Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan karunia-Nya, yang telah mengijinkan penulis untuk menyelesaikan Proposal
Skripsi berjudul “Perancangan Turbin Uap sebagai Penggerak Generator di PLTU
Tarahan Lampung Selatan”
Dengan selesainya penulisan Proposal Skripsi ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M.Sc., selaku Direktur PEM
Akamigas.
2. Bapak Ir. Sujono, M.T., selaku dosen pembimbing I Proposal Skripsi dan
Ketua Program Studi Teknik Mesin Kilang PEM Akamigas.
3. Bapak Kasturi, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing II Proposal Skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen PEM Akamigas.
5. Kedua orang tua yang selalu mendo’akan dan mendukung selama
penulisan Proposal Skripsi ini.
6. Teman-teman dari jurusan TMK IV dan jurusan lain yang senantiasa
membantu dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.
7. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu –
persatu yang mendukung penyusunan Proposal Skripsi ini.
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTA ............................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
GAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR NOTASI ............................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.5 Metodologi ............................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6
2.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Turbin Uap ................................................ 6
2.2 Klasifikasi Turbin Uap ............................................................................. 7
2.3 Komponen Turbin Uap ........................................................................... 11
2.4 Dasar Pemilihan Jenis Turbin Uap ......................................................... 16
2.4 Keuntungan dan Kerugian Turbin Uap .................................................. 17
2.5 Siklus Tenaga Uap .................................................................................. 19
2.6 Konsep Perancangan Turbin Uap ........................................................... 22
2.7 Perhitungan Daya Beban dan Daya Turbin Uap .................................... 23
2.8 Penurunan Kalor Total ........................................................................... 26
2.9 Aliran Massa Uap ................................................................................... 27
2.10 Perhitungan Jumlah Tingkat ................................................................... 28
2.11 Analisa Kecepatan Aliran ....................................................................... 29
2.12 Kerugian Energi pada Turbin Uap ......................................................... 36
2.13 Daya Turbin per Tingkat ........................................................................ 42
2.14 Desain dan Konstruksi Komponen-Komponen Utama Turbin Uap....... 44
2.15 Tinjauan Ekonomi .................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
GAFTAR TABEL
v
DAFTAR NOTASI
SATUAN
NOTASI KETERANGAN
Sistem British Sistem Metrik
2
A Luas penampang sudu gerak inchi mm2
a Lebar Inchi mm
b Lebar Sudu Inchi Mm
C Kecepatan absolute ft/s m/s
Cb Faktor lentur - -
D Diameter dalam silinder Inchi Mm
d Diameter Inchi Mm
F Nilai yang akan datang Mata uang Mata uang
FC Modal tetap Mata Uang Mata Uang
2
fs Luas celah melingkar inchi mm2
G Massa aliran uap lb/s kg/s
2
g Gaya gravitasi ft/s m/s2
H Penurunan kalor Btu/lbm kJ/kg
h Enthalpy Btu/lbm kJ/kg
I Internal Rate of Return % %
i Kandungan kalor Btu/lbm kJ/kg
L Panjang Inchi Mm
l Tinggi Inchi Mm
M Momen lbf.ft kg.m
N Daya HP kW
Nge Daya yang hilang HP kW
n Putaran Rpm Rpm
NPV Net Present Value - -
P Tekanan Psia kg/cm2a; kPa
P Keuntungan Mata uang Mata Uang
PI Profitability Indeks - -
Pkr Tekanan kritis Psia kPa
Q Kapasitas Kalor Btu kJ
R Jari – jari busur sudu Inchi Mm
r Jari – jari rata – rata Inchi Mm
S Faktor keamanan - -
s Lebar celah Inchi Mm
o o
T Temperatur F; R C; K
t Jarak antar sudu Inchi Mm
u Kecepatan keliling ft/s m/s
vi
W Berat Lbm Kg
z Jumlah - -
Koefisien cakram - -
Tebal dinding silinder Inchi Mm
Derajat pemasukan parsial - -
Berat jenis lbf/m3 kgf/m3
Efisiensi % %
Koefisien kecepatan aliran uap - -
Massa jenis lbm/m3 kgm/m3
Tegangan tarik lbf/in2 kgf/cm3
Tegangan geser lbf/in2 kgf/cm3
Volume spesifik ft3/lbm m3/kg
Kecepatan uap relatif ft/s m/s
Koefisien sudu - -
Subscript :
B Blade
c Kecepatan keluar
Gb Guide blade
In Input
Kr Kritis
m Mekanik
n Nozzle
Net Bersih
Out Output
T Turbin
T Teoritis
Th Thermal
Trans Transmisi
U Uap
0 Awal
1 Inlet
2 Discharge
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Turbin Statis yang Beroperasi pada Tekanan 35 atm sampai 130 atm.
