Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT TIDAK DARURAT

DENGAN KANKER PAYUDARA


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh : Kelompok 3


1. Devi Safitri (171440104)
2. Juwita Maharani (171440109)
3. Nefi Faradina (171440115)
4. Shella Octavia (171440125)
5. Siti Aisyah (171440128)

Dosen Pengampu : Ns. Abdul Kadir Hasan, M.Kes

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. karena berkat
rahmat serta Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Gawat Tidak Darurat dengan Fraktur Terbuka”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat
Garurat. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan menambah pengetahuan bagi para pembaca, khususnya dalam
jurusan keperawatan.
Dalam proses penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, baik dari isi maupun cara penulisan. Dengan demikian penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, serta harapan
penulis semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca dan semoga Allah
swt. selalu meridhoi kita semua.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pangkalpinang, 13 Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................4
A. Konsep Teoritis .............................................................................................4
B. Etiologi dari kanker payudara ........................................................................6
C. Penanganan kanker payudara stadium lanjut .................................................7
D. Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................................10
BAB III PENUTUP ..................................................................................................16
A. Kesimpulan ...................................................................................................16
B. Saran .............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Emergency atau gawat darurat merupakan suatu kondisi yang
bersifat mengancam jiwa dan membutuhkan pertolongan dengan segera,
serta dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja (Susilowati,
2015). Menurut World Healthy Organization (WHO) rumah sakit
merupakan suatu organisasi sosial dan kesehatan yang mempunyai fungsi
sebagai pelayanan, meliputi pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan juga sebagai pencegahan penyakit
(kuratif) kepada masyarakat. Sebagai bentuk peningkatan kualitas
pelayanan perawatan dilakukan evaluasi dengan pendekatan sistem dan
prinsip pelayanan pasien. Hal ini bertujuan supaya pasien mendapatkan
perawatan dengan kualitas tinggi dan tepat waktu (Leading Practice In
Emergency Departemen).
Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di
rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan
pertama masuknya pasien dalam keadaan gawat darurat. Keadaan gawat
darurat adalah suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan
pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan
lenih lanjut (Depkes RI, 2009).
Penyakit kanker merupakan suatu penyakit pertumbuhan sel, yang
hanya terdapat pada manusia, tetapi pada hewan dan tumbuhan akibat
adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel.
Salah satu penyebab kerusakan itu adalah adnya mutasi gen. Mutasi gen
adalah suatu keadaan ketika sel mengalami perubahan sebagai akibat
adanya paparan sinar ultraviolet, bahan kimia ataupun bahan-bahan yang
berasal dari alam (Sukardja, 2000).

1
2

Di Indonesia prevarensi kanker adalah sebesar 1,4 per 1000


penduduk (Riskesdas 2013), serta meruakan enyebab kematian nomor 7
(5,7%) dari seluruh penyebab kematian (Riskesdes 2013). Estimasi insiden
kanker ayudara di Indonesia sebesar 40 per 100.000 perempuan dan
kanker leher rahim 17 per 100.000 perempuan (Globocan/IARC 2012).
Angka ini meningkat dari tahun 2002, dengan insiden kanker payudara 26
per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim 16 per 100.000 peremuan
(Globocan/IARC 2012). Kanker adalah suatu penyakit yang paling banyak
menimbulkan kesakitan dan kematian pada manusia. Diperkirakan,
kematian akibat kanker mencapai 4,3 juta prtahun dan 2,3 juta di negara
berkembang. Jumlah penderita baru pertahun 5,9 juta diseluruh dunia dan
3 juta diantaranya di negara berkembang.
Kanker payudara merupakan proses keganasan yang terjadi akibat
kegagalan dalm koordinasi fungsi gen. Saat ini kanker payudara
merupakan penyebab kematian ke dua akibat kanker pada wanita setelah
kanker leher rahim dan merupakan kanker paling banyak ditemui diantara
wanita. Akan tetapi kanker payudara bukan monopoli kaum wanita, kaum
pria pun bisa mengalami nya meski insidennya relatif kecil yakni sekitar
1%. Kanker payudara pada pria harus diwaspadai sejak dini, karena
menyebabkan kematian sebagaimana yang terjadi pada wanita. Insiden
kanker payudara pada dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan
yang meningkat (Rasjidi, 2009).
Peningkatan insiden kanker payudara disebabkan oleh adanya
perubahan keadaan sosial ekonomi, perubahan hidup, serta perubahan
pola menstruasi pada wanita. Sedangkan resiko kanker payudara
disebabkan oleh beberapa faktor, yang meliputi riwayat keluarga, genetik,
usia saat menstruasi pertama.

