

12) Sabun

b. Prosedur Pelaksanaan

1) Identifikasi kebutuhan klien

2) Salam terapeutik

3) Jelaskan prosedur dan tujuan

4) Dekatkan alat

5) Tutup sampiran

6) Cuci tangan

7) Pasang handscoon

8) Atur posisi klien sims

9) Ganti selimut tidur dengan selimut mandi

10) Lepas pakaian bagian bawah

11) Pasang perlak di bawah gluteal pasien

12) Dekatkan bengkok


13) Teteskan gliserin pada punggung tangan untuk memeriksa kehangatan kemudian tuangkan
mangkok kecil

14) Isi spuit gliserin 10 – 20 cc dan keluarkan udara

15) Setelah pasien berada pada posisi miring, tangan kiri dan kanan mendorong gluteal ke atas
sambil memasukkan spuit perlahan-lahan hingga rectum

16) Masukkan spuit gliserin 7-10 cm untuk orang dewasa dan 5-7,5 cm untuk anak serta 2,5-
3,75 cm untuk bayi

17) Masukkan gliserin perlahan-lahan sambil menganjurkan pasien untuk menarik napas
panjang dan dalam.

18) Tarik spuit dan letakkan dalam bengkok.

19) Bantu pasien BAB :

· Bantu pasien ke toilet untuk pasien yang bisa ke toilet

· Untuk pasien dengan keadaan umum yang lemah dengan tirah baring, pasang pispot

20) Ambil pispot

21) Bersihkan daerah perianal pada pasien yang BAB pada pispot

22) Bersihkan dengan tisu

23) Ambil waslap dan bersihkan dengan air sabun pada daerah perianal

24) Bilas dengan air bersih

25) Keringkan dengan handuk

26) Tarik alas dan perlak

27) Ganti selimut mandi dan selimut tidur

28) Bantu pasien mengenakan pakaian bawah

29) Buka sampiran

30) Rapikan alat dan klien

31) Lepaskan sarung tangan

32) Cuci tangan

33) Dokumentasikan warna dan konsistensi fases, adanya distensi abdomen

Anda mungkin juga menyukai