viii
I. PENDAHULUAN
wilayah lampung dan sekitarnya terus mengalami peningkatan yang kucup pesat
lampung yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hal, tersebut ditandai
dengan pertumbuhan industri – industri baru di daerah tersebut yang cukup pesat,
mengalami defisit pasokan listrik sebesar 189 MW pada agustus 2019, sehingga
yang dipasok oleh beberapa pembangkit listrik seperti : PLTD Tigineneng, PLTU
Tarahan, PLTU Lampung Tengah, PGE Ulubelu dan lain – lain. Akan tetapi PLTU
Tarahan berperan sangat vital karena menyumbang sebagian besar pasokan listrik
yang ada di daerah lampung, dengan unit operasi 3 dan 4 yang berkapasitas 2x100
MW yang beroperasi pada tahun 2007, akan tetapi PLTU tersebut seringkali
1
1.2 Rumusan Masalah
listrik baru didearah lampung demi untuk mengurangi defisit pasokan listrik di
5 dan 6 disekitar sektor unit operasi 3 dan 4, akan tetapi dengan melihat riwayat
kerusakan yang sering terjadi di unit operasi 3 dan 4 maka harus dilakukan
pengkajian ulang baik kapabilitas dan kemampuan turbin uap dengan beban
dan 6 akan beroperasi dengan baik guna mencukupi kebutuhan listrik di sumatra
bagian selatan terlebih daerah lampung itu sendiri, demi mewujutkan energi yang
berkeadilan.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan Proposal Skripsi ini secara umum adalah untuk melengkapi
1. Menentukan suatu turbin uap yang lebih handal dan lebih efisien yang
5 dan 6;
2
4. Studi banding materi yang didapat selama perkuliahan dengan keadaan
datang.
Dalam penulisan Proposal Skripsi ini, penulis menitik beratkan pada hal – hal
berikut :
nozzle, sudu gerak, sudu pengarah, cakram turbin uap, poros, bantalan
1.5 Metodologi
berikut :
dan 4;
3
3. Melakukan diskusi dan bimbingan dengan pihak terkait dan dosen
pembimbing;
chart berikut :
Mulai a
Perhitungan :
Standard API 611
1. Perhitungan penurunan kalor total,
Tidak Dan API 612
2. Perhitungan massa uap,
3. Perhitungan jumlah tingkat,
4. Perhitungan kecepatan aliran,
5. Perhitungan kerugian energi, Ya
6. Perhitungan daya per tingkat,
7. Efisiensi turbin uap.
Perhitungan Keekonomian
- POT < Umur
Tidak - PI > 1
- IRR > MARR
Error < 2%
(efisiensi relatif turbin) Ya
Tidak P. Shlyakhin Steam
Turbine Pengembangan Proyek
Ya Selesai
4
1.6 Sistematika Penulisan
I. PENDAHULUAN
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik dan energi kinetik itu selanjutnya diubah menjadi energi
mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan
Tergantung pada jenis mekanisme yang digerakkan, turbin uap dapat digunakan
pada berbagai bidang industri, untuk pembangkit listrik, dan untuk transportasi.
dihasilkan oleh boiler dengan tingkat keadaan uap tertentu, kemudian uap dialirkan
ke dalam nozzle dengan maksud mengubah energi potensial menjadi energi kinetik.
dipasang mengelilingi cakram (wheel) dan poros turbin menjadi satu kesatuan yang
disebut sebagai rotor turbin. Perubahan kecepatan uap akibat menumbuk sudu
jalan, menimbulkan momentum sudu jalan yang dilanjutkan mendorong sudu jalan
6
sehingga memutar cakram pada poros turbin. Sesaat setelah uap menumbuk sudu
serendah mungkin, maka sudu jalan turbin dipasang lebih dari satu baris, sehingga
uap meninggalkan baris pertama sudu jalan, arah kecepatan harus diubah dahulu
sebelum memasuki baris kedua sudu jalan melalui sudu tetap dengan arah
jalan lebih dari satu baris adalah supaya kecepatan putaran turbin tinggi terutama
pada konstruksinya, proses penurunan kalor, kondisi – kondisi awal dan akhir uap
berikut :
Pada turbin ini terjadi penurunan tekanan hanya satu kali, karena hanya
terdapat satu buah sudu jalan, maka setelah aup masuk melalui nozzle
7
pada umumnya dipakai untuk menggerakkan pompa, kompresor
Pada turbin ini terjadi penurunan tekanan dan kecepatan uap secara
turbin jenis ini dibuat dalam jangka kapasitas yang luas mulai dari yang
a. Turbin implus
Turbin implus adalah turbin yang proses ekspansi uap hanya terjadi
pada nozzle atau sudu antar saja. Jadi dalam hal ini diharapkan tidak
b. Turbin reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang proses ekspansi uap tidak saja terjadi
pada nozzle atau sudu antar, tetapi juga terjadi pada sudu jalan sehingga
8
2.2.3 Berdasarkan arah aliran uap
Berdasarkan arah aliran uap nya, maka turbin uap dibagi menjadi :
a. Turbin axial
Turbin axial yaitu turbin yang arah aliran uapnya dibuat sejajar terhadap
sumbu turbin;
b. Turbin radial
Turbin radial yaitu turbin yang arah aliran uapnya dibuat tegak lurus
menjadi:
yang dibutuhkan);
pertama juga langsung dialirkan ketingkat dua atau tingkat tiga bahkan
9
2.2.5 Berdasarkan proses penurunan kalor
sebagai berikut :
menggunakan kondesor;
Turbin tekanan lawan yaitu turbin yang uap keluarnya masih digunakan
Berdasarkan tekanan uap pada sisi masuk turbin, maka turbin uap dibagi
menjadi :
Turbin yang memakai uap pada tekanan 1,2 atm sampai 2 atm;
10
Turbin yang memakai uap pada tekanan 170 atm atau lebih dan
Turbin yang menggunakan uap pada tekanan 255 atm atau lebih.