B. Rumusan Masalah
1. Bagamanakah konsep teori gawat tidak darurat?
2. Apa yang dimaksud dengan kanker payudara?

2
3

3. Apa etiologi dari kanker payudara?


4. Bagaimanakah penanganan kanker payudara stadium lanjut?
5. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien kanker payudara?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan konsep teori gawat tidak darurat
2. Menjelaskan definisi kanker payudara
3. Menjelaskan etiologi dari kanker payudara
4. Menjelaskan penanganan kanker payudara stadium lanjut
5. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada pasien kanker
payudara
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Teoritis
Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan
tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecatatan
lebih lanjut (UU No 44 Tahun 2009). Gawat darurat adalah suatu keadaan
yang terjadinya mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak orang
memerlukan penanganan/pertolongan segera dalam arti pertolongan secara
cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu
maka korban akan mati atau cacat/ kehilangan anggota tubuhnya seumur
hidup (Saanin, 2012).
Keadaan darurat adalah keadaan yang sewaktu-waktu terjadi kapan
saja dan dimana saja dapat menyangkut siapa saja sebagai akibat dari suatu
kecelakaan, suatu proses medik atau perjalanan suatu penyakit (Saanin, 2012).
Klasifikasi gawat darurat terbagi menjadi beberapa macam yaitu : gawat
darurat, gawat tidak darurat, tidak gawat darurat, tidak gawat tidak darurat.
1. Gawat darurat P1 : keadaan mengancam nyawa/adanya gangguan ABC
dan perlu tindakan segera, misalnya (cardiac arrest penurunan kesadaran,
trauma mayor + perdahan hebat).
2. Gawat tidak darurat P2 : keadaan mengancam nyawa tapi tidak perlu
tindakan darurat. Setelah dilakukan resusutasi maka ditindak lanjuti
dokter sesialis misalnya (kanker tahap lanjut).
3. Darurat tidak gawat P3 : keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi
memerlukan tindakan darurat. Pasien sadar tidak ada gangguan ABC dan
dapat langsung diberikan terapi definitive. Misal (fraktur minor/ tertutup,
sistitis laserasi).
4. Tidak gawat tidak darurat P4 : keadaan tidak mengancam nyawa dan
tidak memerlukan tindakan segera misalnya (penyakit kulit, flu, batuk
dll).
5

Dari klasifikasi gawat darurat tersebut salah satu contoh penyakitnya


adalah kanker tahap lanjut. Kanker tahap lanjut adalah sel kanker yang
bermula berada di satu tempat sudah menyebar, setidaknya sampai ke satu
jaringan organ tubuh lainnya. Penyebaran sel kanker ini di kenal dengan
istilah metastasis sel kanker. Ketika kanker sudah menyebar maka akan
semakin sulit untuk mengendalikkannya. Tujuan utama penatalaksanaan
kanker tahap akhir umumnya adalah untuk menghentikan, setidaknya
menghambat pertumbuhan sel kanker dan mengurangi keluhan yang di derita.
Salah satu jenis kanker yang mematikan nomor dua didunia adalah
kanker payudara. Menurut Kemenkes, Kanker payudara merupakan
keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus
maupun lobulusnya. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang
tidak terkontrol lantaran perubahan abnormal dari gen yang bertanggung
jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Kanker payudara menunjukkan suatu
benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, semakin lama
semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan ( Santosa, 2009 dalam
Enikmawati, 2015).
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada
jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran
maupun lobusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak,
pembuluh darah dan persarafan jaringan payudara (Irianto, 2015).
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak
menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan
sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat
dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker). Apabila
tumor ini tidak diambil, di khawatirkan akan masuk dan menyebar ke seluruh
tubuh. Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok umur 40-70
tahun, tetapi resiko terus meningkat dengan tajam dan cepat sesuai dengan
pertumbuhan usia. Kanker payudara jarang terjadi pada usia di bawah 30
tahun (Wijaya dan Putri, 2013). Kanker payudara dengan stadium akhir atau
6

lanjut tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada,
misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.
B. Etiologi
Kanker payudara terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal sel
payudara. Organ-organ dan kelenjar dalam tubuh (termasuk payudara) terdiri
dari jaringan yang berisi sel-sel. Umumnya pertumbuhan sel normal
mengalami pemisahan dan mati ketika sel menua sehingga dapat digantikan
sel-sel baru. Tetapi ketika sel-sel lama tidak mati dan sel-sel baru terus
tumbuh, jumlah sel-sel yang berlebihan bisa berkembang tidak terkendali
sehingga membentuk tumor. Menurut Smettzer & Bare,(2002) tidak ada
satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya serangkaian
faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian penunjang dapat
menyebabkan kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa
perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang
menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui.
Sementara Menurut Nurafif dan Kusuma (2013) Penyebab kanker
payudara adalah sebagai berikut :
1. Kanker payudara yang terdahulu terjadi mlaignitas sinkron di payudara
lain karena mammae organ berpasangan.
2. Keluarga, di perkirakan 5% semua kanker adalah predisposisi keturunan
ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
3. Kelainan payudara (benigna) kelainan fibrokistik (benigna) terutama pada
periode fertil, telah di tunjukan bahwa wanita yang menderita atau pernah
menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
4. Makanan, berat badan dan faktor risiko lain. Status sosial yang tinggi
menunjukan resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang
berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang
berhubungan dengan oestrogen pada wanita post menopouse.
5. Faktor endokrin dan reproduksi Graviditas matur kurang dari 20 tahun
dan graviditas lebih dari 30 tahun , menarche kurang dari 12 tahun.
7

6. Obat anti konseptiva oral penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang
lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.
C. Penanganan
Menurut Departemen Kesehatan (Depkes), Penanganan kanker pada
stadium akhir/ lanjut dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Sifat terapinya paliatif
Tujuan paliatif diberikan untuk meredakan gejala sehingga meningkatkan
kualitas hidup pasien
2. Terapi sistemik merupakan terapi primer (kemotherapy dan terapi
hormonal)
3. Terapi locoregional (radiasi dan bedah) apabila di perlukan
4. Hospice homecare

Menurut Suryono dan Roisca, 2008 (dikutip dalam Putra, 2015)


pengobatan kanker payudara yang di sepakati oleh kanker di dunia adalah
sebagai berikut:
1. Stadium I : Operasi + Kemoterapi
2. Stadium II: Operasi + Kemoterapi
3. Stdium III : Operasi + Kemoterapi + Radiasi
4. Stadium IV: Kemoterapi + Radiasi

Sedangkan menurut Wijaya dan Putri, 2013, ada 2 macam yaitu


kuratif (pembedahan) dan poliatif (non pembedahan).Penanganan kuratif
dengan pembedahan yang dilakukan secara mastektomi persial, mastekomi
total, mastektomi radikal, tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker.
Penanganan non pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi dan terapi
hormonal.
1. Terapi Kuratif
Untuk kanker stadium 0, I, II, dan III
a. Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative
tomoorektomi + diseksi aksila.
8

b. Terapi ajuvan
1) Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads
2) Kemoterapi untuk pra menopause dengan
CMF(Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke 1-14,
methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke-1 siklus di ulangi tiap 4
minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP
(Cyclophosphamide 500 mg hari ke-1, adriamycin 50 mg/m2 hari
ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6 siklus.
3) Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk
1-2 tahun.
c. Terapi bantuan, roboransia.
d. Terapi sekunder bila perlu.
e. Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak tangan
(fisioterapi).
2. Terapi Poliatif
Untuk kanker payudara stadium III dan IV:
a. Terapi utama
1) Pramenopause, bilateral ovariedekomi.
2) Pascamenopause: hormone resptor positif (takmosifen), dan
hormone resptor negative (kemoterapi dengan CMF atau CAF).
b. Terapi ajuvan
1) Operable (mastektomi simple)
2) Inoperable (radioterapi)
Kanker payudara inoperative:
a) Tumor melekat pada dinding thoraks
b) Odema lengan
c) Nodul satelit yang luas
d) Mastitis karsionamtosa
c. Terapi komplikasi, bila ada
1) Patah, reposisi–fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat
patah.
9