Turbin uap terdiri dari beberapa komponen yang memiliki fungsi masing –
1. Sudu-sudu turbin
Sudu turbin memiliki fungsi sebagai pengubah energi kinetiik dari uap
11
2. Nozzle
(casing) dan menahan gaya radial. Bantalan ini dipasang pada rumah
bearing pada sisi uap masuk (outboard bearing) dan dipasang pada
Bantalan ini berfungsi untuk menahan gaya dorong (axial) pada poros
dan uap keluar pada salah satu sisi roda jalan. Sehingga tidak terjadi
pergeseran atau singgungan antara sudu jalan (moving blade) dan sudu
12
tetap (stationery blade) saat turbin beroperasi. Bantalan dorong ini
Carbon ring ini terpasang antara rumah turbin dan poros turbin
dan kondensat dari ujung rumah turbin sehingga panas uap tidak
13
10. Governor valve
Overspeed trip terletak di ujung poros bagian sisi uap masuk yang
akibat pukulan trip pin plunger, sehingga tidak ada aliran uap yang
Trip valve dan governor valve berada dalam satu ruang yang biasa
disebut steam chest yang terpasang pada sisi uap masuk sebelum uap
14. Coupling
14
15. Katup pengaman (safety valve)
merusak dan membuat steam macet atau putaran turbin tidak stabil
(hunting);
Gelas duga adalah alat memantau jumlah minyak pelumas yang berada
operasi turbin uap serta untuk kelancaran operasi dari turbin uap itu sendiri, berikut
1. Sistem Pelumasan
harus dipilih suatu sistem yang sesuai dengan beban yang diterima oleh
15
2. Sistem Pengaman dan Kontrol
beroperasi.
Dalam memilih jenis turbin uap yang akan dirancamg perlu mengetahui
berbagai macam kondisi yang akan dihadapi oleh turbin uap tersebut. Faktor -
faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan turbin uap antara lain : daya yang
dibutuhkan, putaran yang dibutuhkan, tekanan dan suhu yang akan dihadapi.
saja sedangkan bagian sudu gerak tidak terjadi ekspansi. Turbin jenis
ini cocok untuk menghadapi tekanan uap yang tinggi dan dapat
sangat tinggi pada nozzle. Turbin ini juga memiliki efisiensi rendah dan
turbin reaksi, uap akan diekspansikan pada bagian nozzle dan sudu
16
gerak tersebut. Sehingga penurunan kalor (ekspansi uap) dilakukan
tinggi dan daya besar. Tetapi apabila menangani uap tekanan tinggi
konstruksi dari turbin akan sangat panjang dan menjadi kurang efisien
bertekanan tinggi dengan efisien. Saat uap masih tekanan tinggi akan
efisiensi tinggi dan konstruksi tidak terlalu besar serta biaya pembuatan
pompa dan lain – lain. Turbin uap memiliki keunggulan yaitu sebegai berikut :
1. Mekanik
17
Dapat merubah sebagian besar energi panas yang tersedia menjadi
kerja mekanis;
gigi;
2. Operasional
yang mudah;
relatif rendah;
18
2.5 Siklus Tenaga Uap
Turbin uap termasuk dalam bagian dari siklus tenaga uap (vapor power
cycles) atau mesin yang bekerja menggunakan media uap yang bertekanan. Untuk
penulisan ini uap dihasilkan dari air yang dipanaskan pada suhu tertentu sehingga
berikut:
1. Boiler
panas ini digunakan untuk memanaskan air dalam boiler agar berubah
menjadi uap. Uap ini dapat berupa uap jenuh (saturated) ataupun uap
2. Turbin uap
Uap bertekanan dari boiler keluar menuju turbin uap dan mendorong
tersebut. Uap yang bekerja didalam turbin ini diharapkan selalu dalam
19
3. Kondensor
4. Pompa
uap atau siklus rankine sebagaimana digambarkan pada gambar 2. dibawah ini :
20
Gambar 2.3 Diagram T-S Siklus Rankine 1:553)
Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa siklus rankine terbagi menjadi
a. Kerja pompa
𝑊𝑝 = ℎ2 − ℎ1 = 𝑣 (𝑝2 − 𝑝1 ) .........................................................(2.1)
𝑄𝑖𝑛 = ℎ3 − ℎ2 ................................................................................(2.2)
c. Kerja turbin
𝑊𝑇 = ℎ3 − ℎ4 .................................................................................(2.3)
21
d. Pelepasan kalor pada kondensor
𝑄𝑜𝑢𝑡 = ℎ4 − ℎ1 ...............................................................................(2.4)
parameter – parameter awal yang dibutuhkan dalam perencanaan turbin uap yaitu
sebagai berikut :
digerakkan.
4. Putaran beban.
Dalam perencanaan dan perancangan turbin uap perlu diketahui tekanan dan
temperatur uap masuk turbin dan keluar turbin. Tekanan dan temperatur tersebut
ditentukan berdasarkan kebutuhan daya yang harus dibangkitkan oleh turbin uap
tersebut dan juga disesuaikan berdasarkan dengan kebutuhan unit setelah turbin
uap. Selain itu pemilihan turbin uap juga disesuaikan dengan konndisi uap yang
22
2.7 Perhitungan Daya Beban dan Daya Turbin Uap
Perhitungan daya beban dan daya pada turbin uap perlu dilakukan sebelum
Beban yang di handle oleh turbin uap adalah generator listrik, maka dalam
suatu proses pembebanan listrik bolak – balik ada unsur yang terpakai dalam proses
1. Daya keluar atau daya nyata (𝑉. 𝐼 𝑐𝑜𝑠Φ) yang diukur dengan MW
Dikatakan daya nyata, karena besaran inilah yang dipakai dalam proses
konversi daya.
suatu proses konversi daya, tetapi adalah suatu kebutuhan yang harus
dilayani.
Dari penjelasan diatas, maka daya harus disuplay oleh turbin uap ke
generator harus dapat memenuhi kebutuhan daya nyata dan daya reaktif. Diagram
pada gambah dibawah ini menggambarkan daya yang bekerja pada generator listrik.
23
Gambar 2.4 Diagram Daya yang Harus Disuplay Turbin Uap ke Generator
generator adalah daya semu (MVA) dan daya nominal generator adalah daya nyata
atau daya efektif (MW). Maka besarnya daya semu generator dapat ditentukan
dimana besarnya cos 𝜑 adalah 0,6 – 0,9 sesuai dengan spesifikasi generator
yang terpasang.
Dalam proses menghasilkan daya turbin dibagi menjadi dua yaitu daya
Daya efektif turbin atau daya poros turbin adalah daya yang dipindahkan oleh
rotor sehingga menjadi kerja mekanis pada poros turbin. Besarnya daya netto
berikut : 6:72)
𝑃𝑔
𝑁𝑒 = ...............................................................................(2.7)
𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 .𝜂𝑔
24
dimana besarnya efisiensi transmisi (𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠) menggunakan roda gigi adalah
Daya indikator turbin atau sering disebut daya teoritis turbin atau daya dalam
turbin adalah daya yang dihasilkan uap ketika berekspansi didalam rotor
turbin : 6:72)
𝑁𝑒
𝑁𝑖 = .........................................................................................(2.8)
𝜂𝑚
Dimana untuk efisiensi mekanis turbin adalah 90% - 99% atau dapat
25
2.8 Penurunan Kalor Total
Pada proses ekspansi uap didalam turbin ada beberapa proses penurunan kalor
pada katup pengatur dan pemipaan buang. Penurunan kalor total turbin teoritis
Dimana :
𝑠2 −𝑠𝑓2
𝑥= ......................................................................................... (2.11)
𝑠𝑓𝑔2
2.8.3 Penurunan Kalor dengan Kerugian Katup Pengatur dan Pipa Buang
𝐻𝑜 ′ = 𝑖𝑜 ′ − 𝑖1.......................................................................................... (2.13)
26
2.8.4 Penurunan Kalor yang Dimanfaatkan dalam Turbin
Dimana :
𝜂𝑟𝑒
𝜂𝑜𝑖 = .................................................................................................. (2.15)
𝜂𝑚
Bila terdapat ekstraksi didalam turbin, maka besarnya massa uap total yang
𝐺𝑜 = 𝐺 + 𝐺𝑒 ........................................................................................... (2.17)
27
2.10 Perhitungan Jumlah Tingkat
Jumlah tingkat dari suatu turbin uap didapat dari besarnya penurunan kalor
yang bisa bekerja ditiap-tiap tingkat. Perlu ditentukan jumalh tingkat turbin uap
𝑌 .(1+𝛼) .𝐻0 ′
𝑢2 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = ............................................................... (2.18)
𝑧
Bila u/c1 sama dengan x1 maka besarnya nilai dari xrata-rata dihitung
dibawah ini :
Gambar 2.8 Grafik Hubungan Koefisien Karakteristik dan Efisiensi Dalam 6:93)
28
Sedangkan untuk menghitung besarnya penurunan kalor rata-rata tiap
𝑢2 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐻𝑠𝑡 = .................................................................... (2.20)
8378 .𝜑2 .𝑥 2 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Analisa kecepatan aliran uap yang melewati sudu-sudu turbin uap dapat
Impuls6:33)
kecepatan keliling, dan kecepatan relatif uap disisi masuk maupun keluar turbin.
29
2.11.1 Kecepatan Absolut Teoritis Keluar Nozzle
2𝑔
𝑐1 𝑡 = √ 𝐴 𝑥 (𝑖𝑜 − 𝑖1 𝑡) atau
Koefisien – koefisien 91,5 diperoleh dari hasil subtitusi g = 9,81 m/s2 dan
1
𝐴= dan besarnya penurunan kalor tingkat turbin (ho) adalah 20-60 kkal/kg 6:25)
427
dimana besarnya koefisien kecepatan keluar nossel adalah 0,91 – 0,98 6:25)
𝜋𝑥𝑑𝑥𝑛
𝑢= ..................................................................................... (2.24)
60
𝑢
𝑢 = (𝑐 ) 𝑐1 ..................................................................................... (2.25)
1
30
Gambar 2.10 Penampang Turbin Impuls dengan Dua Tingkat Kecepatan6:80)
𝑢
dimana besarnya perbandingan (𝑐 ) adalah 0,1 – 0,6 untuk cakram satu baris
1
31
2.11.4 Diameter Rata-Rata
sebagai berikut
60 𝑥 𝑢
𝑑= ........................................................................................ (2.26)
𝜋𝑥𝑛
Keterangan :
Besarnya kecepatan uap relatif masuk sudu gerak baris pertama dapat
dimana besarnya sudut 𝛼1 adalah 14˚ - 20˚ untuk cakram satu baris dan 16˚ - 22 ˚
𝑐1 𝑢 = 𝑐1 𝑐𝑜𝑠𝛼1..................................................................................... (2.28)
𝑤1 𝑢 = 𝑐1 𝑢 − 𝑢 .................................................................................... (2.29)
Sehingga besarnya sudut uap relatif masuk sudu gerak (𝛽1 ) dapat ditentukan
Sudut uap relatif keluar sudu gerak (𝛽2) besarnya adalah 2˚ - 10˚ lebih kecil
32
2.11.5 Kecepatan Relatif Keluar Sudu Gerak
𝑤2 = 𝜓 . 𝑤1 ......................................................................................... (2.31)
dimana besarnya koefisien kecepatan sudu gerak (𝜓) dapat ditentukan berdasarkan
𝑐2 𝑢 = 𝑤1 𝑢 − 𝑢 .................................................................................... (2.34)
33
Sehingga besarnya sudut uap absolut keluar sudu gerak (𝛼1 ) dapat
Besarnya efisiensi relatif sudu untuk nilai u/c optimum yang dihitung
2 .𝑢 .(𝑐1 𝑢−𝑐2 𝑢)
𝜂𝑢 = 2 ................................................................................ (2.36)
𝑐1𝑡
Didalam konversi energi dari uap kedalam sudu gerak terdapat rugi – rugi
gesekan cakram tiap tingkat, dimana untuk menghitung kerugian daya akibat
𝑢3
𝑁𝑔𝑒.𝑎 = 𝜆 . [1,07. 𝑑2 + 0,61. 𝑧. (1 − 𝜀). 𝑑. 𝑙1 0,5 ]. . 𝛾 ..................... (2.37)
106
Keterangan :
d = Diameter rata-rata, m
34
204 .𝑔 .𝑁𝑔𝑒.𝑎
𝜁𝑔𝑒.𝑎 = ................................................................................ (2.38)
𝐺 .𝑐1𝑡 2
Ketika uap berekspansi dari tingkat satu ke tingkat berikutnya, uap tidak
semuanya diteruskan melainkan ada yang masuk ke dalam ruangan perapat labirin.
Untuk menentukan besarnya kebocoran pada perapat labirin terlebih dahulu harus
𝑓𝑠 = 𝜋 . 𝑑𝑠 . 𝑠 ........................................................................................ (2.40)
Keterangan :
ds = Diameter poros, cm
4 𝑁
= 12 . √ 𝑛𝑖 ........................................................................................ (2.41)
0,85 . 𝑃𝑜
𝑃𝑘𝑟 = ........................................................................................ (2.42)
√𝑧+1,5
𝑔.(𝑃𝑜2 −𝑃12 )
𝐺𝑘𝑒𝑏𝑜𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 = 100 . 𝑓𝑠 . √ ........................................................ (2.43)
𝑧.𝑃𝑜 .𝜐𝑜
35
𝑔 𝑃𝑜
𝐺𝑘𝑒𝑏𝑜𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 = 100 . 𝑓𝑠 . √𝑧+1,5 𝑥 ...................................................... (2.44)
𝜐𝑜
Bila Pkr < P1, maka untuk menghitung besarnya massa kebocoran
menggunakan persamaan 2.43. Sedangkan, Bila Pkr > P1, maka untuk menghitung
𝐺0 𝛿𝑟
𝛿𝑟
Pada praktek aktualnya turbin uap memiliki pertambahan energi kalor yang
dibutuhkan untuk melakukan kerja mekanis dibandingkan dengan nilai teoritis yang
energi kalor tersebut dinamakan kerugian energi pada turbin. Pada suatu tingkat
turbin, jumlah penurunan kalor yang benar-benar dikonversi menjadi kerja mekanis
pada poros turbin adalah lebih kecil daripada nilai-nilai yang dihitung untuk tingkat
turbin yang ideal. Semua kerugian yang timbul pada turbin aktual dapat dibagi
36
2.12.1 Kerugian pada Katup Pengatur
Aliran uap melalui katup – katup penutup dan pengatur disertai kerugian
energi pada katup pengatur. Jika tekanan uap masuk P0 maka akan terjadi
lebar dapat diandaikan sebesar 5% dari tekanan uao segar P0. Penurunan tekanan
Keterangan :
Kerugian – kerugian yang terjadi pada katup pengatur dapat dilihat pada
gambar berikut :
37
Gambar 2.14 Proses Ekspansi Uap Melalui Mekanis Pengaturan5:62)
Keterangan :
H0 = Penurunan kalor
38
2.12.2 Kerugian pada Nozzle
laluan nozzle atau sudu pengarah adalah disebabkan akibat adanya kerugian energi
uap sebelum masuk nozzle, tahanan gesekan dinding – dinding nozzle, gesekan
pada olakan (kerugian olakan) dan kerugian-kerugian pada dinding atas dan bawah
sudu (nozzle). Kerugian energi kalor pada nozzle dapat ditentukan dengan
(𝐶1𝑡 )2 −(𝐶1 )2
ℎ𝑛 = (kkal/kg) ................................................................... (2.48)
8378
Keterangan :
39
2.12.3 Kerugian pada Sudu Gerak
Kerugian pada sudu gerak disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
kerugian akibat olakan pada ujung belakang sudu, kerugian akibat tubrukan,
kerugian akibat kebocoran uap melalui ruang melingkar, kerugian akibat gesekan,
Kerugian gesekan terjadi diantara cakram turbin yang berputar dan uap yang
percepatan partikel – partikel uap ini akan dikonversikan menjadi kalor, sehingga
Keterangan :
Nge = Daya yang hilang dalam mengatasi gesekan dan ventilasi (Kw)
860 𝑥 𝑁𝑒
𝐺 = 3600 𝑥 𝐻 ........................................................... (2.51)
𝑜 𝑥 𝜂𝑜𝑖 𝑥 𝜂𝑚 𝑥 𝜂𝑔
40
Nilai Nge.a dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut :5:66)
Keterangan :
𝛽 = Koefisien cakram
beroperasi pada kondisi-kondisi pada mana uap dalam keadaan basah yang
menyebabkan terbentuknya tetesan air yang halus. Tetesan air ini oleh pengaruh
gaya sentrifugal akan terlempar kearah periperi (keliling). Pada saat yang
bersamaan, tetesan air ini menerima gaya percepatan dari partiket-partiket uap
searah dengan aliran. Jadi sebagian energi kinetik uap yang mengalir akan hilang
sudu gerak mengalami gaya tumbukan yang diakibatkan oleh tumbukan tetesan air
pada bagian belakangnya. Tumbukan tetesan air ini akan mempengaruhi kerja sudu
gerak dan mengakibatakan erosi pada ujung – ujung sudu bagian belakang. Bagian
41
uap yang selama proses ekspansi berlangsung berkondensasi menjadi tetesan air
yang halus pada dasarnya akan menentukan kerugian yang disebabkan oleh
Keterangan :
Masing – masing tingkat turbin harus memiliki daya yang berbeda – beda,
maka untuk menghitungan daya turbin per tingkat meliputi daya teoritis turbin,
427.𝐺 .ℎ𝑜
𝑁𝑜 = (kw) .............................................................................. (2.55)
102
42
2.13.2 Daya yang dibangkitkan cakram
427 . 𝐺 . ℎ𝑢
𝑁𝑢 = (kw) ......................................................................... (2.56)
102
dimana :
ℎ𝑜 −ℎ𝑢
𝜂𝑢′ = ........................................................................................ (2.58)
ℎ𝑜
427 . 𝐺 . ℎ𝑖
𝑁𝑖 = .................................................................................... (2.59)
102
𝑖1 = 𝑖𝑜 − ℎ𝑖 ....................................................................................... (2.60)
43
2.14 Desain dan Konstruksi Komponen-Komponen Utama Turbin Uap
2.14.1 Nozzle
Nozzle merupakan salah satu komponen penting dalam turbin uap yang
berfungsi untuk mengkonversikan energi potensial uap menjadi energi kinetik uap
yang bersangkutan.
44
1. Menentukan Tipe Nozzle
Untuk menentukan tipe nozzle, terbeih dahulu menentukan tekanan kritis dan
kecepatan kritis.
Bila P1 > Pkr maka digunakan nozzle konvergen, sedangkan apabila P1 <
Ukuran nozzle terdiri dari luas penampang leher nozzle, luas penampang sisi
45
Keterangan :
Dengan menggunakan tabel uap maka volume spesifik uap pada sisi masuk
Keterangan :
𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠
𝜀 = ....................................................................... (2.64)
𝜋 𝑥 𝑑 𝑥 𝑙𝑛 𝑥 sin 𝛼1
Keterangan :
46
penampang setiap nozzle dapat ditentukan menggunakan persamaan sebagai
berikut : 6:92)
𝑓𝑚𝑖𝑛
𝑓𝑚𝑖𝑛 = (m2) ............................................................................. (2.65)
𝑧𝑛
Keterangan :
𝑧𝑛 = Jumlah nozzle
sama dengan tinggi pada bagian sisi keluar. Dengan demikian lebar nozzle
berikut : 6:92)
Maka,
𝑓𝑚𝑖𝑛
𝑎𝑚𝑖𝑛 = .................................................................................. (2.67)
𝑙𝑛 𝑥 𝑧𝑛
Keterangan :
Untuk menghitung lebar penampang sisi keluar nozzle (𝛼1 ) dapat dihitung
𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑎1 = (m2) .............................................................................. (2.68)
𝑙𝑛 𝑥 𝑧𝑛
47
𝑎1 − 𝑎𝑚𝑖𝑛
𝑙𝑛𝑑𝑖𝑣 = 𝛾 (cm) .......................................................................... (2.69)
2 𝑥 tan( )
2
Keterangan :
𝜀.𝜋.𝑑
𝑧𝑛 = .................................................................................................. (2.71)
𝑡𝑛
48
2.14.2 Konstruksi Sudu Gerak
yang mengalir menjadi kerja mekanis pada poros turbin. Kerja yang dilakukan oleh
uap ditransmisikan pada poros melalui cakram yang terpasang sudu-sudu gerak.
Ukuran standar tertentu yang didasarkan pada lebar sudu sekarang ini diikuti
untuk menghindari konstruksi sudu yang beragam. Lebar sudu standar ini juga
dengan diameter 0,5 sampai 0,8 mm. Lebar sudu dipilih berdasarkan panjangnya,
umumnya lebih besar 0,1 kali panjangnya atau 12 sampai 14 mm. Untuk turbin
dengan kapasitas menengah dan besar lebar sudu berkisar antara 20 mm sampai 25
49
Gambar 2.19 Profil Sudu Gerak 6:286)
𝑏
𝑅1 = 𝑐𝑜𝑠𝛽 (mm) .................................................................... (2.72)
1 +𝑐𝑜𝑠𝛽𝑜
Keterangan :
𝜋𝑥𝑑
𝑧𝑠 = ......................................................................................... (2.74)
𝑡
50
4. Tinggi penampang sisi masuk sudu gerak
Untuk menghitung besarnya tinggi penampang sisi masuk sudu gerak pada
Sedangkan untuk menghitung tinggi penampang sisi keluar sudu gerak baris
terjadinya tegangan tarik konstan. Penampang yang paling berbahaya pada sudu
dengan penampang yang konstan adalah penampang pada akar sudu, karena
penampang tersebut diperlemah oleh adanya lubang paku keling dan lain – lain.
Dalam beberapa hal, penampang sudu dibuat lebih besar pada akarnya untuk
Untuk menghitung besarnya gaya sentrifugal yang terjadi pada sudu gerak
𝜋 2 𝑥𝑛2 𝑥𝜌 ′ 𝐹𝑠
𝜎= 𝑥 (𝑙𝑏2 𝑥𝑟+ 𝑥 𝑡𝑠 𝑥 𝑟𝑠 ) (kg/cm2) .............................. (2.77)
900𝑥𝑔 𝐹𝑜
Keterangan :
51
′
𝑙𝑏2 = Tinggi sudu gerak baris kedua (cm)
𝑙1′
=𝑟+ ..................................................................................... (2.78)
2
Gaya yang bekerja akibat tekanan uap yang mengalir dapat ditentukan dengan
427 𝑥 𝐺 𝑥 ℎ𝑖
𝑃𝑢 = (kg) ........................................................................... (2.82)
𝜀𝑥𝑢𝑥𝑧
Keterangan :
52
4. Resultan gaya akibat tekanan uap
5. Momen bengkok
𝑃 𝑥 𝑙1′
𝑀𝑏 = .......................................................................................... (2.88)
2
6. Tegangan lentur
Syarat :
53
2.14.4 Cakram Turbin Uap
tereduksi akibat adanya gaya sentrifugal cakram dan sudu – sudu yang dipasang
penampang konstan sepanjang jari – jarinya atau dengan ketebalan yang terus
menipis ke arah kelilingnya. Berikut ini adalah macam – macam konstruksi cakram
Cakram konis
54
2. Tegangan pada bagian cakram yang paling tipis
Tegangan pada bagian cakram yang paling tipis pada jari – jari R dapat
Keterangan :
2.14.5 Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang digunakan untuk mengunci atau
menetapkan bagian – bagian mesin seperti roda gigi, kopling, cakram dan lain –
lain pada poros. Momen diteruskan dari poros ke naf dari naf ke poros.
55
Pasak yang digunakan dalam perancangan ini adalah pasak benam. Pasak
benam memiliki bentuk penampang segi empat dimana terdapat bentuk prismatik
persamaan berikut :
𝑑𝑠
Lebar (w) = ....................................................................................... (2.92)
4
2
Tebal (t) = 𝑥 𝑤 ................................................................................. (2.93)
3
berikut : 7:8)
𝜎𝑏
𝜏𝑎 = (kg/mm2) ......................................................................... (2.96)
𝑠𝑓1 𝑥𝑠𝑓2
56
Keterangan :
kg/mm2 untuk poros dengan diameter besar dan setengah dari nilai – nilai
sebelumnya untuk poros putaran tinggi. Ketentuan b/ds = 0,25 sampai 0,35 dan l/ds
sebagai penghubung yang memindahkan daya dan putaran turbin serta menahan
beban yang ada pada poros tersebut. Gaya – gaya yang bekerja pada poros turbin
Gaya – gaya lentur akibat berat cakram – cakram dan sudu – sudu;
57
Gaya – gaya puntir yang diakibatkan momen putar cakram yang
berputar;
1. Diameter poros
Keterangan :
Kt = Faktor pembebanan sebesar 1,5 sampai 3,0 untuk beban torsi dengan
Sedangkan untuk tegangan geser yang terjadi pada poros dapat ditentukan
58
Besarnya defleksi puntiran yang baik dibatasi kurang dari 0,25° ÷ 0,3°.
berikut :
𝑇𝑥𝑙
𝜃 = 584 𝑥 ................................................................................ (2.101)
𝐺 𝑥 𝑑𝑠4
Putaran kritis adalah suatu keadan dimana kecepatan putar poros sama
dengan frekuensi pribadinya. Putaran kritis dapat berada diatas atau dibawah
putaran kerja. Poros – poros turbin yang memiliki putaran kritis yang lebih rendah
dari putaran operasinya sering disebut sebagai poros fleksibel, dan poros – poros
yang memiliki putaran kritis diatas putaran operasinya disebut poros tegar. Untuk
terjadi pada poros. Pembebanan yang dimaksud adalah pembebanan statis berat
59
1. Berat sudu gerak tiap baris
𝑊𝑠 = 𝜌 𝑥 𝐴 𝑥 𝑙 𝑥 𝑧 .................................................................................. (2.102)
Keterangan :
𝜐𝑠
A = = Luas penampang sudu gerak tiap baris
𝐶
𝜐𝑠 = 𝐺 𝑥 𝜐𝑏 (m3/s)
𝑦+𝑦1
𝑊𝑠 = 𝜌 𝑥 𝜋 𝑥 [(𝑅 2 − 𝑟22 )𝑥𝑦0 + (𝑟22 − 𝑟12 ) − ( ) + 𝑟12 𝑥𝑦0 ] ............ (2.103)
2
Dalam penentuan putaran kritis, gaya yang dihitungkan hanyalah gaya berat
dari massa berputar yang membebani poros dan berat poros dapat diabaikan apabila
berat poros tersebut lebih kecil dari pada berat yang membebaninya.
𝑑𝑠2 𝑙
𝑁𝑘𝑟 = 52700 𝑥 𝑥√𝑊 (rpm) ................................................ (2.107)
𝑙1 𝑥𝑙2 𝑐𝑟
60
Apabila dalam satu poros terdapat beberapa benda berputar pada poros,
𝑁𝑘𝑟1 , 𝑁𝑘𝑟2 , 𝑁𝑘𝑟3 , … . . , 𝑁𝑘𝑟3 dari masing – masing benda tersebut seolah
– olah berada sendiri pada poros. Maka putaran kritis dapat dihitung
2.14.8 Bantalan
sehingga putaran atau gerak bolak – baliknya dapat berlangsung secara halus, aman,
dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnnya bekerja dengan baik. Apabila bantalan tidak berfungsi
dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak bekerja dengan
suatu gedung. Bantalan yang dipakai pada rancangan ini adalah bantalan luncur.
b. Konstruksinya sederhana;
d. Tahan karat
61
Gambar 2.25 Bantalan Luncur 6:282)
1. Bantalan Radial
𝑙
antara panjang dan diameter bantalan untuk turbin uap adalah (𝑑) = 1,0 sampai
𝑙
2,0 6:110), atau besarnya (𝑑) dapat menggunakan persamaan berikut :
𝑙 1 𝜏
(𝑑) ≤ √(5,1) 𝑥 (𝑃𝑎 ) ..................................................................... (2.109)
𝑎
Untuk menghitung berat total yang harus ditumpu oleh bantalan dapat
62
Gaya tangensial yang terjadi pada poros
berikut :
2
𝐹𝑡 = √𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 + 𝐹𝑡2 (kg) .................................................................. (2.113)
2. Bantalan Aksial
𝑙
aksial besarnya (𝑑) adalah antara 0,7 sampai 1,2 untuk bantalan yang
1
𝐹𝑥( )
𝑙= √ 𝑏
............................................................................................. (2.114)
𝑝𝑥𝑧
Keterangan :
z = Banyaknya segmen
berikut :
63
𝑑1 +𝑑𝑠
𝑑𝑚 = .................................................................................... (2.115)
2
𝑊+𝑛
𝑑1 − 𝑑𝑠 = .............................................................................. (2.116)
𝐶
Keterangan :
Statot turbin mempunyai bentuk yang rumit, perhitungan yang tepat untuk
dinding silinder akan menjadi sangat sulit. Dengan mengabaikan pengaruh dinding
samping, rusuk – rusuk pengukuh, flens, variasi tekanan dan temperatur menurut
penjangnya dan lain – lain, maka dapat dimisalkan bahwa rumah turbin tersebut
berbentuk silinder. Tekanan yang diizinkan untuk besi cor 200 kg/cm2 dan untuk
baja 500 kg/cm2. Dalam hal ini gaya – gaya yang bekerja pada dinding stator dapat
64
Keterangan :
0,0509 𝑥 𝐺 𝑥 𝑣
𝑉= ......................................................................................... (2.121)
𝑑2
Keterangan :
Kecepatan uap yang mengalir pada flange dibatasi boleh melebihi 175 ft/s.
proyek investasi yang berisi apakah proyek tersebut layak diteruskan atau ditolak.
Tujuan utama dari suatu investasi adalah keuntungan oleh karena itu keputusan
beberapa alternatif proyek investasi yang memerlukan modal yang sama besar
dengan yang tersedia, maka harus diputuskan proyek investasi yang akan
diprioritaskan.
65
2.15.1 Perkiraan Harga Sekarang
nilai indeks dengan metode regresi linier maka harga pada tahun pembangunan
Harga total untuk keperluan pra rancang suatu proyek adalah dengan
adalah harga peralatan utama. Harga tersebut tergantung dari jenis dan ukuran
material. Penentuan harga dapat diperoleh dari data tahun sebelumnya. Unsur –
unsur yang termasuk dalam capital investment dan besarnya persentasi harga
66
Tabel 2.2 Estimation of Total Indirect Plant Cost 5:273)
No. Indirect Plant Cost (IPC) %
1. Engineering and Supervision 5 – 30 % PEC
2. Legal Expenses 1 – 3 % FCI
3. Contractor Fee and Construction 10 – 20 % FCI
4. Contingency 5 – 15 % FIC
Total Indirect Plant Cost 15 – 35 % FCI
keperluan proses produksi, meliputi : direct production cost, fixed changes dan
plant overhead costs. Adapun unsur – unsur yang termasuk dalam Manufacturing
67
Tabel 2.5 Estimation of Total Production Cost 5:274)
No. General Expense %
1. Administration 2 – 5 % TPC
2. Research and Development 2 – 5 % TPC
3. Distribusi and Marketing 2 – 20 % TPC
Total General Expenses (GE) 15 – 25 % TPC
Maanufacturing Cost M + GE
dibedakan menajadi keuntungan kotor (gross earning) dan keuntungan bersih yang
beberpa metode yaitu : Pay Out Time (POT), Net Present Value (NPV), Profitable
proyek, untuk industri migas berkisar 5 sampai 10 tahun. Diharapkan harga POT
sekecil mungkin, karena semakin kecil harga POT maka semakin menguntungkan.
𝐹𝐶
𝑃𝑂𝑇 = ............................................................................................... (2.123)
𝑃
Keterangan :
68
Fc = Total modal tetap
tahun sekarang. Menghitung nilai NPV dilakukan menggunakan bantuan tabel cash
flow. Proyeksi nilai sekarang atau present value, memperkirakan nilai sekarang dari
nilai yang akan datang dengan tingkat suku bunga tertentu serta periode tertentu,
Keterangan :
I = Interest %
n = Jumlah tahun
Berdasarkan tabel cast flow maka dapat dilakukan perhitungan nilai NPV
IRR adalah besarnya tingkat bunga yang menjadikan biaya pengeluaran dan
sedangkan harga IRR dihitung pada bunga bank berapa harga NPV selama umur
proyek = 0. Jika IRR > dari suku bunga komersial yang diharapkan atau suku bunga
69
bank, maka proyek dianggap menguntungkan dan layak untuk dijalankan.
laba per satuan nilai investasi. PI dapat digunakan untuk membandingkan secara
langsung menarik atau tidaknya suatu usulan proyek. Jika PI > 1 maka proyek
diterima dan apabila PI < 1 maka proyek ditolak. Perhitungan nilai PI dapat
dilakukan dengan bantuan tabel cash flow dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
𝑃𝐼 = ........................................................................... (2.126)
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
70
DAFTAR PUSTAKA
71
Lampiran : Turbin Statis Beroperasi pada Tekanan 35 atm sampai 350 atm4:14)