2) Odema lengan: deuretik, pneumatic sleeve, operasi tranposisi


omentum atau kondoleon.
3) Efusion pleura: aspirasi cairan atau drainase bullae, bleomisin 30
mg dan teramisn 1000 mg, intra pleura.
4) Hiperkalasemia: deuretika dan rehidrasi, kortikosteroid,
mitramisin ¼-1/2 mg/kg BB IV.
5) Nyeri, terapi nyeri sesuai WHO.
6) Borok, perawatan borok.
d. Terapi sekunder, bila ada
1) Kemoterapi dan obat penghambat hormon kemoterapi dan obat
penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah
pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun.
Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang
angka harapan hidup penderita.
2) Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa di berikan
sebagai terapi lanjutan setelah pembedahan.
3) Rekonstrusi payudara untuk rekontroksi payudara bisa digunakan
implan silikon atau salin maupun jaringan yang di ambil dari
bagian tubuh lainnya. Rekontruksi bisa dilakukan bersamaan
mastektomi atau bisa juga di lakukan di kemudian hari.
10

D. Konsep Asuhan Keperawatan


Pengkajian menurut Nurafif dan Kusuma(2013), adalah sebagai berikut :
Pengkajian
1. Identitas, (lihat faktor-faktor predisposisi)
2. Keluhan utama ada benjolan pada payudara, serta sejak kapan
3. riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah di
berikan), faktor etiologi/resiko.
4. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien
dengan kanker payudara.
5. Pemeriksaan klinis : Mencari benjolan organ payudara di pengaruhi
oleh faktor hormon antara lain estrogen dan progesteron, maka
sebaliknya pemeriksaan ini di lakukan saat pengaruh hormonal ini
seminimal mungkin /setelah menstruasi ± 1 minggu dari hari akhir
menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke samping dan
pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.
6. Inspeksi : Simetri payudra kanan dan kiri, kelainan papila, letak dan
bentuk, adakah puting susu, kelainan kulit, tanda radang, peaue
d’orange, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga di lakukan
dalam keadaan kedua tangan di angkat ke atas untuk melihat apakah
ada bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah
bagian yang tertinggal.
7. Palpasi
a. Klien berbaring dan di usahakan agar payudara tersebar rata atas
lapangan dada, jika perlu punggung di ganjal bantal kecil.
b. Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas dan operbilitas.
c. Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan penunjang klinis
1) Pemeriksaan radiologis
2) Mammografi atau USG payudara
3) X-foto thoraks
11

b. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah lengkap, urine
2) Enxym alkali posphate
3) Aktifitas etrogen/vaginal smear
4) Pemeriksaan sitologis
5) FNA dari tumor
6) Cairan kista dan pleura effusion
7) Secret puting susu
8) Pemeriksaan sitologis/patologis
9) Durante oprasi vries coupe
10) Pasca oprasi dari specimen oprasi

Diagnosis
Diagnosa yang muncul menurut Nurafif dan Kusuma(2013), adalah

1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya penekanan masa tumor


2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik
(tekanan jaringan mamae)
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan pada bentuk
tubuh karena proses penyakit mamae asimetris)
4. Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, proknosis, dan serta
pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh

Intervensi
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), perencanaan keperawatannya sebagai
berikut
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya penekanan masa tumor
Tujuan: Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam di
harapkan nyeri berkurang
Kriteria hasil:
a. Mampu mengontrol nyeri
12

b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan


manajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Kontrol lingkungan yang dapat mengontrol nyeri
d. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
e. Ajarkan teknik non farmakologi
f. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
g. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
h. Tingkatkan istirahat
i. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil

2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik


(tekanan jaringan mamae).
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam di
harapkan kerusakan intergritas jaringan teratasi.
Kriteria Hasil:
a. Perfusi jaringan normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Ketebalan dan tekstur jaringan normal
d. Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya cedera berulang
e. Menunjukan terjadinya proses penyembuhan luka
Intervensi:
a. Monitor kulit akan adanya kemerahan
b. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
c. Monitor status nutrisi pasien
13

d. Observasi luka: lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan nekrotik,


tanda-tanda infeksi lokal
e. Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan pada bentuk


tubuh karena proses penyakit mamae asimetris)
Tujuan: Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam
diharapkan gangguan citra tubuh teratasi.
Kriteria Hasil:
a. Body image posittif
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
c. Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi
tubuh
d. Mempertahankan interaksi sosial
Intervensi:
a. Kaji respon verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
b. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
c. Jelaskan tentang pengobatan perawatan, kemajuan, dan prognosis
penyakit
d. Dorong klien mengungkapkan perasaannya

4. Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta


pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan: Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam di
harapkan defisiensi tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya teratasi.
Kriteria Hasil:
a. Pasien keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis, dan program pengobatan
b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang di jelaskan
secara benar
14

c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang di


jelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
Intervensi:
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
b. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
c. Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat

5. Ansietas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh


Tujuan: Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam di
harapkan ansietas teratasi.
Kriteria Hasil:
a. Pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
c. Vital sign dalam batas normal
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukan berkurangnya kecemasan
Intervensi:
a. Dengarkan dengan penuh perhatian, bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
b. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi

Evaluasi
Evaluasi menurut Brunner dan Suddarth (2013), adalah sebagai berikut:
1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
2. Menunjukan insisi bedah yang bersih, kering, dan utuh, tanpa
tanda-tanda inflamasi
3. Ikut serta secara aktif dalam aktifitas perawatan diri
15

4. Menunjukkan mempunyai pengetahuan tentang diagnosis dan


pilihan pengobatan
5. Mengajukan pertanyaan yang relevan tentang diagnosis dan
pegobaatan yang tersedia
6. Menyebutkan rasional untuk pembedahan dan pilihan pengobatan
lainnya.
7. Menguraikan keutungan dan kerugian dari pilhan pengobatan
8. Mengungkapkan keinginan untuk mengatasi ansietas yang
berhubungan dengan diagnosis dan pengobatan yang tersedia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gawat tidak darurat adalah keadaan mengancam nyawa tapi tidak
perlu tindakan darurat. Setelah dilakukan resusutasi maka ditindak lanjuti
dokter sesialis misalnya (kanker tahap lanjut). Menurut Kemenkes, Kanker
payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal
dari epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara terjadi karena
adanya pertumbuhan abnormal sel payudara. Tujuan utama
penatalaksanaan kanker tahap akhir umumnya adalah untuk menghentikan,
setidaknya menghambat pertumbuhan sel kanker dan mengurangi keluhan
yang di derita. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kanker payudara
dilakukan secara komprehensif mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
B. Saran
Diharapkan setelah mempelajari dan memahami makalah ini,
mahasiswa dapat mengetahui Konsep teoritis dan asuhan keperawatan
kanker payudara, mahasiswa dapat mengaplikasikannya terhadap pasien
yang akan di temui di lahan praktik.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Asnita. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Ny. C dengan Perawatan Luka
Kanker Payudara Di RSPAD Gatot Soebroto. http://lib. ui. ac.
id/file%3Ddigital/20351563-PR-Yanita%2520Astuti.pdf. Diakses pada
tanggal 14 Agustus 2019
Utami, Rizky Wahyu. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Ny. M dan Ny. S yang
Mengalami Kanker Payudara Dengan Nyeri Kronis.
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=2216. Diakses
pada tanggal 14 Agustus 2019
Kemenkes RI. Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara. http://www. depkes.
go. id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-kanker.pdf.
Diakses pada tanggal 14 Agustus 2019
Kemenkes RI. Situasi Penyakit Kanker. http://www. depkes. go. id/download.
php%3file%3Ddownload/pusdatin/buletin/buletin-kanker.pdf. Diakses
pada tanggal 14 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai